Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sugih
Suka
Favorit
Bagikan
10. #10
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

136. INT. RUMAH RINA - KAMAR BAPAK - SORE HARI

Bapak berbaring lemah di atas kasur. Rina duduk di pinggir kasur dan menyuapkan sesendok demi sesendok bubur ke mulut Bapak. Bapak terlihat sangat lemah sehingga harus dibantu Rina untuk makan. Setelah memberikan minum pada Bapak, Rina meletakkan mangkok bubur di atas meja kecil samping kasur. Rina lalu menyelimuti Bapak yang telah memejamkan mata. Rina beranjak keluar kamar. 


CUT TO:


137. EXT. RUMAH RINA - TERAS - SORE HARI

Rina membuka pintu dan berjalan keluar. Ia berdiri menatap sekeliling dan mendongak ke langit dengan tatapan sayu. Terlihat langit yang mulai menguning. Rina menghela napas panjang dan menikmati semilir angin. Tak lama kemudian, matahari pun terbenam.


DISSOLVE TO:


138. EXT. DUSUN - PAGI HARI

Matahari terbit dengan indahnya. Suasana dusun cukup ramai dengan berbagai aktivitas warga. Ada yang ke pasar, beli sayur di tukang sayur keliling, melayani pembeli di warung sembako, berkendara dengan motor, berjalan kaki menuju sawah dan kebun, juga anak - anak yang berangkat sekolah. Matahari pun perlahan meninggi lalu redup menuju sore hari. 


CUT TO:


139. EXT. RUMAH MAK PENI - TERAS - SORE HARI

Anak Perempuan Mak Peni bersama tetangganya yaitu para ibu - ibu muda sedang berkumpul menjaga anak - anak mereka yang sedang bermain. Mereka menatap sinis ke rumah besar cukup mewah dan bertingkat yang tampak dari ujung jalan. 


ANAK MAK PENI

Tau nggak, sampai sekarang kami

masih bingung gimana itu orang

bisa kaya. Dulu dia yg paling

miskin di kampung ini.


TETANGGA 1

Kan dia merantau, Buk. Biasanya

orang rantau memang lebih sukses.


TETANGGA 2

Tapi banyak yg bilang dia pesugihan.

Karena dirantau juga nggak jelas

kerjanya apa.


Mak Peni yang sudah tua renta keluar rumah menuju teras dan ikut nimbrung bersama para ibu - ibu muda. 


MAK PENI

Memang pesugihan dia. Dia itu dekat

dengan si Ipa, orang yg juga

pesugihan sebelumnya dan sekarang

sudah mati. Sudah pasti si Rina itu

diajari pesugihan juga. 


TETANGGA 1

Tapi Mak, buk Rina tuh pernah merantau,

nggak seperti nenek Ipa yg tiba tiba kaya.


MAK PENI

Kau tau apa anak kecil! 

(menunjuk Anak perempuannya)

Ini anakku jadi saksi. Bapak perempuan

itu sakit-sakitan sampai akhirnya

meninggal. Sudah pasti meninggal karena

ditumbalkan. Itulah selepas Bapak dia

meninggal, perempuan itu lulus sekolah

pula dan dia langsung pergi merantau.

Dari mana dia dapat duit untuk pergi

kalau bukan pesugihan? Bagaimana dia makan

di rantau orang kalau tidak punya uang?


TETANGGA 1

Mungkin aja dari Nek Ipa, Mak.


MAK PENI

Sebelum dia lulus sekolah, Ipa sudah mati!


TETANGGA 1

Tapi banyak, Mak, yang hidup di rantau

orang dengan kerja serabutan.


MAK PENI

Rina itu kerja tidak jelas, tidak ada

yg tahu dia kerja apa di rantau.

Dan kau tahu, sampai hari ini dia

tetap banyak uang padahal tidak kerja.

Usaha yg dia akui di rantau pun

sepi dan tidak laku. Kalau bukan pesugihan

lalu apa? Bahkan perempuan simpanan pun

pasti ketahuan karena tuannya mengunjungi.

Tapi perempuan itu tidak pernah dikunjungi

siapapun. Paham kau?!


TETANGGA 1

(berucap pelan dan mengalah)

Iya, Mak.


Anak perempuan Mak Peni dan si ibu muda lainnya hanya nyengir sinis melihat perdebatan tadi. Lalu Mak Peni yang julid itu pun masuk ke dalam rumah.


CUT TO:


140. INT. RUMAH MEWAH RINA - MALAM HARI

Bulan menyembul dari balik awan. Cahayanya menerangi balkon rumah Rina. Rina yang telah paruh baya duduk sendirian di kursi goyang sambil bersenandung mantra pesugihan di dekat balkon. Rina dengan wajah sedih dan lesu menoleh ke dalam rumah dan terlihatlah air mata Rina yg mengalir. Lalu Rina beranjak mematikan lampu seluruh ruangan dan masuk ke dalam kamarnya, menyalakan lilin di kamar itu dan terdengarlah mantra ritual yang dirapalkan dari balik pintu kamar. 


FADE OUT.
















Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)