44. EXT. SEKOLAH – LAPANGAN SEKOLAH – PAGI
Jam istirahat, lapangan sekolah ramai oleh anak murid yang asik bermain bola tidak menggunakan seragam olahraga. Keygi duduk ditepi lapangan menunggu Gangga tak lama datang dengan lari terburu buru.
GANGGA
Kenapa gak mau nunggu di rumah aja? Loh, kenapa kamu kok sekolah, bukannya besok jadwal kemo?
Keygi mengangguk. Wajah Gangga kaget, sadar besok adalah jadwal kemoterapi untuk Keygi. Narik tangan Gangga supaya duduk disebelahnya.
KEYGI
Kayaknya ayah lagi butuh biaya banyak deh, aku harus gimana?
GANGGA
Semua dilakuin ayah karena pengen kamu sembuh.
KEYGI
Kalo aku gak usah kemoterapi gapapa kan? Setidaknya itu ngeringanin beban ayah.
Jrengg!! Gangga kaget lagi langsung menatap tajam Keygi sambil kedua tangannya bertumpu di depanku pundak.
GANGGA
Kamu itu harus sembuh Key! Ada usaha ayah yang harus kamubantu nanti. Bukannya gak usah kemo!
KEYGI
Tapi, setiap kemoterapi bukan sedikit biaya yang harus ayah keluarin. Lagian sekarang ayah sepi jahitan. Aku gak akan tega,Ngga.
GANGGA
Kali ini aku gak setuju!! Apapun keputusan besok aku bakal nungguin kamu kemo.
CUT TO0
45. INT. RUMAH SAKIT – SIANG
Suasana ruangan rawat yang dikhususkan untuk menjalani kemoterapi. Keygi berbaring dengan selang infus dan berbagai selang mengaliri darah ke selang infus. Keygi sayup memperhatikan Prada yang menemaninya di ruang rawat menjalani kemoterapi.
Prada duduk di sofa bersandar tertidur. Beberapa saat menggeliat lalu membuka mata. Tersenyum melihat Keygi yang sedang memperhatikan Prada.
PRADA
Key, mau apa?
Keygi menggeleng, air matanya menetes jatuh di bantal.
Prada berdiri lalu mendekati Keygi mengusap air matanya.
PRADA
Key, ayah disini nemenin Keygi sampai kapan pun, begitu juga Keygi karena ayah yakin kalo Keygi udah jalanin semua kemoterapi ini bakal sembuh.
KEYGI
Keygi masih punya banyak keinginan, ayah!
PRADA
Kita wujudkan semuanya, ya.
Prada memeluk Keygi lalu selepas itu tersenyum menggenggam tangan Prada.
KEYGI
Gangga datang?
PRADA
Nanti, kita tunggu aja. Pasti datang!
KEYGI
Gangga janji kesini.
Genggaman tangan Keygi semakin mengerat, efek obat kemoterapi mulai terasa mengalir ketubuh. Ada rasa nyeri ketika obat-obat itu masuk tapi Keygi tahan dengan memilih memejamkan mata.
CUT TO
46 INT. SEBUAH CAFÉ – SIANG
Kafe bernuansa putih dengan banyak tanaman monsters cukup ramai oleh Komunitas “berani bicara”. Disepanjang meja meeting pertemuan untuk membahas event yang bakal mereka buat dalam waktu dekat ini.
GANGGA
Selamat siang teman-teman, terimakasih yang bersedia hadir disini ditengah kesibukannya masing-masing. Tujuan pertemuan ini untuk membahas event perdana yang diadakan oleh komunitas “berank bicara”, segala ketentuan akan di jelaskan oleh Melody selaku founder. Silahkan, Mod.
MELODY
Hai, apa kabar teman-teman semua? Saya harap semua dalam keadaan sehat jasmani dan rohani karena dengan itu dapat membangun kepekaan serta kepedulian terhadap sekitar, terkhusus kita berada di komunita berani bicara yang ingin membantu mendengar, membantu support dan biaya kepada penyintas kanker di Indonesia. Disini saya ingin meminta masukan dari teman-teman untuk tempat penyelenggaraan event kita sebagai kelanjutan dari meeting sebelumnya.
Melody memberikan arahan tentang tempat yang bakal mereka gunain untuk tempat pelaksanaan.
ANGGOTA 1
Dirumah sakit khusus kanker saja, Mod.
ANGGOTA 2
Coba pakai suasana berbeda, kalau biasanya dirumah sakit jadi tempat yang selalu didatengi penyintas, kita gunain event ini sebagai hiburan juga buat mereka, misal di outdoor, gimana?
