Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sc 16 INT. KAMAR RAWAT INAP RUMAH SAKIT - SIANG
HANI, IBU RENI
Hani menemani Ibu Reni yang sedang tidur. Hani duduk di samping tempat tidur Ibu Reni sambil menonton film dari layar tablet miliknya menggunakan headphone. Santi sedang berbicara dengan dokter di luar ruangan. Hani sesekali melihat cairan infus yang terpasang.
Mata Ibu Reni terbuka. Ibu Reni melihat Hani. Ibu Reni menggerakkan tangannya.
IBU RENI
Hani melihat tangan ibu yang bergerak. Hani segera melepas headphonenya. Hani memegang tangan Ibu Reni.
HANI
IBU RENI
Ibu Reni masih terlihat mengantuk.
HANI
IBU RENI
Hani tersenyum. Ia menggenggam tangan Bu Reni.
HANI
Ibu Reni menggeleng.
HANI
Hani menggoda Ibu Reni. Ibu Reni menggenggam erat tangan Hani.
IBU RENI
HANI
Ibu Reni tersenyum.
HANI
IBU RENI
HANI
Hani tersenyum.
CUT TO
Sc 17 INT. KAMAR RAWAT INAP RUMAH SAKIT – SIANG
HANI, SANTI, DOKTER MELLY, PERAWAT
Setelah berbicara dengan Santi, Dokter Melly mengunjungi Ibu Reni dan bertemu dengan Hani didampingi seorang perawat.
HANI
Dokter Melly tersenyum. Ia menyapa ramah Hani dan Ibu Reni.
DOKTER MELLY
IBU RENI
Dokter Melly tersenyum.
DOKTER MELLY
HANI
DOKTER MELLY
Dokter Melly memasang stetoskop di telinganya.
DOKTER MELLY
Dokter Melly memeriksa dada Ibu Reni dengan stetoskop.
DOKTER MELLY
PERAWAT
Dokter Melly mencopot stetoskop di telinganya seusai memeriksa Ibu Reni.
DOKTER MELLY
IBU RENI
DOKTER MELLY
IBU RENI
DOKTER MELLY
IBU RENI
DOKTER MELLY
IBU RENI
Hani dan Santi saling memandang.
CUT TO
Sc 18 INT. KAMAR IBU DI RUMAH – SIANG
IBU RENI, HANI
Setelah menolak untuk dioperasi dan berbicara dengan keluarga besar, Hani dan Santi menghormati kemauan Ibu Reni dan membawa Ibu Reni kembali ke rumah dan dilakukan perawatan di rumah. Sembari mencari perawat yang akan membantu Hani dan Santi merawat Ibu Reni; karena Ibu Reni kini harus menggunakan kateter untuk buang air kecil karena agak berat untuk berjalan, maka dibutuhkan perawat untuk memasangnya. Perawat juga dibutuhkan untuk membantu mengkontrol obat-obatan Ibu Reni.
Hani menemani Ibu Reni yang sedang tidur di tempat tidur khusus seperti di rumah sakit. Hani sebisa mungkin ikut istirahat saat Ibu Reni sedang tidur.
IBU RENI
Suara lemah ibu memanggil. Hani membuka matanya.
IBU RENI
Hani langsung bangun dan mendekat ke Ibu Reni.
HANI
Ibu Reni membuka mata dan melihat Hani.
IBU RENI
Hani tersenyum.
HANI
Ibu Reni menggenggam tangan Hani.
HANI
IBU RENI
HANI
IBU RENI
HANI
IBU RENI
HANI
Hani keluar kamar dan mengambilkan Ibu Reni segelas air putih dan sedotan. Tidak lama kemudian Hani masuk. Hani menegakkan sandaran tempat tidur ibu.
HANI
Hani memegang gelas dan mendekatkan sedotan ke mulut Ibu Reni. Ibu Reni menyedot minuman pelan-pelan.
IBU RENI
Hani menaruh gelas tidak jauh dari tempat tidur Ibu Reni.
IBU RENI
Hani mendekat ke Ibu Reni sambil memegang tangan ibu.
HANI
IBU RENI
HANI
Hani duduk di kasur sambil terus memegangi tangan Ibu Reni.
IBU RENI
HANI
Ibu Reni memegang tangan Hani.
IBU RENI
HANI
IBU RENI
Hani tidak dapat berkata-kata. Ia hanya menggenggam erat tangan Ibu Reni dan menempelkannya di pipinya. Hani terlihat sedih.
CUT TO
Sc 19 INT. KAMAR HANI – SIANG
HANI, SANTI
Setelah delapan bulan bertahan dan dirawat di rumah, Ibu Reni menghembuskan nafas terakhirnya. Ibu Reni meninggal di rumah.
Dua minggu setelahnya…
Santi masuk ke kamar Hani. Santi melihat Hani masih tidur. Santi berjalan mendekat ke tempat tidur Hani.
SANTI
Santi membangunkan Hani sambil menepuk-nepuk lengan Hani. Hani membuka matanya perlahan.
SANTI
HANI
Mata Hani kembali tertutup.
SANTI
Hani membuka mata dan melihat Santi.
SANTI
Santi berjalan menuju pintu kamar Hani. Tapi Hani menghentikan langkah Santi.
HANI
Santi menoleh ke Hani. Santi kemudian berjalan mendekat ke tempat tidur Hani. Santi duduk di kasur, di samping Hani.
SANTI
HANI
SANTI
Santi tersenyum.
HANI
SANTI
HANI
Air mata jatuh dari ujung mata Hani. Santi menggenggam tangan Hani.
SANTI
HANI
SANTI
Hani mengusap air matanya.
SANTI
Hani bangun dari tidur dan langsung memeluk Santi. Santi memeluk erat Hani. Keduanya saling berurai air mata.
CUT TO
Sc 20 EXT. KANTIN KAMPUS – SORE
HANI, ROBI, FANI SISCA
Hani duduk sendirian di salah satu meja kantin kampus. Hani terlihat termenung. Teman-teman Hani yang baru datang ke kantin melihat Hani dari kejauhan.
SISCA
Sisca terlihat girang melihat Hani.
FANI
ROBI
Robi, Fani dan Sisca menghampiri Hani. Sisca mengagetkan Hani.
SISCA
Hani tersadar dari termenungnya. Hani melihat ketiga temannya.
SISCA
FANI
HANI
Hani tersenyum.
ROBI
Hani mengangguk.
ROBI
HANI
SISCA
Sisca terlihat penasaran.
HANI
SISCA
Wajah Sisca cemberut. Hani, Fani dan Robi tertawa.
SISCA
ROBI
Robi mencubit pipi Sisca, gemas.
FANI
HANI
Fani, Robi dan Sisca saling memandang bingung.
FANI
Hani menggeleng sambil tersenyum.
CUT TO