Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Andai Esok Tak Pernah Datang
Suka
Favorit
Bagikan
3. Cinta Dalam Sekejap Mata

FADE IN

24. INT. RUMAH LEA - MALAM

Wahyu datang membawa satu keluarga terdiri dari wanita dan pria setengah baya, lalu dua anak laki-laki usia remaja.

Mereka masuk rumah dan menyalami keluarga, lalu masuk ke ruang keluarga di mana ada Lea dan Yusuf sedang mengobrol. Wahyu menatap curiga. Ada rasa cemas di wajahnya. Ia mendekati mereka.

LIDIA

Eh, jeng Diah, Mas Pri. Monggo-monggo, duduk. Lho, Sarah ndak ikut to Yu?

WAHYU

Aku suruh istirahat Bulik. Kasihan, takut kecapekan. Lho (kepada Yusuf) Mas Yusuf to? Kukira siapa.

YUSUF

Wahyu? Apa kabar?

Mereka berangkulan dan saling menepuk bahu. Lidia datang menghampiri sambil membawa sepiring makanan.

LEA

Loh kok kenal?

WAHYU

Iya, waktu masih di Solo kan aku sering diajak Papa ke bengkelnya Mas Yusuf.

YUSUF

Sekarang sudah tutup. Ndak kepegang hehe.

LIDIA

(Kepada Lea) Nduk, tolong antarkan ke kamar adekmu. Kasian pengantennya lapar.

Lea mengangguk dan mengambil piring dari tangan Lidia lalu beranjak pergi ke kamar Lia.

WAHYU

(Kepada Lidia) Betah si Lia dipingit.

LIDIA

Yo sebenarnya ndak dipingit-pingit banget. Cuma untuk menenangkan diri, berdoa, dan menjaga kesehatan, supaya nanti acaranya berjalan lancar.

CUT TO:

25. INT. KAMAR LIA - MALAM

Lia sedang bercengkrama bersama 4 anak kecil berusia 5-10 tahun yang berperan menjadi saudara-saudaranya.

LEA

Makan dulu Lia (sambil menyodorkan piring).

LIA

Makasih ya mbak.

LEA

Gimana perasaanmu mau jadi penganten?

LIA

Deg-degan.

CUT BACK TO:

26. INT. RUANG KELUARGA - MALAM

LIDIA 

Dek Yusuf, aku minta tolong, besok Lea diajak ke mana dulu gitu, soale mau nyiapin acara pelangkah buat dia, takut ketahuan.

Yusuf mendengarkan sambil manggut-manggut, Wahyu menyela dengan agak panik.

WAHYU

Eh, Bulik. Lea biar sama Wahyu aja. Atau biar di rumah sama Sarah. Kan nanti Bulik Diah sekeluarga nginep di rumah Wahyu.

LIDIA

Halah kayak ndak tau adekmu saja Le. Dia mana betah lama-lama ngobrol sama orang tua. Biar pergi sama Dek Yusuf saja dari pagi sampe sore, soale acaranya habis Asar. Sekalian rapat terakhir sama panitia.

WAHYU

Oh gitu. Iya, ya udah (kecewa).

YUSUF

Iya Mbak. Besok tak ajak jalan-jalan ke tempat yang Lea suka.

Yusuf dan Lidia terus bicara sementara Wahyu bicara dalam hatinya.

WAHYU (VO)

Dari pagi sampe sore? Hmh. Jangan-jangan ini orang suka sama Lea. Terus, kalo Leanya juga suka, gimana? Huft... Aku belum siap kehilanganmu Lea.

FADE OUT

FADE IN

27. EXT. TERAS RUMAH LEA - SIANG

Pukul delapan pagi. Lea baru bangun tidur, memakai daster, duduk di tepi kolam ikan sambil mencelupkan kakinya. Yusuf datang, sudah mandi, rambutnya masih setengah basah. Membawa secangkir kopi susu.

YUSUF

Selamat pagi Nduk (Lea spontan menoleh) Sudah bangun to? (Lea senyum) Ngopi dulu Nduk.

LEA

Selamat pagi Mas.

YUSUF

Kamu libur ndak hari ini?

LEA

Sabtu Minggu libur Mas. Kenapa?

YUSUF

Jalan-jalan yuk. Sudah lama aku ndak lihat Jakarta.

LEA

(Yusuf menyeruput kopinya) Ayo. Aku juga bete nih. Pengen makan yang pedes-pedes.

YUSUF

Apa aja yang kamu mau, hari ini tak turuti Nduk. Mau jalan seharian juga ndak masalah, biar betenya hilang.

LEA

(Girang sekali) Bener Mas? Ya udah, aku mandi dulu ya (Yusuf mengangguk, menyeruput kopi).

FADE OUT

FADE IN

28. INT. DALAM MOBIL - SIANG

Pajero Sport milik Yusuf melaju. Yusuf menyetir. Lea di sampingnya.

YUSUF

Nduk. Ini kita jalan berdua gini, nanti ada yang marah ndak?

LEA

Nggak Mas. Kan udah ijin Mama.

YUSUF

Ndak, maksudnya pacarmu, takut jadi masalah nanti.

LEA

Aku nggak punya pacar kali Mas. Belum ada yang nyangkut.

YUSUF

Mosok sih. Memang mau cari yang kayak gimana?

LEA

Nggak yang gimana-gimana juga sih Mas. Tapi pengen yang baik, kayak Papa.

YUSUF

Iya. Papamu memang orang baik. Sayang waktu pemakamannya aku ndak bisa datang. Masih di Malaysia. Usia berapa ya dulu meninggalnya?

LEA

Empat lima. 

YUSUF

Jantung ya?

LEA

Iya. Ah sedih Mas. Aku masih kelas dua SMA. Masih belum bisa apa-apa. Mama akhirnya jualan baju dan barang-barang cewek di pasar. Alhamdulillah bisa nyekolahin anak-anak.

YUSUF

Masih jalan sampe sekarang?

LEA

Masih. Cuma sekarang udah banyak yang jalanin. Mama tinggal terima setoran aja (Yusuf manggut-manggut).

YUSUF

Oh iya, mau sarapan apa? Kamu kan belum makan.

LEA

Terserah Mas aja. (Lanjut VO) Wow. Dia perhatian banget. Ampe ngeh aku belum sarapan.

YUSUF

Terserah kamu, aku manut Nduk.

LEA

Soto Solo?

YUSUF

Jadi (Yusuf menoleh sebentar sambil tersenyum sedikit).

LEA (VO)

(Berpaling ke kaca, senyum-senyum sendiri) Ya ampun... Cool banget sih ini orang. Belum pernah aku sedeg-degan ini di samping cowok. Kayaknya aku jatuh cinta deh sama kamu Mas.

Lea meraih ponsel, mengirim chat pada Sarah.

[Gua lagi jalan sama Mas Yusuf. Gilaaa dag dig dug nih]

Sarah membalas [dag dig dug yang sudah lama dinanti ye kaan]

CUT TO:

29. INT. RUMAH SAKIT - SIANG

ESTABLISH: Gedung Rumah Sakit, ruang praktek dr. SPOG, ruang tunggu.

Sarah dan Wahyu sedang memeriksakan kandungan. Wahyu tampak melamun dan sebentar-sebentar melihat HP. Ia membayangkan kedekatan Lea dengan Yusuf dengan wajah kesal. Sarah berbalas pesan dengan Lea.

SARAH

Bek. Si Lea lagi berbunga-bunga tuh. Diajak jalan sama cowok ganteng katanya. Bek. Bek. Ye ngelamun aja si Bebek.

WAHYU

Eh, ya, kenapa? Lea kenapa? Eh, iya, iya gue tau kok (kaget)

SARAH

Tau dari mana? Lea bilang sama lo?

WAHYU

Nggak. Semalam Bulik Lidia ngobrol sama Mas Yusuf, gue denger.

SARAH

Ooh. Eh Bek. Habis ini langsung pulang ya. Gue mau bikin kue buat acara nanti sore. Acaranya mulai habis Asar. Nanti sore gue nggak ikut. Biar Yessi aja yang mimpin rapat panitia sama keluarga.

Wahyu mengangguk. Suster memanggil nama Sarah dan menyuruhnya untuk mengukur tensi serta menimbang berat badan.

CUT TO:

30. INT. WARUNG SOTO - SIANG

Lea dan Yusuf sedang menikmati dua porsi soto berikut nasi. Yusuf makan dengan santai dan tampak elegan. Lea makan terburu-buru hingga rambutnya hampir mengenai mangkuk soto.

YUSUF

Kepedesan ya? Rambutmu sampek ikut makan ni Nduk (sambil menyibakkannya dan merapikannya ke belakang telinga)

LEA

(Takjub) Mas. Kok mirip Papa? (Menatap lekat sambil kepedasan) Papa juga sering bilang gitu Mas, sambil benerin rambutku juga (berkaca-kaca).

YUSUF

Iyakah? Yo sudah ndak usah sedih. Lanjutin maemnya. Tak tungguin.

LEA (VO)

(Melanjutkan makan) Duh Gusti, dadaku nyeri, nyesek, pengen nubruk dan nangis didadanya. Pengen dipeluk dia).

YUSUF

Melirik jam di tangan kirinya yang menunjukkan pukul sepuluh) Habis ini kita ke mall ya Nduk. Kamu mau beli apa aja tak turutin.

LEA

Menatap dengan mata berbinar) Mauu! 

(VO): kayak gini ya rasanya punya cowok? Duuh andaikan...

Lea dan Yusuf melanjutkan makannya.

CUT TO:

31. INT. DALAM MALL - SIANG

MONTAGE: menampilkan adegan Lea dibelikan baju, sepatu, tas, dan jam tangan. Semuanya sesuai dengan selera Lea, kasual.

LEA

Mas. Kita nonton yuk. Mau nggak?

YUSUF

Ayuk. Apa aja yang penting kamu senang Nduk. Sukanya film apa?

LEA

Horor!

YUSUF

Lho, memangnya kamu berani?

LEA

Nggak. Tapi aku suka teriak-teriak kalau lagi galau. Dan di bioskop nggak akan ada orang marah kalau aku teriak.

YUSUF

(Senyum geli) oo gitu to.

LEA

Nah, akhirnya senyum juga kan. Dari tadi ke mana Mas? (meledek).

YUSUF

Tadi habis terbang ke langit.

LEA

Ngapain?

YUSUF

Nyari bidadari.

LEA

Terus? Ketemu?

YUSUF

Ndak. Bidadarinya ternyata sudah mendarat di sampingku.

LEA

Laah, aku dong hahaha (Lea menepuk lengan Yusuf.

Tangan kanan Yusuf merangkul pundak Lea, Lea melirik tangan Yusuf dan senang bukan kepalang (SLOW MOTION)

CUT TO: 

32. INT. DALAM BIOSKOP

Lea berteriak ketakutan. Ia menutupi wajahnya dengan salah satu tas belanjaan. Yusuf mengacak-acak rambut Lea. Alih-alih menonton, Yusuf malah memerhatikan Lea yang kemudian salah tingkah dibuatnya.

YUSUF

Hahahaha! (Lea mengangakan mulut tanda bertanya). Kamu lucu (setengah berbisik sambil mendekatkan kepalanya ke telinga Lea).

LEA

Mas kok malah ngeliatin aku? Itu filmnya di depan (setengah berbisik).

YUSUF

Ada tontonan yang lebih menarik daripada yang di depan sana (setengah berbisik).

Lea tersipu. Ia meninju lengan Yusuf. Tak lama film berakhir. Lampu menyala, mereka berdiri. Yusuf keluar menuntun Lea yang didesak-desak oleh penonton yang berebut keluar.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar