Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ALBIRU (skrip)
Suka
Favorit
Bagikan
8. Scene 39 - 44

CUT TO:

39 INT. RUANG KANTOR SANJAYA – SIANG

Sanjaya dan Albiru duduk berhadapan.

SANJAYA

Saya sudah baca proposal anda dan saya terkesan. Saya ingin anda menjelaskannya lebih detail.

ALBIRU

Sebelum itu, saya ingin bercerita tentang seseorang yang saya kenal.

SANJAYA

Oh begitu. Silakan.

ALBIRU

Dia adalah mantan karyawan Bapak. Namanya Ranti. Saat ini sedang hamil besar dan baru ditinggal meninggal suaminya beberapa bulan lalu. Keuangannya sedang sulit, jadi dia bekerja di sebuah warung makan. Dan saya rasa, itu tidak baik untuk kondisi tubuhnya.

SANJAYA

Apa dia salah satu karyawan yang di-PHK?

ALBIRU

Iya, Pak. Saya mengerti itu semua demi perusahaan. Tapi, tentu itu hanya salah satu opsi. Dan proposal yang saya buat adalah cara lainnya untuk mengatasi masalah efisiensi perusahaan tanpa PHK karyawan.

SANJAYA

Jadi maksud anda, saya harus membatalkan PHK?

ALBIRU

Itu memang saran saya sebagai konsultan, tapi tentu saja keputusan ada di tangan Bapak.

SANJAYA

Baik. Akan saya pertimbangan setelah mendengarkan penjelasan anda.

ALBIRU

Baiklah, saya akan menjelaskan langkah pertama efisiensi yang terbukti mengurangi pengeluaran dan tentu saja meningkatkan laba perusahaan, yaitu dengan mengurangi atau menghemat biaya operasional. Biaya yang bisa ditekan misalnya biaya penggunaan listrik, kertas dan alat tulis, serta perjalanan dinas. Dan tentu saja hal itu membutuhkan koordinasi dengan semua karyawan. Selain itu, perusahaan juga bisa melakukan pengurangan jam kerja dan lembur. Saya yakin karyawan akan lebih menerima potongan gaji daripada pemecatan. Tentu dengan persentase pengurangan yang masuk akal.

(jeda)

Selain itu, perusahaan juga bisa membuat daftar prioritas utama belanja modal, untuk menghindari pembelian persediaan barang maupun aset yang belum diperlukan.

SANJAYA

(mengangguk)

Saya rasa semua langkah itu efektif

ALBIRU

Setelah itu, perusahaan juga bisa melakukan riset untuk bahan baku yang lebih efisien dengan kualitas yang lebih baik. Dan saya tahu beberapa supplier yang bisa menjadi partner terbaik untuk PT Sanjaya.

SANJAYA

Oh ya? Anda bisa membantu saya untuk itu.

ALBIRU

Tentu saja, Pak. Dengan senang hati.

(jeda)

Dan satu langkah besar lainnya yang menurut saya sangat penting untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Yaitu dengan memulai kerja sama dengan developer atau kontraktor besar. Langkah ini juga menjadi upaya untuk mengenalkan perusahaan ke pasar yang lebih luas.

START OF MONTAGE:

40 INT. PT SANJAYA UTAMA – AREA KANTOR - SIANG

Albiru melakukan koordinasi pada semua karyawan dengan berkeliling ke semua divisi. Meminta seluruh karyawan untuk mulai langkah penghematan.

CUT TO:

41 INT. PT SANJAYA UTAMA – RUANG KERJA SANJAYA – SIANG

Albiru mempresentasikan langkah-langkah untuk menjalin kerja sama dengan developer dan kontraktor besar pada Sanjaya. Sanjaya terlihat antusias dengan sesekali mengangguk, bertanya dan bahkan memberikan tepuk tangan untuk Albiru. Albiru tersenyum puas.

CUT TO:

42 INT. RUANG KANTOR CALON SUPPLIER – SIANG

Sanjaya dan Albiru berbincang dengan seorang perwakilan perusahaan calon supplier. Tampak atribut di dinding yang menunjukan bahwa mereka merupakan produsen baja terbaik dan termurah, PT Baja Berjaya. ketiganya terlihat berdiskusi mengenai tawaran kerja sama, yang berakhir dengan saling berjabat tangan.

END OF MONTAGE

CUT TO:

43 EXT/INT. RUMAH SANJAYA – RUANG MAKAN – MALAM

Albiru berdiri di depan pintu rumah Sanjaya dengan ekspresi gugup. Tak lama kemudian, Fathia membuka pintu.

FATHIA

Silakan masuk Pak Al.

(jeda)

Kita langsung ke ruang makan saja, ya. Soalnya semua makanannya sudah siap.

ALBIRU

Iya, Bu Fathia. Terima kasih.

Albiru melangkah dengan ragu menuju ruang makan.

SANJAYA

Oh sudah datang. Silakan duduk. Anda datang tepat waktu, Pak Al.

ALBIRU

Iya Pak, soalnya saya sudah nggak sabar makan masakan Bu Fathia yang super enak.

SANJAYA

Loh, tahu dari mana kalau makanan istri saya enak?

ALBIRU

Ahh... i-itu... saya cuma nebak aja.

Ketiganya tertawa serempak.

FATHIA

Pak Al bisa saja.

Albiru memperhatikan masakan yang sudah terhidang di atas meja. Ia terlihat sumringah.

SANJAYA

Mari kita mulai makan.

Tanpa ragu, Albiru menyantap makanan yang sudah berpindah ke atas piringnya.

ALBIRU

(tersenyum)

Waw... super enak. Semua yang dimasak Ibu Fathia mengingatkan saya pada masakan ibu saya. Rasanya sama enaknya.

(terharu, berkaca-kaca)

Saya rindu sekali dengan masakan ibu saya.

FATHIA

Memangnya sudah lama nggak makan masakan beliau?

ALBIRU

Hmm... iya, soalnya ibu saya nggak tinggal di sini. Jadi... saya sudah lama nggak ketemu beliau.

Albiru membayangkan dirinya yang berusia 8 tahun, duduk di hadapannya sambil mengunyah makanan dengan ekspresi riang gembira. Albiru kecil, makan dengan lahap.

FATHIA

Anggap saja kalau masakan ini, ibu Pak Al yang buat. Setidaknya rasa rindu Pak Al sedikit terobati.

ALBIRU

Iya, terima kasih karena sudah mengundang saya makan malam.

(jeda)

Saya boleh tambah lagi?

FATHIA

(tertawa)

Silakan, Pak Al. Nggak perlu ragu-ragu.

SANJAYA

Pak Al, saya ingin berterima kasih sekali lagi, karena sudah membantu perusahaan. Saya akan mempekerjakan kembali karyawan saya yang di-PHK.

ALBIRU

(tersenyum)

Terima kasih, Pak. Itu keputusan yang sangat baik.

SANJAYA

Ngomong-ngomong, dari mana Pak Al mengenal para calon supplier kita itu? Saya saja tidak tahu tentang mereka.

ALBIRU (V.O)

Karena mereka adalah partner PT Sanjaya di masa depan. Perusahaan yang saat ini masih merintis dan kelak akan menjadi besar bersama perusahaan kita.

ALBIRU

Oh... kebetulan saja, mereka kenalan saya.

SANJAYA

Wah... saya beruntung sekali, anda bergabung dengan perusahaan. Terima kasih sekali lagi.

ALBIRU

Sama-sama, Pak. Terima kasih juga telah menerima saya. Dan terima kasih, karena sudah membatalkan PHK.

FATHIA

Oh ya, Pak Al. Saya mau memberitahukan sesuatu.

ALBIRU

Soal apa?

FATHIA

Sebenarnya beberapa bulan yang lalu, saya dan suami sudah merencanakan nama untuk calon anak pertama kami. Dan kalau anak ini laki-laki, kami sepakat memberinya nama Albiru.

SANJAYA

(tertawa)

Iya betul. Makanya saya kaget waktu anda menyebutkan nama anda, ternyata sama dengan satu nama yang saya pikirkan sebelumnya untuk anak saya.

ALBIRU

Oh ya... wah bisa kebetulan begitu ya.

(jeda)

Tapi... anda nggak berniat mengubah nama itu, kan? Saya senang punya nama yang sama dengan putera anda.

SANJAYA

(mengangguk)

Iya, saya dan istri memang suka sekali dengan nama itu. Albiru yang artinya pemimpin yang baik dan berwibawa. Karena kami ingin, dia bisa menjadi pemimpin yang lebih baik dibanging ayahnya.

Albiru tampak senang mendengarnya.

ALBIRU (V.O)

Terima kasih karena memberiku nama yang indah, ayah, ibu.

Tiba-tiba semua yang ada di depan mata Albiru berputar, memudar dan menghilang.

CUT TO:

44 INT. RUMAH SAKIT BERSALIN – RUANG PERAWATAN – SIANG

Albiru tiba-tiba sudah berada di sebuah ruangan rumah sakit. Di depannya Ranti duduk bersandar di atas tempat tidur.

RANTI

Sekali lagi, saya ingin berterima kasih karena Bang Al sudah membantu saya bekerja lagi di perusahaan.

ALBIRU

Ah... itu, saya melakukannya untuk diri sendiri juga. Jadi, kamu nggak perlu berterima kasih.

Ranti tiba-tiba berurai air mata. Tangannya menyentuh liontin berbentuk hati yang tergantung di lehernya.

RANTI

Seandainya suami saya ada di sini, saya pasti akan lebih bahagia.

ALBIRU

Liontin itu hadiah dari suamimu?

RANTI

(mengangguk)

Iya. Ini hadiah terakhir dia untuk saya.

Seorang perawat masuk ke ruangan dan mengantarkan bayi Ranti.

ALBIRU

(menatap dengan takjub)

Perempuan? Siapa namanya?

RANTI

(mengangguk)

Saya belum memberinya nama.

ALBIRU

Dia sangat cantik.

(jeda)

Hmm... gimana kalau saya mengajukan 2 huruf untuk namanya. Kalau kamu setuju, kamu tinggal menambahkan huruf lainnya.

Ranti mengangguk setuju.

ALBIRU

2 huruf dari nama depan saya. A dan L.

RANTI

(tersenyum)

Iya, Bang Al. Saya setuju. Nanti saya pikirkan nama yang paling cocok.

Lalu, Albiru melihat cincinnya yang tampak bercahaya. Satu permata hitamnya berubah menjadi putih.

Semua yang ada di pandangan matanya kembali berputar-putar dengan cepat, kemudian memudar dan menghilang.

FADE TO BLACK:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar