Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
71. EXT. DESA - TENGAH MALAM
Langit gelap disinari bulan setengah. Suasana desa sangat sepi lalu terdengar suara kokok ayam jantan sekali.
CUT TO:
72. INT. RUMAH IKA - KAMAR IKA - TENGAH MALAM
Ika terbangun dari tidurnya dan berjalan meraba - raba hingga sampai ke kamar mandi. Selesai buang air kecil, ia kembali meraba dinding hendak keluar kamar mandi. Namun, tangannya menangkap sebuah tangan penuh bulu yang membuatnya sangat ketakutan. Ika memekik namun tidak sampat pekikan itu menjadi keras, tangan genderuwo sudah terlebih dahulu mencekiknya dan mematahkan lehernya. Terdengar bunyi tubuh dibanting ke lantai.
CUT TO:
73. INT. RUMAH IKA - KAMAR AYAH IBU IKA - TENGAH MALAM
Ibu Ika mendengar suara bantingan sesuatu dari kamar Ika. Ia lalu membangunkan suaminya dan mengajaknya bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar Ika untuk mengecek keadaan anaknya itu.
CUT TO:
74. INT. RUMAH IKA - KAMAR IKA - TENGAH MALAM
Ibu dan Ayah Ika masuk ke dalam kamar dan tidak melihat keberadaan Ika di atas kasur. Mereka lalu mengecek Ika di kamar mandi. Ibu Ika berteriak keras melihat keadaan Ika yang telah mati dengan leher yang patah. Ibu dan Ayah Ika menangis dan menjerit sedih meratap. Ibu Ika pun pingsan.
CUT TO:
75. INT. KELAS - PAGI HARI
Anggi duduk sendirian tanpa Ika. Ia duduk melamun. Sedangkan Rina duduk di bangkunya sambil nyemil roti. Murid - murid heboh dengan berita kematian Ika.
TEMAN 3
(bergosip dengan teman
1 dan 2)
Eh, katanya si Ika itu
berhubungan sama Genderuwo
terus matanya dicolok
sampe buta.
TEMAN 1
Hus, kamu tuh asal aja.
Ika udah meninggal loh,
jangan malah ngomong yang
enggak-enggak.
TEMAN 3
Eh, tapi beneran. Orang-orang
yang nolongin Ika waktu di
rumah kosong yang ngomong.
Orang Ikanya aja ngaku
kalo habis berhubungan sama
Genderuwo. Tadinya dia kira
itu Toni. Tapi ternyata
malah Genderuwo.
TEMAN 2
Tapi kok bisa ya? Ngapain
coba main ke rumah kosong itu?
TEMAN 3
(berbisik)
Kamu polos banget sih.
Udah jelas mereka “gituan”.
TEMAN 1
Ck, kamu tuh. Jangan sok tahu!
TEMAN 3
(ngeyel)
Yeee, orang aku dengar dari
ibu-ibu yang jenguk Ika
langsung kok.
TEMAN 2
Yang jelas Ika meninggal karena
kepeleset di kamar mandi.
Jadi hati-hati kalau ke
kamar mandi. Jangan sampai
kepeleset, bisa fatal.
TEMAN 3
Ngeri ya, sampe patah
leher kayak gitu.
TEMAN 1
Udah, sekarang kita do’ain
aja Ika. Jangan malah
kita gosipin.
TEMAN 3
(berbisik)
Eh, jangan-jangan Ika disantet
Toni lagi. Kok bisa Genderuwonya
nyamar jadi Toni? Terus nyolok
matanya Ika sampe buta. Jangan
- jangan emang niat ngebunuh?
TEMAN 1
Kamu tuh kok bisa mikir
gitu sih?
TEMAN 3
Tadi loh, anak-anak di kelasnya
Toni pada ngomong gitu.
Katanya mungkin karena Toni
nggak mau diputusin Ika, makanya
jadi nyantet atau guna-guna.
Atau karena Ika sama Toni
sering “gituan” di sana makanya
genderuwo penunggu rumah kosong
itu jadi marah.
TEMAN 2
Banyak banget ya sumber gosip
kamu. Aku aja nggak tahu
apa-apa.
TEMAN 3
Makanya gaul dong.
Biar banyak pengetahuan.
Wawasan jadi luas.
TEMAN 1
(geleng-geleng melihat si Teman 3)
TEMAN 3
(merengut manyun)
Rina diam - diam mendengarkan percakapan 3 temannya itu sambil terus makan roti dan tersenyum samar. Sedangkan Anggi hanya diam merenung menoleh ke arah bangku Ika yang kosong di sampingnya.
CUT TO:
76. INT. KELAS ARMAN - SIANG HARI
Toni mengajak bicara Arman dengan berbisik-bisik saat guru sedang mengajar. Namun, Arman mengabaikan Toni.
TONI
Man, jangan diam-diam aja
dong. Masa sama temanmu yang
lagi sedih, kamu malah diam.
ARMAN
(mata tertuju ke papan tulis)
Gosip udah nyebar, Ton.
Aku nggak mau kena juga.
TONI
Bukan aku yang bunuh Ika,
Man. Mana mungkin aku
mencelakai pacarku sendiri.
ARMAN
(berbisik lebih pelan)
Diam, Ton! Aku nggak
mau dimarahi guru.
Toni kesal namun menuruti perintah Arman. Murid - murid di kelas menatap Toni sinis.
CUT TO:
77. EXT. JALANAN DUSUN - SIANG HARI
Toni mencegat Arman yang mengendarai motor menuju rumah. Toni tampak sangat marah. Sementara Arman terlihat sangat ingin menghindar.
ARMAN
(acuh dan dingin)
Minggir, Ton.
Aku mau pulang!
TONI
(sangat kesal dan marah)
Kenapa, Man? Seminggu
kamu diamkan aku!
(menunjuk Arman)
Aku ini sahabatmu, Man!
Kamu harusnya menghibur aku.
Aku baru kehilangan pacar.
Kenapa kamu malah
ikut-ikutan menjauh gara-
gara gosip sialan itu? Kamu
juga nuduh aku nyantet Ika?
Atau kamu nuduh kami
kualat makanya Ika mati?
ARMAN
Aku nggak nuduh kamu, Ton.
Aku cuma nggak mau ikut
-ikutan dikucilkan kalau
aku dekat-dekat sama kamu.
Jelas?
TONI
(bergerak mendekati Arman)
Begini namanya sahabat, Man?
Toni hendak meninju Arman, namun dengan cepat Arman menangkisnya lalu mendorong Toni menjauh.
ARMAN
Jangan macam-macam, Ton.
Aku nggak mau berantem sekarang.
Kamu yang dituduh, aku nggak
mau ikut-ikutan. Aku nggak
masalah nggak berteman lagi
sama kamu. Tanggunglah
dosamu sendiri.
Arman lalu memacu motornya pergi dengan kencang, meninggalkan Toni yang termenung sendiri dan hampir menangis karena amarah dan perasaan kesal.
CUT TO:
78. INT. RUMAH RINA - KAMAR RINA - MALAM HARI
Rina menyalakan lilin lalu menari sambil merapalkan mantra. Melalui bayangan, tangan besar Genderuwo meraih tubuh Rina dan membaringkannya ke atas tempat tidur.
CUT TO:
79. EXT. DUSUN - MALAM HARI
Suara deritan halus kasur Rina terdengar ke teras rumahnya. Dan suasana dusun di malam itu sangatlah hening.
DISSOLVE TO:
80. INT. RUMAH RINA - DAPUR - SIANG HARI
Rina sedang memasak gulai ikan. Aromanya membuat Rina tersenyum. Bapak Rina baru saja pulang dari menyadap karet lalu menghampiri Rina di dapur.
BAPAK
(meletakkan pisau sadap
dan melepas topi)
Masak apa Rina? Enak baunya.
RINA
Gulai ikan, Pak.
BAPAK
Dapat duit darimana
kamu bisa beli ikan?
RINA
(termenung sejenak)
Dikasih Nek Ipa Pak.
Tadi Rina bantu beres-beres
di rumah Nek Ipa. Terus upahnya
dikasih ikan sama Nek Ipa.
BAPAK
Bapak bukannya nggak senang
kamu bisa dapat upah dari
bantu-bantu orang. Tapi sekarang
ini fokuslah belajar. Nggak usah
kerja dulu. Urusan duit dan
kerja itu urusan Bapak.
Kamu fokus sekolah.
RINA
(menyendok gulai ke
dalam piring saji)
Enggak apa-apa, Pak.
Rina senang kok bantu-bantu
Nek Ipa. Apalagi Nek Ipa
kan cuma tinggal sendiri.
Kasihan nggak ada yang
bantu, Pak.
BAPAK
Bapak tetap nggak senang,
Rin. Nek Ipa itu terkenal
melakukan pesugihan. Kamu hati
-hati, jangan-jangan dia
lagi cari tumbal.
RINA
(mendadak murung dan terdiam
sejenak dari menyendok gulai)
BAPAK
(beranjak meninggalkan dapur)
Bapak mandi dulu, nak.
Kamu siapkan piring sama nasi.
Habis bapak mandi kita makan.
RINA
Iya, Pak.
Ayah Rina meninggalkan dapur. Rina bolak - balik meja makan menyiapkan 2 piring nasi, cangkir, dan meletakkan gulai yang tadi disendoknya dari wajan. Rina meninggalkan makanan di atas meja untuk mencuci peralatan bekas memasak. Selesai Rina mencuci piring, Bapak lalu keluar kamar dan bergabung ke meja makan. Rina melihat Bapak yang makan dengan lahap.
RINA (CONT’D)
Enak, Pak?
BAPAK
(mengunyah dengan lahap)
Enak, enak.
RINA
(menyindir)
Nggak takut jadi tumbal, Pak?
BAPAK
(menelan lalu bengong
menatap Rina)
RINA
(tersenyum lalu menyuapkan
makanan ke dalam mulutnya)
CUT TO: