Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. EXT. DUSUN - PAGI HARI
Suasana pagi hari di Dusun Cempedak, matahari menyinari rumah rumah dusun dan kebun.
CUT TO:
2. EXT. RUMAH RINA - PAGI HARI
Bapak Rina sedang duduk di teras rumahnya mengasah pisau sadap. Rina lalu keluar rumah lengkap berpakaian rapi akan ke sekolah. Rina pun menghampiri bapaknya untuk pamit.
RINA
(menyalami Bapak)
Pak, Rina berangkat dulu ya.
BAPAK
(berhenti mengasah)
Belajar yang rajin.
RINA
Iya Pak.
Rina berjalan pergi dan Bapaknya lanjut mengasah.
CUT TO:
3. EXT. JALANAN DUSUN - PAGI HARI
Rina berjalan kaki menuju sekolah. Tampak dari belakang, lengan baju sebelah kiri Rina terdapat bekas coretan tinta.
Lalu dari belakang Rina muncul Anggi, Ika, & Dwi yang berboncengan sepeda motor dan mengejek Rina dengan teriakan “MISKIIIN!!!”. Rina terkejut, malu dan sedih mendapat hinaan itu. Namun, Rina hanya diam saja dan tidak membalas. Rina berjalan dengan kepala tertunduk murung.
CUT TO:
4. INT. KELAS - PAGI HARI
Terlihat Papan kelas XI IPS SMA di atas pintu. Di kelas, terlihat beberapa siswa yg ngobrol dgn teman sebangkunya masing - masing dan beberapa lagi nyontek menyalin PR milik teman lainnya. Rina masuk kelas dan langsung duduk di bangkunya (nomor 3 dari depan tengah). Anggi yang duduk di beakang Rina menodong PR Rina untuk dicontek.
ANGGI
(mencubit lengan baju
Rina lalu menariknya)
Woi, PR!
RINA
(membuka tas dan memberikan
buku tulis kepada Anggi)
Anggi mengambil buku itu dan segera menyalin, begitu juga dengan Ika & Dwi. Rina hanya termenung sedih.
CUT TO:
5. INT. KELAS - PAGI HARI
Guru menulis materi pelajaran di papan tulis. Rina menulis juga di bukunya. Anggi mencoret-coret lengan baju Rina dengan pena, sedangkan Ika yang sebangku dengan Anggi menulis sambil tertawa tanpa suara melihat baju Rina yg dicoret coret.
Rina lalu memajukan duduknya juga lengan kirinya yang di coret Anggi. Namun, Anggi yang kesal menarik lengan baju Rina itu hingga Rina tersandar ke bangkunya. Ika dan Dwi (yang duduk di samping bangku Ika) tertawa tanpa suara melihat Rina yang diganggu Anggi. Teman perempuan di sebelah bangku Rina menoleh pada Anggi lalu geleng-geleng melihat kelakuan Anggi dan terlihat prihatin pada Rina yang tampak sedih dan murung.
CUT TO:
6. INT/EXT. KELAS - SIANG HARI
Bel istirahat berbunyi. Terlihat anak-anak kelas sibuk mengobrol dan ada yang makan siang juga makan jajanan di kelas.
Arman dan Toni masuk kelas yang disambut senyuman dari Anggi, Ika dan Dwi. Saat Arman dan Toni menghampiri Anggi cs, terlihat Rina yang menengkurapkan wajah di mejanya.
Anggi cs duduk di bangku masing masing berhadapan, sedangkan Arman berdiri menghadap Anggi dan Toni berdiri bertatapan dengan Ika.
ARMAN
Ayok ke kantin.
ANGGI
Lagi malas.
Anggi menoleh ke Rina dan memanggil Rina. Rina bangkit dari tengkurapnya dan menoleh pada Anggi.
ANGGI (CONT’D)
(mengambil uang dari saku
dan menyodorkan ke Rina)
Ke kantin, beli mie ayam 5
sama pop ice 5. Cepet!
RINA
Banyak banget, Nggi...
ANGGI
Ah banyak omong!
(melempar uang 50 ribu ke
atas meja Rina yang malah
jatuh ke atas meja dan lantai)
CEPET!!!
Seisi kelas menjadi hening dan kaget dengan bentakan Anggi.
Uang tadi jatuh ke lantai yang lalu dipungut Rina. Arman dan Toni tertawa kecil melihat Rina memungut uang itu.
TONI
Cepat babu.
