Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Satu Cara Untuk Pergi
Suka
Favorit
Bagikan
12. #12 (SCENE 79-86)

79. I/E. RUMAH PRADA – HALAMAN RUMAH – SIANG

Suasana rumah sederhana Prada sepi, ada daun kering tampak berantakan berserak di halaman.

Sebuah motor berhenti dan Prada turun langsung menatap sejenak halaman rumah. Mobil tua Prada terparkir di halaman, perlahan berjalan masuk. 

Dihadapan pintu Prada merogoh celana mengeluarkan kunci, pintu terbuka. Tatapan Prada kembali menengok kebelakang, halaman penuh dedaunan kering beterbangan. Sadar, buru-buru masuk.

CUT TO 

80. INT. RUMAH PRADA – SEBUAH RUANG – SIANG

Dibagian tengah rumah, ruangan berantakan dengan berbagai kain, ada sebuah patung mannequin terpasang sebuah Gaun putih cantik.

Prada membenarkan posisi gaun, melangkah mundur sembari mengeluarkan ponsel bersiap memotret. Crekk!!

CU dilayar ponsel sebuah gaun. Prada meletakkan ponsel di atas meja dan membuka box besar di sampingnya.

Prada melepaskan gaun dari patung mannequin lalu di masukkan ke dalam box besar berwarna coklat. Prada sibuk kesana-kemari, membuka beberapa kali lemari mengambil skectbook milikknya dimasukkan ke dalam tas dan mempersiapkan barang lainnya.

Prada masuk ke dalam kamar, kembali keluar dengan pakaian berbeda lebih rapih. Telah siap Prada bercermin, lalu mengangkat box besar coklat dan pergi.

CUT TO 

81.  INT. RUMAH SAKIT – KAMAR RAWAT – SIANG

Ruang rawat Keygi dan suara music klasik berputar. Keygi duduk di tempat tidur dengan sandarannya menatap ke jendela, menikmati makan siang yang Gangga suapi.


         GANGGA

Siang ini, rumah sakit mau ada acara buat para pasien. Kamu mau ikut?

 

Keygi menatap ke Gangga, melahap makanan yang Gangga sendokkan kearahnya.

 

         KEYGI

         Komunitas kamu yang buat, ya?


         GANGGA

(mengangguk) kamu mau lihat? Aku bakal temenin nanti, khusus jadi penonton duduk disamping kamu bukan jadi panitia, kok.

 

KEYGI

Kamu pengen banget aku kesana, ya.

 

GANGGA

Itupun kalo kamu merasa lebih baikan. Sekarang ada yang kerasa sakit atau apapun?

 

KEYGI

I’m okay… bawa aku kemana pun asal kamu ada di sampingku.

 

Makanan Keygi habis, Gangga meletakkan mangkuk diatas nakas. Kembali duduk di tepi ranjang Keygi tersenyum.

 

         KEYGI (CON’T)

Aku mau pinjam ponsel kamu boleh tidak disana nanti?

 

         GANGGA

Untuk apa?

 

KEYGI

Kalau tidak boleh, gapapa kok.

 

Gangga langsung merogoh kantong mengeluarkan ponsel dihadapan Keygi. Diambil sambil tersenyum.

CUT TO 

82. EXT. RUMAH PRADA – HALAMAN RUMAH – SORE

Halaman rumah sepi, bagasi mobil terbuka ada Prada bolak-balik masukkan barang ke dalam mobil. Setelah selesai memasukkan box besar dan beberapa sketcbooks Prada menutup bagasi, berlari ke bangku kemudi.

Duduk di dalam mobil, Prada kembali bercermin di kaca mobil. Setelah merasa rapi, mobil berjalan.

 

         PRADA

         (bergumam) bismillah…

 

Insert Donny mengendarai mobil masuk kehalaman rumahnya, tepaat bersebelahan. Kepala Donny muncul dari kaca mobilnya mendongak kearah Prada.

 

         DONNY

         Key aman ada Gangga dirumah sakit.

 

Prada menengok dan tersenyum.

 

         PRADA

Thanks, Bro. Titip Keygi. Gue gak mau kehilangan kesempatan untuk penuhi permintaan dia.

 

Perlengkapan siap. Prada masuk ke bagian kemudi lalu menyalakan mobil.

CUT TO

83. INT. MOBIL – JALAN RAYA - MALAM

Suasana jalan raya yang macet, Prada memeluk stir gelisah karena mobilnya tidak kunjung bergerak.

Prada mengecek layar ponselnya beberapa kali, pukul 19.32. Prada takut telat sampai tujuan.

Celingukan melihat dari layar spion ternyata macet panjang di belakang mobilnya sehingga Prada tidak bisa putar balik lewat jalan lain.

 

         PRADA

         (menggerutu) sial… sial…


CUT TO

84. EXT. RUMAH SAKIT – AULA RS – MALAM

Suasana Aula sudah ramai seperti perkumpulan seminar tapi nampak lebih santai. Dibagian panggung ada spanduk bertuliskan dari “KOMUNITAS BERANI BICARA” (komunitas yang memberi ruang bercerita para penderita kanker.

Ditengah aula ada bangguk yang disusun melingkar dengan beberapa baris.

Arah pintu masuk ada Melody menyambut setiap pasien masuki aula.

Keygi datang di dorong Gangga dengan kursi roda tersenyum disambut Melody.

 

         MELODY

         Haiii, selamat datang!! Kenalin gue Melody.

 

Keygi ikut melambaikan tangan.

 

         KEYGI

         Keygi.. di bisa di panggil Key.

 

         MELODY

Ohh lo yah yang namanya Keygi. Asal lo tau, lo adalah alasan utama Gangga masuk komunitas ini tau!

 

Keygi tersenyum, melirik Gangga sebentar yang agak salting.

Gangga langsung menendang betis Melody.

 

         GANGGA

         Lo jadi orang pinter banget sih ngomongnya.

 

         MELODY

(penuh percaya diri) Emang gue pinter!! Key, jangan cemburu ya kalau gue sering sibuk sama dia, yak arena kegiatan ini perlu banyak diskusi.

 

KEYGI

Tidak.. aku gak cemburu kok.

 

         MELODY

(sedikit tertawa) yasudah.. Silahkan masuk dan pilih tempat duduk yang paling buat kamu nyaman.

 

Gangga langsung mendorong kembali kursi roda Keygi.

CUT TO 

85. INT. RUMAH SAKIT – AULA RS – MALAM

Acara dimulai. Suara riuh tepuk tangan ketika Melody membuka acaranya dan memberi sambutan.

 

         MELODY

Selamat malam semua.. Gue Melody selaku founder dari komunitas berani bicara. Acara kali ini buat secara dadakan atas permintaan salah satu anggota kami untuk kasih semangat buat sahabatnya yang sedang berjuang seperti kalian, dia adalah Gangga.

 

Keygi duduk di samping Gangga, menengok dan tersenyum.

Gangga bersiap langsung berdiri kearah panggung setelah ditunjuk Melody.

Gangga berdiri di panggung, menerima mic dari Melody. Gangga menarik napas panjang lalu…

 

         GANGGA

Gue adalah satu-satunya orang yang paling beruntung karena bisa bertemu manusia satu ini, nama dia Keygi. Sahabat, keluarga, pacar buat gue. Banyak hal yang gue ambil dari dia, terutama soal menerima.
(beat)
Menurut gue dia termasuk manusia yang tidak mendapatkan banyak hal seperti yang gue punya. Tapi, gue lihat betapa menerimanya dia atas kekurangan yang ada dalam hidupnya. Gue kagum akan hal itu.

 

Keygi di hadapan Gangga tersenyum, tapi matanya sedikit merah menahan air mata jatuh.

 

         GANGGA (CON’T)

Dia penjaga yang hebat, dia bisa menjaga hal yang penting dipunyainya, salah satunya ayah.
(beat)
Gue berharap, kamu akan selalu menjadi alasan untuk orang hidup, tetap kuat dan tetap bertahan karena aku ada di sampingmu.

 

CUT TO

 

86. INT. BUTIK “THE QUEENSLAND” – MALAM

Prada berlari terburu-buru membawa kotak coklat berisi gaun yang dia buat.

Prada berdiri di depan pintu masuk. Nampak berbagai macam orang dan kalangan berpakaian sangat fashionable. Beberapa desain gaun terpajang di bagian panggung.

Prada melangkah di tengah keramaian. Ia mencari-cari nomor kompetisi dirinya dimana. Ia menengok-nengok, memperhatikan satu persatu.

Brukk!! Tanpa sengaja Prada tertubruk seseorang.

 

PRADA

Maaf, saya tidak sengaja.

 

Orang berpakaian jas hitam, rapi, membawa sebuah papan juga pulpen dalam genggaman tangannya. Langsung mengangguk.

Prada hanya tersenyum. Prada berjalan lagi dalam kerumunan orang yang berbincang masing-masing.

Seorang berpakaian hitam tegap, seperti bodyguard berdiri tepat Prada berhenti memperhatikan.

 

BODYGUARD 1

Sedang mencari siapa pak?

 

Prada kaget, langsung menunjukan kartu peserta yang dibawanya.

 

PRADA

Saya peserta nomor 8, mas.

 

BODYGUARD 1

Tapi maaf sebelumnya pak, kompetisi sudah dalam tahap penilaian. Coba bapak cek jam yang tertera, bapak hadir lebih dari dua jam setelah kompetisi dimulai.

 

Prada menengok lembar yang dipegangnya. Membaca, benar! Prada sudah telat hadir.

 

PRADA

Tapi adakah kesempatan saya bertemu juri disini?

 

BODYGUARD 1

Para juri sedang fokus menilaian tiap detail busana para peserta, mungkin bapak bisa menemui diluar acara ini.

 

PRADA

Sebentar saja, saya yakin salah satu juri disini berminat dengan gaun buatan saya.

 

BODYGUARD 1

Tapi, pak. Bapak bisa bertemu mungkin setelah acara ini selesai saja.

 

Prada tak menggubris langsung berjalan mengarah ketengah jejera busana yang ada.

Ia melihat Fathur, teman lama yang sempat akan ditemuinya beberapa hari lalu.

Prada mempercepat langkahnya. Dari jauh Prada sudah melebarkan senyum dan berharap besar ditempat ini membuatnya memiliki kesempatan besar.

 

PRADA

Fathur! Hei.

 

Fathur dengan mengenakan pakaian khas bali menengok kearah panggilan. Tersenyum kaku, nampak berfikir sejenak dari sorot mata memandang ke arah Prada.

 

FATUR

Heii!

 

PRADA

Lo salah satu panitia disini?

 

FATUR

Juri,dirimu?

 

         PRADA

(menarik napas panjang lalu menjelaskan)
Juri?? Begini, saya ingin lo liat gaun yang gue bawakan dimana seharusnya masuk dalam penilaian juri seperti lo.

 

FATUR

Maksud lo?

 

PRADA

Gue pengen lo liat ini dulu, ya!

 

Prada langsung jongkok, meletakkan kotak besar yang dibawanya sejak masuk kemanapun. Dibuka, nampak lipatan indah gaun berwarna putih itu. Prada mengangkat gaun itu.

 

PRADA (cont’d)

(fokus melihat gaun) Lo, harus tau bahan apa saja yang gua pakai dalam gaun ini.

 

Prada langsung diam, melihat Fathur sudah berjalan menjauh didepannya dengan beberapa rombongan lain yang membawa papan nilai.

Wajah Prada berubah sangat murung. Langsung melipat lagi gaun tersebut, menutup kotak dengan kasar. Ia memilih melangkah keluar butik ini.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar