Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
05.INT.TANGGA RUMAH-MALAM
Ranaya menaiki tangga sambil melihat-lihat foto keluarganya yang menempel di dinding dari ia kecil hingga dewasa.
Sebelum ke kamarnya, Ranaya memilih ke kamar orang tuanya terlebih dahulu.
CUT TO
06.INT.KAMAT ORTU RANAYA-MALAM
Ranaya membuka pintu.
Sebuah ranjang besar tanpa sprei menyambutnya.
Kemudian Ranaya membuka pintu lemari baju dan menyusuri seluruh baju orang tuanya dengan jemari.
Kemudian Ranaya melihat keluar jendela. Halaman luas bekas kebun sudah ditutupi ilalang. Hingga tak terasa air matanya menggenang.
Ranaya pun bergegas keluar dan menuju kamarnya.
CUT TO
07.INT.KAMAR RANAYA-MALAM.
Di kamarnya, Ranaya langsung merebahkan tubuh di kasur. Tak lama kemudian dia bangkit untuk mengambil ponsel di tasnya dan kembali merebahkan tubuh.
INSERT-PONSEL DI TANGAN RANAYA.
Ranaya membuka aplikasi pesan singkat, memilih nama Lisa, kemudian sambil tersenyum, Ranaya mulai mengetik.
Aku udah sampeee...
Besok ke rumah yaaa ....
Jangan lupa bawa Cuanki sama Seblak yang kata kamu paling enak se Bandung.
Ranaya mengirim pesan.
Setelah menunggu balasan dari Lisa sekian detik, Ranaya bangkit dari kasur, dan mengambil baju ganti dan handuk di lemari.
Fx suara las besi
Sebelum keluar kamar, Ranaya melihat dari jendela untuk menacari tahu tentang suara itu. Ranaya mempertajam penglihatan untuk melihat siapa orang yang sedang mengelas di malam gelap dan sedingin Lembang.
Rupanya itu adalah Mang Dodi yang tengah mengelas beberapa besi panjang menjadi satu menyerupai teralis atau pagar.
Ranaya mengerenyitkan dahi.
Ranaya menjauh dari jendela dan keluar kamar sambil membawa handuk dan baju menuju kamar mandi di bawah.
CUT TO
08.INT.TANGGA RUMAH-MALAM
Ranaya turun dari tangga dan menyusuri rumah untuk ke kamar mandi yang tak jauh dari dapur.
Saat mendekati dapur, Ranaya mendengar suara pisau diasah
Fx Suara pisau diasah.
Ranaya menghampiri Bi Elin di dapur yang sedang mengasah pisau.
CUT TO
09.INT.DAPUR-MALAM
Kita melihat selusin pisau berbagai bentuk dan ukuran berjejer rapi di sebalah asahan.
RANAYA
Elin hanya mengangguk.
RANAYA
ELIN
RANAYA
Elin menatap lurus pisau yang sedang diasah tanpa ekspresi.
ELIN
Ranaya kebingungan dan terkejut.
RANAYA
Dodi masuk sambil membawa besi yang sudah di las menyerupai pagar, dan sempat mendengar pertanyaan Ranaya
DODI
Ranaya menoleh dan matanya mengikuti arah Dodi pergi.
RANAYA
DODI
RANAYA
DODI
RANAYA
DODI
Ranaya sedikit kebingungan, tapi memilih mengabaikannya.
RANAYA
DODI
Ranaya melirik Elin yang tak menyahut. Jangankan merespon, tatapannya tak sedikitpun bergeser dari pisau yang sedang diasah.
CUT TO
10.INT.KAMAR RANAYA-MALAM
Ranaya masuk ke kamar sambil mengelap rambut basah.
Kemudian dia berdiri di depan cermin dan mengeringkan rambutnya.
Setelah setengah kering, Ranaya duduk di kasur dan mengambil ponsel dengan tangan kanan.
INSERT-LAYAR PONSEL PADA KEDUA TANGAN LISSA
Ranaya membuka pesan dari Lissa (22).
Siaap
Aku ke sana siangan ya
Kemudian Ranaya mengetik membalas pesan Lissa.
Bawain yang makanan manis juga dong
Pesan langsung terkirim dan langsung terbaca.
Lissa langsung membalas.
Dibawain surabi yang deket pasar Lembang mau?
RANAYA
Mau bangett
LISSA
Oke, gimana Amang Bibi?
RANAYA
Mereka baik.
LISSA
Syukurlah. Duh, gak sabar deh aku ketemu kamu. Terakhir kita ketemu kan lima tahun yang lalu. Lusa kita ke mall baru ya, enak banget tempatnya.
RANAYA
Gak punya duit Lisaaa. Komisi novel bulan ini udah habis untuk mengurus kepulangan.
LISSA
Udaah tenang aja. Aku traktir.
RANAYA
Asiiik. Nuhun ya sayangkuh.
LISSA
Siip. Salam dari mama papa. Katanya kamu harusnya tinggal di sini aja dulu.
RANAYA
Hehe. Salam balik, Sa. Nanti deh kalau semua sudah beres, aku nginep di sana. Ya udah aku tidur dulu, ya. Capek banget nih.
LISSA
Okey.
Setelah berkomunikasi lewat aplikasi dengan Lisa, Ranaya hendak berselancar di dunia maya sejenak untuk mengusir penat.
Kemudian tanpa sengaja Ranaya melihat baju yang dijual di toko online. Ranaya seketika jatuh cinta dengan baju itu.
RANAYA
Kemudian Ranaya memlih ekpedisi pengiriman yang tersedia.
RANAYA
Ranaya kemudian melakukan transaksi untuk membayar baju tersebut.
Selesai memesan baju Ranaya mematikan layar ponsel, mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur.
CUT TO
11.RUANG MAKAN-PAGI
Ranaya bangun tidur dan melirik jam dinding sambil mengulet. Setelah itu dia keluar kamar menuju meja makan.
Ranaya mendekati Elin yang tengah menyiapkan sarapan.
RANAYA
ELIN
RANAYA
ELIN
RANAYA
Ranaya langsung mengambil sepotong bakwan dan memakannya.
RANAYA
ELIN
RANAYA
Elin menghampiri Ranaya sambil membawa segelas besar teh manis hangat.
ELIN
Ranaya hanya tersenyum kemudian menyeruput teh itu pelan-pelan.
RANAYA
Elin hanya tersenyum menatap Ranaya yang kembali meminum tehnya.
Beberapa detik kemudian Ranaya mengerjap dan menguap.
RANAYA
Mata Ranaya terlihat sangat mengantuk. Elin yang melihat reaksi Ranaya, langsung mendekat mengusap punggung Ranaya.
ELIN
(Berbisik)
Ranaya seketika tak dapat menahan kepalanya dan tertidur di meja makan.
CUT TO
12.KAMAR RANAYA-MALAM
Kita melihat pandangan gelap yang mulai terang perlahan namun buram seperti orang yang membuka mata pelan-pelan.
Kita melihat bagian atap kamar Ranaya.
Ranaya bangkit dari tidur sambil terkejut.
RANAYA
Ranaya bangun dari kasur dan membuka tirai.
RANAYA
Ranaya terheran-heran menatap langit gelap.
RANAYA
Ranaya bergegas mengambil ponselnya di atas meja.
INSERT-LAYAR HAPE PADA KEDUA TANGAN RANAYA.
Ranaya meringis melihat notifikasi pesan singkat dari Lissa kemudian membukanya.
Terdapat dua pesan dari Lissa di dua waktu yang berbeda
Rana, aku udah mau berangkat nih. [10.00]
Iiihh gimana sih. Katanya nyuruh ke rumah, tapi taunya malah pergi [11.30]
Ranaya seketika mengerenyit.
RANAYA
Ranaya langsung mengetik pesan balasan.
Lisa, maaf banget. Aku ketiduran seharian. Aku gak kemana-mana.
Ranaya mengirim pesan.
Setelah pesan terkirim, Ranaya sangat gelisah menanti balasan Lisa. Dia mondar-mandir di kamar dan sesekali membuka tirai.
RANAYA
FX SUARA PINTU DIKETUK.
Ranaya berjalan menuju pintu dan membukanya. Di depan pintu, tela berdiri Bibi Elin yang tesenyum Ramah.
ELIN
Elin meraih pundak Ranaya.
ELIN
CUT TO
13.INT.TANGGA RUMAH-MALAM
Ranaya menuruti Elin dengan wajah kebungungan. Mereka menyusuri tangga dan saat tiba di meja makan, Dodi telah menyambut mereka dengan senyuman.
RANAYA
ELIN
CUT TO
14.RUANG MAKAN-MALAM
DODI
Elin menarik kursi untuk Ranaya, Ranaya duduk kemudian Elin menarik kursi untuk dirinya sendiri.
ELIN
Elin membuka tudung saji dan menyodorkan makanan-makanan pesanan Ranaya.
Ranaya hanya diam dan penuh curiga.
Karena lapar, Ranaya tetap memakan makanan itu.
Baru saja beberapa suap, hape Ranaya berbunyi.
FX SUARA NOTOFIKASI HAPE
Ranaya melirik hape di tangan kiri.
INSERT-HAPE DI TANGAN KIRI RANAYA.
Satu pesan singkat dari Lissa
Ranaya membuka pesan itu.
Lho, tadi kata ibu-ibu yang kerja di sana, kamu lagi pergi. Ya udah aku titip aja makanannya. Tadinya aku mau tunggu di kamar kamu aja, tapi kata ibu yang kerja di situ, kamu perginya lama.
Suapan Ranaya terhenti ketika membaca isi pesan itu.
Ranaya mengetik pesan balasan.
Yang kerja di sini? Siapa Lisa? Gak ada lagi yang kerja di sini. Aku gak mampu bayar. Di sini cuma ada aku, Amang dan Bibi.
Lissa langsung membalas pesan Ranaya.
Aku gak tau dia siapa Rana. Aku baru liat hari ini. Tapi aku kayanya pernah lihat ibu itu dimana gitu.
Elin dan Dodi saling berpandangan kemudian sama-sama menatap Ranaya yang terlihat bingung.
RANAYA
ELIN
RANAYA
Dodi dan Elin terlihat kikuk.
ELIN
DODI
Eh, oh, iya bisa jadi. Mang Dodi juga sering diganggu.
Ranaya terlihat ketakutan dan merinding seketika.
RANAYA
Dodi dan Elin mengangguk.
RANAYA
DODI DAN ELIN
DODI
ELIN
Ranaya mematikan layar ponsel kemudian menghabiskan sisa makanannya tanpa bicara karena ketakutan.
CUT TO