Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Andai Esok Tak Pernah Datang
Suka
Favorit
Bagikan
7. Ternyata Begini Rasanya

FADE IN

46. INT/EXT. DALAM MOBIL - DEPAN RUMAH WAHYU - MALAM

Sarah turun duluan. Lea dan Lia melanjutkan perjalanan sekitar 200 meter lagi menuju rumah mereka. Suasana masih kaku. Lea masih marah. Akhirnya Lia menyapa.

LIA

Mbak.

LEA

Hmm.

LIA

Maaf ya kalau aku salah ngenalin Jason ke kamu. Ya aku sadar. Jodoh itu misteri. Mungkin emang Mas Yusuf jodohmu. Aku cuma bisa doain aja supaya kamu bahagia, dengan siapapun yang jadi suamimu. Maaf ya Mbak. Aku cuma terlalu khawatir, karena aku sayang banget sama kamu. Kamu saudara kandungku satu-satunya.

Lea tersentuh mendengar pernyataan adiknya. Ia beringsut mendekat dan memeluk Lia. Lia menangis sesenggukan, karena ia memang cengeng.

LEA

Aku juga minta maaf ya udah terlalu galak sama kamu. Udah lama banget kita nggak akrab lagi kayak gini. Mungkin hati aku terlàlu penuh prasangka sama kamu.

LIA

Aku kangen kita yang dulu.

LEA

Aku juga. Tapi kita nggak mungkin main boneka bareng lagi kan.

LIA

Ya nanti kita akan main boneka lagi, boneka hidup. Bayi-bayi kita (Lea tertawa).

LIA (CONT'D)

Maaf ya Mbak kalau Jason bikin kamu sebel. Kukira dia udah berubah.

LEA

Ya nggak papa sih. Tapi kenapa musti Jason?

LIA

Karena dia lihat Mbak di nikahan aku, dan dia bilang cintanya sama Mbak masih sama kayak dulu, waktu SMA.

LEA

Ya, nggak papa juga sih ada Jason. Kan aku nggak peduliin. Cuma aneh aja hidupku sekarang. Macam diteror sama Extra Terrestrial gitu.

LIA

Hah? Maksudnya ET? Hahaha bisa aja (Lea tertawa juga).

Mobil berhenti tepat di depan rumah. Lea yang membayar ongkosnya.

CUT TO:

47. INT. RUMAH WAHYU - MALAM

Sarah sudah berganti pakaian. Ia menyiapkan makanan untuk Lea. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih lima belas menit. CU: mi rebus pakai telur berhias beberapa cabai rawit, juga segelas matcha panas.

Terdengar suara sepeda motor dan klakson dari luar rumah. Tak lama Lea masuk.

SARAH

Kunci pager sama pintunya sekalian Le'.

LEA

Udaah bawel!

SARAH

(Menunjuk meja makan) Noh! Pas mateng. Lengkap dengan minuman...

LEA

Kandang cinta (sambil berjalan masuk menuju meja makan)

SARAH

Ciyeh yang lagi penuh cinta.

LEA

Entah kenapa hati gua lega sekarang, setelah sekian tahun gua dan Lia nggak saling terbuka. Sekarang Lia udah kembali.

SARAH

Lia atau elo?

LEA

Eh, gua ya? 

SARAH

Au ah. Udah ah gue masuk kamar duluan. Nggak kuat kalo ngikutin kalong kaya lo (Lea manggut-manggut sementara mulutnya penuh).

FADE OUT

FADE IN

48. INT. KANTOR LEA - RUANG KERJA LEA - SIANG

ESTABLISH: Gedung kantor. Lea keluar untuk makan siang bersama temannya (perempuan) di pujasera. Tiba-tiba terdengar suara knalpot berisik. Lea sadar itu motor Jason.

LEA

Waduh. Macem motornya si iti.

TEMAN LEA

Siapa Le'?

LEA

Nggak papa (sambil celingukan).

Tak lama Jason mengagetkannya dari belakang. Ia juga sedang istirahat untuk makan siang. Berbeda dengan gaya pakaiannya sehari-hari, kali ini ia tampak ganteng memakai pakaian kerja plus dasi.

JASON

Timun mas! Tak kusangka dinda timun ada di sini, ternyata kita memang berjodoh Timun mas.

LEA

(Kaget campur kesal) Heh! Timan timun timan timun! Lo mau gua panggil kembang kol? Aneh lo! Norak!

JASON

Loh kok kembang kol dinda?

LEA

Rambut lo tuh ngembang macem kembang kol! Udah sono pergi! Ngerusak selera makan gua aja lo! (Jason pun mundur melihat Lea melotot).

TEMAN LEA

(Tak berhenti terbahak sejak tadi) siapa sih Le', kocak banget. Kok manggil lo timun mas sih?

LEA

Tau tuh Extra Terrestrial. Manggilnya yang bagusan dikit kek, timun. Konotasinya nggak enak gitu loh.

TEMAN LEA

Hahaha konotasi apaan lo ngeres aja. Tapi ganteng kok. Kenapa nggak lo jadiin pacar?

LEA

Ye, gua udah nggak jomblo tau! Udah sebulanan dong jadi pacar orang.

TEMAN LEA

Oh ya? Mana? Liat dong gua.

Lea hendak menunjukkan foto mesranya dengan Yusuf, tapi ragu, takut dikomentari jelek. Lea pun memilah foto yang terlihat pantas lalu menunjukkannya. Namun reaksi temannya sungguh tak ia inginkan (berubah mimik wajah jadi serius).

TEMAN LEA

Ini Le'? Umur berapa? Kok kayak...

LEA

Kayak apa? Om-om maksud lo?

TEMAN LEA

Emm. Sorry to say ya Le'. Kenapa nggak sama si ganteng itu aja? Kayaknya lo lebih cocok. E tapi ya terserah lo sih, cinta kan nggak mandang usia.

LEA

(Sedikit cemas) gitu ya...

TEMAN LEA

Nggak papa juga sih kalo lo mantap. Betewe cowok lo duda ya?

LEA

Kok tau?

TEMAN LEA

Keliatan Le'.

LEA

Masa sih? Dari mananya?

TEMAN LEA

Ya pokoknya keliatan bedanya antara orang yang udah nikah sama belum (air muka Lea berubah cemas).

FADE OUT

FADE IN

49. INT. RUMAH WAHYU - KAMAR - MALAM

Lea mempercakapkan perihal tadi siang dengan Sarah di kamarnya.

SARAH

Kalo menurut gue, lo ikutin hati aja deh. Daripada gue kasih masukan begini begitu nanti nggak cocok buat lo.

LEA

Justru itu, hati gua galau. Di satu sisi, gua sayang banget sama Mas Yusuf, tapi di sisi lain gua juga resah sama orang-orang.

SARAH

Kan elo yang ngejalanin. Emang orang-orang bakal tanggung jawab kalo lo akhirnya salah pilih hanya karena kaum nyinyirable itu? Nih. Temen gue, temennya Yessi juga, lusa mau nikahin anak tirinya, and dia ngundangnya pede-pede aja tuh. Padahal anaknya beda dua tahunan doang sama dia. Kebayang dong bapaknya pegimane?

LEA

Iya sih. Ah. Nggak tau ah.

FADE OUT

FADE IN

50. INT. RUMAH SAKIT - RUANG RAWAT INAP - SIANG

Wahyu sudah diperbolehkan pulang. Tampak ia dan Harun membawa tas dan plastik. Mereka ngobrol sambil berjalan keluar.

HARUN

Ndak ada yang ketinggalan to?

WAHYU

Nggak. Saya yang nyetir ya Run. Nguber waktu. Ada kerjaan yang harus di-handle dari rumah.

HARUN

Lah mbok istirahat dulu to mas wong baru sembuh kok.

WAHYU

Nggak bisa Run. Ini aja udah ketunda dua hari. Maklum, masih kerja ikut orang.

CUT TO:

51. INT/EXT. DALAM MOBIL - PERJALANAN PULANG - SIANG

Wahyu menyetir, Harun duduk di sebelahnya. Ia mengendarai mobil dengan cepat tapi tetap halus. Hatinya memikirkan Lea.

WAHYU (VO)

Sarah bilang Mas Yusuf mau dateng lusa. Tahun baru Lea mau ke Solo. Bulan Februari mau di lamar, pertengahan tahun mau nikah. Huft. Berat rasanya mengikhlaskan. Aku harus bicara sama Lea.

Di tengah perjalanan ada seorang tukang buah yang menghalangi mobilnya. Wahyu memencet klakson tapi orang itu malah mengomel dan menyuruh Wahyu untuk menunggu. Wahyu keluar dengan emosi lalu meninju orang itu. Harun menyusul tapi terlambat.

WAHYU

(Berteriak) Minggir lo! Jangan cari mati di tengah jalan! 

FX: Suara pukulan.

Pedagang itu terjengkang lalu mengomel karena buah-buahannya berserakan (tidak rusak, hanya berserakan).

HARUN

Mas Mas Mas! Sabar Mas. Sabar. Sudah jangan emosi. Jenengan baru sehat Mas. (Kepada tukang buah) maaf pak, maafin kakak saya.

Wahyu menyesali perbuatannya. Ia membuang napas sambil memegangi kepala, mengeluarkan dompet, meminta maaf sambil menyerahkan lima lembar seratus ribuan lalu pergi Harun memaksa untuk membawa mobil. Wahyu menurut dan duduk di sampingnya.

PEDAGANG

(Senang sekali) Woaahh, sekali pukul dapat segini. (Menoleh ke arah mobil yang melaju sambil berteriak) Mas! Mbok saya ditonjok lagi to, tiga kali opo lima kali gitu lak yo bisa pulang kampung seminggu saya mas, hehe, hehehe.

CUT BACK TO:

52. INT. DALAM MOBIL - SIANG

HARUN

Mas. Jane ono opo to? Jangan bilang karena Mbak Lea.

WAHYU

Hmm... (Harun menghela napas sambil sedikit melirik).

FADE OUT

FADE IN

53. INT. RUANG KERJA LEA - SIANG

54. INT. RUMAH LEA - SIANG

INTERCUT: PERCAKAPAN TELEPON

LEA

Halo?

YUSUF

Nduk aku sudah di rumah ya. Ini lagi ngobrol sama Mama.

LEA

Yeay. Aku satu jam lagi pulang. Tunggu ya ayank bebeh.

YUSUF

Oke darling.

CUT TO:

55. EXT. HALAMAN RUMAH LEA - SIANG

Pukul lima sore Lea tiba di depan rumah menaiki ojek online. Ada Lidia dan Yusuf sedang mengobrol dengan tetangga. Lea lalu menghampiri.

LIDIA

Sana, temani Mas Yusuf dulu. Mama mau ke toko bentar. Ini lagi nunggu ojek.

LEA

Iya Ma. Hati-hati ya. Coba Mas Yusuf ke sininya bawa mobil.

LIDIA

Yo capek lah, enak naik pesawat kalo buat urusan sehari dua hari.

Lea menggandeng Yusuf masuk. Samar tapi jelas terdengar percakapan ibunya dengan tetangga.

TETANGGA

Lho saya kira itu calonnya Mbak Lidia, baru mau ngeledekin dapet brondong nih yee.

LIDIA

Ndak, wong nggo anake kok haha

LEA

(Menoleh dan berhenti sebentar) kamu denger nggak Mas? Emang kita nggak cocok ya jadi auami istri?

YUSUF

Cocok saja Nduk. Ndak usah dengerin omongan orang (Lea tersenyum getir).

Mereka masuk ke dalam, menutup pintu dan melepas rindu.

CUT TO:

56. INT. RUANG TAMU

Berpelukan, berciuman, bahkan lebih dari itu, Lea menyeret Yusuf ke kamarnya lalu mengunci pintunya dari dalam.

CUT TO:

57. INT. KAMAR LEA

Mereka melanjutkannya hingga hasrat tak terbendung lagi.

Mereka terduduk di tepi ranjang. Yusuf merebahkan Lea dan mengangkat kakinya ke atas ranjang. Mereka melakukannya lebih dalam lagi. Lea yang belum pernah merasakan sensasi seperti itu meracau dan merintih tak karuan, membuat Yusuf semakin kehilangan kendali.

Mereka mencapai puncaknya dengan tetap berpakaian lengkap. Yusuf bergegas ke kamar mandi.

CUT TO:

58. KAMAR MANDI RUMAH LEA

Lea mengikuti dari belakang dan melarang Yusuf menutup pintu, hingga Yusuf melucuti pakaiannya. Ia pun menonton Yusuf mandi.

LEA

Mas. Kita nikah yuk.

YUSUF

Iya Nduk. Kan memang mau nikah tahun depan.

LEA

Tapi dipercepat aja nggak usah nungguin pertengahan tahun.

YUSUF

Ayuk. Tahun baru jadi ke Salatiga kan?

LEA

Jadilah. Tapi deg-degan.

YUSUF

Yo ndak usah deg-degan to Nduk. Kan mau jadi keluarga (Lea tersenyum).

LEA

Mas 

YUSUF

Hmm.

LEA

Enak banget hhee. Ternyata begini ya rasanya.

YUSUF

Nanti kalau sudah nikah akan kubuat lebih enak lagi Nduk (Lea tersenyum nakal).

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar