Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
79. I/E. RUMAH PRADA – HALAMAN RUMAH – SIANG
Suasana rumah sederhana Prada sepi, ada daun kering tampak berantakan berserak di halaman.
Sebuah motor berhenti dan Prada turun langsung menatap sejenak halaman rumah. Mobil tua Prada terparkir di halaman, perlahan berjalan masuk.
Dihadapan pintu Prada merogoh celana mengeluarkan kunci, pintu terbuka. Tatapan Prada kembali menengok kebelakang, halaman penuh dedaunan kering beterbangan. Sadar, buru-buru masuk.
CUT TO
80. INT. RUMAH PRADA – SEBUAH RUANG – SIANG
Dibagian tengah rumah, ruangan berantakan dengan berbagai kain, ada sebuah patung mannequin terpasang sebuah Gaun putih cantik.
Prada membenarkan posisi gaun, melangkah mundur sembari mengeluarkan ponsel bersiap memotret. Crekk!!
CU dilayar ponsel sebuah gaun. Prada meletakkan ponsel di atas meja dan membuka box besar di sampingnya.
Prada melepaskan gaun dari patung mannequin lalu di masukkan ke dalam box besar berwarna coklat. Prada sibuk kesana-kemari, membuka beberapa kali lemari mengambil skectbook milikknya dimasukkan ke dalam tas dan mempersiapkan barang lainnya.
Prada masuk ke dalam kamar, kembali keluar dengan pakaian berbeda lebih rapih. Telah siap Prada bercermin, lalu mengangkat box besar coklat dan pergi.
CUT TO
81. INT. RUMAH SAKIT – KAMAR RAWAT – SIANG
Ruang rawat Keygi dan suara music klasik berputar. Keygi duduk di tempat tidur dengan sandarannya menatap ke jendela, menikmati makan siang yang Gangga suapi.
GANGGA
Keygi menatap ke Gangga, melahap makanan yang Gangga sendokkan kearahnya.
KEYGI
GANGGA
KEYGI
GANGGA
KEYGI
Makanan Keygi habis, Gangga meletakkan mangkuk diatas nakas. Kembali duduk di tepi ranjang Keygi tersenyum.
KEYGI (CON’T)
GANGGA
KEYGI
Gangga langsung merogoh kantong mengeluarkan ponsel dihadapan Keygi. Diambil sambil tersenyum.
CUT TO
82. EXT. RUMAH PRADA – HALAMAN RUMAH – SORE
Halaman rumah sepi, bagasi mobil terbuka ada Prada bolak-balik masukkan barang ke dalam mobil. Setelah selesai memasukkan box besar dan beberapa sketcbooks Prada menutup bagasi, berlari ke bangku kemudi.
Duduk di dalam mobil, Prada kembali bercermin di kaca mobil. Setelah merasa rapi, mobil berjalan.
PRADA
Insert Donny mengendarai mobil masuk kehalaman rumahnya, tepaat bersebelahan. Kepala Donny muncul dari kaca mobilnya mendongak kearah Prada.
DONNY
Prada menengok dan tersenyum.
PRADA
Perlengkapan siap. Prada masuk ke bagian kemudi lalu menyalakan mobil.
CUT TO
83. INT. MOBIL – JALAN RAYA - MALAM
Suasana jalan raya yang macet, Prada memeluk stir gelisah karena mobilnya tidak kunjung bergerak.
Prada mengecek layar ponselnya beberapa kali, pukul 19.32. Prada takut telat sampai tujuan.
Celingukan melihat dari layar spion ternyata macet panjang di belakang mobilnya sehingga Prada tidak bisa putar balik lewat jalan lain.
PRADA
CUT TO
84. EXT. RUMAH SAKIT – AULA RS – MALAM
Suasana Aula sudah ramai seperti perkumpulan seminar tapi nampak lebih santai. Dibagian panggung ada spanduk bertuliskan dari “KOMUNITAS BERANI BICARA” (komunitas yang memberi ruang bercerita para penderita kanker.
Ditengah aula ada bangguk yang disusun melingkar dengan beberapa baris.
Arah pintu masuk ada Melody menyambut setiap pasien masuki aula.
Keygi datang di dorong Gangga dengan kursi roda tersenyum disambut Melody.
MELODY
Keygi ikut melambaikan tangan.
KEYGI
MELODY
Keygi tersenyum, melirik Gangga sebentar yang agak salting.
Gangga langsung menendang betis Melody.
GANGGA
MELODY
KEYGI
MELODY
Gangga langsung mendorong kembali kursi roda Keygi.
CUT TO
85. INT. RUMAH SAKIT – AULA RS – MALAM
Acara dimulai. Suara riuh tepuk tangan ketika Melody membuka acaranya dan memberi sambutan.
MELODY
Keygi duduk di samping Gangga, menengok dan tersenyum.
Gangga bersiap langsung berdiri kearah panggung setelah ditunjuk Melody.
Gangga berdiri di panggung, menerima mic dari Melody. Gangga menarik napas panjang lalu…
GANGGA
Keygi di hadapan Gangga tersenyum, tapi matanya sedikit merah menahan air mata jatuh.
GANGGA (CON’T)
CUT TO
86. INT. BUTIK “THE QUEENSLAND” – MALAM
Prada berlari terburu-buru membawa kotak coklat berisi gaun yang dia buat.
Prada berdiri di depan pintu masuk. Nampak berbagai macam orang dan kalangan berpakaian sangat fashionable. Beberapa desain gaun terpajang di bagian panggung.
Prada melangkah di tengah keramaian. Ia mencari-cari nomor kompetisi dirinya dimana. Ia menengok-nengok, memperhatikan satu persatu.
Brukk!! Tanpa sengaja Prada tertubruk seseorang.
PRADA
Orang berpakaian jas hitam, rapi, membawa sebuah papan juga pulpen dalam genggaman tangannya. Langsung mengangguk.
Prada hanya tersenyum. Prada berjalan lagi dalam kerumunan orang yang berbincang masing-masing.
Seorang berpakaian hitam tegap, seperti bodyguard berdiri tepat Prada berhenti memperhatikan.
BODYGUARD 1
Prada kaget, langsung menunjukan kartu peserta yang dibawanya.
PRADA
BODYGUARD 1
Prada menengok lembar yang dipegangnya. Membaca, benar! Prada sudah telat hadir.
PRADA
BODYGUARD 1
PRADA
BODYGUARD 1
Prada tak menggubris langsung berjalan mengarah ketengah jejera busana yang ada.
Ia melihat Fathur, teman lama yang sempat akan ditemuinya beberapa hari lalu.
Prada mempercepat langkahnya. Dari jauh Prada sudah melebarkan senyum dan berharap besar ditempat ini membuatnya memiliki kesempatan besar.
PRADA
Fathur dengan mengenakan pakaian khas bali menengok kearah panggilan. Tersenyum kaku, nampak berfikir sejenak dari sorot mata memandang ke arah Prada.
FATUR
PRADA
FATUR
PRADA
FATUR
PRADA
Prada langsung jongkok, meletakkan kotak besar yang dibawanya sejak masuk kemanapun. Dibuka, nampak lipatan indah gaun berwarna putih itu. Prada mengangkat gaun itu.
PRADA (cont’d)
Prada langsung diam, melihat Fathur sudah berjalan menjauh didepannya dengan beberapa rombongan lain yang membawa papan nilai.
Wajah Prada berubah sangat murung. Langsung melipat lagi gaun tersebut, menutup kotak dengan kasar. Ia memilih melangkah keluar butik ini.
CUT TO