Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN
40. INT. KAMAR LEA - MALAM
Menampilkan kalender meja yang berganti bulan dari November ke Desember. Lea sedang tiduran di ranjang sambil chat dengan Yusuf.
CU: chat Lea dengan Yusuf.
LEA: [Mas. Tahun baru ke sini dong, temenin aku nonton kembang api]
YUSUF: [Aku justru rencana mau bawa kamu ke Salatiga Nduk, ketemu anak-anak, terus ke Solo ketemu orang tuaku]
INSERT: Yusuf sedang bersantai dengan kedua anaknya di dalam kamar. Tangannya memegang HP.
LEA: [Secepat ini Mas? Asli aku deg-degan nih]
YUSUF: [Semakin cepat semakin baik. Semua harus dipersiapkan dari sekarang]
LEA: [Bilang Mama dulu Mas]
Lea menunggu balasan dari Yusuf. Ia membuka pesan dari Wahyu yang sudah satu jam dibiarkan.
WAHYU: [Ley, kamu pacaran ya sama Mas Yusuf?]
LEA: [Lho, emang kenapa Mas? Emangnya Sarah nggak bilang sama Mas?]
WAHYU: [Justru aku taunya dari Sarah. Karena sekarang kamu nggak mau cerita sama Mas - emot sedih]
YUSUF: [Sudah bilang Mama Nduk. Beliau setuju]
Lea senyum-senyum sendiri. Ia membayangkan akan menerima sambutan yang hangat dari anak-anak dan calon mertuanya.
Jarinya membuka chat dari nomor asing, mengabaikan pesan dari Wahyu dan nama-nama lain.
INSERT: Wahyu sedang menunggu balasan dari Lea sambil menonton TV.
NOMOR ASING: [Mbak Lea. Aku Jason, teman Lia yang dulu suka main ke rumah. Aku mau main lagi nih besok, mau kasih laporan]
LEA: [What? Laporan apa???]
JASON: [Laporan bahwa aku masih mencintaimu sejak pertama bertemu, dan aku tak akan melepaskanmu walau sekejap - emot nyengir]
Lea tidak membalas lagi pesan dari siapapun. Ia bersiap diri, memesan ojek online, lalu beranjak keluar dari kamarnya.
LIDIA
(Menonton TV) Mau ke mana Nduk malam-malam begini?
LEA
Ntar juga ada yang ngadu. Lea pergi dulu. Assalamualaikum (BEAT).
LIDIA
Waalaikumsalam.
(VO): Kalok ngomongnya gitu, pasti dia nemuin adiknya. Tapi ada masalah apa? Lebih baik aku tanya Lia. Perasaanku jadi ndak enak.
CUT TO:
41. INT. RESTORAN BAKSO HARUN
ESTABLISH: Tampak luar restoran, dan tulisan Restoran "Bakso Harun". Lea masuk. Lia dan Harun sedang sibuk melayani pelanggan. Lea mengajak Lia bicara di satu meja di pojokan.
LIA
Kenapa Mbak? Mama bilang kamu otewe ke sini.
LEA
Oh, udah laporan toh? Langsung aja. Kamu yang kasih nomorku sama Jason ya? (Lia ingin menjawab tapi tertahan) buat apa? Apa salahku sih berhubungan sama Mas Yusuf? Apa karena dia duda? Udah tua? Udah punya anak? Kamu tuh emang nggak suka liat aku bahagia ya?
LIA
Mbak! Aku sayang sama kamu! Tetap sayang, dari dulu! Walau kamu nggak pernah menganggap positif semua yang aku lakukan! Dan soal kamu sama Mas Yusuf, di satu sisi aku bahagia Mbak, liat kamu ceria lagi, ketawa lagi. Tapi tolong kamu mikir jauh ke depan!
LEA
Mikir apa? Ngurusin anak orang? Memangnya di luar sana nggak ada gadis yang nikah sama duda beranak dan fine-fine aja sama anak-anak tirinya! Mama aja nggak masalah kok kamu yang kebakaran jenggot!
LIA
Ya. Salah satu pointnya memang itu. Aku nggak kebakaran jenggot. Aku kenal betul siapa kamu Mbak. Dan pacaran sama orang seperti Mas Yusuf itu nggak mudah. Kamu sekarang masih dimabuk cinta. Belum bisa berpikir obyektif. Tapi nanti, kalau kamu udah nemuin masalah, kamu baru akan ngerti maksudku.
LEA
Ngerti apa? Ya emang aku ngerti kalo kamu itu dari dulu emang suka liat aku bahagia! Belum cukup kamu ngelangkahin aku? Belum cukup kamu ngambil semuanya dari aku? Hah?
LIA
Astagfirullahaladzim Mbaak! Ya aku minta maaf udah ngelangkahin kamu. Tapi aku nggak ngambil semuanya dari kamu. Justru kamu yang dapat segalanya. Kamu bintangnya. Kamu yang selalu dapat pujian dari orang karena kecantikanmu, kepintaranmu, kamu juga yang selalu dibangga-banggakan sama Papa di depan orang banyak. Aku cuma anak bawang yang diselamatkan Mama supaya nggak terpuruk sendirian. Mama yang selalu menghibur aku saat orang-orang seakan lupa sama keberadaanku, karena cuma kamu, cuma kamu yang mereka bicarakan, cuma kamu yang mereka lihat, bukan aku!
LEA
Ah udahlah! Aku cuma minta satu sama kamu, jangan campurin urusanku!
Lea pergi dengan hati kesal. Lia menutupi wajahnya. Harun menghampiri, mengusap punggung Lia.
CUT TO:
CUT TO:
42. INT. RUMAH WAHYU - MALAM
Wahyu muntah-muntah di kamar mandi. Maagnya kambuh dan bertambah parah. Sarah menghampiri. Wahyu keluar dari kamar mandi sambil memegangi perut. Jalannya agak membungkuk.
SARAH
Bek. Kok bisa makin parah sih? Udah satu minggu loh. Udah ampe nggak bisa kerja juga ini hari. Lo salah makan apa banyak pikiran?
WAHYU
Perih Bek (meringis. Sarah membimbingnya duduk di sofa).
SARAH
Ke rumah sakit ajalah ya? Takut kenapa-kenapa (Sarah mengusap wajah Wahyu yang pucat dengan keringat bercucuran. Wahyu mengangguk).
CUT TO:
43. EXT. TAMAN PERUMAHAN - MALAM
ESTABLISH: Lea sedang duduk di bundaran. Ada beberapa tukang makanan dan jajanan seperti di scene sebelumnya. Ia mengeluarkan HP, ingin menelepon Sarah. Tapi perhatiannya teralihkan oleh banyaknya chat di WA. Ada juga banyak panggilan tak terjawab dari Sarah. Namun yang pertama kali Lea buka adalah chat dari Jason.
JASON:
[Mbak Lea. Bolehkah aku memanggilmu timun mas? Timun mas, aku akan mengikutimu ke mana kau pergi. Aku takut buto ijo memakanmu]
Lea baru akan memblokir nomor Jason ketika Sarah meneleponnya lagi.
FX: ringtone ponsel.
LEA
Ya Sar?
SARAH (OS)
Gue di rumah sakit Bunda.
LEA
Hah? Lo lahiran?
SARAH
Bukaan. Wahyu maagnya kambuh. Lo bisa ke sini nggak?
Sementara Sarah bicara, terdengar suara knalpot berisik, tak lama sepeda motor modifikasi bertengger di hadapannya. Sang pengendara membuka helmnya, tampak Jason tersenyum manis ke arah Lea.
LEA
Bisa, bisa. Gua otw, kilat.
Lea menutup telepon dan menghampiri Jason yang terkejut dan salah tingkah.
JASON
Eh. Timun mas? Ada apa?
LEA
Tolong anterin gua ke rumah sakit, buruan nggak pake nanya. Ntar gua jelasin. Ngebut ya.
JASON
Baik Timun mas. Berpeganglah erat pada kakanda (sepeda motor mulai melaju).
LEA
Dari mana lo tau gua di sini?
JASON
Aku punya radar.
LEA
Iya, radar lo namanya Lia kan?
JASON
Ehehee. Ketauan.
CUT TO: