Cuplikan Chapter ini
Melihat petunjuk diluar dugaan, semangat Alana terpompa. Pandangannya beralih ke sosok yang masih lekat melihatnya. “Hitam, kau memang penuntun terbaikku.”Si Hitam mengeong bangun dan berjalan mendekati Alana sambil menggosok-gosok tubuhnya di celana tuan barunya. Diangkatnya kucing itu, dielus kepalanya. Si Hitam semakin meringkuk erat di tubuh Alana, pertanda senang diperlakukan seperti itu.“Sudah ya. Kamu turun dulu, aku harus segera beraksi.” Sekilas Alana melihat jam sudah menunjuk