Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
78. EKT : Taman Topi, Bogor – memenuhi janji – siang
Cast : Cinta, Faiz dan Rafi.
Cinta
“Faiz!”
Faiz dan rafi
(menoleh ke sumber suara)
Baiz (O.S)
Sudah seharusnya seorang wanita muslimah memakai hijab. Sebagai indentitas dirinya.
Rafi
“Maa syaa Allah, Cinta cantik sekali”
Cinta
Hahaha, masa?
Baiz
Nah, coba dari dulu.
Rafi
Kang faiz, pasti suka.
(tertawa)
Baiz
Apaan sih, akhi.
Cinta
Sudah jangan berdebat. Sekarang ikuti Cinta. Yuk kita jalan-jalan.
Cinta mengajak jalan-jalan Faiz dan Rafi ke tempat-tempat wisata di Bogor ke museum Zoologi, sebentar di kebun raya bogor. Setelah disana, Cinta mengajak Faiz dan temannya ke mall.
Baiz
“Rafi, Bagaimana menurut Antum(kamu) tempat rekreasi kota kelahiranku ini?”
Rafi
(geleng-geleng kepala karena kagum)
“Maa syaa Allah! kerreen banget ya akhi. Jazakumullah khairan telah mengajak ana kesini.”
Baiz
“Afwan”
Cinta
“sebenarnya objek wisata di Bogor tuh buanyak banget. Begitu pula kulinernya. Nggak mungkin satu hari ini kita menjelajahi semuanya. Cinta rasa cukup disini aja dulu. Inget target selajutnya, iz. Jadi selanjutnya kita ke mall aja, iz. Disana kita bisa beli cincin untuk lamaran. Kalau bisa sih traktir kita makan dan nonton horor bareng. hehehe”
Baiz
“kalau makan its oke. itu kebutuhan primer. Kalau nonton kita lihat nanti. Waktu kita cukup atau tidak? Dan yang jelas waktu ibadah sholat kita, jangan lupa yah.”
Cinta
Iyah, Faiz
Rafi
“itu jelas dong, ya akhi.”
*****
79. INT : MALL – Makan siang
Cast : Berlina
Berlina
(menatap layar ponsel)
Aduh pesan WA gue banyak amat. Waduh pesan dari my Bosy terlewat. (mulai membuka dan membaca pesan)
(O.S)
“hahaha sepertinya Tuhan memberikan kesempatan pada gue untuk membalaskan dendam yang terpendam. dulu gue iri benci dengki sama loe. Sekarang juga masih sama. Dulu gue akui loe tuh pinter, sang juara kelas diatas gue. Tapi Loe sok jual mahal. Loe tuh belagu. Loe tuh sok kecakepan padahal dalam hal cantikan. Gue pemenangnya. Dalam hal harta, gue pemenangnya. Loe miskin! Entah loe pake pelet apaan. Gue heran! Loe itu telah mengambil alih pria idaman gue. Walaupun sekarang cowok idaman gue telah ditangan gue. Tapi gue tetap ga suka loe. So, ini saat yang tepat untuk membalaskan dendam gue.”
Khayalan-khayalan jahatnya terhentikan ketika ponselnya berbunyi. Berlina pun mengangkat telpon tersebut. Telpon itu dari Aleks.
Berlina
Ya, halo. Leks
INTERCUT TO
Aleks
Loe tertarik sama buruan selanjutnya? mangsa sebelumnya, loe yakin ga bakalan ketahuan?
Berlina
Hahaha, iyah. Yakin. Ga bakal ketahuan. Hahaha
Aleks
Kenapa tertawa loe.
Berlina
Gak boleh?
Aleks
Boleh lah, sayang. Jadi gimana?
Berlina
Gue terima. Target gue sesuai dengan keinginan gue dan gue bahagia.
Baru kali ini gue dapat mangsa yang bener-bener gue banget.
Aleks
Berarti cingcang yah
CUT TO
Berlina
Yapz
Telpon berakhir. Berlina kembali menatap photo yang ada di genggamannya.
***
80. EKT : Makan soto di pinggir jalan – Siang
Cast : Cinta, Baiz dan Rafi.
Cinta
“Faiz!”
Baiz
“Apa?”
Cinta
“Aku mau bertanya something”
Baiz
(melihat ke arah cinta. Menundukkan kepala lagi)
Apa?”
Cinta
“Ya aku mau bertanya soal nama kamu. Kenapa sih kamu ganti nama panggilan dari Baiz Buitenzorg ke Faiz Fauzan Azima pas di pesantrem? Padahal nama kamu yang pertama lebih kerreen ada kata Buitenzorgnya, Aku suka banget dan ter-save kuat di otak aku. Emang ngaruh ke kehidupan kamu?”
Baiz
“berpengaruh lah, Cinta.”
Cinta
“masa? Ceritain dong!”
Baiz
“pertama, nama yang bagus bisa menjadi doa, harapan dan jati diri kita. Dari belajar bahasa Arab, saya mengetahui bahwa nama Bais yang biasa dipanggil Baiz itu artinya orang yang jelek, celaka, sial dan gitu deh.”
Cinta
“Oooh ya ya ya... Aku paham. Pantesan waktu kamu SMA dulu, kamu tuh teeeet. Gegara nama itu kali yah. Hehehe”
Baiz
(tepuk jidat) “Cinta ga asik. masa itu ga usah diungkit-ungkit dong. Ada temen saya nih.”
Cinta
“maaf, Faiz. Keceplosan.”
Rafi
“kalau masalah masa lalu Faiz, saya tidak tahu. Itu rahasia kalian. Tapi setahu saya Faiz itu orang pintar kedua di pesantren, Cinta. Ditambah lagi mungkin dari nama Faiz Fauzan Azima lah yang membuat kang Faiz menjadi seorang yang unggul.”
Cinta
“Badai! Seriusan, iz?”
Faiz
(diam)
Rafi
“seriusan. Kang Faiz tuh rendah hati ga mau menunjukkan kepintarannya.”
Baiz
“Ya akhi, Antum terlalu berlebihan deh. Nanti, Ana malah kena penyakit riya. Na’udzubillah.”
Rafi
“Insya Allah. Enggak bakalan, ya akhi. Ana tuh berbicara untuk menyampaikan nikmat Allah Ta’ala yang tercurahkan kepada akhi. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, Wa amma bini’mati rabbika fahadits. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.”
Baiz
“Anta shahih, ya akhi.”
Cinta
“Maa syaa Allah! My lovely Faiz luar biasa badai.”
(O.S)
Selain loe makin ganteng, baru tahu gue kalau loe makin pintar disana iz.
Baiz
“Alhamdulillah. Makan siang kita selesai. Yuk ah ke Mall. Kita beli cincin”
Cinta dan rafi
Hayu
****
81. INT : Toko Mas di Mall – siang
Cast : Berlina, Cinta, Faiz dan Rafi
Berlina
(melihat-lihat perhiasan)
Kemudian Cinta mengajak rombongannya ke toko perhiasan.
Cinta
Faiz, disini nih. Bagus-bagus tahu perhiasannya.
Baiz dan rafi mengikuti komando Cinta.
Berlina
(menoleh. Mengenal suaranya)
Eh, Loe, Cin... mau beli Cincin?
Cinta
Eh, elo Berlina. Lama kita nggak bersua.
Sementara di sisi lain. Faiz dan Rafi fokus melihat-lihat perhiasan dan menentukan pilihan. Keduanya enggan melihat wanita seksi yang menyapa Cinta.
Berlina
Ya, boleh dikatakan begitu. loe beli cinta nikah?
Wih hebat yah, sekarang sama new boyfriend.
Cinta
Enggak, gue cuman nganterin sobat gue beli cincin.
Gue lagi jomblo yah. Gue lagi nggak mau pacaran dulu.
Berlina
Eemm.. gitu. Siapa yang mau nikah? Kapan?
Cinta
Baiz sama Anisa. Tahu kan? Pasangan awet dari semenjak SMA.
Beberapa hari lagi, Faiz mau ngelamar Anisa.
Berlina
Oh gitu.. oke sorry yah, Cinta. Gue cabut.
Cinta
oke
Baiz
“Cinta, coba deh yang ini? Kayaknya ini pas buat Anisa?”
Cinta
(menghampiri) ih bagus banget, Faiz. coba saya pakai (memakai cincin0 pas banget iz. Ini pas buat Cinta, eh Anisa.
Setelah menentukan cincin, mereka semua pergi pulang dengan grabcar. Di perjalanan pun terjadi obrolan.
Cinta
“Faiz, Cinta mau nanya, katanya jodoh itu Tuhan yang sudah mengatur yah?”
Baiz
“iyah, benar”
Cinta
“berarti kalau begitu, ga perlu usaha dong yah, diem aja. Nanti jodoh datang sendiri.”
Baiz
“Enggak begitu juga, Cinta. Saya juga pernah berfikir demikian. Namun, pemikiran saya keliru selama ini. Berkenaan hal ini, Seorang sahabat bertanya kepada Nabi Saw, “Ya Rasulullah! lalu untuk apa kami melakukan perbuatan? Kalau segala sesuatunya telah ditetapkan. Apakah tidak lebih baik kami diam saja?” Beliau menjawab, “jangan, berbuatlah! semuanya dimudahkan oleh Allah untuk melakukan perbuatan apa saja, lalu beliau membaca surat al-Lail aya 5-10 ‘Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa (5) dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, (6) maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah, (7) Nah, dari sini kita dapat memahami bahwa usaha dan upaya perlu dilakukan oleh seseorang dalam memenuhi keinginannya disamping dia berdoa.”
Cinta
“Faiz, coba deh kasih penjelasan dan contoh lagi. Cinta belum paham terkait hal ini.”
Baiz
“Jadi begini Cinta. Misalnya jodoh manusia telah dtakdirkan. Tapi terkadang Tuhan juga melihat upaya kita dalam mencarinya. Jika kita melakukan apa yang kita mau, maka itulah hasil dari upayanya. Terkadang Tuhan juga ikut andil dalam perjodohan seseorang yang mana seseorang tersebut telah dekat dengan Allah Ta’ala sehingga jodoh orang tersebut Allah tentukan langsung. Misalnya Zainab rah dan Zaid bin Haritsah ra menikah. Namun karena satu dan lain hal. Keduanya bercerai. Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan Rasulullah saw menikahi zainab rah. Dari sinilah kita juga tahu terkadang Allah Ta’ala juga memberikan, menentukan jodoh kepada hamba-Nya. Dan dibalik kisah tersebut ada hikmah yang Allah ta’ala hapus di bangsa Arab. Pertama anak angkat tidak sama dengan anak kandung. Kedua mengangkat derajat zainab ra setelah dinikahi seorang budak”
Cinta
“oke Cinta Paham. kalau perceraian-perceraian yang terjadi di kalangan orang-orang terkenal kita juga demikian? Maksudnya karena bukan jodoh jadi mereka pikir untuk bercerai”
Baiz
“kalau kasus di zaman sekarang tuh. Mungkin kebanyakan mencari sensasi. Kebanyakan mereka beranggapan karena sedikit ketidaksepahaman dengan pasangannya, mereka pikir pasangannya bukan jodoh sehingga mereka pilih untuk bercerai. Mereka lupa cerminan keluarga yang dicontohkan Rasulullah Saw. Intinya sih dalam rumah tangga itu ibarat bahtera yang mengarungi lautan, samudera yang tidak selamanya airnya tenang. Tentu ada ombak dan badai. Begitu dalam rumah tangga, tentu ada percekcokan atau perselisihan. Nah, itu bergantung pada bahtera rumah tangga suatu keluarga. Bila ia bisa melaluinya, maka ia akan menjadi keluarga yang berhasil membangun rumah tangga hingga maut memisahkan mereka.”
Cinta
“jadi kalau membangun rumah tangga apa yang harus dipersiapkan?”
Baiz
“pondasi agama dari masing-masing pasangan. Apabila keduanya paham ilmu agama tentang bagaimana membangun rumah tangga. tentu akan tercipta keluarga yang SAMAWA[1]. Kalau kata guru saya, intinya dalam berkeluarga itu harus jujur, saling percaya, saling mengerti, saling menjaga rahasia/kelemahan pasangannya, jangan sampai diceritakan kepada orang lain. Kalau tidak, terjadilah perceraian. Kalau misalnya terjadi perceraian. Alangkah baiknya mantan istri ataupun mantan suami ga perlu lah mengumbar keburukan mantannya. Itu namanya ghibat. Tapi sayangnya, kenyataannya begitu lah yang terjadi. Digosipin dan dikepoin.”
Cinta
pun mengangguk paham.
