84. EXT. SAWAH. DAY
Cast: Anna, Para Petani, Pemilik sawah.
Anna tengah menanam padi bersama petani lainnya. Ada petani laki-laki yang tengah memberi pola ditanah yang akan ditanami padi, ada beberapa petani wanita yang siap turun ke sawah bersama Anna. Anna tengah bekerja di sawah milik orang lain. Cuaca tampak cerah disana.
PETANI 1
Anna, yakin kamu mau turun ke sawah! Sayang kulitmu nanti gosong!
ANNA
Gak apa-apa bu, namanya juga tinggal di kampung.
PETANI 1
Rajin kamu ya! Mau kerja ini itu. Semangat!
ANNA
Makasih bu.
Anna melanjutkan menanam padi bersama Petani lainnya. Terlihat Anna agak sedikit kesulitan berjalan di atas lumpur sawah, tapi ia tetap melanjutkannya dan berusaha melakukan yang terbaik.
Tak lama, Pemilik sawah datang membawa sebaskom makan siang. Ia memanggil petani yang bekerja untuk beristirahat dan makan bersama dari pinggir sawah.
PEMILIK SAWAH
(teriak)
Heii, makan siang dulu! Nanti keburu dingin lagi makanannya! Ayo sini!
Para petani dan Anna menuruti perintahnya, mereka naik ke pinggir sawah lalu makan bersama dengan baju mereka yang masih kotor dan hanya mencuci tangan mereka saja.
PEMILIK SAWAH
Saya gak bisa balik lagi ke sawah nanti sore, jadi gaji kalian saya kasih sekarang aja ya!
Pemilik sawah memberikan satu orang satu amplop berisi upah menanam padi lalu pamit pergi dan para petani berterimakasih.
PETANI 1
Kalau kita dikasih makan hanya sekali, berarti uang diamplop ini hanya lima puluh ribu rupiah. Kamu akan gunakan untuk apa?
ANNA
Oh, iya. Aku simpan untuk kebutuhan sehari-hari.
PETANI 1
Ya, bagus. Hidup di desa gak perlu mahal. Uang lima puluh ribu rupiah bisa untuk beli lauk selama satu minggu. Beras tinggal ambil, mau sayuran tinggal petik. Bener gak?
ANNA
Iya bu.
PETANI 2
Ayo lanjut lagi, biar cepet beres!
Anna dan petani lainnya bergegas menyelesaikan makannya lalu turun lagi ke sawah.
85. EXT. EVERYWHERE JALAN. DAY
Cast: Anna.
Bekas telapak kaki Anna yang bercampur air dan lumpur terlihat disepanjang jalan. Ia berjalan tanpa alas kaki dengan baju kotornya sepulang dari sawah. Anna tengah memegang amplopnya, membolak baliknya lalu memutuskan untuk membukanya. Ia mendapati uang 50.000 di dalam amplopnya.
ANNA(V.O)
Wah, ucapannya benar. Dia sangat tahu besarnya upah petani disini.
86. EXT. SAMPING RUMAH. DAY
Cast: Anna, Wirani.
Anna tengah berdiri di samping rumah menunggu wirani membawakan handuk dan air hangat. Wirani keluar membawa setengah ember air hangat dan handuk.
WIRANI
Gosok badanmu yang bersih supaya tidak gatal-gatal.
ANNA
Bu, ini uangnya untuk belanja.(memberikan uang 50.000) Kalau kurang, kemarin Anna jual cabe rawit dari kebun kita. Uangnya masih utuh ada di lemari Anna, ambil aja!
WIRANI
Makasih ya nak, gak usah. Ini kayaknya cukup deh. Kamu simpan aja uang itu(menahan tangis)... Gih mandi, keburu dingin airnya!
ANNA
Oh iya, makasih ya bu udah nyiapin air hangatnya.
Anna bergegas mandi, Wirani memandang uang yang dipegangnya dalam kondisi sedikit basah dan kotor terkena lupur. Wirani meneteskan air mata namun segera menyekanya dan kembali ke dalam dapur.
87. INT. DAPUR. DAY
Cast: Nek Tiah, Wirani.
Nek Tiah tengah berdiri mendengarkan obrolan Anna dan Wirani dari balik pintu. Wirani masuk lalu Nek Tiah bergegas menjauh dari pintu dapur.
WIRANI
Ibu ngapain di dapur? Ibu istiahat aja, Wirani masih bisa masak sendiri kok bu!
NEK TIAH
Nih uang (memberikan seratus ribu rupiah) belikan daging ayam.
WIRANI
Uang dari mana bu?
NEK TIAH
Kemarin kan tetangga ngasih uang pas jenguk ibu, belikan daging ayam buat Anna sesekali, kasian habis cape kerja!
WIRANI
Makasih ya bu (menerima uangnya).
88. INT. TENGAH RUMAH. SORE
Cast: Nek Tiah, Wirani, Anna.
Nek Tiah tengah duduk di lantai, menunggu hidangan supaya tidak dikerumuni semut. Wirani masuk membawa nasi yang masih hangat.
NEK TIAH
Anna! Sini makan, udah siap semua!
Anna keluar dari kamarnya sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.
ANNA
Wah, daging ayam. Ibu beli daging ayam? Uangnya cukup bu?
WIRANI
Iya, Nenek kasih uang seratus ribu rupiah suruh beli Ayam buat kamu katanya, udah lama kamu gak makan daging Ayam.
Anna bergabung duduk, Nek tiah membantu Anna mengambil nasi dan lauknya. Mereka makan bersama dengan lahap.
ANNA(V.O)
Walau terkadang ia menjengkelkan, tapi ternyata rasa sayang dan perhatiannya masih besar padaku. Aku mengerti kenapa ibu tak mau meninggalkan nenek. Cara menyayanginya memang seperti ini, ia tak pernah mengungkapkannya tapi ia memberikan perhatiannya untuk mewujudkan rasa sayangnya.
Wirani tengah merapikan sisa makanan dan membawa piring kotornya ke dapur.
ANNA
Anna bantu bu!
WIRANI
Gak usah nak, duduk aja. Pasti kamu capek. Udah ini biar ibu aja.
NEK TIAH
Udah, temenin nenek aja disini. Gimana tadi disawah? Seru? Mau lagi?
ANNA
Biasa aja nek, tapi aku belum bisa menanam padi secepat petani lain. Mereka jago-jago.
DISSOLVE TO:
89. EXT. SAWAH. DAY
Cast: Anna, Para petani.
Anna tertinggal jauh dari petani lain yang tengah menanam padi di sawah. Anna berusaha mengejarnya. Ia terlihat kesusahan berjalan diatas lumpur, sesekali ia melangkah dan hampir terjatuh karena kesusahan menyeimbangkan tubuhnya.
BACK TO:
90. INT. TENGAH RUMAH. SORE
Cast: Nek Tiah, Wirani, Anna.
Nek Tiah tertawa lepas, Anna menggaruk kepalanya yang tak gatal sembari senyum kecil (nyengir). Wirani masuk lalu bergabung.
WIRANI
Ada apa? Kok ketawa gak ajak-ajak sih!
ANNA
Gak tau tuh nenek, gak lucu juga!
NEK TIAH
Kamu ada-ada aja. Lagian ngapain kerja di sawah orang. Kamu urus aja sawah nenek. Mau?
ANNA
Nggak, nanti kalau Anna yang urus bisa-bisa gagal panen. Nanam padinya aja lama.
NEK TIAH
Untung tadi kamu gak dimarahin.
ANNA
Iya, soalnya yang punya sawah gak ikut nanem padi. Pas ngasih makan siang langsung pulang lagi.
NEK TIAH
Upahnya lima puluh ribu ya?
ANNA
Kok nenek tau?
NEK TIAH
Iya, sistem upah disini kaya gitu. Kalau dikasih makan sekali upahnya lima puluh ribu rupiah kalau dikasih makan dua kali sama camilannya bayarnya tiga puluh lima ribu rupiah per orang dalam sehari.
ANNA
Ooooh gitu ya, Anna baru tau.
FADE IN: