Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tinta Darah
Suka
Favorit
Bagikan
2. 02

05.INT.TANGGA RUMAH-MALAM

Ranaya menaiki tangga sambil melihat-lihat foto keluarganya yang menempel di dinding dari ia kecil hingga dewasa.

Sebelum ke kamarnya, Ranaya memilih ke kamar orang tuanya terlebih dahulu.

CUT TO

06.INT.KAMAT ORTU RANAYA-MALAM

Ranaya membuka pintu.

Sebuah ranjang besar tanpa sprei menyambutnya.

Kemudian Ranaya membuka pintu lemari baju dan menyusuri seluruh baju orang tuanya dengan jemari.

Kemudian Ranaya melihat keluar jendela. Halaman luas bekas kebun sudah ditutupi ilalang. Hingga tak terasa air matanya menggenang.

Ranaya pun bergegas keluar dan menuju kamarnya.

CUT TO

07.INT.KAMAR RANAYA-MALAM.

Di kamarnya, Ranaya langsung merebahkan tubuh di kasur. Tak lama kemudian dia bangkit untuk mengambil ponsel di tasnya dan kembali merebahkan tubuh.

INSERT-PONSEL DI TANGAN RANAYA.

Ranaya membuka aplikasi pesan singkat, memilih nama Lisa, kemudian sambil tersenyum, Ranaya mulai mengetik.

Aku udah sampeee...

Besok ke rumah yaaa ....

Jangan lupa bawa Cuanki sama Seblak yang kata kamu paling enak se Bandung.

Ranaya mengirim pesan.

Setelah menunggu balasan dari Lisa sekian detik, Ranaya bangkit dari kasur, dan mengambil baju ganti dan handuk di lemari.

Fx suara las besi

Sebelum keluar kamar, Ranaya melihat dari jendela untuk menacari tahu tentang suara itu. Ranaya mempertajam penglihatan untuk melihat siapa orang yang sedang mengelas di malam gelap dan sedingin Lembang.

Rupanya itu adalah Mang Dodi yang tengah mengelas beberapa besi panjang menjadi satu menyerupai teralis atau pagar.

Ranaya mengerenyitkan dahi.

Ranaya menjauh dari jendela dan keluar kamar sambil membawa handuk dan baju menuju kamar mandi di bawah.

CUT TO

08.INT.TANGGA RUMAH-MALAM

Ranaya turun dari tangga dan menyusuri rumah untuk ke kamar mandi yang tak jauh dari dapur.

Saat mendekati dapur, Ranaya mendengar suara pisau diasah

Fx Suara pisau diasah.

Ranaya menghampiri Bi Elin di dapur yang sedang mengasah pisau.

CUT TO

09.INT.DAPUR-MALAM

Kita melihat selusin pisau berbagai bentuk dan ukuran berjejer rapi di sebalah asahan.

RANAYA

Malam-malam ngasah pisau Bi?

Elin hanya mengangguk.

RANAYA

Sebanyak itu?

ELIN

Iya, karena semua akan terpakai sebentar lagi, Neng.

RANAYA

Untuk apa, Bi?

Elin menatap lurus pisau yang sedang diasah tanpa ekspresi.

ELIN

Untuk jaga-jaga.

Ranaya kebingungan dan terkejut.

RANAYA

Jaga-jaga dari apa, Bi?

Dodi masuk sambil membawa besi yang sudah di las menyerupai pagar, dan sempat mendengar pertanyaan Ranaya

DODI

Ya dari orang jahat atuh Neng.

Ranaya menoleh dan matanya mengikuti arah Dodi pergi.

RANAYA

Lho, emang di sini gak aman ya, Mang?

DODI

Di dunia ini, mana ada tempat yang aman.

RANAYA

Terus besi itu untuk apa, Mang?

DODI

Oh, ini buat orang.

RANAYA

Oh, pesanan ya, Mang?

DODI

Yaaah, bisa dibilang begitu.

Ranaya sedikit kebingungan, tapi memilih mengabaikannya.

RANAYA

Aku mandi dulu, ya Mang, Bi.

DODI

Oh, iya mangga, Neng.

Ranaya melirik Elin yang tak menyahut. Jangankan merespon, tatapannya tak sedikitpun bergeser dari pisau yang sedang diasah.

CUT TO

10.INT.KAMAR RANAYA-MALAM

Ranaya masuk ke kamar sambil mengelap rambut basah.

Kemudian dia berdiri di depan cermin dan mengeringkan rambutnya.

Setelah setengah kering, Ranaya duduk di kasur dan mengambil ponsel dengan tangan kanan.

INSERT-LAYAR PONSEL PADA KEDUA TANGAN LISSA

Ranaya membuka pesan dari Lissa (22).

Siaap

Aku ke sana siangan ya

Kemudian Ranaya mengetik membalas pesan Lissa.

Bawain yang makanan manis juga dong

Pesan langsung terkirim dan langsung terbaca.

Lissa langsung membalas.

Dibawain surabi yang deket pasar Lembang mau?

RANAYA

Mau bangett

LISSA

Oke, gimana Amang Bibi?

RANAYA

Mereka baik.

LISSA

Syukurlah. Duh, gak sabar deh aku ketemu kamu. Terakhir kita ketemu kan lima tahun yang lalu. Lusa kita ke mall baru ya, enak banget tempatnya.

RANAYA

Gak punya duit Lisaaa. Komisi novel bulan ini udah habis untuk mengurus kepulangan.

LISSA

Udaah tenang aja. Aku traktir.

RANAYA

Asiiik. Nuhun ya sayangkuh.

LISSA

Siip. Salam dari mama papa. Katanya kamu harusnya tinggal di sini aja dulu.

RANAYA

Hehe. Salam balik, Sa. Nanti deh kalau semua sudah beres, aku nginep di sana. Ya udah aku tidur dulu, ya. Capek banget nih.

LISSA

Okey.

Setelah berkomunikasi lewat aplikasi dengan Lisa, Ranaya hendak berselancar di dunia maya sejenak untuk mengusir penat.

Kemudian tanpa sengaja Ranaya melihat baju yang dijual di toko online. Ranaya seketika jatuh cinta dengan baju itu.

RANAYA

Iiih lucu bangett. Beli aah, sekalian buat nambahin baju di sini.

Kemudian Ranaya memlih ekpedisi pengiriman yang tersedia.

RANAYA

Yang paling murah aja deh, walaupun bisa sampe seminggu pengirimannya.

Ranaya kemudian melakukan transaksi untuk membayar baju tersebut.

Selesai memesan baju Ranaya mematikan layar ponsel, mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur.

CUT TO

11.RUANG MAKAN-PAGI

Ranaya bangun tidur dan melirik jam dinding sambil mengulet. Setelah itu dia keluar kamar menuju meja makan.

Ranaya mendekati Elin yang tengah menyiapkan sarapan.

RANAYA

Bikin apa Bi?

ELIN

Biasa bala-bala. Di sana ada gak bala-bala?

RANAYA

Oh, bakwan.

ELIN

Geuningan kamu tau bakwan?

RANAYA

Tau dong.

Ranaya langsung mengambil sepotong bakwan dan memakannya.

RANAYA

Hhmmm. Enak banget. Garing! Di sana ada yang jual, tapi rasanya juga beda sama di sini. Gak seenak ini.

ELIN

Pasti di sana gak pake micin.

RANAYA

Oh iya bener. Di sana jarang ada yang pake mecin. Hahaha


Elin menghampiri Ranaya sambil membawa segelas besar teh manis hangat.

ELIN

Teh haneut na, Neng. Mangga di leueut.

Ranaya hanya tersenyum kemudian menyeruput teh itu pelan-pelan.

RANAYA

Enak banget ya teh tubruk asli Indonesia tuh.

Elin hanya tersenyum menatap Ranaya yang kembali meminum tehnya.

Beberapa detik kemudian Ranaya mengerjap dan menguap.

RANAYA

Duh, kok, tiba-tiba ngantuk banget ya.

Mata Ranaya terlihat sangat mengantuk. Elin yang melihat reaksi Ranaya, langsung mendekat mengusap punggung Ranaya.

ELIN

(Berbisik)

Mungkin kamu capek teuing.

Ranaya seketika tak dapat menahan kepalanya dan tertidur di meja makan.

CUT TO

12.KAMAR RANAYA-MALAM

Kita melihat pandangan gelap yang mulai terang perlahan namun buram seperti orang yang membuka mata pelan-pelan.

Kita melihat bagian atap kamar Ranaya.

Ranaya bangkit dari tidur sambil terkejut.

RANAYA

HAH?! Aku ketiduran!

Ranaya bangun dari kasur dan membuka tirai.

RANAYA

Ya ampun aku tidur dari jam berapa??

Ranaya terheran-heran menatap langit gelap.

RANAYA

Oh iya Lissa!

Ranaya bergegas mengambil ponselnya di atas meja.

INSERT-LAYAR HAPE PADA KEDUA TANGAN RANAYA.

Ranaya meringis melihat notifikasi pesan singkat dari Lissa kemudian membukanya.

Terdapat dua pesan dari Lissa di dua waktu yang berbeda

Rana, aku udah mau berangkat nih. [10.00]

Iiihh gimana sih. Katanya nyuruh ke rumah, tapi taunya malah pergi [11.30]

Ranaya seketika mengerenyit.

RANAYA

Lho, aku kan gak kemana-mana.

Ranaya langsung mengetik pesan balasan.

Lisa, maaf banget. Aku ketiduran seharian. Aku gak kemana-mana.

Ranaya mengirim pesan.

Setelah pesan terkirim, Ranaya sangat gelisah menanti balasan Lisa. Dia mondar-mandir di kamar dan sesekali membuka tirai.

RANAYA

Kok, bisa-bisanya sih aku ketiduran sampe selama ini? Dari pagi sampai malam?

FX SUARA PINTU DIKETUK.

Ranaya berjalan menuju pintu dan membukanya. Di depan pintu, tela berdiri Bibi Elin yang tesenyum Ramah.

ELIN

Eh, Neng Rana udah bangun? Baru aja Bi Elin mau bangunin untuk makan.

Elin meraih pundak Ranaya.

ELIN

Yuk, makan dulu. Kamu tidur sapopoe, pasti sekarang lapar kan?

CUT TO

13.INT.TANGGA RUMAH-MALAM

Ranaya menuruti Elin dengan wajah kebungungan. Mereka menyusuri tangga dan saat tiba di meja makan, Dodi telah menyambut mereka dengan senyuman.

RANAYA

Sapopoe itu apa Bi?

ELIN

(tersenyum)
Sapopoe itu seharian.

CUT TO

14.RUANG MAKAN-MALAM

DODI

Capek banget, ya Neng? Tidurnya sampai seharian.

Elin menarik kursi untuk Ranaya, Ranaya duduk kemudian Elin menarik kursi untuk dirinya sendiri.

ELIN

Tadi temen kamu ke sini. Dia nungguin kamu lama banget. Terus Bibi bilang, mungkin kamu terlalu capek. Gak lama dia pulang dan nitipin makanan pesanan kamu.

Elin membuka tudung saji dan menyodorkan makanan-makanan pesanan Ranaya.

Ranaya hanya diam dan penuh curiga.

Karena lapar, Ranaya tetap memakan makanan itu.

Baru saja beberapa suap, hape Ranaya berbunyi.

FX SUARA NOTOFIKASI HAPE

Ranaya melirik hape di tangan kiri.

INSERT-HAPE DI TANGAN KIRI RANAYA.

Satu pesan singkat dari Lissa

Ranaya membuka pesan itu.

Lho, tadi kata ibu-ibu yang kerja di sana, kamu lagi pergi. Ya udah aku titip aja makanannya. Tadinya aku mau tunggu di kamar kamu aja, tapi kata ibu yang kerja di situ, kamu perginya lama.

Suapan Ranaya terhenti ketika membaca isi pesan itu.

Ranaya mengetik pesan balasan.

Yang kerja di sini? Siapa Lisa? Gak ada lagi yang kerja di sini. Aku gak mampu bayar. Di sini cuma ada aku, Amang dan Bibi.

Lissa langsung membalas pesan Ranaya.

Aku gak tau dia siapa Rana. Aku baru liat hari ini. Tapi aku kayanya pernah lihat ibu itu dimana gitu.

Elin dan Dodi saling berpandangan kemudian sama-sama menatap Ranaya yang terlihat bingung.

RANAYA

Bi, tadi selain Lisa ada orang lain lagi yang ke sini gak bi?

ELIN

Gak ada tuh, kenapa emang?

RANAYA

Soalnya Lissa bilang tadi ada orang lain yang nerima makanannya.

Dodi dan Elin terlihat kikuk.

ELIN

J-jangan-jangan eta jurig nu aya di bumi ieu. Ya, Pak?

DODI

Eh, oh, iya bisa jadi. Mang Dodi juga sering diganggu.

Ranaya terlihat ketakutan dan merinding seketika.

RANAYA

Jurig? Makaudnya se-tan?

Dodi dan Elin mengangguk.

RANAYA

Yang bener, Bi? Duuuh, aku jadi takut. Apa aku tinggal di rumah Lissa dulu aja, ya.

DODI DAN ELIN

Jangan!

DODI

I-itu mah dulu, waktu saya baru-baru tinggal di sini. Mungkin mereka merasa terusik atau mau ngenalin diri. Sekarang mah mereka udah takut sama saya.

ELIN

Udah kamu tenang aja. Mereka moal wani ka Mang Dodi.

Ranaya mematikan layar ponsel kemudian menghabiskan sisa makanannya tanpa bicara karena ketakutan.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@alwindara ya ampun makasih banyak mas,, aku belum berpengalaman sebenernyaa,, ini pertama kalinya bikin skrio malah,, jangankan bikin skrip, nulis novel aja baru mau setahun,, siaap nanti aku mampir,, judulnya menarik,,
3 tahun 8 bulan lalu
Menarik ceritanya. Seperrinya sudah beepengalaman.

Aku pun ikut skriphunt judulnya : Kamulah Surgaku.
3 tahun 8 bulan lalu