Cuplikan Chapter ini
Alana tidak bereaksi mendengar ucapan Bima. Entah mengapa kalimat itu tak cuma mampir di telinganya tapi juga menusuk ke hati. Sambil mengangguk samar, ia meninggalkan Bima yang menatapnya dengan kesungguhan jiwa.Sesampainya di kamar, punggung Alana bersandar di balik pintu. Pandangan dan kata-kata Bima mampu membuatnya bergetar. Ada sedikit perasaan aneh menelusup di hati. Entah, semenjak bertemu dengan cucu kakek Badar ini, memberikan perasaan yang berbeda di hatinya. Ia belum tahu apa ini ...