Anggota lain beberapa mengangguk, Melody juga setuju.
MELODY
Kalau dievent ini mau memilih berkegiatan outdoor, teman mana yang akan, sejuk pastinya dan gak terlalu membahayakan penyintas? Semua saran akan ditampung.
Gangga sumringah mengangkat tangan.
GANGGA
Gue tau, kita bisa laksanain di taman Adipati tempat festival layangan disana. Pasti selain memberikan ruang hirup bebas mereka juga merasakan hiburan yang gak menghabiskan tenaga!
Beberapa yang langsung setuju, saling berbisik dan apa pula yang tidak tau. Gangga menatap sekeliling, berharap saran darinya paling mendapat suara.
ANGGOTA 2
Dimana Ngga?
GANGGA
Sebelum masuk komplek rumah gue, tempatnya dilapangan gitu, bisa juga kita buat stand gitu? Gimana?
ANGGOTA 3
Bisa tuh, nanti kita buat juga gitu kaya penampilan dari para penyintas. Bisa main gitar, baca puisi, atau penampilan lainnya.
MELODY
Kita bisa sekaligus Galang donasi juga, tuh! Gue setuju banget!
GANGGA
Bisa banget malah! Kalo setuju semua, gue bersedia mengurus perizinannya.
Semua langsung angkat tangan lalu saling bersahutan setuju, disambut tepuk tangan semuanya.
MELODY
Meeting selesai, kita cek lokasi, ya! (Menengok kearah Gangga)
Gangga mengangguk dan tersenyum.
CUT TO
47. EXT. LAPANGAN – TEMPAT FESTIVAL – SIANG
Lapangan siang hari, suasana tidak begitu ramai hanya banyak penjual foodtruk di tepi lapangan. Melody dan Gangga berjalan di tepi lapangan memperhatikan kondisi lapangan yang terawat.
MELODY
Lo kenapa kepikiran lapangan ini buat acara?
GANGGA
Karena sering atau hampir setiap akhir pekan ada festival layangan. Seru, rame juga!
MELODY
Bakal kondusif gak menurut Lo? Kita mau ada penampilan juga,kan? Nanti malah terfokus ke festivalnya dibandingin penampilan yang kita buat.
GANGGA
Gue rasa malah orang-orang malah jadi beralih fokus ke penampilan kita pas mulai gelap. Suasananya mendukung, itu setelah festival hampir selesai.
MELODY
Cerdas banget, Lo! Gue gak bisa meragukan Lo.
Melody dan Gangga berhenti disalah satu foodtruk minuman, memesan.
MELODY
Thai tea coklat satu! (Ke Gangga) Lo mau apa?
GANGGA
Samain aja.
MELODY
OH.. Jadi dua ya kak!
Mereka berdua duduk dibangku tepat depan foodtruk, saling berhadapan. Melody menatap sekitar dengan tatapan kosong Gangga pun sama namun perlahan menoleh ke Melody, memperhatikannya.
GANGGA
Soal waktu itu, Lo kenapa?
MELODY
Gue? (Ke Gangga menunjuk dirinya sendiri) I'm okay, now.
GANGGA
Air mata Lo gak bisa bohong, kalau butuh ceritain?!
Pesanan Thai tea datang, Melody menegak langsung hingga setengah sambil memejamkan mata.
MELODY
Alasannya kenapa gue buat komunitas ini gak buat Lo penasaran, yah?
GANGGA
Karena tingkat kepedulian lo sangat tinggi, jadinya …
MELODY
Karena mama (jeda) dia meninggal lima tahun lalu, pas gue masuk SMP karena kanker limfoma.. Cuma bisa perang sama kanker itu selama dua tahun. Setelah itu, dia bahagia disurga.
Gangga terkejut, syok memperhatikan pernyataan Melody. Build moment sad. Melody menunduk, mengusap air matanya lalu mendongak menatap langit.
MELODY
Papa udah lepas tanggung jawab, dia nikah lagi sampai sekolah gue gak dibayarin lagi sama dia, sekolah minta dia Dateng tapi dia gak mau.. gue berniat jual rumah peninggalan mama kalau bisa sebelum gue dapet surat peringatan ketiga dari sekolah.
GANGGA
Gue akan bantu Lo, kebaikan Lo pasti bakal dibalas kebaikan juga!
Gangga menarik kepala Melody yang menangis kepundaknya, mengusapnya perlahan untuk menenangkan.
CUT TO