Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Stay With Me
Suka
Favorit
Bagikan
6. BAGIAN 6 Scene 26-30

Sc 26 INT. RUMAH – PAGI

SANTI, HANI


Santi selesai menyiapkan makanan untuk sarapan. Santi mulai menaruh makanan di meja makan. Saat menaruh makanan di meja, Santi melihat alat perekam suara di atas meja makan.

 

Santi terlihat bingung. Ia mengambil alat perekam itu dari atas meja.

 

SANTI

Alat perekam suara? Milik Hani? Buat apa ya? Belum dimatikan lagi.

 

Santi kemudian menekan tombol stop pada perekam suara. Santi menaruhnya di dalam tas miliknya di atas kursi makan.

 

Tidak lama kemudian Hani datang ke ruang makan menemui Santi.

 

HANI

Selamat pagi, Kak.

 

SANTI

Selamat pagi, Han.

 

SANTI

Kita sarapan nasi goreng saja ya?

 

HANI

Ada telornya kan, Kak?

 

SANTI

Ada. Telornya aku ceplok.

 

HANI

Asyik! Terima kasih, Kak.

 

Hani duduk di kursi makan. Di atas meja makan sudah dihidangkan nasi goreng dan ceplok telor. Santi dan Hani mulai menyantap sarapan mereka.

 

SANTI

Eh iya Han, hari ini ada jadwal ketemu klien, nanti kamu ikut ya.

 

HANI

Siap, kak. Eh iya, Kak… berarti aku harus pakai pakaian formal ya?

 

SANTI

Nggak juga. Yang penting rapi, sopan dan layak saja dilihatnya.

 

HANI

Oh oke. Kalau begitu aku boleh pinjam cardigan atau blazer kakak? Biar agak keren sedikit.

 

Santi tersenyum. Santi mengangguk.

 

HANI

Thanks ya, Kak.

 

Setelah selesai sarapan, Santi membereskan dapur sementara Hani ganti baju di kamarnya. Tidak lama mereka berdua berangkat ke tempat kerja sebelum akhirnya bertemu dengan klien baru.

 

CUT TO


Sc 27 EXT. TAMAN KOTA – SIANG

HANI, SANTI, EDO   

 

Santi dan Edo sedang mengarahkan dan memfoto seorang laki-laki dan seorang wanita muda. Mereka adalah calon pengantin yang minta dibuatkan foto pre wedding. Sepasang calon pengantin itu minta difoto dengan konsep outdoor yang colorful. Pasangan itu beberapa kali berganti baju, sesuai temanya yang colorful. Tema colorful dipilih oleh pasangan tersebut karena menggambarkan perjalanan dalam hubungan mereka yang berwarna-warni juga dalam perjalanan pernikahan mereka nantinya.

 

Sementara Santi dan Edo sibuk dengan pasangan tersebut, tidak jauh dari Santi dan Edo memotret, terlihat Hani memfoto Santi dan Edo yang sedang bekerja. Sesekali Hani juga merekam gambar keduanya sedang bekerja.

 

Setelah kurang lebih dua jam mengambil foto, akhirnya sesi pemotretan pun selesai. Santi dan Edo duduk dibawah pohon rindang taman. Mereka beristirahat.

 

EDO

Gila, lumayan ya mataharinya hari ini. Dapat asupan banyak vitamin nih gue.

 

Edo mengkipasi dirinya.

 

SANTI

Kayaknya sih gitu, Do. Sampai gelap begitu kulitmu.

 

EDO

Aduh! Lupa pakai sunblock gue, San. Belang deh, nih.

 

Edo mengangkat lengan bajunya. Warna kulit Edo berbeda. Santi tertawa.

 

SANTI

Makanya pak, kalau mau ke lapangan disiapin semuanya. Jangan gangguin adik gue terus.

 

EDO

Nggak gangguin lagi San. Cuma mencairkan suasana.

 

SANTI

Nggak perlu elo Do supaya cair, tuh matahari sudah terik banget.

 

Sambil mendinginkan badan dengan minum dan kipas-kipas, Santi mengambil handphone miliknya untuk mengecek pesan yang masuk. Karena selama pengambilan gambar, Santi sengaja menjauhkan handphone miliknya agar kerjanya tidak terganggu. Saat sedang mengambil handphone, Santi tidak sengaja menjatuhkan alat perekam suara milik Hani yang lupa ia simpan di tasnya.

 

Santi melihat ke arah Hani yang berada tidak jauh darinya. Hani kini sedang berbincang-bincang dengan calon pengantin. Santi mengambil earphone miliknya lalu memasangkannya pada alat perekam suara milik Hani. Santi menekan tombol play lalu mulai mendengarkan isi suara perekam.

 

Edo yang tidak melihat Santi sedang memakai earphone, berbicara kepada Santi.

 

EDO

San, si Hani tuh lumayan supel juga ya orangnya. Dari tadi gue lihat klien kita ketawa-ketiwi. Tahu gitu dari dulu adik lo diajak, San.

 

Santi tidak merespon kata-kata Edo karena sedang memakai earphone. Edo yang baru menyadari itu, mencolek lengan tangan Santi yang serius mendengarkan rekaman.

 

EDO

Hei, San!

 

Santi menoleh ke Edo dan melepas earphonenya.

 

SANTI

Kamu panggil aku, Do?

 

EDO

Serius amat San. Lagi mendengarkan apa sih, kok sepertinya seru.

 

SANTI

Sori… sori… Do. Ada apa?

 

EDO

Nggak apa-apa sih, San. Tadi aku cuma bilang kalau si Hani tuh supel. Klien kita kelihatan happy banget ngobrol sama dia.

 

SANTI

Ooh… iya Do. Sebenarnya kalau Hani tuh tergantung lawan bicara. Kalau lawan bicaranya bikin nyaman diajak bicara ya dia biasanya suka ngebanyol.

 

EDO

Oh gitu.

 

Santi menyimpan alat perekam suara dan earphone-nya ke dalam tas.

 

SANTI

Tapi memang klien kita hari ini seru ya. Diarahkannya gampang. Asyik diajak kerja sama.

 

Santi melihat ke arah kliennya dan Hani yang masih asyik berbincang. Santi termangu menatap Hani, seperti ada yang mengganggu pikirannya.

 

CUT TO

 

Sc 28 INT. KAMAR HANI - MALAM

HANI, SANTI

 

Hani terlhat sibuk mencari sesuatu di dalam kamarnya. Hani membuka laci meja kerjanya. Hani membuka lemari bajunya, membuka laci lemarinya, mengeluarkan semua isinya.

 

HANI

Duh, dimana ya alat perekam suaraku?

 

Hani terlihat cemas dan juga kesal.

 

Hani terus saja mencari alat perekam suara miliknya di seluruh bagian kamar. Sampai terdengar suara ketukkan di pintu kamarnya.

 

Dari balik pintu terdengar suara Santi memanggil Hani. Hani yang terus sibuk mencari, menghiraukan panggilan Santi. Karena tidak dibukakan pintu, Santi membuka kamar Hani, mengintip dari balik pintu.

 

SANTI

Dik, sudah tidur ya?

 

Hani terkejut mendengar suara Santi. Hani berhenti mencari.

 

HANI

Eh, Kak… ada apa?

 

Santi masuk ke kamar Hani.

 

SANTI

Kakak kira kamu sudah tidur.

 

HANI

Belum kok, Kak. Kenapa, Kak? Ada yang bisa aku bantu? Soal pekerjaan?

 

SANTI

Oh nggak. Kakak hanya mau kasih ini ke kamu, Han.

 

Santi menyodorkan alat perekam suara milik Hani di tangannya.

 

HANI

Syukurlah.

 

Hani terlihat lega dan senang.

 

SANTI

Tadi pagi kakak temukan ini di atas meja makan, terus kakak simpan. Kakak lupa kasih ke kamu tadi karena sibuk soal pekerjaan.

 

HANI

Iya, Kak. Nggak apa-apa. Aku pikir aku sudah menghilangkannya.

 

Hani mengambil alat perekam suara dari tangan Santi.

 

HANI

Terima kasih ya, Kak.

 

Hani tersenyum.

 

SANTI

Sama-sama, Han.

 

Santi balas tersenyum.

 

SANTI

Yoweis, kakak cuma mau kasih itu saja. selamat tidur ya, Han. Jangan tidur larut malam.

 

HANI

Iya bos. Siap laksanakan.

 

Santi tersenyum.

 

Santi keluar dari kamar Hani dan meninggalkan Hani sendirian. Hani tersenyum sambil memeluk alat perekam suara miliknya.

 

CUT TO

 

Sc 29 INT. KAMAR IBU - MALAM

HANI

 

Malam itu Hani tidak bisa tidur dan terus memikirkan Ibu Reni. Ia pun mengendap-endap berjalan dalam kegelapan ke kamar Ibu Reni.

 

Hani berbaring di atas kasur sambil memegang perekam suara di dadanya. Tombol play terlihat sudah dipencet oleh Hani. Hani mulai berbicara.

 

HANI

Bu… ibu lagi apa? Hani kangen sama ibu.

 

Tidak terdengar suara apapun di kamar Ibu Reni kecuali suara Hani sendiri.

 

HANI

Bu, aku mau bicara sama ibu. Boleh, kan?

 

Lagi-lagi tidak terdengar suara apapun.

 

HANI

Bu… Hani lagi merasa kesepian. Memang sih ada Kak Santi, tapi rasanya beda saja nggak ada ibu. Nggak ada yang bisa digodain, nggak ada yang bisa dipeluk-peluk. Aku sangat rindu pada ibu.

 

Hani berbicara di depan alat perekam suara miliknya. Seolah-olah dia sedang berbicara dengan Ibu Reni. Hani cukup lama berbicara hingga akhirnya ia tertidur di atas kasur. Alat perekam suara Hani tetap menyala dan merekam.

 

CUT TO

 

Sc 30 INT. KANTOR – PAGI

HANI, SANTI, LARAS, EDO, TOMI, RESTI

 

Semua orang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Tidak terkecuali Hani. Hani duduk di depan komputer. Hani sedang melihat dan memilih gambar hasil fotonya beberapa hari terakhir sebelum akhirnya akan diunggah di media sosial milik kantor. Namun hari ini Hani terlihat berbeda, Hani terlihat masih mengantuk.

 

Hani terlihat sesekali memejamkan matanya. Tomi menyapa Santi sedikit berbisik.

 

TOMI

Psst… San..!   

 

Tomi memanggil, memberi kode ke Santi supaya melihat ke Hani.

 

Hani yang duduk membelakangi Santi, tidak terlihat oleh Santi. Santi yang penasaran, berjalan mendekat ke Hani. Begitu sampai di dekat Hani, Santi melihat Hani tertidur.

 

Santi menyentuh pundak Hani.

 

SANTI

Han…

 

Sentuhan dan suara lembut Santi membangunkan Hani. Hani melihat Santi dan Tomi yang memandanginya.

 

SANTI

Kamu mengantuk ya, Han?

 

HANI

Eh iya, Kak. Maafkan aku.

 

Hani terlihat merasa bersalah.

 

SANTI

Sekarang kamu cuci muka dulu ya, Han di kamar mandi.

 

HANI

Iya, Kak.

 

Hani buru-buru berdiri dan pergi hingga tidak sengaja menjatuhkan tasnya yang diletakkan di atas meja. Hani menghiraukannya dan tetap bergegas jalan ke kamar mandi.

 

TOMI

Baru kali ini gue lihat si Hani ngantuk begitu. Dia tadi malam begadang ya, San?

 

Santi melihat alat perekam suara yang terjatuh dari dalam tas Hani, di lantai. Santi tidak mendengar pertanyaan Tomi. Santi memungut alat perekam suara milik Hani di lantai. Tomi melihat yang dilakukan Santi.

 

TOMI

San, lagi apa lo? Itu apa?

 

Santi berdiri setelah mengambil alat perekam suara milik Hani dari lantai. Santi menunjukkan alat perekam suara di tangannya kepada Tomi.

 

SANTI

Tom, aku butuh bantuanmu.

 

Santi memandang Tomi serius.

 

CUT TO

 


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar