Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
44. INT. RUMAH SAKIT - RUANG RAWAT INAP - MALAM
ESTABLISH: Gedung RS.
Wahyu berbaring di ranjang RS. Di tangan kanan terpasang selang infus. Suster memeriksa cairan infus dan mengingatkan untuk minum obat. Sarah duduk di samping ranjang sambil mengirim chat pada Lea. Lea masuk bersama Jason dengan gaya tengilnya.
SARAH
Loh. Kok lo bisa sama si brondong?
LEA
Nemu yang ada aja. (Kepada Wahyu) gimana Mas? Kok bisa kayak gini lagi?
WAHYU
(Tersenyum lemah) Nggak papa Lea. Udah baikan.
SARAH
Tadi mah udah kaya mayat hidup, putih, dingin. Sekarang mendingan udah tenang dia.
Lia dan Harun memasuki ruangan dengan tergopoh-gopoh.
LIA
Gimana keadaannya?
SARAH
Nggak apa-apa kok. Ini udah mendingan.
Lidia menelepon Lia melalui video call. Layar ponsel langsung diarahkan ke Wahyu.
LIDIA
Bagaimana kamu Le? Kok yo enek wae to.
WAHYU
Nggak papa Bulik. Kecapekan aja paling.
LIDIA
Lha terus siapa yang mau nemenin di sana?
HARUN
(Melongok ke layar ponsel) saya saja Ma. Nanti Mbak Lea biar nemani Mbak Sarah. Mama sama Lia ya.
LIDIA
Gitu? Yo wis, bener. Hati2. Mama tunggu kabarnya. Wis yo (mengakhiri panggilan).
HARUN
Mbak Sarah tadi ke sini bawa mobil ndak?
SARAH
Nggaklah, gue kan nggak bisa nyetir. Naik taksi online.
HARUN
Ooh. Ya sudah, bagus. Kalok gitu pulangnya naik taksi online lagi saja. (Kepada Lia) mobil biar di sini ya Dek?
LIA
Iya Mas. (Kepada Sarah) ayo Mbak, kita pulang. (Kepada Lea) Mbak Lea mau ikut Jason apa sama kita?
LEA
Sama lo lah. Ngapain ikut dia (melirik Jason)
JASON
Nggak papa Timun mas. Kanda siap mengantar sampai depan pintu (semua tertawa kecuali Lea).
SARAH
Timun mas? Haha kocak ni bocah.
LIA
Kamu itu, bisa aja Jas.
JASON
Hehe. Ya udah, kalo gitu kakanda pamit pulang ya Timun mas. Hati-hati... (ucapannya terhenti karena Lea memelototinya). E, eh, iya, iya. Timun mas murka. (Kepada Wahyu) Mas cepat sembuh ya, saya pulang dulu. Mari Mas, Mbak, Lia, Timun mas.
Wahyu mengangkat tangan sambil mengangguk dan tersenyum. Jason keluar sambil mengerling ke arah Lea. Lea mengepalkan tinjunya, Jason pura-pura takut lalu kabur.
LEA
Biar gua yang pesen taksi ya (sambil menatap layar ponsel).
SARAH
Iya. (Kepada Harun) ini, Harun nggak papa jagain Wahyu? Besok resto gimana?
LIA
Ada aku Mbak. Tenang aja. Mas Harun biar nemenin Mas Wahyu sampe sembuh. Resto aku yang handle.
SARAH
Eis, udah jago nih asisten (sambil melirik Harun).
HARUN
Wee lha, sejak jaman kuliah kan Lia sudah saya latih menjadi seorang bisnis woman.
SARAH
Oh, jadi cinta bersemi di resto bakso nih ceritanya hehe?
HARUN
Iya. Waktu itu ada cewek cantik makan di tempat saya bareng teman-temannya. Lha kok besoknya datang lagi. Besoknya datang lagi. Terus datang sampek seminggu. Duduknya di situ-situ terus ndak ganti-ganti. Tak tembak saja, lha kok langsung mau.
SARAH
Hahaa, biar makan bakso gratis itu maksudnya.
LIA
Haha, awalnya gitu Mbak. Eh ternyata jodoh.
LEA
Ya udah, gua udah dapet nih sopirnya. Dua menit. Kita tunggu di bawah yuk.
SARAH
Iya. (Kepada Wahyu) gue pulang dulu ya Bek (sambil mengusap pipi Wahyu. Cepet sehat. Kalo ada perlu apa-apa WA aja. Besok gue ke sini lagi.
WAHYU
(Agak lemah) nggak usahlah. Lo kan lagi hamil. Nggak baik bolak balik rumah sakit. Banyak virus.
LEA
Biar gua aja yang mampir, sekalian mau berangkat gawe.
WAHYU
Nggak usah. Nggak ada yang ketinggalan kok. Udah pulang aja keburu malem.
LEA
Ya udah, kita pulang dulu ya. mas. Cepet sembuh Mas (Wahyu tersenyum. Sarah, Lea dan Lia meninggalkan ruangan).
HARUN
Wah, penak Mas ruangane. Sofanya juga nyaman. Aku tidur di sini yo nanti.
WAHYU
Iya, terserah gimana enaknya kamu aja Run. Makasih ya udah mau nemenin.
HARUN
Iya, ndak masalah Mas. E, Mas. Maaf yo nek aku lancang.
WAHYU
Kenapa?
HARUN
(Mendekat) Jenengan tresno karo mbak Lea yo? (Wahyu kaget) rapopo Mas. Aku wis ngerti kok.
WAHYU
(Menghela napas) Iya. Banget. Sejak jaman kuliah dulu. Lea itu segalanya. Tapi saya nggak bisa berbuat banyak selain mencintainya dari jauh.
HARUN
Sik Mas. Nuwunsewu ki, bukane agama juga ndak melarang kita menikahi sepupu? Maaf, sak ngertiku koyok ngono Mas.
WAHYU
Memang. Yang melarang itu Bulik Lidia. Waktu itu saya di titipkan di sana sama ortu, maksudnya supaya dekat sama kampus, sekalian nemenin keluarga mereka setelah Om Daud nggak ada. Saya disuruh menghibur Lea yang masih sedih. Ternyata seiring berjalannya waktu, saya malah jatuh cinta sama Lea.
HARUN
Nuwunsewu, kenapa Mama melarang Mas? Memangnya kalian sempat pacaran?
WAHYU
(Wahyu menggeleng). Bulik tau gelagat saya. Saya langsung diajak bicara empat mata. Beliau menginginkan keturunan yang sehat dan sempurna. Kita tau, walau bukan mahram, sepupu punya pertalian darah. Besar kemungkinan punya persamaan genetik. Dan besar juga kemungkinan anak-anak yang dilahirkan akan mempunyai kelainan bawaan. Itu yang Bulik takutkan. Takut anak-anak kami seperti anaknya Mas Yusuf.
HARUN
Horok? Mas Yusuf nikah sama sepupunya to? (Wahyu mengangguk). Walah. Lha berarti mbak Lea bakal ngopeni... Opo isoh? Wah. Aku ndak yakin Mas. Mbak Lea itu beda dengan istriku... Embuhlah Mas.
WAHYU
Makanya... Saya juga kepikiran soal itu. Saya udah coba bicara sama Sarah, tapi Sarah nggak setuju. Dia bilang yang penting Lea bahagia.
HARUN
Mas. Sebenere aku sama Julia sudah punya rencana untuk menjodohkan Mbak Lea sama Jason, itu, yang tadi ke sini sama Mbak Lea.
WAHYU
Oh gitu. Yah... Dengan siapapun Lea berjodoh, mungkin saya akan tetap tersakiti.
HARUN
Nuwunsewu, memangejenengan ndak cinta to, sama Mbak Sarah?
WAHYU
Saya sayang sama Sarah, tapi lebih kepada sayang seorang kakak buat adiknya. Saya nikahin Sarah karena Lea.
HARUN
Hmm. Maaf Mas. Opo enak koyo ngono. Jangan-jangan jenengan bisa anfal begini juga karena mikirin Mbak Lea yo?
WAHYU
Mungkin.
CUT TO:
44. INT/EXT. DALAM MOBIL - DALAM PERJALANAN PULANG - MALAM
Sarah duduk di depan, Lea dan Lia di belakang. Lea sibuk chat dengan Yusuf. Lia mengobrol dengan Sarah. Suasana masih kaku sejak pertengkaran mereka di restoran bakso.
SARAH
Nanti mobil lewatin rumah gue ya.
LIA
Iyalah Mbak mosok bumil mau dibiarin jalan sendirian.
LEA
Gua ambil baju dulu bentar. Nanti ke rumah lo pake motor.
SARAH
Iya gampang.
Lea terus berbalas pesan dengan Yusuf. Yusuf mengabarkan akan ke Jakarta minggu depan. Lea senang sekali.
CUT BACK TO:
45. INT. RUMAH SAKIT - RUANG RAWAT INAP - MALAM
HARUN
Hmm. Kalok menurutku, daripada dipendam terus, lama-lama jadi penyakit, lebih baik diomong saja, setelah itu baru belajar menerima keadaan. Mungkin dengan diomongin, Mas Wahyu jadi lebih lega dan ndak banyak pikiran.
Wahyu menerawang, lalu manggut-manggut.
FADE OUT