Cuplikan Chapter ini
Tubuh Alana bergetar hebat. Tak menduga pria misterius itu sangat berambisi masuk rumah. Sesungguhnya, apa yang dia inginkan?Akhirnya hujan turun dengan lebatnya. Suasana dalam rumah sangat gelap. Kilatan petir menambah keadaan makin mencekam. Alana memutuskan masuk kembali ke dalam kamarnya. Setelah mengganjal pintu dengan balok kayu, ia naik ke atas dipan dan merengkuh bantal. Satu yang ia harapkan saat ini, Bima atau kakek Badar segera datang.“Daaggg!” Suara kayu dipukul keras ke jendela