Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
22. INT : Dapur – Cinta dan Bunda Shinta - Pagi hari.
Cast : Cinta dan Bunda Shinta
Cinta
Bundaku lagi serius nih. Kagetin ah. Batin Cinta. Ia menghampiri Bunda dari belakang. Berjalan perlahan-lahan dan berteriak, “Pagi Bundaku tercinta!”
Bunda Shinta
(Terkejut)
“Ya Allah, Ya Rabbi, Cinta! Jangan ngangetin donk. Coba kalau Bunda punya penyakit jantungan. Bisa mati tau.”
Cinta
“Ya enggaklah Bunda. Bunda Cinta kan nggak punya riwayat penyakit jantungan. Jadi ga bakalan meninggal kalau Cinta kagetin. Hehehe”
Bunda Shinta
“kalau misalnya..”
Cinta
Belum juga Bunda Shinta selesai bicara, Cinta langsung bicara sesuai kehendaknya “kalau misalnya kita ganti topik pembicaraan gimana? Info apa yang Bunda dapatkan dari koran? Share dong!”
Bunda Shinta
“oke!”
Cinta (O.S)
Akhirnya gue bisa mengalihkan amarah Bunda. Lalu menarik bangku dan duduk menghadap meja makan. Di hadapannya ada segelas susu dan roti dan selai strawberi.
Bunda Shinta
“Jadi gini yah. Zaman sekarang tuh bener-bener edan. Bayangkan Cinta berita pembunuhan selalu saja menjadi trending topik setiap hari. Seakan-akan nyawa manusia tidak ada artinya. Bunda pusing deh! Misalnya ada berita ibu bunuh anak, anak bunuh ibu, temen bunuh temen, bapak bunuh ibu dan anak. Terus ada yang lebih konyol lagi, anak bunuh bapaknya gara-gara nggak memberikan uang untuk beli paket data buat main game online. setelah ditelisik, istri korban mengatakan bahwa bapak anaknya atau suaminya memang tidak punya uang dan belum gajihan.”
Cinta
Sambil memakan roti, Cinta geleng-geleng kepala. “innalillahi... serem amat yah, Bun”
Bunda Shinta
“Terus ada lagi anak siswi SMP bunuh diri karena diputusin sama pacarnya.” (Bunda tepuk jidat dan lanjut berbicara,) “terus ada pembunuhan karena cinta, pembunuhan karena alasan cemburu, ada pembunuhan karena alasan materi atau perebutan harta warisan.”
Cinta
Menghenduskan nafasnya,
“Jadi, Trending topik kita pagi ini tentang pembunuhan. Emm.. Hal ini emang selalu terjadi dan selalu diberitakan di koran. Cinta pikir yang membedakannya hanyalah tokoh, waktu dan tempat kejadiannya.”
Bunda Shinta
Mengangguk setuju
“Ya, dan yang paling Bunda khawatirkan zaman now ini adalah pembunuhan karena patah hati ditolak cinta.”
Cinta
“Bunda, ada-ada aja deh.”
Bunda Shinta
“Beneran loh. Tadi kan Bunda udah bilang ada anak siswi SMP bunuh diri karena diputusin sama pacarnya. Makanya Bosy, si pejuang Cinta kemarin. diterima aja cintanya. Nanti dia malah bunuh diri gara-gara cintanya ditolak terus.”
Cinta
Nggak mungkin lah, Bunda. Secara gitu loh. Orang kayak gituh. Ohya, Bunda Forget it soal itu.. hari ini Cinta sama Anisa ada jadwal up grade our brains sama Anisa. Jadi, kita enggak ke toko yah.”
Bunda
oke
*****
23. INT : TOKO BUKU – Anisa bermain dengan masa lalu sambil menunggu Cinta Salsabila – Bosy dibalik rak buku.
Anisa
Ketika melihat-lihat novel bergenre drama atau romantis. ia menjadi teringat dengan Cinta yang dikejar-kejar oleh Bosy Bonaparte. Kepingan-kepingan kisah mereka berdua berkelibatan dalam pikirannya. Bisa dikatakan, Anisa menjadi saksi mata atas kejadian itu.
CUT TO
FALSHBACK
Kejadian yang pertama semasa SMA.
Bossy
“Cinta, tunggu bentar. Gue mau ngomong.”
Cinta
“iyah, apa?”
Bossy
“mau ga jadi pacar gue?”
Cinta
“gue kira penting. Eh engga penting.”
Bossy
“jadi?”
Cinta
“Ga level. Gue jadian sama loe.”
CUT TO
Kejadian kedua di perkuliahan di smester dua
Bossy
“Cinta, gue masih suka dan sayang sama loe. Kenapa loe enggak suka gue? Tampang gue ganteng, keren gue punya motor, mobil, rumah mewah. Duit gue melimpah. Loe mau apa aja gue beliin.”
Cinta
“loe tuh yah GGA, Ganteng-ganteng Ga ada Akhlak.
Gue nggak ada rasa sama loe, Bosy.
until the earth ending. I will not be your darling.”
Bosy
“loe juga sama, W-G-B”
Cinta
“hah? Apa?”
Bosy
“Wanita Gua Banget”
Cinta
“ieyuuh.”
Bosy
“loe tuh yah. Sebagai cewek juara pertama.
Bisa ga sih, baik sama gue.”
Cinta
Menarik nafas dalam-dalam, “oke gua baik dikit nih. Ehm. Bosy, aku minta maaf tidak bisa menerima cintamu. Gimana? Puas.”
Bosy
“ga gitu juga kali Cinta.”
Cinta
“yuk ah, Sa. Kita pergi aja. Bisa darting, darah tinggi gue”
CUT BACK TO
Cinta
“Hei, Cha!”
Anisa menengok ke sumber suara. Cinta telah membuyarkan pikirannya. Anisa melihat orang-orang juga melihat ke arah Cinta. Suara cinta mengganggu perhatian orang-orang di toko buku. Anisa geleng-geleng, malu-maluin, berisik. Ia menyabutnya dengan senyuman.
Cinta
“Maaf yah, telat dikit, Cha.”
Anisa
“panggil aku Anisa atau nisa kek, jangan icha atau cha. Udah kayak manggil anjing bernama Charli aja. Tau ga?”
Cinta
“Oh iya, gue inget!
hahay itu kan lagu Cha cha mari cha hey hey.”
Anisa
“Ngeledek nih”
Cinta
“Enggak, ih Sa. Maaf?”
Anisa
“Dimaafin.”
Cinta
“Makasih, Nisa”( Cinta memeluk Anisa dengan gemas dan lanjut bertanya) “omong-omong, kamu sudah dapat buku apa?”
Anisa
(Mengambil dua buah novel.)
CUT TO
(mengambil buku)
Dengan menggunakan jaket berkupluk, Bosy bersembunyi di balik rak buku-buku. ia mengamati Cinta dari jarak aman, tidak ketahuan.
Bosy (Berbicara dalam hati)
Cinta, oh Cinta... engkau begitu mempesona.
Meramaikan suasana.
Kau buat diriku terlena.
Gebleeeg... Gara-gara baca buku puisi... gue bisa begini..
Kemudian Bosy pergi ke kasir untuk membayar buku-buku puisi yang dibelikannya sekaligus memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan kepada kasir.
Bosy
Mba, uang-uang ini untuk membayarkan dua orang persempuan disana. Kembalinya buat mba aja.
Kasir
Terima kasih, Mas. Maaf, nama mas siapa?
Bosy
Membuka suara
Kasir
Diam. Merekam dengan penuh seksama.
CUT BACK TO
Cinta
“Gue sudah beli dan baca keduanya. Kalau mau baca, pinjem punya gue aja kali.”
Anisa
“asli apa bajakan?”
Cinta
“Anjirs. Gue Ga level, ga selera sama buku bajakan.”
Anisa
“Waktu itu”
Cinta
“itu dulu. Itu masa lalu Anisa. Saat krisis kesadaran. Gue sadar buku bajakan itu merugikan sang penulis, sang penerbit dan timnya. Para pembajak itu justru banyak meraup keuntungan. Sayangnya, gue aneh binti heran. Kok bisa yah, buku bajakan beredar di pasaran dengan mudahnya. Padahal ada Undang-undang tentang hak cipta dan sanksinya menyeramkan. Intinya gue udah sadar.”
Anisa
“syukurlah kalau begitu. bagus. Cinta ada kemajuan”
Cinta
“iyah. Harus dong!”
Anisa
“Alhamdulillah! Tinggal kata loe and gue doang tuh dihilangkan. Plus kamu pake hijab sebagai muslimah.”
Cinta
“Aduh gue belum siap Anisa kalau soal hijab. Kalau tentang kata loe and gue itu merupakan perbendaharaan kata keren di negeri kita, Nisa. Gue harus membudayakannya.”
Pengunjung lain, banci
Hey, Jeng! Kalian kesini mau beli buku atau ngerumpi?
Anisa dan Cinta
Berhenti berbicara, Tersenyum, “Beli buku”
Pengunjung
Beli buku aja berisik, emangnya pasar.
Anisa
Maaf
Cinta
Berkata pelan, “Hayu Sa. Kita cabut.”
Anisa dan Cinta berjalan ke arah rak-rak buku lain. Tak lama kemudian, keduanya telah menemukan buku pilihannya. Ketika Cinta dan Anisa melakukan transaksasi di kasir.
Kasir
Buku-buku Anda sudah dibayarkan.
Anisa dan Cinta
saling adu pandang
Cinta
Oleh Siapa?
CUT TO
Bosy
Bosy Bonaparte. Kekasih Cinta.
CUT BACK TO
Cinta
Geleng-geleng kepala, “Gila tuh cowok.”
Anisa
“Justru dia tuh tergila-gila oleh Cinta Salsabila.”
Cinta tidak memperdulikan ucapan Anisa. Kedua matanya meneluri segala penjuru. Badannya berputar 360 derajat. Upayanya sia-sia. Ia tak dapat menemukannya. Ia kesal.
Anisa
“Anggap aja rezeki, Cinta”
Keduanya meninggalkan kasir toko buku. Keduanya pergi ke foodcourt untuk makan siang.
*****
24. INT : Di foodcourt, MALL – Makan Siang
Cast : Anisa dan Cinta
Cinta
Memandangi sekililingnya dan kembali menghadap Anisa.
“Tuh orang kemana coba. Like a ghost, aja deh. tak ada tanda-tanda batang hidungnya”
Anisa
“Masih penasaran nyariin Bosy? Dia tuh emang like a ghost, Cinta. Dulu kan dia pernah berkata i love you forever. I will be a ghost to you.”
Cinta
“Tapi tetep yah Anisa. Sesering apapun dia mau bayarin buku atau makan atau apapun itu buat gue and loe. Gue tuh ga bakal kepincut sama dia. I know him more than you are, Anisa.”
Anisa
“Boleh nggak di-KEPO-in?”
Cinta
Terdiam dan teringat malam itu
CUT TO
Pada saat mau membeli obat di malam hari untuk Bundanya yang sedang sakit. Laju motornya dihentikan oleh seorang security Caffee. Caffe tersebut tersedia minuman Alkohol yang dilegalkan. Dari sana keluar Bosy dibopong oleh dua orang perempuan dan dibawa masuk ke dalam mobilnya.
Cinta kepada dirinya sendiri
Bosy, jadi loe tukang mabuk?
Bener kata temen-temen kampus gue.
CUT BACK TO
Anisa
(mengurungkan rasa ingin tahunya)
Enggak usah deh, Cin. Pasti jadinya ghibat.
Cinta pasti ngomong yang enggak-enggak tentang Bosy.”
Cinta
“Nah itu kendalanya, Sa. Jadi loe nggak usah tahu. Cukup gue aja. Loe kan anti ghibat. Ghibat itu dosa,”
Anisa
“Tentu!”
Pelayan datang
Mba, ini pesanannya. Kami mohon maaf telah membuat Anda menunggu lama.
Cinta
Iya nggak apa-apa. santuy aja. Mba.
****
25. INT : Caffe – Menunggu Bosy – Siang
Aleks
(Melihat jam tangan)
Si Bosy, lama banget.
Anton
Namanya juga di toko buku. Barangkali si Bosy mabok, pingsan saking banyaknya melihat buku berjibun.
Aleks
Tertawa, “Ada-ada aja loe”
Anton
(Tersenyum lebar)
Eh, leks. Nanti malam, salome yuk?
Aleks
Ya, Nanti ganti gue calling si Berlina.
CUT TO
26. INT : Tempat GYM – siang
Cast : Berlina, Parlin.
Berlina
Huuush!
(Berlina menghembuskan napasnya. Ia tersengal-sengal. Keringatnya bercucuran.)
Parlin
Latihan kali ini cukup
Berlina
Oke... Huuush..
Parlin
(Memberikan sebotol air mineral)
“Beib, new angel loe sudah jinak?”
Berlina
“Ya”
Parlin
“Baguslah. Jangan sampai nasibnya berujung seperti jesica.”
You just want attention. You don’t want my heart... Ponsel Berlina bernyanyi.
Berlina
“Sorry, gue ambil gue dulu” (berjalan menuju tasnya, mengambil ponsel dan melihat nama si penelpon) “Aleks”
INTERCUT TO
Aleks
Kirimin gue dan Anton seorang penghibur dong.
Yang terbaru.
Berlina
Oke. Ada. Namanya Sabrina dan Yuliana
Aleks
Satu aja Mrs B.
CUT BACK TO
Berlina
Dasar loe, cowok kaya tapi irit dan pelit.
Aleks
(Tertawa) Jadi siapa?
Berlina
Pokoknya ada deh. Nanti gue utus my angel gue.
Berlina pun mengakhiri komunikasi jarak jauhnya.
Parlin
“Pelanggan?”
Berlin
“Yah, pelanggan plus teman sepergengan.”
Parlin
“emm.. teman.”
Berlina
“Ya, teman. Kamu tidak usah cemburu. aku dan Aleks dan teman-temannya adalah sekelompok sahabat kerren dalam sekup kecil. Kita saling menguntungkan satu sama lain semenjak masa SMA, kuliah dan hingga kini. Cuman setelah lulus kuliah, setiap orang punya kesibukan. Aku dan mereka tidak bisa setiap hari atau malam berkumpul.”
*****
27. INT : Di kamar tidur – Paket dari Bosy - Pagi hari
Cast : Cinta, Bunda Shinta.
Cinta
Beranjak dari kasurnya. pergi ke kamar mandi. Setelah itu, untuk membuka jendela kamarnya. Menikmati suasana pagi. Menghirup udara segar seraya memejamkan mata. (Beat) “Sejuknya” (kemudian pergi ke dapur)
“Selamat pagi Bunda!”
Bunda Shinta
(balik badan)
“Eh, Cintaku. Cinta ada paket tuh di atas meja makan.”
Cinta
“Paket?” (keheranan)
(V.O) Loh gue kan nggak belanja online.
Cinta pun menarik mundur kursi dari meja makan. Duduk. Mengambil paket tersebut. Membukanya. sebuah kotak sebesar buku dengan bungkus kado berwarna merah hati dan ada gambar love di tengahnya. Paket itu berisi coklat-coklat, mawar merah yang disemprot aroma mawar akantetapi setangkai mawar itu terbuat dari kain anti layu dan sebuah kartu ucapan.
Bunda Shinta
“Ciee.. dapat bunga mawar dan coklat dari Bosy.”
(dengan intonasi meledek dan sambil meletakkan semangkuk besar berisi sayur sup di atas meja makan)
Cinta
“Apaan sih, Bunda.”
Bunda
(Melihat secarik kertas di tangan Cinta)
“Kayaknya dibuatin puisi tuh.”
Cinta
“Maybe?”
(kemudian fokus membaca. Membayangkan suara Bosy)
Cinta Salsabila
Aku mabuk, tenggelam dalam cinta
Menggapai cintamu itu
Tak semudah, aku membalikkan tanganku
Entah kenapa aku mencintaimu
Apakah karena rambut panjang gelombangmu?
Apakah karena cantik wajahmu?
Atau adakah mantramu yang menarik hatiku?
Entah aku tak tahu
Kamu itu bagaikan bunga
Dan aku ini adalah lebahnya
Yang tak henti memburu nektarnya
Tuk melengkapi jiwa
I Love forever, Cinta
Cinta
“gombal gembel banget sih nih orang,”
Bunda Shinta
“kenapa, Cinta?”
Cinta
“Nih orang resek yah.
Cinta sudah menolak cintanya mentah-mentah. Eh kali ini dia mencoba merayu cinta dengan puisi.”
Bunda Shinta
“wah, bagus donk.”
Cinta
“Bagus? I dont like him, Bunda.”
Bunda Shinta
“But he like you, Cinta. Berarti dia itu sang pejuang cinta yang tidak ada matinya. Berarti dia tuh serius, setia, tulus mencintai cinta anak Bunda”
Cinta
“Yah (mengeluh) Bunda lagi-lagi malah mendukung dia.”
(Kedua tangannya meremas-remas secarik puisi tersebut menjadi sebuah bola kertas berukuran kecil dan membuangnya ke tong sampah)
Bunda Shinta
“Loh, kok dibuang begitu aja?’
Cinta
Tak menjawab
Bunda Shinta
(Bunda mengambil bola kertas yang dibuang Cinta)
Cinta
“Ih, Bunda. Itu tuh kotor tauk.
Telah menjadi sampah. Kenapa diambil lagi?”
Bunda
(Bunda tak peduli dengan perkataan Cinta.
Membuka kembali bula kertas tersebut dan membaca
isi kertas lecek itu.)
“Badai sekali untaian kata dari Bosy Bonaparte untuk Cinta.”
Cinta
“Badai apaan. Biasa aja kali, Bunda. Kata-katanya receh.”
Bunda Shinta
“Cinta jangan begitu. hargailah jerih payahnya Bosy dalam menulis. Kita tidak boleh menilai seseorang dari penampilannya. Kita tidak boleh berpikir parsial. Harus menyeluruh. Oke mungkin ada satu sisi yang tidak disukai Cinta dari Bosy. tentu, ada sisi lain yang membuat Cinta dapat mencintai, menghargai Bosy.”
Cinta
Bunda tuh ga tahu soal Bosy. Gue tuh ga level banget sama dia, Bundaa! Aduh itu cowok. Urat sarafnya udah putus kali ya. Kayak enggak ada cewek lain selain gue. Ngejar-ngejar gue mulu.
Bunda
(melihat cinta yang diam saja. Lalu berkata)
“eemm.. Terkadang penampilan itu menipu. Kita tidak tahu bagaimana kepribadian seseorang. Itu merupakan sesuatu yang abstrak, tak terlihat. Namun, bila kita mengetahui bagaimana kondisi kepribadian seseorang. Bila karakter orang tersebut tidak ada akhlak mulia. Kita tidak boleh meniru sikapnya. Justru kita harus menjadi influenser dalam hal kebaikan. Bila kita tahu bahwa orang yang mencintai kita tidak sesuai dengan kriteria kita. Maka seyogyanya kita menolaknya dengan cara yang baik dan elegan.”
Ya Tuhan dalem banget perkataan Bunda gue. Badai.
*****
28. INT : Di Teras Rumah – Anisa membaca email dari Baiz Buitenzorg dan diganggu Cinta – Pagi hari.
Cast : Anisa
Anisa
(Membaca di tablet)
Tafsir surat Hud ayat 102, yakni Al-Quran menolak teori suratan takdir atau bahwa manusia itu korban nasib buta. Alquran juga menyangkal pula pandangan bahwa Tuhan telah membuat bangsa-bangsa bangkit dan jatuh sekehendak-Nya tanpa adanya sebab yang adil dan benar. Itulah sebabnya, mengapa kapan saja Al-Quran membicarakan azab, maka senantiasa ditambahkannya (penjelasan) bahwa siksaan dan ganjaran itu adalah akibat perbuatan manusia sendiri.
“emm... kayaknya aku harus baca lagi karya tulis Takdir Ilahi yang seminggu lalu dikirim Baiz lewat email.”
(Barusaja mau membuka email)
Telpon dari Cinta. Anisa langsung menerima panggilan tersebut.
INTERCUT TO
Cinta
Sa?
Anisa
“wa’alaikumsalam, Cinta.”
Cinta
Hehehe. Maaf gue ga pake salam dulu. Sa.
Anisa
Ada apa, Cinta?
Cinta
si BB ngirimin aku paket.
CUT BACK TO
Anisa (V.O)
(Membuka mata lebar-lebar. Terdiam.)
Cinta dari paket dari BB, Baiz Buitenzorg
Cinta
Eh, Sa, loe kok diem?
Anisa
Maaf Cinta. Maksudnya kamu dapat paket
dari Baiz Buitenzorg?
Cinta
Bukan Anisaaaa...!!!
Maksudnya BB versi a ghost.
Anisa
Oh, Bosy Bonaparte.
Cinta
Yaps!
Anisa
Btw. Paket apa?
Cinta
Paket Bom
Anisa
Hah? beneran paket bom ?
Cinta
Mmm Boong. Wkwkwk.
Gue tuh dapat paket bom cinta dari BB.
Anisa
Hadeuh... Astagfirullah!
kukira beneran Cintaaaa!
please deh to the point aja,
jangan bertele-tele.
Buang-buang waktu tahu ga.
Tahu nggak? Tadi tuh aku lagi mau baca
Email dari Baiz tentang takdir.
Gara-gara kamu. Aku terganggu.
Cinta
Ieyuuh.. biasa aja kali Sa.
Ga usah sewot gitu juga ke gue.
Sebagai sobat loe. Nanti loe cepet peyot
Kayak nyi erot.
Oke, jadi.. si BB tuh mau menyogok gue dengan
Coklat, bunga dan puisi cinta. Iyuh.. Cwih..
Anisa
Kayaknya dia cinta mati sama kamu cin.
Coba deh kamu beri dia kesempatan.
Cinta
What?
Anisa
Terus kamu jadi influencer dalam
Hal kebaikan. Jadi hijrah barenglah.
Cinta
Kok perkataan loe. Mirip Bunda gue sih. Nyebelin deh.
Ah udah ah. Telponannya. Wassalamu’alaikum
CUT TO
Anisa
(Melepaskan ponsel yang ditelinganya dan menatap layar HP)
Yah, dimatiin.
Wa’alaikumsalam, Cinta.
(melanjutkan kembali bacaannya yang tertunda)
Menolak Pemikiran: Segala Pekerjaan adalah
Tuhan Sendiri Perancangnya