Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sc 36 INT. KAMAR IBU – MALAM
HANI
Hani duduk di atas kasur kamar Ibu Reni. Sebelumnya Hani sudah menyiapkan tempat untuknya meletakkan alat perekam suara. Kini Hani duduk di kasur sambil membuka paketnya yang baru diterimanya. Paket berisi infrared thermal camera yang dibelinya secara online. Kamera tersebut berbentuk sama seperti kamera digital biasa, hanya saja kamera yang dibeli Hani memiliki kelebihan dapat mendeteksi lebih detil yang tidak bisa dilihat mata telanjang. Hani harus merogoh kantong cukup dalam untuk membeli kamera tersebut.
Hani membaca petunjuk pemakaiannya sebelum mulai mempergunakannya.
HANI
Hani berbicara sendiri sambil tetap mencoba cara penggunaannya.
HANI
Hani mempersiapkan peletakkan kamera miliknya itu. Ia meletakkan kamera tidak jauh dari alat perekam suara miliknya. Hani menggunakan bantuan tripod untuk dapat diletakkan di ketinggian yang diinginkannya. Hani menekan tombol merekam pada alat perekam suara dan kameranya.
HANI
Wajah Hani terlihat penuh harap.
Hani berusaha tetap berjaga karena tidak ingin melewatkan kehadiran dari Ibu Reni. Tapi kantuk membuatnya tidak dapat berjaga lama. Hani pun tertidur.
CUT TO
Sc 37 INT. KAMAR IBU – PAGI
HANI, SANTI
Santi terlihat tergesa-gesa masuk ke kamar Ibu Reni. Sementara Hani terlihat masih tidur di atas kasur.
SANTI
Santi berbicara pelan dekat telinga Hani. Hani merespon dengan mata yang masih tertutup.
HANI
Santi meninggalkan kertas catatan di meja samping tempat tidur. Tidak lama setelah itu Santi pun pergi.
INTERCUT TO
Sc 38 INT. KAMAR IBU – SIANG
HANI, SANTI
Suara getar telepon terdengar di atas bantal sebelah Hani tidur. Hani terbangun mendengar suara getar telepon di sebelahnya. Dengan mata masih setengah terpejam, Hani mengangkat telepon.
HANI
Di ujung telepon terdengar suara Santi.
SANTI O.S.
HANI
SANTI O.S.
Hani yang terlihat masih mengantuk berusaha menjawab.
HANI
SANTI O.S
Hani terkejut.
HANI
Hani berbalik dan melihat jam dinding di belakangnya. Jam menunjukkan hampir jam 12.00 siang.
HANI
Hani bergegas bangun. Ia kembali berbicara dengan Santi di telepon.
HANI
Hani langsung menutup telepon dan bergegas mandi.
CUT TO
Sc 39 INT. KANTOR SANTI – SIANG
SANTI, TOMI, LARAS, EDO, RESTI, HANI
Santi terlihat gelisah duduk di kursi kerjanya. Berulang kali ia melihat jaM dinding di depannya. Laras yang melihatnya, menghampiri Santi.
LARAS
SANTI
Laras duduk di sebelah Santi.
LARAS
SANTI
Wajah Santi terlihat cemas.
LARAS
SANTI
LARAS
Pintu kantor terbuka. Telihat Hani masuk melalui pintu.
EDO
Edo berteriak dari tempat duduknya.
RESTI
Hani terlihat malu karena semua mata tertuju padanya. Ia lalu berjalan mendekat ke Santi dan Laras.
HANI
Santi hanya terdiam. Hani terlihat menyesal.
LARAS
Laras menyapa ramah Hani sambil tersenyum. Hani melihat wajah Santi yang terlihat kecewa.
LARAS
HANI
Hani mengikuti Laras ke meja kerjanya. Sambil berjalan Hani memandang Santi yang mengalihkan pandangannya ke layar komputernya.
TOMI
Tomi mengejutkan Santi.
SANTI
Wajah Santi merengut.
TOMI
Tomi duduk di kursi sebelah Santi.
SANTI
TOMI
SANTI
Santi bertopang dagu.
TOMI
SANTI
TOMI
SANTI
Santi buru-buru menutup mulut Tomi. Tomi segera melepaskan tangan Santi dari mulutnya.
TOMI
SANTI
(berbisik)
TOMI
Tomi membetulkan maskernya.
TOMI
SANTI
TOMI
SANTI
TOMI
SANTI
TOMI
Santi terdiam.
SANTI
TOMI
SANTI
Santi terdiam sesaat.
SANTI
TOMI
Santi tersenyum. Tidak lama Santi menguap ngantuk.
TOMI
SANTI
TOMI
SANTI
Santi tersenyum.
Tomi pergi menuju mesin kopi di dekat pantry kantor.
CUT TO
Sc 40 INT. RUANG TV – MALAM
SANTI, HANI
Santi terlihat sedang menonton televisi di sofa sendirian. Hani yang baru turun dari tangga melihat Santi. Hani menghampiri Santi.
HANI
SANTI
Hani duduk di sebelah Santi. Keduanya melihat ke layar televisi dan tak saling bicara.
HANI
SANTI
HANI
SANTI
HANI
SANTI
HANI
SANTI
Hani terdiam, tak menjawab.
SANTI
HANI
Keduanya melanjutkan menyaksikan program di televisi. Namun tidak lama, Santi pamit tidur.
SANTI
HANI
SANTI
HANI
SANTI
HANI
SANTI
Santi menuju kamar, sementara Hani masih menonton TV di ruang tv bawah.
Hani mengeluarkan kamera infrared dari kantong celananya. Ia mulai memutar rekaman semalam. Beberapa menit ia memutar, tidak ada hal yang aneh dalam rekaman. Sampai akhirnya di menit ke-18, kamera Hani menangkap seperti sesosok bayangan putih mendekat di belakang Hani yang terlihat sedang tertidur dalam rekaman. Hani menyadari sosok putih tersebut. Hani memutar ulang bagian tersebut beberapa kali untuk meyakinkan dirinya.
HANI
Hani berbicara ke dirinya sendiri.
Hani meng-zoom sosok tersebut, tapi tidak terlalu jelas dan hanya berupa sosok bayangan. Hani lanjut meneruskan untuk memutar rekaman tersebut. Dalam rekaman berikutnya, terlihat sosok bayangan tersebut seperti memeluk Hani saat tidur. sosok tersebut terlihat beberapa detik seperti memeluk Hani.
HANI
Setelah beberapa detik, sosok tersebut seketika menghilang.
HANI
Hani memutar lalu menghentikan bagian dimana sosok tersebut seperti memeluknya. Hani memandangi terus menerus gambar tersebut, seolah-olah Hani tidak ingin sosok bayangan itu pergi darinya.
Karena Hani sudah berjanji tidak akan tidur larut malam, Hani lalu mengeluarkan alat perekam suara dan segera memutar rekamannya. Sama seperti rekaman pada kamera digital miliknya, di awal tidak terlihat suara atau tanda-tanda yang aneh dalam rekaman suara tersebut. Rekaman terus berputar hingga nyaris selesai. Namun di ujung rekaman terdengar suara sayup-sayup pelan seperti suara perempuan berbicara.
HANI
Hani berusaha mencari tahu suara tersebut. Hani memutar ulang rekaman tersebut dan menaikkan volume suara supaya dapat mendengar jelas suara rekaman.
Suara rekaman:
“ibu di sini…”
Hani tersenyum saat mendengar suara tersebut. Ia terlihat bahagia. Begitu bahagianya, Hani sampai bergegas berlari menuju kamarnya.
INTERCUT TO