Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
54. RUMAH LISA- SIANG
Orang tua Lisa terlihat gelisah karena anaknya belum pulang dan tidak ada kabar sejak kemarin. Telponnya juga tidak diangkat. Ibu Lisa mondar-mandir di ruang tamu, sementara ayahnya berusaha menelpon Lisa dan Ranaya bergantian, tapi tak dapat dihubingi.
IBU LISA
AYAH LISA
IBU LISA
AYAH LISA
55. KANTOR POLISI-SIANG
Orang tua Lisa tiba di kantor polisi. Mereka berjalan terburu-buru dan kebingungan. Kita melihat kesibukan kantor polisi di siang hari. Lalu seorang polisi menyapa mereka.
POLISI (1)
AYAH LISA
POLISI (1)
AYAH LISA
POLISI (1)
AYAH LISA
56. RUANG POLISI
IBU LISA
POLISI (2)
IBU LISSA
POLISI (2)
IBU LISA
POLISI (2)
IBU LISA
POLISI (2)
IBU LISSA
POLISI (2)
IBU LISSA
POLISI (2)
IBU LISSA
POLISI (2)
IBU LISA
POLISI (2)
IBU LISA
POLISI (2)
IBU LISSA
POLISI (2)
AYAH LISSA
POLISI (2)
IBU LISSA
POLISI (2)
IBU LISSA
POLISI (2)
IBU LISSA
POLISI (2)
IBU LISSA
AYAH LISSA
IBU LISSA
AYAH LISSA
Ibu lissa berdecak kesalkemudian pergi meninggalkan kantor polisi diikuti Bapak Lissa.
CUT TO
57. INT-MOBIL-SIANG
Orang tua Lissa menyusuri jalanan Bandung menuju Lembang, tempat villa Ranaya berada.
AYAH LISSA
IBU LISSA
Mama gak peduli! Itu pasti prosesnya masih lama, Pah. Udah, Papa nurut aja dulu. Kalau memang Lissa gak kenapa-kenapa, ya, bagus. Berarti laporannya gak perlu diproses, kan.
Setelah sekian lama, akhirnya mereka memasuki area Lembang.
AYAH LISSA
IBU LISSA
Kita coba tanya aja satu-satu, Pah.
CUT TO
54.KAMAR RANAYA- SIANG
Ranaya duduk di atas kasur sambil melipat ke dua tangan di atas lutut. Dia melirik ke arah paket baju yang berada di sebelahnya.
RANAYA
Kemudian, sambil meringis Ranaya membuka sedikit perbannya yang kembali mengeluarkan darah.
Kita melihat luka pada kaki Ranaya masih basah, karena masih mengeluarkan darah bercampur nanah. Kemudian Ranaya menyentuh lukanya dengan jari telunjuk untuk memastikan lagi kondisi lukanya.
RANAYA
Ranaya berjalan meuju meja rias, lalu membersihkan noda di telunjuk dan pada kertas kosong yang posisinya paling ujung meja rias, sebanyak dua baris. Setelah itu Ranaya berjalan menuju pintu kamar.
Kita melihat kertas putih itu kini memliki noda darah sebanyak dua baris. Bersanding dengan kertas yang telah Ranaya tulis dengan spidol merah.
RANAYA
ELIN (O.S)
Ranaya tersenyum tipis.
RANAYA
ELIN (O.S)
Ranaya langsung diam dan membalik badan. Kepalanya disandarkan pada tralis kemudian menarik napas berat.
ELIN (O.S)
Ranaya terkejut dan langsung membuka semua laci yang ada di kamarnya dengan wajah panik.
RANAYA
(kesal)
Tak lama, Ranaya menemukan satu bolpoin dan satu pensil di laci, lalu menyembunyikannya di samping kasur, dan kembali melanjutkan pencarian di laci yang lain. Ternyata Ranaya menemukan penggaris besi. Sejenak Dia terdiam memandangi penggaris itu kemudian menyimpannya di balik baju.
Setelah itu ranaya bergegas berjalan menuju kasur dan menyembunyian bolpoin serta pensil di bawahnya. Karena tak ada alat tulis, Ranaya tertidur.
CUT TO
55.RUANG UTAMA- SIANG
Kita meihat ruang utama sangat berantakan. Semua laci terbuka, dengan isi yang berserakan. Sementara Dodi sedang mengeluarkan semua isi dari laci yang lain.
Elin ke luar dari ruang keluarga membawa dua buah bolpoin.
ELIN
Dodi mengambil ke dua bolpoin dan mencoba salah satunya pada punggung tangan. Hasilnya nihil. Kemudian Dodi mencoba bolpoin yang satu dan ternyata sama juga. Karena kesal, Dodi melempar ke dua bolpoin itu.
DODI
ELIN
DODI
ELIN
DODI
Elin menatap curiga.
ELIN
DODI
O.S (Suara laki-laki dan perempian)
PERMISIII
Wajah Elin dan Dodi palsu langsung pucat.
DODI
ELIN
Elin dan Dodi menuju ruang tamu. Kita melihat orang tua Lissa berdiri di balik pintu tralis besi. Mereka terlihat sumringah karena berhasil menemukan Villa Ranaya.
CUT TO
56. RUANG TAMU-SIANG
ELIN
IBU LISSA
ELIN
AYAH LISSA
Dodi dan Elin langsung saling pandang.
AYAH LISSA
ELIN
IBU LISSA
ELIN
DODI
AYAH LISSA
ELIN
AYAH LISSA
ELIN
IBU LISSA
Tiba-tiba ayah Lissa melihat kunci mobil dengan gantungan bineka kecil milik Lissa ada di kolong kursi tamu. Seketika ayah Lissa merasa ada yang tidak beres.
ELIN
AYAH LISSA
DODI
AYAH LISSA
ELIN
Elin membuka pintu tralis besi dengan ekpresi datar.
CUT TO
57. MOVING SHOT
Ayah Lissa masuk, diikuti Dodi. Selama menuju kamar mandi, Ayah Lissa memperhatikan selutuh isi rumah yang berantakan. Dia juga melihat dari jauh dua kamar yang pintunya terubuka dan tidak ada siapa-siapa di sana.
DODI
Dodi menunjukkan kamar mandi untuk tamu. Sedangkan dia berjalan menuju dapur.
Melihat Dodi meninggalkannya. Ayah Lissa langsung menaiki tangga. Ayah Lissa yakin anaknya ada di rumah ini di ruang atas sebab di bawah tidak ada siapa-siapa.
CUT TO
58. LANTAI ATAS-SIANG
AYAH LISSA (memanggil dengan suara pelan)
Ayah Lissa terus berjalan hingga berada di depan kamar ranaya. Dia terkejut melihat gembok yang mengunci pintu tralis di kamar Ranaya.
CUT TO
58. KAMAR RANAYA-SIANG
F.O (AYAH LISSA)
Ranaya terbangun karena mendengar suara seseorang. Sedetik kemudian dia sadar penuh dan beranjak dari kasur.
Ayah Lissa ternyata telah berdiri di depan kamarnya.
RANAYA
Ayah Lissa kaget melihat kondisi Ranaya yang berjalan pincang, terluka, dan tak berdaya.
AYAH LISSA
Ayah Lissa sedang mengambil ponsel di kantong saat Ranaya terjatuh ketika hampir menggapai pintu.
RANAYA
AYAH LISSA
RANAYA
Ranaya menjerit ketika tiba-tiba Dodi menyerang Ayah Lissa dengan pisau dan mengenai perut sampingnya. Seketika Ayah Lissa ambruk, tapi dia belum mati.
Ayah Lissa berusaha bangun dengam susah payah. Namun Dodi menendangnya tepat dibagian luka. Ayah Lissa menggeram kesakitan.
AYAH LISSA
DODI
Dodi menusuk leher Ayah Lissa tepat di depan Ranaya. Ranaya langsung pingsan.
Dodi mengabaikan Ranaya yang pingsan dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan darah yang ada di tangan serta melepas bajunya.
CUT TO
59. RUANG TAMU-SIANG
Elin dan Ibu Lissa tengah bersenda gurau dan tertawa kecil.
ELIN
IBU LISSA
Tiba-tiba dodi datang dengan bertelanjang dada. Ibu Lissa jadi canggung.
DODI
IBU LISSA
ELIN
Elin mengikuti Ibu Lissa setelah mengambil pajangan kayu jati dan langsung memukul tengkuk Ibu Lissa. Seketika Ibu Lissa meregabg nyawa.
DODI
ELIN
CUT TO
60.KAMAR RANAYA-MALAM
Ranaya masih terisak dan syok karena peristiwa tadi siang saat Dodi dan Elin yang membawa nampan, masuk secara bersamaan. Mereka napak terkejut melihat kamar Ranaya yang berantakan.
ELIN
RANAYA
ELIN
Ranaya menggeleng.
DODI
RANAYA
Ranaya diam sebentar memandangi dua orang itu.
RANAYA (cont,d)
Dodi tergelak.
DODI
RANAYA
Elin memandangi Dodi yang terdiam.
DODI
Dodi melongos, dan matanya tertuju pada kertas halaman pertama yang di tulis Ranaya. Dodi menggeser kertas paling atas satu persatu.
DODI
RANAYA
Lalu Dodi menghentikan kegiatannya ketika melihat kertas yang telah ditulis Ranaya dengan spidol merah. Dia membacanya sejenak, kemudian melirik dua garis noda darah pada kertas kosong di sebelahnya.
Dodi menyeringai. Dia langsung berjalan menghampiri Ranaya dengan spidol di tangan kanan dan kertas kosong di tangan kiri.
Ranaya sontak ketakutan. Dia mundur beberapa senti di kasurnya.
RANAYA
Dodi mengambil paksa kaki Ranaya yang terluka, dan berusaha membuka perbannya meski mendapat perlawanan dari Ranaya.
RANAYA
Ranaya terus berontak meski sia-sia.
Setelah perban terbuka, Dodi menusuk-nusuk dan memutar ujung spidol pada luka Ranaya yang diiringi jeritan Ranaya selama beberapa detik.
Lalu Dodi mulai menulis di kertas kosong dengan ujung spidol yang telah terkena darah bercampur nanah.
DODI
(menyeringai)
RANAYA
ELIN
DODI
Dodi mengusap pipi Ranaya dan disambut sebuah tamparan di wajah Dodi.
Dodi tersnyum sinis dan mengusap pipinya sambil bangkit dari kasur.
Dodi pergi begitu saja diikuti Elin.
CUT TO