Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
22.EXT.PEKARANGAM SAMPING RUMAH-SIANG
Ranaya berhasil membuka pintu dan langsung berlari keluar.
Dilihatnya pintu gudang sedikit terbuka, dengan Dodi berada di ujung pekarangan.
Ranaya berniat sembunyi di sana karena untuk berlari ke luar rumah tidak lah mungkin sebab Bibi Elin masih mengejarnya.
Jarak rumah dengan gudang lumayan jauh dan dipenuhi rumput ilalang yang tinggi.membuat Ranaya kesulitan melangkah. Namun Ranaya tetap berusaha menyelamatkan diri dengan cara menelpon orang tua Lissa dari telpon genggamnya.
INSERT-TELEPON GENGGAM LISA
Ranaya mencoba menelpon orang tua Lissa untuk meminta pertolongan sambil terus berlari. Suara sambubgan telepon samar-samar terdengar.
Sial, Ranaya terjatuh karena kakinya tersangkut rerumputan kering. Ponsel Lisa pun terpental. Ranaya tidak tahu lagi apakah oramg tua Lissa sempat menjawab telepon karena ponsel Lissa seakan ditelan oleh ilalang. Tak ada waktu untuk mencarinya.
Mendengar suara langkah kaki cepat, Dodi yang tengah menyiapkan pembakaran dua mayat menoleh ke belakang.
Seketika Dodi menghentikan kegiatan dan berjalan menghapiri Ranaya.
Ranaya semakin ketakutan dan mempercepat larinya, membelah ilalang.
CUT TO
23.INT.RUMAH LISA- SIANG
INSERT-PONSEL IBU LISA BERDERING
Ibu Lissa yang sedang menonton tivi mengangkat telponnya
Bukannya jawaban dari Lissa, justru suara benda jatuh diantara semak-semak yang terdengar oleh kita semua.
Kali ini suara rumput yang bergesekan yang terdengar. Membuat Lissa mulai panik.
Karena tak ada jawaban, Ibu Lissa semakin panik.
Ibu Lissa menghampiru suaminya di teras.
CUT TO
24. EXT-TERAS RUMAH LISSA-SIANG
Ibu Lissa mengangguk.
Ibu Lissa berusaha menenangkan diri.
CUT TO
25. INT-GUDANG-SIANG
Ranaya berhasil mencapai gudang lebih dulu dan menerobos masuk.
Bau busuk menghantam hidung Ranaya. Dia sontak menutup hidung. Hampir berbarengan dengan terkejutnya melihat sepasang mayat di gudang.
Ranaya menjerit. Kemudian dia memperhatikan wajah dan fisik ke dua mayat itu.
Berdasarkan ciri fisik yang Lisa sebutkan, ke dua mayat itu sangat sesuai dengan gambaran Mang Dodi dan Bi Elin.
RANAYA
Keringat membasahi sekujur tubuh Ranaya. Disertai napas yang menderu.
Fx suara pintu dibanting.
Ranaya menoleh dan segera berlari menuju pintu dan mengguncangkannya kuat-kuat.
RANAYA
Ranaya berlari menuju jendela dan menggedor-gedornya.
RANAYA
Elin dan Dodi palsu muncul di depan jendela. Elin mendekatkan wajah ke jendela hingga hampir menempel.
ELIN
Ranaya mundur beberapa langkah kemudian melihat sekiling gudang. Benar saja, fentilasi udara pun sudah tertutup semen.
Ranaya berlari menuju jendela dan menatap Elin Dodi palsu dengan penuh emosi.
RANAYA
Elin dan Dodi palsu pergi dari depan jendela, ke arah pintu.
Beberapa detik kemudian, suara kunci pintu terbuka.
Ranaya langsung berlari sekencangnya menuju pintu.
Kemudian dari dalam kita melihat Dodi membuka pintu.
Ranaya berniat menerobos Dodi. Namun Dodi sugap menahan tubuhnya.
Ranaya sontak memberontak dan melawan.
RANAYA
Dodi mendorong tubuh Ranaya kembali masuk ke tengah gudang disusul Elin, hingga Ranaya tersandung kaki mayat Dodi asli dan terjerambab di sebelahnya.
Ranaya menoleh ke mayat itu, kemudian menatap marah pada dodi dan Elin.
RANAYA
ELIN
RANAYA
Dodi memposisikan diri setengah duduk dengan satu lutut di bawah. Kemudian mendekatkan wajah kepada Ranaya.
DODI
Dodi bangkit dari posisinya.
DODI
Ranaya segera bangkit dan berusaha untuk membebaskan diri. Namun kakinya dihadang oleh Elin sehingga Ranaya kembali terjatuh tepat mengenai wajah.
Ranaya menggeram kesakitan.
Belum sempat dia bangun, Elin meraih rambutnya dan menjambak Ranaya supaya berdiri.
Ranaya kembali menggeram. Tangan kakinya berusaha melawan.
Dengan sigap Dodi mencengkarm lengan ranaya, menariknya kebelakang dan terus memegangnya kuat-kuat.
Dodi dan Elin memaksa Ranaya keluar dari gudang.
CUT TO
26.EXT.PEKARANGAN BELAKANG RUMAH-SIANG.
Dodi dan Elin yang mengapit Ranaya membawanya masuk kembali ke rumah.
Sekuat tenaga Ranaya berusaha memberontak.
RANAYA
Ranaya berteriak lebih kencang.
Elin seketika membekap mulu Ranaya dengan tangan kanan sementara tangam kiri masih menjambak rambut Ranaya.
Ranaya sontak menggigit tangan Elin.
Elin menggeram kesakitan dan melepaskan bekapannya.
Tangan kiri elin yang masih menjambak kian menarik rambut Ranaya.
Ranya sontak menggeram.
ELIN
Dodi mendorong Ranaya lebih kuat, hingga ranaya hampir terjatuh.
RANAYA
Elin kembali mendekap mulut Ranaya yang langsung disambut dengan gigitan kuat-kuat. Namun Elin menahan tangannya tetap digigit Ranaya.
Ranaya menggigitnya kian kuat.
ELIN
Darah mengalir dari mulut Ranaya karena tangan Elin berdarah.
CUT TO
26.INT.RUANG BELAKANG-SIANG
Elin melepaskan tangannya sambil menggeram karena menahan sakit, hampir bersamaan dengan Dodi yang mendorong Ranaya hingga tersungkur.
Ranaya meludah darah Elin yang ada di dalam mulutnya.
Dodi melangkah beberapa langkah, kemudian satu tendangan mendarat di perut Ranaya.
Ranaya menggeram dan terbatuk menerima hantaman itu. Kedua tangannya memegangi perut.
Sementara Elin menutupi tangan kanannya yang berdarah dengan tangan kiri.
RANAYA
Dodi kembali berlutut kemudian mencengkram pipi Ranaya.
DODI
Dodi melepaskan Pipi Ranaya dengan kasar.
DODI
Dengan tidur miring Ranaya terisak.
RANAYA
Dodi kembali berlutut.
DODI
Dodi mendorong kening sebelah kanan Ranaya dengan telunjuk sebanyak dua kali.
DODI
RANAYA
Dodi dan Elin terbahak.
ELIN
Dodi melangkah ke samping Ranaya dan berjalan pelan mengitarinya.
Mata Ranaya waspada mengikut langkah kaki Dodi
DODI
RANAYA
Ranaya berusaha bangkit sambil menahan perutnya yang teramat sakit. Namun sebelum Ranaya sepenuhnya bangkit, Dodi menendangnya lagi dari belakang.
Ranaya kembali jatuh dan kali ini tak begerak.
Elin dan Dodi palsu saling berpandangan.
ELIN
Dodi menendang pelan kaki Ranaya. Namun Ranaya tak merespon.
ELIN
DODI
Dodi duduk dan mendekatkan telunjuk ke hidung ranaya.
DODI
ELIN
DODI
Elin dan Dodi bahu membahu mengangkat tubuh Ranaya dan membawanya ke kamar atas.
CUT TO
27.KAMAR RANAYA-SIANG
Dodi dan Elin berhasil masuk ke kamar Ranaya. Kudian menghempaskan tubuh Ranaya di atas kasur.
Mereka memandang bengis kepada Ranaya beberapa saat.
ELIN
Dodi hanya mengangguk, kemudian mereka keluar kamar bersamaan.
CUT TO