Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
WOMANS
Suka
Favorit
Bagikan
15. LANGIT SENJA

113. INT. KAMAR ANNA. NIGHT

Cast: Anna.

Anna tengah duduk di tepi tempat tidur setelah mengecek ponselnya. Anna membaringkan badannya (terlentang di atas tempat tidur), pandangannya menatap ke atas langit-langit, ia menghela nafas berat lalu meneteskan air matanya.


ANNA(V.O)
Tuhan, kenapa aku seperti ini? Kapan aku bisa bersenang-senang seperti yang lain?


Anna menangkupkan kedua telapak tangannya di wajahnya lalu menangis lirih.


114. INT. RUMAH TAMU. DAY

Cast: Anna, pak RT, Kevin, Ali, Adit.

Anna, pak RT, Kevin, Ali dan Adit tengah menyantap camilan ringan bersama.


PAK RT
Bicara tentang lahan kosong yang Pak Ali minta, saya sudah menemukan lokasinya. Apakah hari ini akan di cek atau kita tunda sampai kegiatan selesai?


ALI
Jauh gak pak dari sini?


PAK RT
Tidak, lokasinya ada di perbatasan kampung, paling depan. Saya pikir lokasinya lebih baik disana, supaya nanti warga tak jauh saat ingin menjual hasil Alam. Karena rata-rata warga kampung disini tidak memiliki kendaraan yang memumpuni untuk mengangkut hasil alam pada pengepul.


KEVIN
Bagaimana jika kita lihat sekarang aja pak? Supaya kita bisa tahu dan kalau memang tidak cocok, kita bisa cari lagi selagi kita disini.


ADIT
Iya, saya setuju.


ALI
Oke, kita lihat sekarang aja. Tapi saya butuh Anna untuk ikut kami ke sana.


ADIT
Ya, dia tahu semua tentang kampung ini. Dia sangat membantu kami.


115. EXT. TANAH KOSONG. DAY

Cast: Anna, Kevin, Ali, Adit, pak RT, pemilik tanah.

Anna tersenyum sembari menjelaskan pada Adit dan Kevin. Sementara Ali diikuti Pak RT dan pemilik tanah melihat-lihat kondisi tanah dan keadaan sekitar. 


ANNA
Menurut saya pribadi, sebagai seorang petani kecil. Kami akan sangat berterimakasih. Kami pasti akan datang kesini. Karena sekarang kami masih kesulitan untuk menjual sayuran dan hasil alam ke pengepul disini yang terkadang tidak menerima hasil alam yang ingin kami jual. Apalagi saya dengar disini menawarkan harga yang setara dengan harga pasar di kota. Petani kampung disini pasti akan menjual hasil alam ke tempat ini.


ADIT
Kalau sekarang, kalian menjual hasil alam kemana?


Kevin menatap Anna dengan fokus sembari mendengarkan semua penjelasannya.


ANNA
Sekarang kami menjual semua hasil alam pada pengepul kecil, tak jauh dari rumah nenekku. Namun, pengepul disini hanya satu dan terkadang hasil alam yang ingin kami jual tidak diterimanya karena barang dipasar sudah penuh kalaupun diterima, harganya jauh dibawah harga pasar di kota karena ongkos kendaraan yang masih terbilang mahal bagi kami. Kami sebagai petani-pun tidak bisa memprediksinya karena kami tak pernah tahu keadaan pasar di kota tempat pengepul menjual hasil Alam kami. Kami hanya terus menanam sesuai musim supaya tanaman kami bisa dipanen dengan baik. 


KEVIN
Kalau tak terjual hasil Alam, biasanya dipake apa selain kebutuhan sehari-hari?


ANNA
Jika tak terjual, kami biasanya menggunakan hasil alam untuk melakukan barter dengan hasil alam lain yang kami butuhkan atau kami jadikan alat transaksi jual beli untuk membeli bumbu masak di warung kecil. Harganya menyesuaikan dengan harga jual ke pengepul. Terkadang, jika memang tidak bisa terjual sama sekali, kami jadikan makanan sehari-hari. Setidaknya kami tidak perlu berbelanja dan menghabiskan uang untuk makan sehari-hari.


Ada mobil bak terbuka yang lewat, dibelakangnya membawa beberapa warga yang akan pergi ke kota lalu menyapa dengan ramah pak RT dan tamu yang sedang disana.


KEVIN
Mereka mau kemana?


ANNA
Mereka akan ke kota. Biasanya satu bulan sekali kami yang membutuhkan sesuatu yang tidak ada disini akan pergi ke kota menaiki mobil bak terbuka milik tetangga yang kami sewa untuk sehari.


KEVIN
Bukankah itu bahaya? 


ANNA
Ya, tapi disini tidak ada transportasi yang layak untuk pergi kesana.


ADIT
Kamu juga ke kota ikut mereka?


ANNA
Aku biasanya bersepeda, karena ongkos untuk naik mobil bak terbuka terlalu mahal bagi keluargaku.


Kevin memandangi wajah Anna yang tenang seperti ada ketertarikan dalam dirinya. Ali menghampiri Anna, Kevin dan Ali.


ALI
Fix ini tempatnya?


