Cuplikan Chapter ini
Ruang keluarga besar Kiem masih dipenuhi suasana hangat setelah makan malam Kakek Kiem duduk di kursi utamanya menyesap teh hijau dengan tenang namun sorot matanya tajam menatap Adrian Semua anggota keluarga lainnya masih berbincang santai tetapi Luna tahukakeknya sedang menyiapkan sesuatuAndrian tetap tenang Ia sudah bisa menebak bahwa malam ini bukan hanya sekadar perkenalan tetapi juga ujian dari seorang pria yang sudah makan asam garam kehidupanJadi Adrian Kakek Kiem memulai