****
82. INT : Kamar Cinta – membaca diary – sore
Cast : Bunda, Cinta
Dear Diary
Betapa gue mencintainya walaupun dalam diam. Dia pasti tidak akan tahu selamanya kalau gue sayang dia dan ga mungkin juga menyatakan cinta kepadanya, yang merupakan pacar sahabat gue juga. Gue juga akan benar-benar kehilangannya, karena ikatan suci sebentar lagi terjalin diantara keduanya. keduanya sahabat gue juga. Gue ga abis pikir kenapa timbul rasa suka dan cinta kepadanya. Padahal gue dulu sering menertawakan kebotolannya di SMA. Gue tertawa terbahak-bahak sementara Anisa tidak, ya emang tidak karena Anisa adalah kekasihnya. Meskipun demikian, kekonyolan dia adalah suatu hiburan bagi kehidupan gue. So kehidupan gue tuh ga datar aja. Dulu dia juga perhatian sama gue. Bikin gue baper. Ih sumpah. Apalagi dia sekarang berubah, seorang agamawan yang tampan dan gagah sepulang dari studinya. Ish Gue terpesona, ternganga pas dia tiba di RSUD untuk menjenguk ayahnya. Tapi rasa ini harus segera gue buang hingga jauh. Rasa ini tidak boleh menjadi racun diantara keduanya. oh Tuhan aku tidak tahu bagaimana takdir cintaku. Kekasih pun gue ga punya.
Bunda Shinta
(menutup kembali Diary milik anaknya. Beliau segera keluar dari kamar Cinta setelah bersih-bersih seperlunya dan membaca isi hati cinta).
Ya Allah, Cinta... Bunda mengerti perasaanmu sekarang. memang cinta itu terkadang tumbuh di tempat ganjil dan keliru.”
(Bunda berjalan ke ruang tamu)
Pukul 17. 30 WIB, Bunda Shinta mendengar kedatangan anaknya, Cinta. Cinta mengucapkan salam. Ia juga memanggil Bunda di luar rumah. Bunda Shinta pun bangkit dari duduknya. Beliau menyambut kepulangan anaknya dengan penuh cinta.
Bunda Shinta
“Cinta, bagaimana jalan-jalannya dengan Faiz?”
Cinta
“Nanti dulu Bunda. Nanti Cinta cerita. Cinta mau ke tolilet bentar.”
Bunda
“TOLILET?”
Cinta
“maksudnya toilet, Bunda!”
Beberapa menit kemudian. Cinta duduk di kursi bersama Bundanya.
Bunda
“jadi?”
Cinta
“seru banget Bunda. Cinta seneng banget jadi tour guide Faiz dan temennya. Cinta ajak dia jalan-jalan terus makan, terus adalah obrolan berfaidah.” Kata Cinta dengan cerianya.
Bunda
“Soal cincin jadi?”
Cinta
“ooh itu sih jelas jadi Bunda.”
Bunda melihat perubahan ekspresi Cinta setelah mengungkit masalah Cincin lamaran Anisa. Yang tadinya menghadap Bunda berubah menjadi menghadap ke arah lain sambil bersandar di sandaran kursi sambil meletakkan kedua telapak tangannya yang telah bersatu lalu menjadi sandaran kepala Cinta.
Bunda
“Semoga anak bunda juga mendapatkan jodoh yang sesuai isi hati
cinta.”
Cinta (O.S)
Kalau sesuai isi hati, ya dia dong
Bunda
“Bunda juga pernah muda. Pernah merasakan apa itu cinta. Cinta itu perlu perjuangan bagi kebanyakan orang. Ungkapan rasa cinta itu umumnya diungkapkan seorang anak laki-laki dan tidak lazim bagi seorang perempuan di masa kini. Tapi dulu Bunda pernah mengikuti keberanian Hz. Khadijah istri Rasulullah Saw.”
Cinta
“Apa tuh Bunda? Keberanian Khadijah?”
Bunda
“Ya, khadijah adalah seorang wanita yang berani mengungkapkan rasa suka dan cinta kepada Rasulullah Saw dengan mengirimkan pesan melalui utusannya. Pesan itu berisi lamaran kepada Rasulullah Saw. Kemudian keduanya menikah. Keduanya memiliki kedudukan terhormat. Pada waktu itu, Rasulullah saw belum diangkat menjadi nabi. Nah dari keberanian Hadhrat Khadijah lah Bunda menyatakan cinta kepada almarhum ayah kamu, Cinta. Tahu nggak? Ternyata ayah kamu juga diam-diam mencintai Bunda.”
Cinta
“Tapi Bunda di zaman now ini, kalau cewek mengatakan suka dan cinta pada cowok. Kesannya gimana gitu? Malah si cowoknya menganggap si cewek itu ga punya harga diri. Ga etis lah”
Bunda
“ok. Kalau begitu, seorang muslimah juga bisa mengambil suri tauladan dari Fatimah yang mencintai Ali dalam diam. Fatimah banyak berdoa untuk mendapatkan jodohnya sesuai keinginan hatinya. Doanya pun dikabulkan. Ali bin Abi Thalib mendatangi Rasulullah untuk melamar Fatimah. Terjadilah pernikahan diantara keduanya. Nah jadi tergantung anak Bunda. Cinta mau mengambil contoh yang mana dari kedua kisah ini?”
Cinta diam, belum memberi tanggapan.
Bunda
“Pesan bunda untuk Cinta adalah Jangan lupa berdoa. Mudah-mudahan Tuhan memudahkan, memberikan solusi terhadap permasalahan dalam kehidupan kita, khususnya tentang takdir cinta untuk anak bunda.”
Cinta
(Mengangguk-ngangguk)
CUT TO
Berlina
(di kamarnya. Sambil memandang photo mangsa selanjutnya.)
“Gue bakal membuat loe menderita, Cinta. Ini adalah takdir loe Cinta.” Berlina tertawa dalam kesendirian. Tertawa lepas di istananya.
*****
83. INT : Rumah Pak Fazl – Pengen tahu cincin – malam
Cast : Baiz, Rafi, Pak Fazl dan Bu Fauziah
Bu Fauziah
Coba dong, ibu mau lihat cincinnya
Pak Fazl
Iya, bapak juga.
Baiz
(membuka tasnya)
Ini bu, pak.
Pak Fazl
“maa syaa Allah, cantik nya.”
Bu Fauziah
“iyah, cantik.. Faiz pinter banget milihnya. Oh iya, Rafi dan Faiz. Makan dulu sana. Ibu sudah siapkan. Cincinnya ibu lihat-lihat dulu yah”
Rafi dan faiz
Iyah, Bu.
Setelah makan, Faiz dan Rafi beranjat ke kamar Faiz. Lalu mandi bergantian. Kemudian. Faiz akan mengerjakan tugas akhirnya tentang Takdir Allah Ta’ala. Sedangkam Rafi mengetik tentang bukti manifestasi Allah Ta’la. Setelah dirasa cukup mengerjakannya. Terjadilah obrolan diantara mereka berdua.
Rafi
“Kang Faiz, Ana penasaran ingin melihat photo calon istri kang Faiz seperti apa? ”
Faiz
“Nanti aja lihat pas prosesi lamaran. Pasti antum tahu. Kalau antum lihat malam ini. Nanti terbayang-bayang sampai kebawa tidur. Terus mimpi basah lagi. Bisa gawat lah.” (tertawa setelah ucapan terakhirnya)
Rafi
(tertawa)
“Ada-ada saja, akhi. Yang jelas sama cantiknya sama kayak Cinta yah?”
Faiz
“Betul sekali, akhi!”
Rafi
“oh iya, akhi. Selama ini akang kan sering berbicara atau membahas tentang takdir. Misalnya takdir gula adalah manis. Takdir api adalah membakar. Nah, bagaimana menurut akhi tentang takdir cinta?”
Baiz
“Maa syaa Allah! Apa yah? Ana baru denger tuh.”
Rafi
“Nah loh puyeng kan? Ga ada di silabus pesantren?”
Baiz
(tertawa)
“kalau saya pikir-pikir, takdir cinta itu identik dengan jodoh, pasangan hidup. Tentang jodoh sendiri. Ana sudah menjelaskan kepada antum dan Cinta Salsabila. Jadi menurut hemat saya, Takdir Cinta adalah ketetapan yang Allah Ta’ala ciptakan di dunia ini untuk saling mencintai dan menyayangi. Manusia diciptakan dari dua jenis yang berbeda, lelaki dan perempuan supaya mereka saling berpasangan, saling memberi ketentraman, berketurunan. Ketika Tuhan telah menakdirkan kedua insan menjalin cinta dalam bahtera rumah tangga, dimanapun kedua insan itu berada, mereka akan berjumpa. Tidak ada kekuatan manusia yang dapat mencegah dan menghalanginya.”
Rafi
“Maa syaa Allah! Jayyid Jiddan ya akhi![2]”
Baiz
“Alhamdulillah!”
Rafi
“tapi definisi takdir cinta versi akhi, terlalu kepanjangan. Sulit Ana hafal. Hehehe”
Faiz tertawa.
Rafi
“Paling kesimpulannya
Ketika Tuhan telah menakdirkan kedua insan menjalin cinta dalam bahtera rumah tangga, dimanapun kedua insan itu berada, mereka akan berjumpa. Tidak ada kekuatan manusia yang dapat mencegah dan menghalanginya.
[1] Sakinah, Mawadah dan Wa rahmah = ketentraman, saling cinta dan saling mengasihi.
[2] Jayyid jiddan, ya akhi = luar biasa, saudaraku