Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sugih
Suka
Favorit
Bagikan
7. #7
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

81. INT. RUMAH ARMAN - KAMAR ARMAN - MALAM HARI

Arman sedang tidur, saat ia merasa ada seseorang yang sedang memerhatikannya. Ia membuka mata dan melihat sesosok genderuwi sedang menunduk di atasnya, memerhatikannya. Arman akan teriak, namun genderuwo itu langsung mencekik lehernya hingga ia sesak napas. Dan saat Arman merasa akan pingsan, ia pun terbangun dari tidurnya. Arman bangkit duduk dengan napas terengah - engah dan meraba lehernya sambil menelan ludah. Ia lega karena ternyata hanya mimpi. Arman lalu tidur kembali sambil menutupkan selimut ke seluruh tubuhnya hingga menutupi kepalanya.


CUT TO:


82. INT. KELAS - PAGI HARI

Bu Guru sedang menuliskan materi di papan tulis sambil menjelaskan. Murid - murid sibuk mencatat. Termasuk juga Rina yang kemudia menoleh sedikit ke belakang. Anggi yang duduk di belakang Rina hanya diam saja menatap buku tuis di depannya. Ia terlihat tidak bersemangat. Baju Rina tidak lagi dicorat - coretnya. Rina tersenyum kecil mengetahui Anggi tidak lagi mengganggunya dan melanjutkan mencatat materi dari papan tulis.


CUT TO:


83. INT. KANTIN - SIANG HARI

Anggi dan Arman makan bakso di kantin. Arman menceritakan tentang mimpinya semalam.


ARMAN

Nggi, aku semalam mimpi buruk.


ANGGI

Mimpi buruk gimana?


ARMAN

Aku mimpi dicekek genderuwo.


ANGGI

Man, jangan nakut-nakutin deh.


ARMAN

Serius, kayak nyata banget.


ANGGI

Mimpi doang kan ya?

Nggak kenyataan kok itu.


ARMAN

Aku takut, Nggi. Inget

cerita Ika yang katanya

dikerjai genderuwo.


ANGGI

Itu kan cuma katanya aja.

Ika tuh ngigau tau.


ARMAN

Terus kenapa matanya

bisa kecolok sampe buta?


ANGGI

Ya mana aku tahu.

Katanya disantet Toni.


ARMAN

Aku bingung, Nggi.

Yang jelas aku takut. 


ANGGI

Mungkin karena kamu takut

itulah, makanya kebawa

sampe jadi mimpi.


ARMAN

Sebelumnya aku nggak takut,

Nggi. Lagian yang harusnya

takut itu Toni. Bukan aku.

Tapi kenapa yang disasar

genderuwo itu aku?


ANGGI

Udahlah, Man. Kita nggak

usah ngomongin hal-hal

ghaib begini. Nggak masuk

di akal kita. Mendingan kita

abisin bakso kita aja.

Lebih jelas, bisa kita rasain.

Makhluk makhluk ghaib

itu bukan urusan kita.


Arman menghela napas takut lalu melihat Toni yang memerhatikannya dari kejauhan. Anggi yang melihat Arman menatap ke belakangnya lalu menoleh dan bertatapan dengan Toni juga. Toni lalu beranjak pergi. Arman dan Anggi bertatapan sejenak lalu makan bakso mereka.


CUT TO:


84. INT. RUMAH ARMAN - KAMAR ARMAN - MALAM HARI

Arman tidur dengan nyenyak. Namun, tangan besar berbulu gederuwo mengelus - elus kakinya hingga ia terbangun. Arman terkejut dan bangkit dari kasur hingga terjatuh. Sosok genderuwo berjalan pelan menghampirinya. Arman berteriak menohon agar genderuwo itu manjauh.


ARMAN

(menggelosor di lantai)

JANGAN!!! JANGAN GANGGU AKU!

PERGIII!!!


Genderuwo terus berjalan menghampiri Arman yang merangkak menuju pintu. 


ARMAN (CONT’D)

TOLOOONG!!! PERGIII!!!


Sosok Genderuwo sampai di depan Arman dan langsung mencekik lehernya hingga Arman memukul-mukul tangan Genderuwo itu. Arman pun sesak napas dan lemas. 


Pintu kamar Arman didobrak dan ayah juga ibunya pun masuk ke dalam kamar. Ayah Arman menanyai anaknya itu sedangkan sang ibu memeluk Arman dan hampir menangis.


ARMAN (CONT’D)

(batuk-batuk setelah lepas

dari cekikan dan tangannya

masih memukul-mukul di udara)

Pergi, jangan ganggu aku!

Jangan bunuh aku!


AYAH ARMAN

Kenapa, Man? Kenapa?

Siapa yang ganggu kamu?

ARMAN

Pergi kau Genderuwo!

Jangan ganggu aku!


IBU ARMAN

Arman diganggu Genderuwo, Pak.

Kita bawa Arman ke orang

pintar, Pak. Ayo Pak!


AYAH ARMAN

Masih tengah malam ini,

Bu. Besok pagi kita ke

rumah Mbah Pon. Malam ini

kita temani Arman tidur dulu.


ARMAN

(menangis ketakutan)

Jangan ganggu aku.

Jangan bunuh aku!


IBU ARMAN

(membujuk)

Nggak akan ada yang ganggu

kamu, Nak. Ibu sama ayah

ada di sini menjaga kamu.

 

Ayah Arman merenung melihat Arman merengek ketakutan dipeluk ibunya yang juga ikut ketakutan. 


CUT TO:


85. INT. KELAS - PAGI HARI 

Suasana kelas sangat heboh karena berita Arman diganggu genderuwo. 


SISWI 1

Eh, katanya si Arman diganggu

genderuwo sampe stress.

Ketakutan banget dia katanya.


SISWI 2

Iya, kata ibuku kemaren malam

Arman dicekik genderuwo. Terus

pagi tadi ayahnya Arman bawa

Arman ke rumah Mbah Pon

buat diobatin.


SISWI 3

Mbak Pon?


SISWI 2

Ituloh Mbak dukun yang terkenal

di desa sebelah. Udah banyak

orang yang disembuhi Mbah itu.


SISWI 3

Terus Arman sekarang udah

sembuh juga?


SISWI 2

Nah, katanya Genderuwo yang

gangguin Arman itu kuat banget.

Jadi Mbah Pon nggak sanggup

untuk ngelawan dan nyaranin

supaya Arman pindah dari dusun

kita. Supaya nggak diganggu lagi.

Makanya ayah sama ibunya Arman

lagi ngurus supaya Arman bisa

pindah sekolah ke kota,

terus dititip di rumah pamannya.


SISWI 1

Sayang banget ya, padahal

nggak nyampe setahun lagi

kita udah mau kelulusan.


SISWI 2

Daripada mati, ups.

(menutup mulut dengan kedua tangan)


Anggi dan Rina hanya mendengarkan percakapan teman - temannya di bangku masing - masing. Sedangkan TEMAN 1, TEMAN 2, dan TEMAN 3 ikut nimbrung obrolan.


TEMAN 3

Eh, jadi Arman nggak sekolah

di sini lagi dong?


SISWI 2

Enggak lah, malah sekarang

Arman katanya lagi dibawa ke

rumah pamannya di kota untuk

diobatin ke dukun lain.


SISWI 1

(geleng - geleng)

Ada-ada aja kejadian setiap bulan.


TEMAN 2

Dusun kita kenapa jadi

sekarang banyak gangguan

Genderuwo sih? Bikin takut

aja. Besok-besok siapa lagi

yang bakal diganggu?


TEMAN 1

Mungkin sesuai amal perbuatan

kali. Yang diganggu kan

yang terkenal suka membully.


Siswi 1, 2 dan 3 juga Teman 1, 2, dan 3 menoleh bersamaan ke arah Anggi. Anggi yang tadinya nunduk main HP lalu merasa diperhatikan pun mendongak ke arah para murid tersebut. Murid - murid itu dengan cepat memalingkan wajah dari Anggi dan bertatapan satu sama lain. Rina tersenyum kecil melihat tingkah mereka.


TEMAN 3

(berbisik)

Mungkin pada kualat kali.


Siswi 1, 2 dan 3, juga Teman 1 dan 2 mengangguk - angguk setuju dengan pernyataan teman mereka itu.


CUT TO:


86. EXT. RUMAH RINA - TERAS - MALAM HARI

Bapak nyebat sambil melamun. Terdengar suara deritan tempat tidur dari kamar Rina.


CUT TO:


87. INT. RUMAH RINA - KAMAR RINA - MALAM HARI

Rina selesai melayani Genderuwo. Lilin di kamarnya mati. Rina lalu menyalakan lampu dan segera membereskan uang yang berserakan di lantai. Rina menyimpan lembaran - lembaran uang tersebut di bawah kasur. Ia kemudian mematikan lampu kamar dan tidur. 


CUT TO:


88. EXT. KORIDOR SEKOLAH - SIANG HARI

Toni berjalan dengan lambat. Murid - murid menatapnya sinis dan ngeri. Toni bingung dan merasa dituduh dengan tatapan para murid itu. Ia segera berjalan cepat menuju WC.


CUT TO:


89. EXT. GERBANG SEKOLAH - SIANG HARI

Bel pulang berbunyi. Murid - murid berhamburan keluar gerbang sekolah sambil membawa tas. Anggi berjalan keluar gerbang dan celingak - celinguk sambil melihat HPnya. Tiba - tiba, lengan Anggi ditarik Toni dan ia diseret Toni menuju pinggir jalan yang agak jauh dari gerbang.


ANGGI

(berusaha melepaskan diri)

Kamu ngapain sih, Ton?


TONI

Tolong aku, Nggi. Jangan jauhi

aku juga. Aku nggak salah

apa-apa sama kematian Ika.

Udah sebulan aku dipelototi

seolah-olah aku tersangka.

Kamu bantu aku bersihkan

namaku, Nggi.


ANGGI

Bantu gimana, Ton?

Aku nggak bisa!


TONI

Kamu bilangin ke anak-anak

sekolah ini kalau aku nggak

seperti yang mereka gosipkan.


ANGGI

Nggak mau ah, aku nggak

ada urusan. Kamu jelasin

aja sendiri.


TONI

(merengek memohon)

Tolonglah, Nggi. Aku nggak

tahan lagi dituduh diam-diam

begini. Aku nggak bersalah, Nggi.


ANGGI

Ton, kita nggak bisa ngatur

pikiran orang lain. Dan aku

nggak mau ikut-ikutan. Mending

kamu minta bantuan Arman.


TONI

Arman juga nggak mau temenan

lagi sama aku, Nggi. Sekarang

Arman juga udah nggak sekolah

di sini. Aku nggak punya

teman lagi, Nggi. Cuma kamu

sekarang yang ada.


ANGGI

Sorry Ton, aku nggak bisa bantu.


Anggi lalu berlalu pergi ke seberang jalan. Meninggalkan Toni yang berteriak memanggil namanya.


TONI

ANGGIII!!!


Anggi tidak menoleh sama sekali. Ia langsung masuk ke dalam mobil dan mobilnya pun melaju meninggalkan Toni yang hampir menangis.


CUT TO:


90. INT. RUMAH TONI - KAMAR TONI - MALAM HARI

Toni merokok di dalam kamar. Ia terlihat sangat depresi. Lampu kamarnya bahkan tidak ia nyalakan. Kamarnya pun berantakan. Toni melamun dan terlihat matanya basah seperti habis menangis. Sesekali ia melihat HPnya dan mencari nomor Arman. Kemudian ia membuang Hpnya itu ke atas kasur. Toni melihat keluar jendela. Asap rokoknya mengepul di jendela itu.

Tiba - tiba, matanya menangkap sesosok siluet perempuan di balik pohon. Toni membeku namun terus menatap sosok itu. Semakin ia perhatikan, semakin terlihat jelas wajah sosok itu yang ternyata adalah Ika. Toni mundur dan menjatuhkan rokoknya keluar jendela. Ia takut namun juga penasaran.


TONI

(bergumam)

Ika...


Toni terus menatap sosok Ika. Namun saat sosok itu tersenyum, Toni semakin ketakutan dan buru - buru menutup jendela juga gordennya. Toni terengah - engah lalu naik ke atas kasur dan sembunyi dibalik selimut. Ia berusaha melenyapkan ketakutannya dengan memejamkan mata.

Setelah Toni tertidur, Sosok Ika menghampirinya dan berbisik ke telinga Toni.


IKA

Toni... ayo akut aku, Sayang. Ikut aku.


Tonimengernyitkan dahi. Ia ternyata bermimpi.


CUT TO:


91. EXT. DUSUN - TENGAH MALAM

Toni berada di tengah dusun dengan kabut asap tipis di sekitarnya. Ia kebingungan dan ketakutan. Lalu muncullah sosok Ika dari balik kabut yang membuat Toni membeku. Sosok Ika mendekati Toni sambil mengulurkan tali tambang di tangannya.


IKA

Ikut aku, Ton. Kita

pergi sama-sama.


Toni bergerak mundur dan sangat depresi.


IKA (CONT’D)

Ayo, Toni. Ikut aku, Sayang...


Toni lalu berlari ketakutan. Ia berlari dan terus berlari hingga bertemu dengan sosok Ika di depan mata. Toni terjatuh dan menutupi wajahnya sambil memohon untuk tidak diganggu. Sosok Ika memasangkan tali tambang yang dibawanya ke leher Toni. Toni berontak tidak mau ikut dengan Ika.


IKA (CONT’D)

Ayo, Toni, sayang, ikut aku...


TONI

NGGAK, NGGAK...

AKU NGGAK MAU IKUT KAMU.

AKU NGGAK MAU MATI!!!


CUT TO:


92. INT. RUMAH TONI - KAMAR TONI - TENGAH MALAM

Toni berteriak - teriak ketakutan kalau ia tidak mau ikut Ika dan tidak mau mati. Ibu Toni berusaha membangunkan Toni.


TONI

(menutupi wajah dan telinganya)

NGGAK, NGGAK...

AKU NGGAK MAU IKUT KAMU.

AKU NGGAK MAU MATI!!!


MAMAK

Ton, bangun, Ton.

Kamu ngigau, Nak.

Kamu mimpi.

Bangun Nak. Bangun.


TONI

Aku nggak mau ikut kamu...

Aku nggak mau mati!!!


MAMAK

Sadar, Nak. Sadar...!!!


Toni pun sadar dan terduduk dengan napas terengah - engah. Mamak memeluk Toni dan berusaha menenangkannya.


MAMAK (CONT’D)

Kamu mimpi, Nak. Mimpi buruk.

Mamak ambilkan minum ya, Nak.


TONI

(menarik tangan Mamaknya

lalu memeluk Mamak)

Jangan tinggalkan Toni sendiri,

Mak. Toni takut.


MAMAK

Kamu mimpi apa, Nak?

Kenapa kamu ketakutan?


TONI

Toni mimpi Ika, Mak.

Ika ngajak Toni pergi.

Ika ngajak Toni mati.


MAMAK

(kaget)

Astagfirullahal’azim...

nyebut, Nak. Kamu masih belum

bisa ikhlas pacarmu pergi.

Makanya kamu mimpi begitu.


TONI

Toni udah ikhlas, Mak.

Tapi kenapa masih didatangi

Ika lewat mimpi.


(teringat)

Tadi juga Toni lihat penampakan

Ika di luar, Mak. Apa Ika

nggak ikhlas meninggalkan Toni?


MAMAK

Ika itu sudah meninggal, Nak.

Nggak mungkin dia nggak

ikhlas dengan kepergiannya.


TONI

(terdiam)


MAMAK

Sekarang kita ambil wudhu,

kita shalat malam.

Biar kamu tenang.


Toni mengangguk. Lalu saat mamak berbalik akan beranjak dari kasur, Mamak dan Toni terbengong dan membeku melihat ke atas langit - langit, di plafon, telah tergantung seutas tali untuk gantung diri.


CUT TO:


93. INT. KELAS - SIANG HARI

Murid - murid duduk di bangku dengan formasi melingkar. Mereka kembali heboh karena berita Toni yang masuk RSJ.


SISWI 2

Woiii, berita heboh...

Toni masuk RSJ!


TEMAN 3

Haaah? Serius?


SISWI 1

Diganggu genderuwo lagi?


SISWI 2

Bukan. Tapi dihantui penampakan

Ika. Kayaknya arwah Ika balas

dendam karena disantet Toni.


TEMAN 3

Mungkin memang Toni belum ikhlas,

atau gosipnya emang asli si Toni

nyantet Ika makanya arwah

Ika nggak tenang.


SISWI 2

Tahu nggak? Katanya, Mamaknya Toni

semalam hampir pingsan pas lihat

tali buat gantung diri di kamar Toni. 


TEMAN 3

Gila, sampe mau gantung diri!


SISWI 2

Diajak Ika pergi katanya.

Diajak buat ikut sama Ika.


SISWI 1

Ngeri... Ngeri...


TEMAN 3

Jangan-jangan, Arman

juga disantet Toni. 


TEMAN 2

Hus, kamu tuh, asal nuduh aja!


TEMAN 1

Tapi bisa jadi loh, soalnya

kan Arman nggak temenan lagi

sama Toni gara-gara kabar

Ika disantet Toni.


SISWI 3

Iya juga ya?


TEMAN 3

Nggak nyangka ternyata Toni

sejahat itu. Semoga dia di

RSj terus biar nggak

balik-balik lagi ke sini.


SISWI 2

(berbisik)

Eh, tapi geng pembully pada

kena karma semua ya?

Tinggal 1 yang belum...


Para Siswi itu melirik Anggi yang duduk diam melamun. Sedangkan Rina merebahkan kepalanya di atas meja sambil tersenyum kecil.


CUT TO:


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)