Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ALBIRU (skrip)
Suka
Favorit
Bagikan
5. Scene 27 - 30

CUT TO:

27 INT. KANTOR POLISI – SIANG

Albiru duduk berhadapan dengan seorang polisi yang menangani kasus kecelakaan Rania. Polisi itu memberikan laporan hasil investigasinya pada Albiru. Laporan itu memperlihatkan foto mobil Rania setelah kecelakaan. Kerusakannya terlihat parah, terutama di sisi pengemudi.

POLISI

Kami menduga, istri anda sengaja menabrakkan mobil itu ke benteng.

ALBIRU

(menggeleng, air mata menggenang di pelupuk mata)

Nggak mungkin. Kenapa Rania melakukan itu?

POLISI

Kami juga belum bisa memastikan, sebelum kami tahu identitas orang yang berada di kursi samping pengemudi.

ALBIRU

(terkejut)

Apa? Apa maksud anda? A-ada or-ang lain? Siapa?

POLISI

Kami belum bisa mengidentifikasinya. Karena orang itu sudah tidak ada saat kami tiba di lokasi. Hanya saja, kami menemukan sample darahnya di sana. Sisi pintunya pun terbuka saat kami tiba. Sepertinya, orang itu masih sadar dan kabur setelah kejadian.

Albiru menyandarkan tubuhnya di kursi. Lalu menunduk dan memijit kepalanya.

POLISI

Kami akan mengabari anda lagi, jika ada informasi baru.

CU: wajah Albiru

ALBIRU (V.O.)

Saat ini aku baru menyadarinya. Selama 17 tahun bersama, aku tidak pernah berusaha mengenal Rania. Aku memang berjanji untuk tidak pernah bertanya tentang masa lalunya. Rania hanya memberitahuku bahwa dia tidak punya orang tua dan dibesarkan di panti asuhan. Hanya itu. Aku takut dia terluka kalau aku mencari tahu lebih jauh. Tapi diperbincangan terakhir kami, Rania mengatakan akan mengungkapkan sebuah rahasia. Rahasia yang mungkin saja berkaitan dengan kematiannya? Andai saja aku mendengarkannya saat itu, mungkin saja semua ini tidak akan terjadi.

CUT TO:

28 INT. RUMAH ALBIRU – RUANG TENGAH - SIANG

Albiru duduk di sofa, sambil melihat ke langit-langit dengan tatapan kosong.

SFX: Suara dering ponsel berulang kali.

CU: layar ponsel tertera nama Jack.

Albiru masih diam. Lalu pandangannya tertuju pada piano putih yang terletak di sudut ruangan. Air matanya mulai berderai.

INSERT FLASHBACK: Rania sedang memainkan lagu Tchaikovsky – Piano Concerto No 1. Albiru berdiri di sampingnya sambil sesekali saling melirik dan tersenyum pada Rania.

ALBIRU (V.O.)

Dulu, melihat wajah Rania yang tersenyum saat main piano adalah hal yang paling membahagiakan untukku. Tapi, entah sejak kapan, aku mulai tidak peduli. Aku mulai tidak tertarik pada permainan pianonya. Hingga seringkali, hanya suaranya saja yang terdengar di ruangan kerjaku. Dan aku baru menyadarinya, saat dia sudah tidak ada lagi di sini. Saat tidak ada lagi yang akan memainkan piano itu untukku.

Albiru menangis tersedu.

DISSOLVE TO:

29 EXT. PT SANJAYA UTAMA - ATAP GEDUNG – SORE

Albiru berdiri mematung di pinggir atap gedung kantornya yang berlantai 10. Ia memandang jauh ke depan dengan raut wajah terlihat putus asa dan mata yang sembab.

ALBIRU (V.O)

Karena kesalahanku, aku telah kehilangan hal paling berharga dalam hidupku. Aku tidak sanggup lagi menanggungnya. Aku tahu, kematian pun tidak akan cukup untuk menebusnya. Tapi, hanya ini yang bisa kulakukan untuk menghukum diriku sendiri.

Albiru merentangkan tangan dan memejamkan mata. Tubuhnya ia condongkan ke depan, bersiap menjatuhkan diri.

Namun seseorang menarik bajunya hingga jatuh terduduk ke belakang. Albiru berdiri dan mengalihkan pandangan pada orang yang menariknya. Orang itu adalah Kakek Ganesh (70).

ALBIRU

(terbelalak)

Kakek ini siapa? Kenapa bisa ada di sini?

KAKEK GANESH

Nama saya Ganesh. Saya lihat kamu hampir terjatuh barusan, jadi saya cepat-cepat menarik kamu. Tapi alih-alih berterimakasih, kamu sepertinya marah.

ALBIRU

(mendengus)

Apa perlu saya membicarakan rencana saya pada orang asing? Saya mau terjun atau terbang sekalipun, bukan urusan Kakek. Jadi sekarang, Kakek pergi aja! Lagian, kok Kakek bisa masuk ke sini? Gedung ini kan bukan untuk sembarang orang.

KAKEK GANESH

Hmm... kamu ini memang pemarah, ya.

(jeda)

Kamu lihat orang-orang di bawah sana!

(menunjuk ke bawah)

Mereka juga punya masalah pelik seperti kamu, tapi mereka memilih untuk menghadapinya dan melanjutkan hidup.

ALBIRU

Memangnya Kakek tahu seberat apa masalah saya? Seenaknya saja membanding-bandingkan.

KAKEK GANESH

Lalu... apa dengan cara ini kamu bisa menghilangkan rasa bersalah dan mendapat kedamaian?

(jeda)

Jangan bodoh! Tidak ada bunuh diri yang akan memberi kedamaian, karena Sang Pencipta mengutuk orang-orang yang melakukannya.

ALBIRU

Lalu... saya harus gimana? Kakek tahu seberapa berat masalah saya. Saya sudah nggak pantas hidup, Kek. Saya membunuh orang yang saya cintai dengan tangan saya sendiri. Saya sekarang cuma pesakitan yang sedang bersiap masuk penjara. Saya nggak sanggup hidup di penjara sembari menangis merindukan orang yang saya cintai. Saya lebih baik mati daripada menanggung rasa bersalah dan melanjutkan hidup yang sudah nggak berguna lagi. Ini cara saya menghukum diri saya sendiri, karena nggak ada cara untuk mengembalikan orang yang saya cintai dari kematian.

KAKEK GANESH

(tersenyum)

Bukankah, hidup di penjara sembari menangis merindukan orang yang kamu cintai adalah hukuman yang pantas atas perbuatanmu? Dengan begitu, kamu merasakan siksaan yang tidak tertahankan. Meskipun tentu saja tidak sebanding dengan neraka yang sebenarnya.

(jeda)

Perbuatanmu memang buruk dan memang sepantasnya dihukum. Tapi jika ada satu cara untuk memperbaiki semuanya, apa kamu bersedia untuk memperjuangkannya?

Albiru terdiam dan melihat Kakek Ganesh dengan tatapan curiga.

CUT TO:

30 EXT/INT. “MIRACLE SHOP” – SORE

Albiru berdiri mematung di depan sebuah toko usang namun cantik, bertuliskan “MIRACLE SHOP” di kaca jendelanya.

KAKEK GANESH

Ini toko saya. Silakan masuk!

Albiru mengikuti kakek Ganesh memasuki toko. Lalu, ia mengedarkan pandangannya pada barang antik yang terdapat di dalam toko usang yang cantik itu. Ada bermacam jam analog, guci, alat makan perak, pemutar piringan hitam, lampu antik, setrika arang, mesin tik, dan masih banyak lagi.

Pandangan Albiru tertuju pada sebuah lukisan yang terpajang di dinding. Lukisan seorang anak kecil yang menyerahkan sepotong roti pada kakek yang duduk di pinggir jalan.

