Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tongkonan Terakhir
Suka
Favorit
Bagikan
11. Bagian 11 - “Warisan Kabut”
FADE IN:EXT. DESA TOROLOKO – FAJAR BARU

Langit jingga lembut. Burung-burung hutan kembali berkicau, suara alam yang sempat hilang.

Kabut tipis menari di antara pepohonan, bukan lagi merah, melainkan putih keperakan.

Raka berdiri di beranda Tongkonan Terakhir, memandang hamparan sawah yang masih basah embun.

Yohana menyusul, membawa dua cangkir kopi Toraja.

YOHANA

(pelan)

Desa ini… terasa hidup lagi.

RAKA

Ya.

Seperti terbangun dari mimpi panjang.

Mereka minum dalam diam, menikmati udara baru yang sejuk.

INT. BALAI DESA – PAGI

Di balai desa, warga berkumpul.

Bendera adat dipasang kembali, anyaman bambu yang sempat rusak diganti.

Tawa anak-anak terdengar—suara yang lama tak muncul.

Lantang berdiri di depan warga.

LANTANG

Hari ini kita bersyukur.

Gerbang telah tertutup, roh leluhur tenang.

Tapi ingat, adat bukan sekadar ritual.

Ia adalah janji untuk menjaga keseimbangan.

Warga mengangguk penuh hormat.

EXT. MAKAM LELUHUR – SIANG

Raka berjalan bersama Pastor Samuel ke kompleks makam di lereng bukit.

Patung-patung Tau-Tau yang sempat hidup kini kembali diam, tatapannya teduh.

Pastor Samuel menatap Raka.

PASTOR SAMUEL

Kau bukan hanya menyelamatkan desa.

Kau mengingatkan kami, iman dan adat bisa berjalan bersama.

Raka menunduk.

RAKA

Saya hanya melakukan yang seharusnya.

Ayah saya… akan bangga.

Pastor menepuk bahunya, lalu pergi meninggalkan Raka sendiri di hadapan makam.

Raka meletakkan setangkai bunga kopi di batu nisan tanpa nama.

INT. RUMAH LARAS – SORE

Yohana membantu Laras menyiapkan jamuan syukur.

Tawa kecil pecah ketika Laras menceritakan kisah-kisah lama.

LARAS

Aku pikir kita semua akan mati kemarin.

Tapi kalian… kalian membuatku percaya pada keajaiban.

YOHANA

Kadang… keajaiban itu kita sendiri.

Laras tersenyum, air mata bahagia mengalir.

EXT. TEPI HUTAN – SENJA

Raka berdiri sendirian di tepi hutan, memandang ke arah gunung.

Angin membawa aroma tanah basah.

Sekilas, ia mendengar suara ayahnya:

“Jaga warisan ini, Nak…”

Raka menutup mata, membiarkan suara itu berlalu seperti hembusan angin.

INT. TONGKONAN TERAKHIR – MALAM

Malam terakhir sebelum Raka dan Yohana kembali ke kota.

Lampu minyak menyala temaram.

Raka menyalakan kamera vlognya untuk terakhir kali.

RAKA

(ke kamera)

Perjalanan ini mengubah banyak hal.

Tentang keluarga, tentang ketakutan, tentang kepercayaan.

Bukan cuma cerita horor.

Ini… warisan.

Ia menutup kamera, menyimpannya di tas.

Yohana masuk membawa selendang.

YOHANA

Besok kita turun ke Makale.

Siap?

Raka mengangguk, menatap ukiran dinding yang kini tampak damai.

EXT. DESA TOROLOKO – PAGI PERPISAHAN

Warga berkumpul mengantar Raka dan Yohana.

Lantang memberi mereka kain adat sebagai kenang-kenangan.

LANTANG

Kalian bagian dari desa ini sekarang.

Jangan lupakan.

RAKA

Kami tidak akan lupa.

Pelukan, salam, senyum penuh haru.

PERJALANAN TURUN GUNUNG – SIANG

Raka dan Yohana menuruni jalur hutan.

Cahaya matahari menembus dedaunan, bayangan pepohonan bergoyang lembut.

Yohana menoleh ke belakang.

YOHANA

Seperti tak pernah ada apa-apa di sana.

RAKA

Kadang… yang paling nyata justru tak terlihat.

Mereka tertawa kecil, lalu melanjutkan perjalanan.

INT. KAMAR APARTEMEN RAKA – MALAM (KOTA)

Beberapa minggu kemudian.

Raka duduk di depan komputer, menonton rekaman vlog.

Semua video—ritual, kabut, patung bergerak—terekam jelas.

Ia berhenti di satu frame:

bayangan samar seorang perempuan tua berdiri di belakangnya saat ia menusuk belati ke dadanya—Poya, menatap kamera dengan senyum tenang.

Raka memajukan video. Bayangan itu menghilang seketika.

Ia menyandarkan punggung, terdiam lama.

EXT. KOTA – HUJAN MALAM

Raka keluar ke balkon.

Hujan rintik-rintik.

Lampu kota berkilauan.

Di kejauhan, di antara gemerlap lampu, sepotong kabut putih melayang pelan, membentuk siluet Tongkonan sebelum larut dalam angin.

Raka menatap, senyum tipis terukir.

RAKA

(fisipan)

Istirahatlah… Poya.

FADE OUT.

TEKS LAYAR:

Tongkonan Terakhir – Tamat

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)