Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sugih
Suka
Favorit
Bagikan
3. #3
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

31. INT. RUMAH ANGGI - SORE HARI

Arman, Toni, Ika & Dwi tersenyum pada ibu Anggi yang mengantar cemilan. Toni mengkode Ika untuk pergi. Ika mengkode Toni “nanti dulu”. Mereka makan makan cemilan di teras belakang rumah Anggi.


ANGGI

2 hari lagi kan ulang tahun aku,

gimana kalau kita ngerayaiinnya

di sekolah aja.


IKA 

(merengek)

Yah, Anggi. Kamu kok udah bahas

ulang tahun kamu aja. Kan kami

jadi nggak bisa bikin kejutan. 


ANGGI

Kali ini kita aja yang bikin

kejutan, bareng aku juga.


DWI

Maksudnya gimana?


ARMAN

(senyum menatap Anggi)

Ini kayaknya ada rencana besar

nih? Iya kan?


ANGGI

Bener banget. Kalian pasti suka.


TONI

Apa? Makan besar ya?


IKA

Huuu, kamu tuh maunya makan terus.


TONI

Ya gimana sayang, aku suka cepet

laper soalnya.


Arman melirik sinis dan Dwi berlagak mau muntah.


ANGGI

(senyum manis)

Nah, jadi... kita bakal bikin

kejutan untuk Rina.


Arman menatap Anggi, Ika & Dwi saling bertatapan, sedangkan Toni sibuk makan cemilan.


CUT TO:


32. INT. RUMAH NEK IPA - SIANG HARI

Nek Ipa duduk berdekatan dengan Rina di sofa. Nek Ipa mengelus kepala Rina dengan sayang.


NEK IPA

Dulu, nenek juga ragu. Tapi,

suami nenek mendorong nenek untuk

melakukan pesugihan. Karena kami

sudah tidak tahan dengan mulut

tetangga.


RINA

Nenek tahu darimana soal pesugihan

ini, nek?


NEK IPA

Dulu ada dukun di dusun kita ini.

Dia memberitahu nenek untuk menemui

temannya yang juga dukun dan

melakukan pesugihan. Dukun itu

mengajari nenek melakukan

pesugihan genderuwo.


RINA

(bergidik ngeri)


NEK IPA

Jangan takut nak. Pesugihan itu

tidak menakutkan seperti yang kamu

pikir. Lihat nenek, baik-baik aja

kan? Anak-anak nenek bahkan sukses

semua. Dan semua orang sekarang

menghormati nenek. Tetangga yang

mulutnya jahat pun sekarang bungkam.

Paling - paling mereka cuma berani

bergosip di belakang.

 

RINA

(terlihat agak tenang)


NEK IPA

Kamu tidak usah berpikiran

macam-macam tentang pesugihan

ini. Karena kamu melakukan

pesugihan, untuk perbaikan hidup

kamu. Supaya kamu juga dihormati

dan tidak dihina lagi.

Pikirkan itu nak.


Rina menghela napas pelan dan masih terlihat ragu. Nek Ipa beranjak dari sofa lalu pergi ke dalam kamar. Mengambil buku dan pena. Nek Ipa keluar kamar lalu bersandar pada sebuah lemari dan menulis. Rina menunggu dengan tegang. Nek Ipa selesai menulis, merobek kertas dan duduk kembali bersama Rina.


NEK IPA (CONT’D)

(memberikan kertas)

Ini mantra pemanggil.

Kamu hapalkan.

Suatu saat kamu pasti butuh.


Rina ragu-ragu mengambil kertas itu lalu menatap Nek Ipa ragu. Nek Ipa tersenyum manis pada Rina.


CUT TO:


33. INT. KELAS - PAGI HARI 

Anggi mencoret - coret lengan baju Rina. Lalu saat bel istirahat berbunyi, Anggi cs segera pergi ke kantin. Rina mengintip kepergian mereka dalam diammnya. Lalu saat Anggi cs pergi, Rina bernapas lega dan menengkurapkan wajahnya ke atas meja. 


FADE TO:


34. INT. KELAS - SIANG HARI

Bel pulang berbunyi. Anggi yang sedang mencoret lengan baju Rina segera beranjak pulang. Anggi cs pun pulang tanpa mengganggu Rina. Rina kembali bernapas lega dan beranjak pulang juga.


CUT TO:


35. KAMAR RINA - SORE HARI

Rina memegangi kertas mantra dengan tangan kiri dan dalam diam membaca mantra itu di depan kaca kecil di meja belajarnya yang reot (penuh dengan coretan dan bekas goresan juga beberapa bagian yang patah seperti dimakan rayap). 


RINA

Aku nggak butuh ini. Kalau cuma

bajuku yang dicoret coret, atau

kepalaku ditoyor, aku masih bisa

tahan. Dihina juga nggak apa-apa.

Ngeri pesugihan begini. Nggak

perlu pake pesugihan, apalagi

balas dendam. Tinggal tunggu

setahun lagi lulus sekolah,

terus pergi dari sini. 

(menghela napas sambil mengangkat

wajah, menatap kaca)

Tahan, tahan. Aku pasti bisa tahan.

(menghela napas lagi)


CUT TO:


36. INT. KELAS - SIANG HARI 

Lengan baju Rina kembali di corat coret Anggi dan Rina terlihat pasrah.

Bel pulang sekolah berbunyi. Anggi cs keluar kelas dengan buru - buru sambil menatap Rina. Rina tidak memperdulikan mereka dan sibuk membereskan buku ke dalam tasnya. 

Rina berjalan santai kelar kelas. Lalu kepala Rina terkena lemparan telur busuk. Rina terkejut dan tidak bergerak saking kagetnya. Lalu Ika dan Dwi menyiram Rina dengan tepung dan Anggi kembali melemparnya dengan telur busuk tepat di wajah. Beberapa teman sekelas menutup hidung dan menghindari Rina. Anggi cs bahkan mual dan Dwi sampai membuang ludah. ARman dan Toni bergidik jijik melihat Rina. Sedangkan Anggi cs tertawa bahagia. 


ANGGI

Ayok sekarang seret dia ke depan.

Ika dan Dwi menarik lengan Rina

sambil mual-mual. Namun, Rina menolak.


RINA

Nggak mau woi!


IKA

(kesal)

Cepat bodoh! Kamu pikir kami

senang nyeret kamu!


DWI

Ikut nggak! Apa mau kami viralkan?!

Biar semua orang lihat gimana

jeleknya kamu!


Rina terdiam. Lalu tangan Toni menarik tas Rina dan menyeretnya diikuti Ika dan Dwi. Anggi dan Arman berjalan bersamaan di belakang. 


ARMAN

Kamu atau aku yang dorong dia?


ANGGI

Karena aku yang ulang tahun,

jadi aku aja yang dorong ya Arman.


ARMAN

Silakan Tuan Putri.


ANGGI

(tersenyum bahagia sekaligus sinis)


Anggi dan Arman berjalan ke gerbang sekolah. Sesampainya di sana, Anggi mendorong Rina yan dipegangi Dwi & Ika ke dalam selokan yang berisi air. Rina tercebur dan ditertawakan siswa lainnya. Arman & Toni lalu melempar kepala Rina dengan telur hingga Rina memegangi kepalanya. Rina menangis, sedangkan Anggi cs tertawa ngakak.


ANGGI (CONT’D)

Oi Rina, bersihkan tuh bekas

tepung sama telur di depan

kelas! Kamu yang bikin kotor

itu. Awas kalo nggak bersih!


IKA

Bersihkan ya babu.


DWI

Awas kamu ngadu ke guru

ya Rina!


ARMAN

Ayok pulang, nanti keliatan

guru pula kita.


ANGGI

Bye Rina. Ucapin selamat ulang

tahun buat aku dong.


RINA 

(menangis membelakangi Anggi cs)


ANGGI

(merengut)

Mau tambah lagi Rin?!


RINA

(menoleh ke kiri dengan

menggertakkan gigi lalu

bicara sambil menangis)

Selamat ulang tahun Anggi.


ANGGI

(centil ceria)

Makasih Rina.


RINA

(menangis dengan suara

dan badan bergetar)


ANGGI

(sok manja)

Yah baperan. Pulang yuk.


Anggi cs pun pergi. Sedangkan Rina terus menangis dengan tubuh yang basah. Rina lalu beranjak naik dari got dengan siswa yang lewat di situ menghhindarinya. Rina berjalan sampai ke teras kelas, meletakkan tas, lalu masuk ke wc. Rina membersihkan rambutnya dan bajunya. Rina lalu mengambil sapu dan mengepel lantai hingga bersih. Rina masih menangis saat mengerjakan semua itu.


CUT TO:


37. INT. RUMAH RINA - SIANG HARI

Rina mengusap air matanya di depan pintu rumah juga mengusap bajunya yang kotor lalu masuk ke dalam rumah. Ayah Rina yang sedang minum air putih pun terkejut melihat Rina yang kotor.


BAPAK

Loh, kamu kenapa bisa kotor

kayak gitu?


RINA

(tersenyum dengan mata sembab)

Nggak apa - apa, Pak. Tadi di

kelas ada yang ulang tahun.

Terus kami lempar-lemparan

tepung sama telur.

Jadi kotor semua deh.


BAPAK

(curiga)

Bener, karena ulang tahun?

Apa ada yang ganggu kamu

di sekolah? Bilang sama

Bapak kalau ada!


RINA

(menggeleng)

Enggak Pak. Enggak ada yang

ganggu Rina. Ini karena

merayakan ulang tahun temen

kok Pak.


BAPAK

Mubazir aja lempar-lempar

bahan makanan. Mending masak

sama - sama di sekolah. Apa

masak bakwan, atau kue sekalian.


RINA

Iya, Pak. Mestinya gitu.

Tapi temen-temen sukanya

lempar-lemparan biar seru.


BAPAK

Haduh, sampai kotor begitu

baju kamu. Mana bau pula. 

(menghirup bau)

Amis baunya. Bisa bersih

apa enggak itu? Bisa hilang

nggak baunya?


RINA

Bisa Pak. Nanti Rina gosok

pakai sabun batang trus Rina

rendam pakai pewangi. 


BAPAK

Besok - besok kalau ada

yang ulang tahun nggak usah

ikut-ikutan lagi ya. Kasihan

kamu nyuci baju itu. Kotor

kayak gitu, gimana kalau

nggak bersih?!


RINA

Bersih kok Pak. Rina bisa nyucinya.


BAPAK

Ya udah, makan dulu,

baru nyuci ya. Bapak mau

ngarit terus langsung

nyadap.


RINA

Iya Pak. 


Rina berjalan masuk ke kamarnya, menutup pintu, duduk di atas kasur dan menangis lagi dengan tanpa suara.


CUT TO:


38. EXT./INT. RUMAH NEK IPA - SORE HARI 

Rina mengetuk pintu rumah Nek Ipa. Pintu terbuka lalu terlihat Nek Ipa yang menatap Rina khawatir, dan terlihat wajah Rina yang sembab dengan air mata yang mengalir. Nek Ipa menarik Rina masuk dan menutup pintu. 

Di dalam rumah, Rina duduk di sofa dengan napas yang cegukan. Sementara Nek Ipa menuliskan mantra di dekatnya di aats meja, lalu memberikanny kepada Rina. Nek Ipa membaca mantra itu yang sudah dihapalnya di luar kepala lalu diikuti Rina. 

Nek Ipa kemudian menghidupkan 7 lilin, lalu Rina disuruhnya duduk dengan isyarat sambil melafalkan mantra di tulisan. Lalu Nek Ipa menunduk mendekati Rina. 


NEK IPA

Lemparkan pembalut berisi darah

haid kamu ke depan lilin.

Biarkan genderuwo makan darah

itu. Lalu kamu ucapkan keinginan

balas dendam kamu. Kamu harus

melayaninya di atas ranjang

selama masa haid. Itu berarti

ritual pesugihan ini kamu

lakukan setiap kali haid.  


RINA

(mengangguk pelan karena ragu)


NEK IPA

Mantra itu adalah perjanjian

kamu dengan genderuwo sebagai

suami istri. 


RINA

(diam dan tegang)


NEK IPA

(meyakinkan Rina)

Kamu jangan ragu. Bulatkan

tekadmu, Nak. Kamu cuma perlu

melayani genderuwo itu selama

masa haid, setelah itu kamu

bebas. Kamu bisa balas dendam

sekaligus mendapat uang.

Orang-orang yang jahat kepada

kamu akan mendapat balasan

yang setimpal. Dan kamu

pelan-pelan bisa memperbaiki

hidup. 


RINA

(ragu)

Tapi, benar nggak ada tumbal

kan, nek?


NEK IPA 

(menggeleng pelan)

Tidak ada nak. Asal kamu

melayani genderuwo itu dengan

baik, tidak akan ada tumbal.


RINA

Kalau aku menolak melayaninya,

Nek?


NEK IPA

Maka dia minta tumbal.

Dan pasti mencari tumbal.


RINA

(menelan ludah takut lalu

beranjak berdiri)


NEK IPA

(menarik tangan Rina untuk

menahannya)

Kamu mau terus-terusan

diperlakukan seperti budak

oleh teman- temanmu? Kamu mau

terus - terusan dipermalukan?

Kamu mau terus diejek dan dihina?


RINA 

(duduk dan merenung)


NEK IPA

Masih ada 1 tahun lagi,

waktu untuk orang-orang jahat

itu mengganggu kamu. Dan

kamu tidak bisa melawan

mereka sendiri.


RINA

(menoleh pada Nek Ipa)

Aku takut kalau mesti ada

tumbal Nek.


NEK IPA

Tidak ada tumbal nak.

(menatap Rina lekat)

Atau kamu takut, melayani

genderuwo itu?


RINA

(menunduk lalu membuang muka)


NEK IPA

Jangan takut nak.

Nanti kamu akan terbiasa.


RINA

(menoleh pada Nek Ipa

lalu menunduk)

Tapi aku nggak ngerti, nek.


NEK IPA

(mengangkat wajah Rina dan

memegangi dagunya dengan lembut)

Biarkan genderuwo itu yang

melakukan. Kamu diam saja.

 

RINA

(sedikit tenang)


NEK IPA

Mudah nak. Kamu pasti senang

dengan hasilnya. Buktinya hidup

nenek. Tanpa kekurangan apa pun.

Dan yang dulu mengganggu nenek,

tidak berani lagi muncul di

hadapan nenek.


Rina melepaskan wajahnya dari tangan Nek Ipa lalu mengahadp ke lurus ke depan dengan tekad kuat.


NEK IPA (CONT’D)

Inilah langkah memperbaiki

hidupmu, nak. Ini juga yang

akan membuat orang-orang

jahat itu diam. 


RINA

(menatap marah lurus ke depan

lalu menoleh pada Nek Ipa)


NEK IPA

(menatap Rina lebih dekat

dan lekat)

Kamu mau mereka mati kan?


Rina menatap Nek Ipa lalu menunduk dan dengan cepat menatap Nek Ipa lagi.


RINA

Kalau mereka mati,

apa mereka jadi tumbal?


NEK IPA

Ya, mereka bisa jadi tumbal.


RINA

Kalau gitu nek, apa aku

bisa bebas dari melayani

genderuwo itu?


NEK IPA

Tidak nak, kamu harus tetap

melayaninya. Karena kamu istrinya. 


RINA

(protes)

Tapi kata nenek...


NEK IPA 

Kamu menumbalkan mereka karena

kebencianmu, bukan persembahan

khusus untuk genderuwo itu.

Lagi pula, bagaimana caranya

kamu memberikan uang tumbal

kepada mereka?


Rina termenung dan paham. 


NEK IPA (CONT’D)

Jadi, kamu bisa minta apapun.

Tapi kamu mesti melayani.

Ngerti,nak?


Rina mengangguk dan Nek Ipa tersenyum.


NEK IPA (CONT’D)

Kapan kamu haid?


RINA

(berpikir)

Sebentar lagi, nek.

Mungkin 2 atau 3 hari lagi.


NEK IPA

Bagus. Kamu sudah bisa

melakukan ritual. 

(Nek Ipa memberikan selendangnya)

Pakai ini. Untuk malam pertama,

kamu bisa menari sambil

merapalkan mantra, sebagai

tanda penyerahan diri.


Matahari sudah menunjukkan sore hari. Rina keluar rumah Nek Ipa dan Nek Ipa menatapnya dari pintu. Rina berpamitan pada Nek Ipa. 


RINA

Makasih banyak, nek.


Nek Ipa mengangguk sambil tersenyum. Rina lalu berbalik dan berjalan pulang. Nek Ipa menatapnya dengan senyum tipis. 


CUT TO:


39. INT. RUMAH RINA - MALAM HARI

Rina merapal mantra sembari menghapal sambil bersiap tidur. Rina bahkan mengahapal mantra itu saat sudah menutup mata dan kemudian tertidur.


CUT TO:


40. INT. KELAS - PAGI HARI 

Anggi cs sedang tertawa saat bel masuk berbunyi. Anggi melihat bangku Rina yang kosong lalu menoleh pada Ika & Dwi.


ANGGI

(mencibir)

Si melarat nggak masuk ges.


IKA

Penakut kayaknya, habis

dicemplungin kemaren.

Mereka tertawa.


DWI

Dasar baper dia.

Gitu aja langsung ciut.


ANGGI

Bagus juga sih dia nggak masuk.

Jadi nggak ngerusak pemandangan

deh. Tapi aku jadi nggak ada

tempat corat coret. Ah si

baperan nggak asik.


DWI

Besok pas dia masuk, kita

kerjain lebih parah aja

biar dia nggak masuk-masuk

sekolah lagi sekalian.


IKA

Nah, ide bagus tuh.


ANGGI

(berlagak bijak)

Ck ck ck. Kalian jahat banget

ges. Nggak boleh gitu.

Nggak boleh cuma sekali,

harus berkali - kali. 


Dwi dan Ika tersenyum sambil bertatapan.


CUT TO:


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)