Arman, Anggi, Dwi dan Ika tertawa mendengar ejekan Toni kepada Rina. Rina pun pergi keluar kelas, kelas menjadi ramai lagi dengan suara obrolan. Toni menggapai sebuah bangku dan duduk menghadap Anggi. Sedangkan Toni menarik Ika untuk mojok di bangku belakang sudut. Anggi, Arman & Dwi menyoraki Ika & Toni yang mojok, “huuu mojok terus.”
CUT TO:
7. INT. KANTIN - SIANG HARI
Rina menerima 1 bungkus plastik berisi 5 bungkus mie ayam menggunakan cup minuman 5000 an di tangan kiri dan 1 bks plastik berisi 5 bks pop ice blender di tangan kanan dan membawanya menuju kelas. Terlihat suasana kantin yg ramai namun blur.
CUT TO:
8. INT. KELAS - SIANG HARI
Rina masuk kelas dengan menenteng plastik makanan, sedangkan Anggi cs sedang tertawa keras. Rina meletakkan makanan di atas meja Anggi dan Anggi cs pun berhenti tertawa.
RINA
Ini Nggi.
ANGGI
Aduh, uangnya pas ya?
Kasian nggak ada upahnya.
Rina berbalik hendak duduk di bangkunya. Namun Anggi memanggil.
ANGGI (CONT’D)
(mengejek sambil membuka dompet)
Rin, bentar. Ini aku mau ngasih
upah. Masa kamu udah capek capek
tapi nggak dikasih apa-apa.
Ika & Dwi tersenyum mengejek kepada Rina. Lalu Anggi melemparkan uang recehan 2000 rupiah ke badan Rina dan uang itu jatuh ke lantai dengan bunyi gemerincing.
ANGGI (CONT’D)
Tuh, upah buat kamu. Ambil tuh.
Ika, Dwi tertawa senang, Toni & Arman hanya tersenyum. Dan teman - teman di kelas hanya menatap Anggi dan Rina bergantian.
ANGGI (CONT’D)
(membentak)
Ambil woi! Jangan diam aja!
Rina dengan wajah sedih dan terhina terpaksa menunduk dan memungut uang yg jatuh. Saat Rina mengambil recehan di dekat meja Anggi, Anggi memijak tangan Rina dengan sengaja. Ika, Dwi Arman & Toni pun tertawa keras. Rina lalu menarik tangan yang dipijak dan buru buru duduk di bangkunya. Beberapa teman menatap Anggi sambil geleng - geleng kesal. Anggi cs lalu mulai makan dengan membentuk bangku menjadi lingkaran. Dan mereka terus mengejek Rina dgn berpura pura mengajak makan bersama dan mengungkit uang 2000 tadi.
ANGGI (CONT’D)
Rin, makan Rin.
DWI
(tertawa kecil)
Sini Rin, makan Rin.
IKA
Ayolah Rina, makan kita
sama - sama.
ANGGI
Beli lah Rin mie ayam sama
pop ice pake duit 2000 tadi.
Oh iya kurang ya, kasian sih
miskin.
Ika & Dwi tertawa keras.
ARMAN
Sini Rin, abang belikan Rin.
TONI
Tapi bo’ong.
Anggi cs tertawa. Ika bahkan menepuk pundak Toni.
Rina terlihat akan menangis lalu pergi ke luar kelas. Anggi yang melihat Rina pergi kemudian mengatainya.
ANGGI
(mengaduk pop ice)
Huh, Baperan!
CUT TO:
9. EXT. BELAKANG SEKOLAH - SIANG HARI
Rina duduk di belakang sekolah, menangis sendirian.
CUT TO:
10. INT. KELAS - SIANG HARI
Bel pulang sekolah berbunyi, para siswa sibuk membereskan peralatan belajar ke dalam tas. Anggi menyandang tas lalu berjalan diikuti Ika & Dwi di belakang.
ANGGI
(menoyor kepala Rina)
Duluan ya miskin.
IKA
(menoyor kepala Rina)
Duluan ya kere.
DWI
(menoyor kepala Rina)
Dadah melarat.
Rina hanya diam saja dan menerima perlakuan itu meski rambutnya jadi berantakan dan terlihat menahan diri agar tidak menangis.
CUT TO:
11. INT. RUMAH RINA - SIANG HARI
Rina masuk rumah lalu masuk ke kamar.
CUT TO:
12. INT. RUMAH RINA - SIANG HARI
Rina yang sudah berganti baju lalu berjalan masuk ke dapur, lalu terlihat Rina yang sedang mengulek cabe rawit, bawang merah, dan garam dan menyiram cabe giling itu dengan minyak panas setelah halus (atau hanya cabe mentah tanpa disiram minyak, khas sambal dusun). Rina lalu makan nasi dengan lahap berlauk daun ubi rebus dan sambal cabe giling. Selesai makan, Rina langsung mencuci piring dan gelasnya, juga batu giling. Rina lalu duduk di dekat sumur, mencuci lengan baju sekolahnya tadi dgn sabun cuci batangan dan air di dalam baskom hitam.
CUT TO:
13. EXT./INT. RUMAH RINA - SIANG HARI
Sebuah tangan meletakkan pisau sadap pada tempatnya & melepas sarung tangan. Lalu terlihatlah ayah Rina keluar di pintu belakang rumah dan melihat Rina yang sedang mencuci lengan baju.
BAPAK
Perasaan tiap hari dicuci
terus baju sekolah kamu, nak?
Apa gampang kotor?
RINA
(terkejut)
Iya pak. Sering kecoret sama kawan.
Kadang kalo lagi jam istirahat ada
kawan yg suka bawa pena ke mana-mana,
nggak sengaja kena coret.
Bapak Rina mengangguk.
BAPAK
Ayok makan nak, bapak mau makan
sudah itu lanjut nyabit rumput lagi.
Kambing Mak Yati banyak makannya.
RINA
Rina sudah makan pak,
bapak lah makan lagi.
Bapak lalu masuk rumah. Rina membros lengan baju itu lalu melihat lengan bajunya yg sudah mulai bersih dan memeras lengan baju itu. Rina menjemur baju di belakang rumahnya yg reot.
DISSOLVE TO:
14. EXT./INT. KELAS - PAGI HARI
Terlihat ruang kelas Rina dari jauh.
Rina masuk kelas dan langsung disambut tatapan dingin dan sinis Anggi cs. Rina menunduk dan langsung duduk di bangkunya.
CUT TO:
15. INT. KELAS - PAGI HARI
Terdengar suara guru menjelaskan pelajaran. Tangan Anggi dengan santai mencoret lengan baju Rina, sedangkan Ika & Dwi tersenyum geli. Rina hanya sedih dan murung tanpa mau melawan.
CUT TO:
16. INT. KELAS - SIANG HARI
Bel istirahat berbunyi, terlihat para siswa mulai ke sana kemari. Anggi beranjak dari bangku lalu seorang siswi berjalan mundur karena bergelut/bercanda dgn temannya main pukul - pukulan dan tdk sengaja menabrak Anggi, siswi itu meminta maaf. Namun, Anggi tetap saja marah.
SISWI 1
Eh maaf, Nggi.
Anggi pun langsung marah dan mendorongnya hingga jatuh ke bangkunya. Siswi itu hanya tercengang, sedangkan Anggi mengatainya.
ANGGI
Jalan tuh pakai mata, bodoh!
Anggi cs lalu pergi diiringi tatapan anak anak kelas yg heran dan terdiam juga tatapan Rina yg ketakutan. Seorang siswi nyeletuk.
SISWI 2
Dasar sombong, mentang-mentang
orang kaya.
Lalu siswi lainnya menegur.
SISWI 3
Ssst, diam. Nanti ada yg
nyampaikan omongan kamu loh,
dilabrak nanti kamu.
Siswi tadi pun menutup mulutnya. Lalu 2 siswi itu membantu temannya yg didorong untuk berdiri kembali.
SISWI 1
Lagian cuma mereka aja orang
kaya yang sombong. Tuh anak-anak
sebelah pada kaya tapi nggak
sombong kayak mereka. Baik-baik
malah.
Terlihat Rina yg tertunduk lesu.
CUT TO:
17. INT. KELAS - SIANG HARI
Anggi mencoret lengan baju Rina. Lalu terdengar bel pulang sekolah. Anggi membereskan bukunya dan segera menyandang tas lalu beranjak pergi dari bangkuknya. Anggi cs berjalan sambil memelototi siswi yg nenabraknya tadi lalu mereka menoyor kepala Rina bergantian sambil menyebutnya miskin, bau dan jorok. Beberapa teman - teman di kelas hanya menatap Rina dgn simpati, seperti teman perempuan disebelah bangku Rina dan teman lelaki yang duduk di bangku sudut kanan yang sejajar dengan Rina. Namun, banyak juga yg tidak peduli.
CUT TO:
18. EXT. RUMAH RINA - SIANG HARI
Di dekat sumur, Rina kembali mencuci lengan bajunya dan kali ini sambil menangis.
CUT TO:
19. EXT. RUMAH RINA/KEBUN - SIANG HARI
Rina selesai menjemur baju. Rina berjalan dari jemuran menuju kebun karet/semak belukar di belakang rumahnya. Rina menangis di sana dgn duduk di dahan pohon rubuh yg sudah kering. Rina lalu beranjak.
Rina memetik daun ubi dan mengumpulkan ranting ranting kayu bakar. Suasana kebun sunyi dan bikin merinding. Terutama saat ada bunyi “srek srek” di dekat sana. Rina buru buru hendak beranjak pulang dgn mengikat kayu dgn lilitan rumput liar karena hari sudah petang dan terlihat mendung.
Hingga saat Rina hendak pergi, Rina dikagetkan dgn Nek Ipa yg sudah berdiri di dekatnya. Ternyata Nek Ipa yg berjalan di semak semak tadi. Nek Ipa meminta kpd Rina utk memberikan sedikit daun ubi sebagai lauk.
NEK IPA
Boleh nenek minta sedikit
pucuk ubinyo, nak?
RINA
Boleh nek. Ini ado banyak nek.
Rina pun dengan senang hati memberikan, bahkan mengantar Nek Ipa pulang, demi membawakan daun ubi utk nenek yg terlihat masih kurang segar itu.
RINA (CONT’D)
Ayok nek. Rina bawakkan ke
rumah nenek.
NEK IPA
Nah, nenek jugo mau pulang.
Ayok kito jalan.
Mereka pun berjalan bersama.
CUT TO:
20. INT. RUMAH NEK IPA - SORE HARI
Nek Ipa menundang Rina masuk ke rumahnya yg besar dan luas namun sedikit jorok.
NEK IPA
Ayo masuk, nak.
Rina masuk membantu membereskan beberapa barang yg berserakan, seperti sandal dan topi sawah nenek Ipa. Nek Ipa diam diam memperhatikan sambil duduk di sofa. Rina lalu mendongak dan melihat pada foto keluarga nek Ipa yaitu Nek Ipa dan Suami beserta 5 anaknya.
NEK IPA (CONT’D)
Semenjak suami Nenek meninggal,
sepi rasanya di sini. Tapi,
nenek senang karena anak-anak
nenek sukses berdagang di kota.
Senang rasanya nengok nasib mujur
anak-anak, jadi orang semua,
walaupun nenek tinggal sendirian.
RINA
Kenapa nggak ikut aja tinggal
sama anak - anak di kota nek?
NEK IPA
Sayang nak ninggalkan rumah ini.
Lagi pula, tinggal dengan anak-anak
tu, idak enak rasanya. Mau apa-apa
serba salah. Belum lagi idak enak
dengan menantu. Takutnya, kita ini
malah jadi beban. Rina hanya
mengangguk dan tersenyum tipis.
Lalu Rina pamit.
RINA
Rina pamit yo nek. Lah sore.
Nek Ipa mencegah Rina pergi.
NEK IPA
Ke mana buru - buru nak?
di rumah idak sibuk kan?
Duduk dulu sini.
Rina mendekati Nek Ipa tanpa menjawab, lalu duduk di sofa bersama Nek Ipa.
NEK IPA (CONT’D)
Tadi nenek lihat kamu nangis
di kebun? Kenapa nak, ada masalah?
Rina terkejut karena ketahuan menangis, namun segera mencari alasan.
RINA
(menunduk lesu lalu
menatap Nek Ipa)
Nggak ada masalah apa-apa, nek.
cuma nilai pelajaran Rina jelek
semua.
NEK IPA
Belajar yang rajin nak. Nilai
bisa diubah jadi bagus
dengan belajar yang giat.
RINA
Iya nek.
NEK IPA
Besok - besok, kalau kamu ada
masalah, nggak ada teman cerita,
datang ke sini ke rumah nenek.
Nenek siap dengar cerita kamu.
Nek Ipa tinggal sendiri, kalau
Rina butuh teman cerita, Nek Ipa
dengan senang hati mendengarkan.
Rina tersenyum ceria karena merasa diperhatikan.
RINA
Iya nek. Makasih nek.
Rina pamit pulang ya nek.
Nek Ipa mengangguk sambil tersenyum dan Rina pun beranjak pergi.
CUT TO: