Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sugih
Suka
Favorit
Bagikan
5. #5
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

61. INT. RUMAH RINA - KAMAR RINA - MALAM HARI

Rina melakukan ritual pemanggilan Genderuwo. Ia mengenakan baju terbaiknya dan berdandan rapi, menyalakan lilin, meletakkan pembalut berisi darah haid dan menari kecil sambil merapalkan mantra. Tangan Genderuwo itu terlihat meraih bahu Rina melalui bayangan yang dipantulkan lilin. Suara deritan kasur saat Genderuwo itu menarik Rina ke atas kasur terdengar cukup nyaring.


CUT TO:


62. INT. RUMAH RINA - MALAM HARI

Di teras, Bapak Rina yang sedang merokok mendengar suara deritan kasur dari kamar Rina. Bapak mengabaikan suara - suara derita itu.


CUT TO:


63. INT. RUMAH RINA - KAMAR RINA - MALAM HARI

Rina bangkit dari kasur dan merapikan dirinya. Ia segera berlutut di depan lilin yang memperlihatkan uang banyak berserakan. Rina meraih dan menggenggam uang - uang itu lalu menyimpannya di bawah kasur. Dengan senyum sumringah Rina kembali naik ke atas kasur dan tidur.


CUT TO:


64. INT. KELAS - SIANG HARI 

Bel istirahat berbunyi. Anggi dengan sinis menyuruh Rina membelikannya jajanan di kantin.


ANGGI

Rin, ke kantin sana. Beliin aku

pop ice sama sosis goreng.

Cepetan!


Anggi melempar uang 50 ribu ke atas meja Rina. Ika ikutan menyuruh Rina dan juga melempar uang 20 ribu ke atas meja Rina.


IKA

Aku mau pop ice juga, Rin. Sama Sosis goreng juga.

Rina terdiam sesaat. Anggi lalu membentaknya.


ANGGI

Rina! Dengar nggak sih? Budek apa!


IKA

Tau ah, Rin, jangan lama-lama!


Rina lalu mengambil 2 lembar uang tersebut dan beranjak pergi keluar kelas. Sedangkan Anggi mengomel tentang Rina kepada Ika.


ANGGI

Dia kenapa makin bego sih?

Cuma disuruh beli pop ice

sama sosis doang harus

dibentak dulu.


IKA

Lagi kurang setengah kali

otaknya, Nggi.


ANGGI

Jijay banget deh.


Ika hanya terkekeh mendengar omelan Anggi. Lalu datanglah Arman dan Toni yang langsung duduk berhadapan dengan Anggi dan Ika.


CUT TO:


65. EXT. LORONG SEKOLAH - SIANG HARI

Rina berjalan menjinjing 2 plastik asoy berisi pop ice dan sosis goreng menuju kelas.


CUT TO:


66. INT. KELAS - SIANG HARI

Anggi, Ika, Arman dan Toni duduk berhadapan. Toni sedang mengelus-elus tangan Ika.


ANGGI

(mengomel)

Ck, mana sih si Rina?

Lama banget. Lelet ih.


TONI

Jangan-jangan dimakan sama

dia pesanan kalian.


IKA

Berani amat si Rina kayak gitu.

Mau cari mati dia sama Anggi.


Lalu Rina pun masuk kelas dan segera memberikan pesanan Anggi dan Ika juga uang kembaliannya. Anggi mengambil 1 cup minuman pop ice dari dalam plastik asoy dan langsung protes kepada Rina.


ANGGI

(membentak)

Loh, kok yang ini sih?

Kan aku sukanya pop

icenya mangga!


RINA

Aku nggak tahu, Nggi.

Kan kamu nggak bilang.


ANGGI

(membentak)

Ya tanya dong!

Punya mulut kan! 


Ika asyik minum pop icenya. Sedangkan ARman dan Toni mengamati Rina yang dimarahi Anggi.


RINA

Maaf, Nggi.


ANGGI

Maaf, maaf. Emangnya sama

maaf ini pop ice bisa berubah?

(teriak jengkel)

Ah!


Anggi melempar cup minuman pop ice itu ke baju Rina hingga tumpah dan berserakan. Ia juga melemparkan uang kembalian tadi ke lantai.


ANGGI (CONT’D)

Tuh, ganti pop icenya ya.

Awas salah lagi! Sekalian

beliin Arman sama Toni juga!


Rina terdiam sejenak, berdiri memandangi minuman yang berserakan di lantai. 


ANGGI (CONT’D)

(bicara pada Arman dan Toni)

Kalian mau jajan apa?


ARMAN

Samain aja deh. Pop ice juga. 

(menoleh pada Rina)

Lagian dia disuruh beli yang

lain belum tentu ingat.


TONI

(mengelus tangan Ika lalu

minum pop ice yang

disodorkan Ika ke mulutnya)

Bego sih ya?  


IKA

(mengangguk pada Toni)


Rina memunguti cup, es batu dan sedotan yang berserakan di lantai lalu measukkannya ke dalam plastik asoy. Ia juga mengambil kain pel lalu mengepel lantai. Setelahnya, Rina memungut uang Anggi dan berlalu keluar kelas sambil membawa sampah berisi minuman pop ice yang tumpah. Sedangkan Anggi cs hanya menatap sinis Rina. Teman - teman di samping bangku Rina geleng - geleng kepala melihat kelakuan Anggi tersebut.


TEMAN 3

(berbisik ke teman 1 & 2)

Udah ada yang mati 1,

masih aja nggak sadar.


Teman 1 dan 2 mengisyaratkan si teman 3 untuk diam dengan menempelkan telunjuk ke bibir mereka masing-masing.


CUT TO:


67. EXT. GANG SEMPIT - SORE HARI

Ika keluar rumah dan berjalan menuju gang sempit di dekat rumahnya itu. Toni sudah menunggu di belakang rumah warga. Ika lalu menemui Toni dan mereka berjalan ke arah kebun - kebun yang kemudian mereka menuju sebuah rumah kosong di tengah - tengah kebun itu.

Sesampainya di dalam rumah, Toni langsung menyergap Ika dan mengajaknya berhubungan badan. Ika protes sejenak namun mulai mengikuti permainan Toni.


IKA

(merengek)

Ton, kotor di sini.

Aduuuhhh.


Toni dan Ika berhubungan badan di lantai yang kotor. Ika memejamkan mata dan tanpa dia ketahui, wujud Toni berubah menjadi Genderuwo yang sedang membungkuk di atas tubuhnya. 

Selesai berhubungan, Ika meraba tangan Genderuwo yang disangkanya tangan Toni. Tangan itu berbulu lebat dan sangat besar. Ika mengernyitkan dahi lalu membuka mata dan langsung bertatapan dengan mata merah si Genderuwo. Ika memekik ketakutan. Genderuwo lalu mencolok kedua mata Ika dengan jari - jarinya. 

Ika berontak lalu bergegas lari keluar rumah kosong itu. Ika berteriak sangat keras sambil memegangi wajahnya yang penuh darah. Orang - orang yang hendak balik dari kebun melewati rumah kosong itu mendadak panik mendengar teriakan Ika. Mereka mengerumuni Ika yang terus berguling - guling di tanah sambil memegangi wajahnya yang penuh darah dan menjerit kesakitan.


IKA (CONT’D)

Tolooong... mataku... sakiiiiittt!!!

Tolong... aku diperkosa Genderuwo!!!


Orang - orang berusaha membantu Ika denga mengangkatnya dan membantunya berdiri. Mereka membuka tangan Ika dan terlihatlah mata Ika yang membengkak dengan darah terus mengalir.


WARGA 1

(melihat Ika tanpa membantu

mengangkat badannya)

Ini anak kenapa ya,

kesurupan apa kena penyakit?


WARGA 2

(membantu memegang lengan Ika)

Coba dilihat dulu mukanya.

Kenapa kok berdarah banyak begini.


WARGA 3

(memegangi lengan Ika)


WARGA 4

(melepaskan tangan Ika

dari wajahnya)

Loh ini anaknya Pak Heri.

Neng Ika ini!


Ika terus menjerit kesakitan. Warga sepakat membawa Ika pulang ke rumahnya.


WARGA 2

Kita bawa pulang ke rumahnya!

Pak Heri biar tahu dulu

anaknya kena musibah. Baru

kita bantu bawa ke rumah sakit.


Para warga lalu berjalan sambil memapah Ika yang kesakitan berjalan pulang ke rumahnya.


CUT TO:


68. EXT./INT. RUMAH IKA - SORE HARI

Ika dipapah para warga dan dibawa masuk ke halaman rumahnya. Ayah dan Ibu Ika yang sedang melayani pembeli di warung sangat terkejut dan panik melihat keadaan Ika yang penuh darah. Ika terus menagis kesakitan.


WARGA 4

Pak Heri!!! Neng Ika

kena musibah!


IBU IKA

(berlari menghambur menuju

Ika dan memeluk Ika)

Ya Allah, Nak! Kenapa

anakku Pak Diman?


PAK HERI A.K.A AYAH IKA

(merangkul Ika)

Kenapa anak gadisku Diman?

Kenapa berdarah kayak gini?


WARGA 4 A.K.A DIMAN

Kami juga nggak tahu, Pak.

Kami ketemu Neng Ika di

rumah kosong tengah kebun.

Dia teriak-teriak kesakitan.

Mukanya penuh darah.

Matanya bengkak itu.


PAK HERI A.K.A AYAH IKA

Kamu kenapa, Ika?

Matamu kenapa?


IKA

(merengek)

Mataku sakit, Yah.

Aku diperkosa genderuwo...

tadi aku kira itu Toni,

ternyata genderuwo...


IBU IKA

(hampir menangis)

Kita bawa ke rumah sakit, Pak.

Ika sudah mulai ngigau.

Jangan-jangan parah ini.


PAK HERI A.K.A AYAH IKA

Aku tutup warung dan

keluarkan mobil dulu. 

(menoleh pada Diman dan warga lainnya)

Diman, tolong bantu dudukkan

Ika ke dalam dulu.


Ayah Ika bergegas menutup warung, sedangkan Ibu Ika, Pak Diman dan warga lainnya membantu Ika masuk ke ruang tamu.


CUT TO:


69. INT. RUMAH IKA - KAMAR IKA - MALAM HARI

Ika duduk diam di kasurnya. Mata Ika terlihat bengkak. Makanan dan minuman terlihat tersedia di atas lemari belajar samping tempat tidur.


CUT TO:


70. INT. RUMAH IKA - RUANG TAMU - MALAM HARI

Ibu Ika sedang bersandar pada seorang ibu - ibu tetangga. Banyak ibu - ibu tetangga yang duduk lesehan untuk menjenguk Ika. Ayah Ika duduk termenung di sofa bersama para warga bapak - bapak tetangga.


IBU IKA

(merengek dan menangis)

Malang nian nasib anakku.

Macam mana masa depannya

kalau matanya buta. Aduuuh,

anak gadisku satu-satunya...


IBU - IBU TETANGGA 1

Yang sabar, Bu. Namanya cobaan.

Ujian untuk Bu Heri sekeluarga.


IBU IKA

Aduuuhhh...


IBU - IBU TETANGGA 2 

Mungkin bisa kita carikan

pengobatan alternatif Bu.

Mana tau bisa sembuh matanya Ika.


IBU IKA

(menatap kosong)

Semoga ya Buk, ya. Tolong dibantu.


IBU - IBU TETANGGA 3

(tempat bersandar Ibu Ika)

Yang sabar, Bu.


Sementara itu, Pak Heri hanya diam saja mendengar para warga bercerita tentang kronologi penemuan Ika yang katanya dicolok matanya oleh Genderuwo.


WARGA 4 A.K.A DIMAN

Mungkin benar itu dicolok

Genderuwo. Katanya memang rumah

kosong itu ada penunggunya.

WARGA 1

Tapi kenapa Neng Ika bisa

masuk ke rumah kosong itu?

Apa tadi ada temannya? 


WARGA 2

Mungkin ada teman perempuan

Neng Ika yang diserupakan

wujudnya oleh si Genderuwo

itu. Jadi Neng Ika ketipu.


WARGA 3

Tapi ngapain coba main ke

rumah kosong tengah kebun.

Mending nongkrong di warung

seblak simpang jalan. 


WARGA 4 A.K.A DIMAN

Tadi Neng Ika bilang dia

mengikuti pacarnya si Toni,

tapi ternyata bukan. Genderuwo

nyamar jadi Toni itu.


WARGA 1

Berarti mau pacaran tadinya.

Tapi, malah si Genderuwo

yang datang nyamar.


WARGA 4 A.K.A DIMAN

(menoleh pada Ayah Ika)

Yang sabar Pak Heri.

Semoga mata Neng Ika

bisa sembuh kembali.


Ayah Ika hanya diam saja dan terus merenung sedih.


CUT TO:


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)