Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
15.INT.RUMAH RANAYA-PAGI DUA HARI KEMUDIAN.
Pagi-pagi sekali Ranaya sudah bangun. Setelah merapihkan kamar sebentar, Ramaya keluar dan turun ke dapur untuk membantu Elin.
ELIN
RANAYA
ELIN
RANAYA
ELIN
Elin mengusap pundak Ranaya yang tengah kesukitan mengupas bawang.
ELIN
RANAYA
Ranaya menuruti perintah Bi Elin menyuci sayuran.
RANAYA
ELIN
Elin menyenggol Ranaya.
RANAYA
Elin tersedak.
ELIN
RANAYA
ELIN
Ranaya kembali mencuci sayur sambil melihat-lihat sekitar dapur.
Ranaya terkejut melihat sepeti telur ayam, sekarung beras paling besar, Lima botol minyak goreng, dan sekardus mie instans juga makanan kaleng.
Meski terkejut, Ranaya tak banyak komentar dan menyelesaikan tugasnya.
Tiba-tiba Dodi masuk memggelontorkan lima air mineral dalam galon yang terisi penuh.
Ranaya semakin terkejut.
RANAYA
ELIN
RANAYA
ELIN
RANAYA
Ranaya menoleh sedikit ke Elin.
RANAYA (CONT'D)
Elin yang sedang memotong daging, menghentikan kegiatannya, meremas gagang pisau dengan tangan kanan dan tak menjawab pertanyaan Ranaya.
RANAYA
Elin yang berwajah kesal, berubah setelah Ranaya menepuk bahunya.
ELIN
RANAYA
ELIN
Elin kembali memotong daging. Ranaya kembali mennyuci bahan masakan lain. Mereka terlihat canggung.
RANAYA
ELIN
ELIN
RANAYA
ELIN
RANAYA
Wajah Elin berubah dingin dengan tatapan tajam.
ELIN
Ranaya mengerenyitkan dahi.
RANAYA
Ranaya berlalu dan berjalan kembali ke kamarnya.
CUT TO
16.INT. RUMAH LISSA
IBU LISSA
Lissa
IBU LISSA
LISSA
IBU LISA
LISSA
IBU LISSA
LISSA
IBU LISSA
LISSA
Lisa akhirnya berangkat menuju rumah ranaya dengan mobilnya. Di tengah perjalanan Lisa berhenti di sebuah rumah mewah dengan tulisan DISITA oleh bank setempat. Lisa kecewa karena tak berhasil menemui pemilik rumah.
CUT TO
17. INT-KAMAR ORANG TUA RANAYA
Ranaya memasukan beberapa barang ke dalam kardus yang sudah terisi penuh.
Saat masih mekakukan kegiatan yang sama, Ranaya melihat dari jendela, Dodi sedang berada di depan gudang.
Tidak ada yang aneh, sampai Ranaya menyadari Dodi sedang menyemen sela-sela pada pinggiran jendela gudang.
RANAYA
Ranaya mengangkat kardus berisi barang-barang, kemudian keluar kamar.
CUT TO
18.EXT.PEKARANGAN BELAKANG RUMAH-PAGI
Ranaya keluar sambil membawa kardus. Setiap langkhanya terangkat tinggi-tinggi karena harus melewati rerumputan dan ilalang.
Ranaya meletakan kardus tepat di belakang Dodi.
RANAYA
Dodi menoleh dengan wajah terkejut.
Belum sempat Dodi menjawab, Ranaya berjalan ke depan Dodi hendak melihat ke dalam jendela. Namun lengannya dicengkram oleh Dodi kuat-kuat.
RANAYA
Ranaya menarik lengannya dan terlihat kesal kemudian mengusap-usap lengannya karena kesakitan.
DODI
RANAYA
Dodi hanya berlalu begitu saja dan melanjutkan menyemen jendela selanjutnya.
RANAYA
DODI
Dodi lanjut menyemen.
Ranaya mengangkat kardus.
RANAYA
DODI
RANAYA
DODI
RANAYA
Ranaya pergi meninggalkan Dodi dan kembali masuk ke rumah.
Setelah melihat Ranaya masuk ke rumah, Dodi merogoh kantong celana dan mengeluarkan kunci dari dalamnya.
Dodi membuka pintu gudang dengan kunci tersebut.
Setelah pintu terbuka Dodi sontak mengusap hidung.
Dodi menutup pintu, kemudian terus berjalan masuk ke dalam gudang yang remang-remang.
Saat berada di tengah-tengah, Dodi meletakkan kardus tersebut dan kita melihat sepasang kaki laki-laki perempuan tergeletak di sana.
DODI
Dodi membalik badan dan meninggalkan gudang.
Cahaya yang masuk dari pintu membuat kita dapat melihat jelas jasad sepasang laki-laki perempuan seusia Dodi dan Elin tergeletak di gudang.
Jasad tersebut mulai bengkak dan dikerumuni lalat.
CUT TO
19.HALAMAN RUMAH RANAYA-SIANG
Sebuah mobil masuk ke dalam halaman, kemudian Lisa turun dari mobil.
Dia berjalan menuju pintu masuk.
Di ujung pekarangan luas, Dodi yang sedang memangkas ilalang dengan parang menyadari kedatangan Lisa.
Begitu juga Lisa yang menyadari keberadaan Dodi.
Lisa menghampiri Elin yang tengah menyapu lantai.
LISA
ELIN
Lisa dan Elin berjalan masuk ke dalam rumah.
CUT TO
20. RUANG TAMU-SIANG
ELIN
Lisa langsung duduk di sofa.
ELIN
LISA
Beberapa saat kemudian Elin kembali membawa secangkir teh manis.
ELIN
LISA
Elin kembali meninggalkan Lisa.
CUT TO
21.KAMAR RANAYA-SIANG
Selesai membereskan semua barang di kamar orang tua, Ranaya masuk ke kamar untuk menelpon Lisa. Namun sebelum mengambil hape di atas meja riasnya, Ranaya melihat mobil Lisa dari jendela sudah terparkir di pekarangan.
RANAYA
Ranaya tersenyum senang dan bergegas turun sambil berlari kecil untuk menemui Lisa.
CUT TO
21. RUANG TAMU-SIANG
Ranaya tiba di ruang tamu. Dan melihat Lisa sedang meminum teh. Namun sedetik kemudian Lisa meringis.
RANAYA
Lisa menaruh cangkir tersebut.
LISA
Ranaya duduk di samping Lisa.
LISA
RANAYA
LISA
RANAYA
LISA
Ranaya mematung.
RANAYA
Lisa hanya menggeleng
RANAYA
Lisa menerawang
LISA
RANAYA
LISA
Dodi yang sangat berbeda dengan yang Lisa bilang, tiba-tiba melintas di depan pintu dan melewati jendela ruang tamu.
Ranaya pucat pasi melihat Dodi melintas.
RANAYA
Lisa tiba-tiba ambruk. Dia sesak napas.
Ranaya turut duduk di lantai.
RANAYA
Ranya menggoyang-goyangkan tubuh Lisa yang masih sesak napas.
LISA
Lisa terbatuk dan memuntahkan banyak darah dari mulutnya.
Sedetik kemudian Lisa mengembuskan napas terakhir.
RANAYA
Ranaya sangat panik, ketakutan dan kebingungan. Air matanya tergenang dengan tangan bergetar hebat menutup mulut.
Dengan tangan bergetar, Ranaya mengambil ponsel genggam milik lisa yang tergeletak di lantai.
Dari pintu, Elin muncul dengan wajah menyeramkan.
Ranaya bangkit perlahan dan segera berlari sekencang-kencangnya menuju pintu belakang. Menyusuri rumah besarnya yang hening, melewati ruang keluarga, ruang tivi, ruang makan, dan terakhir dapur.
Ranaya panik membuka pintu yang tdak terkunci sambil sesekali menoleh ke samping dan melihat Elin sedang berjalan pelan ke arahnya.
CUT TO