KAKEK GANESH

Lukisan itu saya yang membuatnya. Gimana menurutmu? Sangat bernilai seni tinggi bukan?

ALBIRU

(menggeleng)

Entahlah. Saya ini pebisnis, saya nggak mengerti soal seni.

KAKEK GANESH

Hmm... tidak apa-apa, toh saya tidak berharap dapat pujian.

(jeda)

Silakan duduk!

Albiru duduk di kursi yang juga begitu antik, sesuai untuk toko itu. Sementara Kakek Ganesh, mengambil salah satu kotak kayu yang tersimpan di dalam lacinya yang terkunci rapat. Tempat ia menyimpan benda yang paling berharga di toko usangnya.

KAKEK GANESH

Kamu percaya keajaiban?

ALBIRU

(menggeleng)

Nggak ada yang namanya keajaiban.

KAKEK GANESH

Tentu saja ada. Keajaiban bisa berwujud apa pun. Bisa datang begitu saja ke dalam hidup seseorang. Tapi, adapula keajaiban yang harus diperjuangkan.

Kakek Ganesh membuka kotak kayu itu dan sebuah cincin perak dengan tiga permata hitam tersimpan di dalamnya.

ALBIRU

Cincin?

Kakek Ganesh menyerahkan cincin itu pada Albiru. Albiru memperhatikan cincin itu dengan seksama.

ALBIRU

Kelihatannya, ini cuma cincin antik biasa. Apa keajaiban yang bisa saya dapatkan dari benda ini?

KAKEK GANESH

Itu bukan cincin biasa. Itu adalah cincin bertuah. Cincin ajaib yang punya kemampuan melintasi waktu dan mengubah masa depanmu yang suram.

ALBIRU

(senyum mengejek)

Kek... bagaimana kalau saya antar Kakek pulang ke rumah! Keluarga Kakek mungkin sedang mencari.

KAKEK GANESH

Hmm... kamu pasti berpikir kalau saya nggak waras, kan? Ya, saya mengerti karena ini nggak masuk akal. Tapi itulah yang namanya keajaiban. Sesuatu yang tidak masuk akal.

ALBIRU

(menghela napas)

Ok! Saya akan coba untuk percaya. Jadi... apa yang harus saya lakukan?

KAKEK GANESH

Lakukan tiga misi kebaikan dalam tiga masa yang berbeda! Jika kamu berhasil, masa depanmu akan berubah. Dan itu artinya, orang yang kamu cintai akan hidup kembali. Tapi jika kamu gagal menyelesaikan ketiga misi, keadaan akan tetap sama. Setiap misi yang berhasil akan ditandai dengan perubahan warna permata hitam itu menjadi putih.

(jeda)

Jadi, apa kamu siap memulai perjalanannya?

Albiru mengangguk dengan ragu.

KAKEK GANESH

Oh ya, ada satu catatan lagi. Kalau sampai kamu terluka dan misimu gagal, maka di masa sekarang luka itu akan tetap ada. Begitu pun jika kamu kehilangan nyawamu dalam misi, maka hidupmu berakhir saat itu juga. Artinya, tidak ada lagi masa depan untukmu. Jadi, berhati-hatilah dalam bertindak! Mengerti?

ALBIRU

Apa itu berarti misi ini berbahaya?

KAKEK GANESH

Hmm... bisa jadi. Tapi, itu lebih baik daripada mati konyol karena melompat dari atap gedung, iya kan?

(jeda)

Ok, kita mulai perjalanannya. Pakai cincin itu di jarimu dan kita akan mulai perjalanan melintasi waktu!

Albiru memasang cincin ajaib di telunjuk tangan kanannya. Dan seketika, semua yang ada di depannya berputar-putar. Semakin lama semakin kencang. Dan lama-kelamaan, semua yang ada di hadapannya tampak memudar dan menghilang.

FADE TO BLACK:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar