Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Bercerita tentang seseorang yang masih terus mencari keberadaan sosok sang ibu yang telah meninggal dunia karena ia belum benar-benar merelakan kepergian sang ibu.
Premis
Seorang anak yang baru saja kehilangan ibunya yang meninggal karena sakit, berusaha mencari keberadaan ibunya melalui alat-alat yang dibelinya, yang dapat mendeteksi keberadaan makhluk yang tak kasatmata. Hal itu dilakukannya karena sang anak belum merelakan kepergiaan sang ibu.
Pengenalan Tokoh
Hani, anak kedua dari dua bersaudara merasa hidupnya tidak sama pasca meninggalnya sang ibu. Dalam hati Hani merasa takut dan belum merelakan kepergian sang ibu. Namun Hani berusaha tampil dan bersikap baik-baik saja.
Namun dibalik sikap 'baik-baik sajanya' itu, Hani belum siap atas kepergian ibunda. Karena merasa belum siap dan belum merelakan ibundanya, Hani berusaha 'mencari' keberadaan sang ibu dengan cara yang ia tahu, yaitu dengan membeli alat-alat pendeteksi yang dapat menangkap dan merekam keberadaan makhluk tak kasatmata. Dengan dibelinya alat-alat tersebut, Hani ingin tahu dan ingin merasakan keberadaan sang ibu yang diharapkannya masih ada bersama dirinya, dapat berbicara dengan dirinya bahkan untuk dapat melihat sosok sang ibu.
Hari demi hari Hani mencari, sampai suatu hari Hani hal yang tak diduga terjadi. Alat perekam milik Hani tersebut dapat menangkap suara bahkan sosok ibunya yang sudah meninggal. Mengetahui hal tersebut, Hani merasa bahagia, karena ia tahu kalau ia masih bisa berinteraksi dengan ibunya yang sudah meninggal. Hal yang membuat Hani bahagia itu pun berusaha disampaikannya kepada sang kakak, Santi. Namun respon Santi tidak seperti yang diharapkan oleh Hani. Santi tidak mempercayai bukti yang dimiliki oleh Hani tersebut. Santi merasa semua itu tidak benar. Pernyataan santi tersebut membuat Hani kecewa. Namun Hani bersikukuh dengan apa yang diyakininya tersebut dan tetap berusaha meyakinkan Santi kalau itu benar terjadi.
Tapi Santi tetap pada pendiriannya. Santi berpendapat bahwa apa yang ditangkap dan direkam oleh alat-alat milik Hani itu tidak benar-benar terjadi. Santi akhirnya menceritakan yang sebenarnya. Semua suara, gambar dan yang terekam pada alat milik Hani adalah hasil rekayasa teman Santi yang sudah sangat berpengalaman di bidang editing, desain dan animasi. Dengan bantuan temannya, Santi meminta agar apa yang diharapkan Hani selama ini seolah-olah memang terjadi. Dan terbukti, hasilnya membuat Hani percaya.
Mendengar cerita sang kakak, Hani begitu marah dan sedih. Ia marah pada sang kakak karena telah berbohong padanya dan sedih, karena apa yang diyakininya selama ini sebagai 'sosok' ibunya adalah tidak benar.
Santi yang merasa amat bersalah, berusaha menjelaskan sekaligus memahami apa yang sebenarnya terjadi. Santi menjelaskan pada Hani, kalau Hani tidak perlu takut atas kepergian sang ibu, karena walaupun ia tidak lagi dapat melihat atau berbicara dengan sang ibu, ibu akan selalu ada di hatinya, di sisinya melindunginya, karena Hani adalah anaknya.
Perlahan Hani mulai menerima semuanya. Hani mulai menata kembali hidupnya. Ia bahkan kembali melanjutkan skripsinya yang sebelumnya terhenti karena ia mengambil cuti kuliah pasca meninggalnya sang ibu. Dan ia tetap bekerja paruh waktu di kantor Santi. Kakak dan para sahabat serta teman-teman kantornya, kini selalu menjadi bagian dari kehidupan Hani.