Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Stay With Me
Suka
Favorit
Bagikan
1. BAGIAN 1 Scene 1-5

Sc 1 INT. RUMAH, KAMAR HANI — PAGI

HANI, IBU RENI



Hani dan ibunya berdiri berhadap-hadapan di samping tempat tidurnya.

       

IBU RENI

Hani, sayang, kenapa kamu mencari ibu?

                

HANI

(sedih)

Kenapa ibu pergi meninggalkan Hani? Hani masih membutuhkan Ibu.

 

Ibu Reni berjalan mendekat ke Hani. Senyum terlihat di wajahnya.

 

IBU RENI

Ibu tidak meninggalkanmu. Tidak akan pernah.

 

Hani langsung terbangun dari tidurnya. Ia terlihat ketakutan.

INTERCUT TO


Sc 2 INT. RUMAH SAKIT - MALAM

HANI, IBU RENI    


Ibu yang sedang duduk, menunggu disamping tempat tidur Hani; yang sedang dirawat setelah operasi usus buntu, melihat Hani yang belum tidur.

 

IBU RENI

Sayang, kok kamu belum tidur?

 

Hani menoleh melihat Ibu Reni.

 

HANI

Ibu sendiri kenapa belum tidur?

 

Ibu Reni tersenyum. Ibu mendekat dan bersandar di tempat tidur Hani. Ibu Reni menggenggam tangan Hani.

 

IBU RENI

Kamu kan pasiennya sayang. Harusnya kamu yang tidur. Ibu tunggu kamu tidur dulu.

 

HANI

Aku nggak bisa tidur, Bu.

 

IBU RENI

Kenapa nggak bisa tidur? Apa ada yang membuatmu susah tidur?

 

Hani mengangguk.

 

IBU RENI

Apa itu? Kalau kamu mau kamu bisa cerita pada ibu.

 

Ibu Reni mengusap tangan Hani sambil menatap wajah Hani.

 

HANI

Aku sendiri nggak tahu, Bu. Aku merasa sangat sedih dan gelisah.

 

Ibu Reni mencium lembut kening Hani.

 

IBU RENI

Ibu harap itu bisa sedikit membantu.

 

Hani tersenyum.

 

HANI

Terima kasih, Bu.

 

IBU RENI

Sekarang coba tidur ya, sayang. Perlahan semuanya akan kembali seperti biasa. Ibu akan selalu ada di sini menjagamu.

 

Hani memejamkan mata sambil terus menggenggam tangan Ibu Reni. Hani merasakan ada sesuatu yang salah dan mengganjal di hatinya, tapi ia sendiri tidak tahu itu apa.

 

CUT TO


Sc 3 INT. LOBI RUMAH SAKIT - SIANG

HANI, SANTI

 

Beberapa hari kemudian

 

Setelah kurang lebih seminggu menjalani rawat inap pasca operasi usus buntu, Hani diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Hani dan Ibu Reni dijemput oleh Santi, kakak Hani.

           

Di lobi, Hani duduk di atas kursi roda menunggu ibu yang sedang mengambil obat di bagian farmasi. Santi menghampiri Hani yang terlihat sedang melamun.

 

SANTI

Dor…

 

Santi mengejutkan pelan Hani sambil mencoleknya. Hani menoleh melihat Santi dan tersenyum.

 

HANI

Hai, Kak.

 

SANTI

Apa kabar adikku sayang? Kok melamun saja, sih? Mikirin Soni ya?


HANI

Ih, kenapa harus mikirin dia? Jenguk saja nggak.

 

Hani cemberut.

 

SANTI

Duh, sekarang dia nya cemberut. Kan, orangnya memang lagi kerja di luar kota. Bagaimana mau jenguk, neng?

 

HANI

Itu sih, alasan dia saja. Teman-temanku saja pada jenguk, kok.

 

SANTI

Nanti aku bilang deh ke dia ada yang ngambek.

 

HANI

Memang teman kakak tuh, kurang perhatian. Kenapa sih, kakak kenalin aku sama dia?

 

SANTI

Lah, kenapa jadi protes ke saya? Yang minta dikenalin kan kamu.

 

HANI

Tapi kan, kakak bisa nolak waktu itu.

 

SANTI

(heran)

Han, waktu di operasi kemarin dibius?

 

Hani mengangguk.

 

SANTI

Kayaknya efek obat biusnya belum hilang, deh. Apa pengaruh ke otak ya obatnya? Kok jadi aneh begini adik saya. Perasaan kemarin-kemarin nggak begini-begini amat bodohnya.

 

Santi meledek Hani.

 

HANI

Terserah deh, kak.

 

Hani kembali diam.

 

SANTI

Aku bercanda, dik. Jangan marah ya.

 

Hani tersenyum.

 

SANTI

Eh iya, ngomong-ngomong ibu kemana?

 

HANI

Lagi ambil obat, Kak.

 

SANTI

Masih? Kok lama amat?

 

HANI

Sepertinya antre, kak.

 

SANTI

Kalau gitu aku tinggal makan dulu saja kali, ya? Aku lapar, nih belum makan.

 

HANI

Ih, aku nggak diajak?

 

Hani terlihat memelas.

 

SANTI

Kamu mau ikut?

 

HANI

(manja)

Mau.

 

SANTI

Tapi kamu lihat aku makan saja, ya.

 

HANI

Jahat banget sih, kak!

 

Hani terlihat kesal.

 

SANTI

Nggak usah kesal gitu, dong. Aku, sih mau saja makan bareng kamu. Tapi memangnya kamu nggak ada pantangan pasca operasi? Nanti yang ada malah masuk rumah sakit lagi.

 

Hani tersenyum malu.

 

HANI

Ada sih, kak.

 

SANTI

Tuh, kan…

 

HANI

Ya sudah, minum saja deh, kak. Minum air putih saja. Aku haus, nih.

 

SANTI

Ya sudah kalau begitu. Nanti aku beritahu ibu kita di tempat makan.

 

Santi mendorong kursi roda Hani ke restoran yang berada di rumah sakit.

 

CUT TO


Sc 4 INT-EXT. MOBIL - SIANG

HANI, IBU RENI, SANTI

 

Setelah Ibu Reni selesai mengambil obat, Santi mengambil mobil di tempat parkir dan menjemput Hani serta ibu di luar lobi. Hani dibantu Ibu Reni dan salah seorang pihak rumah sakit naik ke dalam mobil. Ibu Reni menemani Hani duduk di kursi belakang.

             

Santi menoleh ke kursi belakang.

 

SANTI

Sudah semuanya? Tidak ada yang ketinggalan?

 

IBU RENI

Sudah sayang. Mari kita pulang.

 

SANTI

Dik, kamu sudah siap pulang?

 

Hani mengangguk sambil tersenyum. Santi pun ikut tersenyum.

 

SANTI

Oke kalau begitu. Mari kita pulang!

 

Begitu bersemangatnya Santi, sampai-sampai ia tidak melihat mobil dari sebelah kirinya.

 

Ibu Reni berteriak ketakutan.

 

IBU RENI

Awas!

 

Beruntung Santi langsung mengerem mobilnya sehingga ia tidak menabrak mobil di sebelahnya.

 

SANTI

(cemas)

Maaf ya, Bu.

 

Ibu masih terlihat syok.

 

HANI

Kak, aku baru keluar rumah sakit loh, ini. Jangan dimasukkin ke rumah sakit lagi ya.

 

SANTI

Iya adikku sayang. Maaf ya. Khilaf.

 

IBU RENI

Hati-hati ya, sayang.

 

SANTI

Iya, Bu. Nggak tahu, nih kenapa tiba-tiba deg-degan bawa pasien.

 

HANI

Bu, besok-besok minta Pak Parno saja ya yang jemput. Lebih terjamin keselamatan kita.

 

SANTI

Dasar! Pak Parno lagi masuk angin, tahu! Kehujanan dia kemarin.

 

Santi mulai mengendarai mobilnya dengan hati-hati dan mengantar mereka pulang.

 

CUT TO

 

Sc 5 INT. RUMAH KELUARGA HANI - SORE

HANI, IBU RENI

 

Beberapa minggu setelah pulang ke rumah pasca operasi usus buntu, Hani mulai kembali beraktivitas.

 

 

Hani baru saja pulang dari kuliahnya.

 

HANI

Halo… Aku sudah pulang…

 

Hani langsung menyapa begitu ia masuk ke foyer rumah. Tapi Hani merasa rumah sepi, seperti tidak ada orang.

 

HANI

Aneh. Kok rumah sepi sekali. Apa lagi pada pergi ya? Tapi pintu nggak dikunci.

 

Hani berjalan menuju ruang tamu dan ruang TV, tapi ia tidak melihat ada siapa-siapa di sana. Ia kemudian lanjut berjalan lagi.

 

HANI

Halo… Ibu… Kak Santi… Apa kalian ada di rumah?

 

Hani berjalan ke dapur. Sampai di dapur Hani melihat panci dengan air mendidih dan telor di dalamnya di atas kompor. Air di dalam panci tinggal sedikit.

 

HANI

(panik)

Waduh!

 

Hani langsung menuju ke depan kompor dan mematikan kompor dan memindahkan panci dari atas kompor dengan lap.

 

Di belakang Hani, terlihat Ibu Reni yang terlihat mengantuk duduk di kursi makan.

 

IBU RENI

Kamu sudah pulang sayang?

 

Hani yang mendengar Ibu Reni, menoleh ke belakang. Ia merasa heran.

 

HANI

Ibu dari tadi ada di sini?

 

IBU RENI

Iya ibu lagi rebus telor untuk semur.

 

HANI

Airnya sudah tinggal sedikit loh, Bu. Memang ibu nggak pasang timer ya?

 

IBU RENI

Seingat ibu sudah. Tapi mungkin ibu tidak dengar karena ibu ketiduran.

 

Hani melihat Ibu Reni yang terlihat sangat mengantuk berusaha bangkit dari duduknya.

 

HANI

Biar aku saja Bu, yang angkat telornya.

 

IBU RENI

Terima kasih ya, nak.

 

Hani melirik Ibu Reni dari sudut matanya. Ia merasa ibu tidak seperti biasanya.

 

CUT TO

 



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar