Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
37.KAMAR RANAYA-PAGI
Dodi membangunkan Ranaya dengan kaki kanannya.
DODI
Ranaya mulai menggeliat lalu membuka mata.
Saat sadar siapa yang telah berdiri di sebelah kasurnya, Ranaya langsung terduduk dan mundur beberapa senti higga menyentuh tembok. Ranaya ketakutan setengah mati.
Dodi diam sejenak memandangi Ranaya kemudian duduk di pinggir kasur.
DODI
Dodi menyentuh bahu Ranaya dan lansgung dijawab dengan sebuah tepisan.
Ranaya semakin memojokkan diri ke tembok dan ketakutan.
DODI
Ranaya memeluk kakinya dan menatap Dodi penuh kebencian.
RANAYA
DODI
DODI (Cont'D)
Ranaya mengambil kertas-kertas itu dari bawah bantal lalu memberikannya pada Dodi.
Dodi mengambilnya sambil melirik kesal.
Sebelum membaca, hal pertama yang Dodi lakukan adalah melihat sekilas tiap lembar.
DODI
RANAYA
DODI
RANAYA
DODI
Dodi mulai membaca tulisan Ranaya.
INSERT-KERTAS PADA TANGAN DODI
Kita melihat tulisan tangan Ranaya yang telah ia tulis semalaman.
DISSOLVE TO
38.KAMAR RANAYA-MALAM
MONTAGE
-Ranaya mondar mandir di kamaranya dangan langakah tertatih. Dia mengetuk-ngetuk bolpoin pada dagunya, kemudian duduk di meja rias dan menulis selama beberapa detik.
RANAYA (VO)
-Ranaya menulis di atas kasur bersandar pada tembok.
RANAYA (VO)
-Ranaya kembali mondar-mandir di kamar dan memutar bolpoin dengan jari di tangan kanan, sedangkan tangan kiri memegang tumpukan kertas.
RANAYA (VO)
-Ranaya bersandar di depan jendela kamar yang tirainya terbuka sambil tetap memutar bolpoinnya. Kemudian Ranaya mulai menulis di depan jendela.
RANAYA (VO)
-Ranaya menulis di atas kasur dengan cara tengkurap.
RANAYA (VO)
Ranaya tertidur dengan posisi tengkurap.
END MONTAGE
DISSOLVE BACK TO
39.KAMAR RANAYA-PAGI
DODI
RANAYA
Dodi melengos
DODI
Elin tiba-tiba masuk membawa sarapan dan meletakan piring dengan sedikit membanting.
ELIN
DODI
Dodi langsung bangkit dari kasur.
ELIN
DODI
Dodi berjalan hendak keluar kamar.
DODI
Dodi ke luar kamar diikuti Elin.
Ranaya hanya menatap kepergian mereka, hingga dia mendengar suara tralis dikunci. Ranaya langsung bangkit dan berlari menyusul mereka.
RANAYA
Elin dan Dodi berhenti melangkah.
ELIN
Elin dan Dodi tertawa sinis.
DODI
Mereka tertawa semakin kencang dan meninggalkan Ranaya yang merosot di depan tralis sambil menangis.
Tangis Ranaya semakin kencang sambil meremas tangannya sendiri seiring keluarnya air seni yang langsung membasahi lantai.
FADE IN
FADE OUT
40.KAMAR RANAYA-PAGI
Setelah tangis Ranaya mereda, Ranaya perlahan bangun sambil berpegangan pada tralis.
Kita melihat air seni Ranaya masih menetes dari bajunya.
Kamudian Ranaya berjalan pelan dan tertatih menuju lemari pakaian, diiringi air seni yang menetes mengikuti langkahnya.
Kita melihat Ranaya membuka lemari pakaian dan berganti baju dari balik pintu.
Ranaya menutup pintu lemari baju dan meringkuk di atas kasur. Sesekali isakannya masih terdengar.
Lalu tiba-tiba Ranaya mencium bau sesuatu terbakar. Bau busuk yang terbakar.
Ranaya langsung duduk ketika menyadari gumpalan asap samar-samar merangsek masuk melalui fentilasi dan membuat bagian atas kamarnya berkabut.
Ranaya bangun lalu berjalan ke depan jendela, hendak melihat dari mana asal asap dan baunya yang tak sedap.
Ketika tiba di depan jendela Ranaya menjerit tanpa suara. Lalu kita melihat di luar jendela, Dodi palsu sedang membakar mayat Dodi asli. Di sebelahnya, telah tergeletak mayat Elin asli serta Lisa yang akan dibakar berikutnya.
Sambil memegang tralis pada jendela, Ranaya kembali merosot. Tangisnya pecah lebih dari yang tadi.
Lalu saat sedang tersedu, Ranaya mendapat ide. Dia langsung bangkit dari posisi duduk di lantai, mengambil kertas dan bolpoin di kasur, kemudian menulis di atas meja rias.
INSERT-KERTAS DI ATAS MEJA
Ranaya mulai menulis pada bagian paling atas kertas.
BAGAIMANA CARA MENYELAMATKAN DIRI.
Ranaya mengetuk-ngetuk bolpin pada meja, kemudian lanjut menulis.
1.Cari kelemahan mereka
-Elin dan Dodi orang yang mudah berubah pikiran.
-Elin cemburuan karena Dodi suka menggoda.
Ranaya melingkari kalimat ke dua.
RANAYA
RANAYA
Ranaya melingkari kalimat terakhir terus menerus, lalu dia tersadar sesuatu. Kemudian dengan penuh antusias, Ranaya mengitari pandangannya ke seluruh kamar. Ranaya tersenyum karena dia dapat ide. Namun tiba-tiba, rasa lapar yang sempat tertunda karena sederet peristiwa yang tadi dialami, akhirnya Ranaya rasakan.
Ranaya mengusap perutnya yang mulai sakit karena belum makan dari semalam.
Ranaya melirik sedikit ke arah nampan yang berisi makanan berupa telur dadar dan nasi putih, beserta segelas air.
Dengan berat hati dan air mata bercucuran, Ranaya memakan makanannya.
Saat sedang makan, Ranaya teringat dengan pesanan bajunya yang akan diantar ekpedisi beberapa hari yang lalu.
Ranaya segera menuliskannya di atas kertas.
-Pesanan bajuku harusnya tiba besok atau tiga hari lagi.
RANAYA
Lalu Ranaya kembali menulis dengan ukura lebih besar.
JANGAN BIARKAN MEREKA BERHASIL. SEKALIPUN AKU MATI, JANGAN BIARKAN MEREKA MENIKMATI HASILNYA.
Ranaya melanjutkan makan lalu minum dengan tergesa. Lalu kembali menulis.
SIAPAPUN YANG MENEMUKAN KERTAS INI. AKU BERARTI TELAH MATI. DAN JIKA MEREKA MASIH HIDUP, MEREKALAH PELAKUNYA. MEREKA BUKAN DODI DAN ELIN YANG ASLI.
TOLONG, JANGAN BUAT MEREKA BERHASIL MENJUAL RUMAH WARISANKU INI.
CUT TO