KEVIN
Kalau menurutku, tempatnya oke (mengangguk).


ADIT
Tempatnya bagus, tapi kita harus lihat dulu aspek lainnya.


ALI
Kita bicarakan lagi di rumah.


116. EXT. JALAN TEPI SAWAH. SORE

Cast: Kevin, Anna.

Kevin tengah berdiri sendiri, memandangi Alam dengan tiupan angin kecil. Langit tampak indah berwarna oranye. Anna lewat lalu menyapa.


ANNA
Kak Kevin, kok sendiri?


KEVIN
Kamu dari mana? Kamu juga sendiri?


FADE IN:


117. EXT. TEPI SAWAH. SORE

Cast: Anna, Kevin.

Anna dan Kevin tengah merbincang santai, duduk di jalan tepi sawah yang sepi.


KEVIN
Kamu tak ingin pergi ke kota?


ANNA
Mau, tapi ada beberapa alasan kenapa aku harus tetap bertahan disini.


KEVIN
Dulu, aku tinggal ditempat yang sama dan hidup dengan cara yang sama seperti disini.


ANNA
(menoleh pada Kevin)
Kak Kevin pernah tinggal di kampung seperti ini?


KEVIN
Ya, sebelum aku menjadi seperti ini. Hidupku sama sepetimu. Aku tahu dari cerita Pak RT. (kevin menoleh pada Anna)... Aku anak laki-laki satu-satunya dikeluargaku, aku punya tiga adik perempuan. Rasanya pengecut jika aku membiarkan adik-adikku mengalami hidup pahit seperti yang aku alami.


ANNA
Beruntung ya, adik kak Kevin punya kakak seperti kak Kevin.


KEVIN
Aku tak tahu apa yang menjadi alasan kamu tetap disini, yang pasti aku mengerti rasanya tinggal ditempat seperti ini walau tidak sepenuhnya mengerti. Tempat ini indah dimata namun sesak dihati.


ANNA
Aku percaya pada tuhan yang akan menghadirkan pelangi dalam hidupku walau entah itu kapan. Yang pasti aku selalu berdo'a dan melakukan apapun yang ada dihadapanku saat ini. Setidaknya ada sedikit manfaat dari diriku untuk orang lain.


KEVIN
Kau tak ingin menjadi seperti yang lain?


ANNA
Ingin, tapi sekarang aku hanya berusaha menjadi aku dengan versi terbaikku. Karena aku tak akan mampu menjadi mereka.


Kevin dan Anna menikmati pemandangan matahari yang akan menghilang dan langit berganti menjadi warna keabu-abuan. Kevin berdiri.


KEVIN
Simpan terus nomorku, siapa tahu tuhan menghadirkan pelangi untukmu melewati aku.


Kevin pulang, Anna hanya memandangi punggung Kevin tanpa merespon perkataannya.


118. INT. KAMAR ANNA. DAY

Cast: Anna.

Anna tengah menyisir rambutnya dan bersiap untuk pergi kegiatan berikutnya bersama para tamu. Anna melamun di depan cermin riasnya.


ANNA(V.O)
Tuhan menghadirkan pengiku melewati dirinya. Apa maksudnya?


Anna menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul 08.30 pagi. Anna bergegas pergi.


119. EXT. DEPAN RUMAH. DAY

Cast: Anna, Nek Tiah, Wirani.

Anna keluar dari rumah dengan pakaian rapi. Ia pamit pada Nek Tiah yang tengah mengupas Ubi ungu dan Wirani yang tengah menyapu halaman.


ANNA
Anna pamit dulu ya!


Anna berjalan menuju rumah para tamu.


120. INT. RUMAH TAMU. DAY

Cast, Kevin, Ali, Adit.

Kevin, Ali dan Adit tengah berbincang serius. Tampak diatas meja banyak kertas dan dokumen yang berserakan.


ALI
Besok kita pulang saja, tak usah sepekan disini jika memang sudah selesai urusannya. Ini hari terakhir kita. Ingat lagi apa yang perlu kita kerjakan sebelum pergi dari sini.


KEVIN
Kita harus mengunjungi pengepul yang dikatakan Anna lebih dulu. Kita gak bisa merugikan warga sini hanya untuk mendapatkan keuntungan.


ALI
Ya, harus. Sekarang kita pergi ke sana!


FX: Ketukan Pintu.


ANNA(V.O)
Permisi!


ALI
Sebentar!


121. EXT. DEPAN RUMAH TAMU. DAY

Cast: Anna, Ali, Kevin, Adit.

Anna berdiri menunggu mereka keluar dari rumah. Tak lama Ali, Kevin dan Adit keluar dari rumah.


ALI
Kita boleh minta tolong anter ke pengepul yang kamu pernah bilang?


ANNA
Tentu.


122. EXT. DEPAN RUMAH PENGEPUL. DAY

Cast: Anna, Kevin, Ali, Adit, pengepul.

Terlihat suasana sepi, tak ada aktifitas apapun. Anna datang bersama para tamu (kevin Ali dan Adit). Anna memanggil pengepul.


ANNA
Permisi!


Pengepul datang lalu menghampiri Anna.


PENGEPUL
Iya ada yang bisa saya bantu?
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar