Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. EXT. BENGKEL ULU KASOK – SIANG
Gilang diboncengi seorang driver ojek berhenti di sebuah bengkel. Di saat yang sama, melintas sebuah hippie van. Dari arah Gilang, terdengar seisi van menyanyi bersama.
GILANG
(melas)
Kirain udah punah.
CUT TO:
2. INT. /EXT. HIPPIE VAN – JALANAN ULU KASOK - SIANG
Terlihat seorang pria bernama Olaf menyetir. Di sebelahnya, Julia. Di bagian belakang yang ruangannya ditata senyaman mungkin layaknya sebuah ruang tamu, terlihat seorang wanita hamil duduk bersama suaminya. Mereka bernama Nadine dan Dewa. Di bagian belakang juga, terlihat seorang pria bule bernama Mark.
Kelimanya berusia 25-30 tahun. Kecuali Mark, selebihnya kompak bernyanyi.
Di perjalanan, mereka melihat Rano sedang duduk di atas koper dengan santai, seolah-olah sedang berjemur di pantai. Di jemarinya, terselip sebatang rokok.
Melihat laki-laki di usia senja duduk sendirian di pinggir jalan dan sepertinya membutuhkan bantuan, mereka pun berhenti. Ditambah lagi dengan penampilan Rano yang menyerepai komunitas hippie.
CUT TO:
3. EXT. JALAN ULU KASOK
Kehadiran hippie van, menarik perhatian Rano. Ia melirik mobil itu sampai mereka berhenti.
Olaf dan Julia keluar dari mobil van, mereka menyapa Rano dengan salam khas komunitas hippie. Rano pun berdiri dari duduknya, lalu membalas sapaan mereka.
OLAF
Ada yang bisa kami bantu?
RANO
Oh, tidak apa-apa. Anak saya sedang pergi mencari montir.
Sebentar lagi juga kembali.
Olaf dan Julia pun mengangguk. Keduanya tidak segera beranjak. Rano terlihat canggung.
Olaf membisikkan sesuatu kepada Julia. Rano terlihat penasaran.
JULIA
Gimana kalau Om, ikut dengan kita?
Kita rencananya mau ke Puncak Ulu Kasok, tidak jauh sih dari sini.
Sekitar... 3 kilometer ya, Laf?
OLAF
Iya. Dijamin nggak bakal nyesal. Viewnya kayak Raja Ampat.
Ya... lumayanlah dari pada diam di sini.
Belum lagi nungguin montirnya benerin mobil. Kayaknya.. bakal cukup lama deh Om.
RANO
Oh, tidak usah. Nanti kalau anak saya kembali, takutnya dia khawatir.
JULIA
Oh, sebentar...
Julia berlari ke mobilnya, lalu kembali membawa kamera polaroid dan langsung selfie bersama Rano dan Olaf, lalu menyelipkan catatan di bagian belakang foto.
Foto itu diselipkan di kaca depan mobil Rano.
Rano bingung. Setelah dipikir-pikirnya, tawaran mereka cukup menarik.
OLAF
Gimana?
CUT TO:
4. INT. /EXT. HIPPIE VAN – JALANAN ULU KASOK
Rano duduk di kursi sebelah kemudi. Julia pindah ke kabin belakang bersama tiga temannya.
CUT TO:
5. EXT. JALAN ULU KASOK
CLOSE UP: Selfie Rano bersama Olaf dan Julia di kaca depan mobil.
CUT TO:
6. INT. /EXT. HIPPIE VAN – JALANAN ULU KASOK
RANO
Hm... Bali, ya...
JULIA
Kita semua asalnya beda-beda sih, Om.
RANO
Ah, panggil Rano aja.
OLAF
Wah, gue suka tuh. Rano. Tanpa Om. Nggak ada tingkat usia, sosial, agama, ras, gender.
Semuanya sama. BEBAS!!! FIX! Anda bagian dari kita!
Rano tertawa canggung.
RANO
Kira-kira dari Bali ke sini berapa lama pake jalur darat?
OLAF
Hm... kita di jalan udah dua bulan. Udah berhenti banyak sih.
Saya, Julia, sama Dewa masing-masing udah sekalian pulang kampung.
Sekarang tinggal Nadine, dia mau ngelahirin di kampung halamannya,
tujuan terakhir kita, Mentawai.
Di kabin belakang, Nadine tersenyum sambil mengelus perutnya. Rano melirik ke arah Nadine.
RANO
Oh, kamu dari Mentawai?
NADINE
Yap, tapi jangan tanya di mananya, sukunya apa, apalagi ngomongnya pake bahasa sana.
Aku nggak tahu sama sekali. Dari kecil udah pindah ke Bali sama ibu.
RANO
Loh, di sana nanti sama siapa?
NADINE
Ada... nenek di sana. Sama keluarga-keluarga lain juga masih di sana.
RANO
Ooh...
Mark mulai buka suara. Semua percakapan dengan Mark berbahasa Inggris.
MARK
Kita sudah sampai di mana?
JULIA
(malas)
Kita hampir sampai, Mark.
OLAF
(ke Rano)
Tiap jam nanyain itu. Kalaupun kita jawab, kan dia juga nggak tau di mana.
Rano tertawa.
RANO
Dia tipikal bule pendiam, sepertinya.
Julia dan Olaf saling lirik.
JULIA
Dia dari Jerman. Baru ketemu seminggu sebelum perjalanan.
Pas dengar kita mau trip ke Sumatera, dia langsung minta gabung.
RANO
Sendirian dari Jerman?
JULIA
(berbisik)
Iya. Tadinya mau bulan madu sama mantan calon istrinya,
tapi taunya sebelum nikah, ceweknya kabur.
OLAF
Makanya murung mulu. Bentar lagi juga liatin foto mantannya, trus nangis.
Kasihan sih, sebenarnya.
Rano melirik ke belakang. Ternyata apa yang dikatakan Olaf benar. Keempatnya menahan tawa.
DEWA
Oh ya, Rano...
Rano kaget. Ternyata dipanggil nama oleh anak seumuran anaknya memang terdengar aneh. Tapi, nasi sudah jadi bubur. Dia sendiri yang meminta dipanggil Rano.
CUT TO:
7. EXT. JALAN ULU KASOK
Gilang datang bersama seorang montir. Dia menemukan foto di kaca depan mobil, lalu membaca catatan di baliknya.
GILANG
Shit!!!
CUT TO:
8. EXT. JALAN PUNCAK ULU KASOK – SIANG
Rano dan kelima hippies menanjak melewati jalan tanah yang cukup terjal. Di sepanjang perjalanan, terlihat bekas kikisan bukit untuk membentuk akses jalan.
CUT TO:
9. EXT. JALAN ULU KASOK
Gilang terlihat gelisah. Montir masih bekerja.
GILANG
Kira-kira masih lama nggak, Bang?
MONTIR
Mending Abang samperin bapaknya dulu deh. Saya juga bingung kerja dibawelin mulu.
Bawa motor saya aja, tuh. Nggak jauh kok dari sini.
Lurus aja, ntar ada jalan tanah nanjak sebelah kanan, masuk situ.
Gilang mendengus kesal. Ia lalu menaiki motor bebek tua milik si Montir. Gilang berkali-kali mengengkol motor, namun motornya tidak menyala.
Gantian montir mendengus. Ia menghampiri motor, lalu mengengkolnya sekali dan langsung menyala.
MONTIR (CONT'D)
(setengah berbisik)
Gitu aja kok nggak bisa.
CUT TO:
10. EXT. PUNCAK ULU KASOK
Rano dan kelima hippies sampai di tempat tujuan. Keenamnya takjub melihat pemandangan pulau-pulau di tengah-tengah danau buatan.
MARK
(bahasa Inggris)
Kita di Raja Ampat?
Olaf, Julia, Dewa, dan Nadine kompak mendengus.
DEWA
(bahasa Inggris)
Yeah, Mark! Kamu jangan sampai lompat.
Nadine berjalan menghampiri Rano di pinggir tebing.
NADINE
Rano...
Rano melirik.
NADINE (CONT’D)
Boleh saya mengucapkan sebuah permintaan?
RANO
Ya?
NADINE
Saya tidak pernah bertemu dengan bapak saya.
Bahkan, di hari pernikahan saya dengan Dewa,
tidak satupun dari kita dihadiri oleh figur seorang bapak.
Saya hanya ingin... (memanggil Dewa) Baby...!!
Dewa segera datang. Nadine menggenggam tangannya. Sedangkan tangannya yang lain menggenggam tangan Rano.
NADINE (CONT’D)
Kami ingin, dan kalau tidak keberatan, kamu memberkati pernikahan kami...
dan bayi kami yang sebentar lagi akan lahir.
Rano terkesiap. Tidak lama setelah itu, ia tersenyum, lalu mengusap kepala Nadine dan Dewa. Selanjutnya, Rano berjongkok dan berbisik ke perut Nadine.
RANO
Kamu akan jadi anak yang luar biasa.
Nadine terkesiap.
NADINE
Dia nendang!!
Dewa kaget. Dia pun membungkuk dan mendekatkan telinga ke perut Nadine. Ketika ia mendengar tendangan bayinya, Dewa tertawa kegirangan.
Rano tersenyum haru melihat pemandangan penuh cinta di depannya.
Dewa memeluk Nadine, lalu mengecup keningnya. Mark menyaksikan momen itu dengan iri.
MARK
(bahasa Inggris)
Ya, Tuhan! Saya sudah nggak kuat lagi. Saya mau pulang saja!!
INTERCUT:
11. EXT. JALAN PUNCAK ULU KASOK
Setelah memasuki jalan menuju puncak, Gilang berpapasan dengan Mark. Gilang berhenti, lalu bertanya kepada Mark sambil menunjukkan foto selfie Rano bersama Olaf dan Julia. Seluruh percakapan mereka berbahasa Inggris.
GILANG
Permisi, kamu lihat lakilaki ini? Dia ayah saya...
MARK
Oh, itu bapak kamu! Mantap!
Dia di atas lagi nyutradarain adegan romantis dengan dua pasangan
yang datang jauh-jauh dari Bali sama saya!
Gilang bengong melihat Mark yang emosian.
MARK (CONT’D)
(kepada dirinya sendiri) Ya Tuhan! Saya telah membuat
keputusan yang sangat salah dengan mengikuti trip bodoh ini!
(ke Gilang) Kamu bisa bayangkan?
Tunangan saya meninggalkan saya SATU HARI
sebelum pernikahan kita dan saya berusaha mencari ketenangan di Bali.
Saya pikir bergabung dengan mereka akan—
GILANG
(memotong)
--Kamu sebaiknya balik saja ke Bali. A
da bandara di Padang sekitar enam jam dari sini,
kamu bisa dapat penerbangan kapanpun kamu mau.
Raut muka Mark sontak cerah.
MARK
Benaran? Itu ide yang sangat bagus.
Kenapa saya nggak kepikiran soal itu dari kemarin-kemarin?
(memegang bahu Gilang) Kamu jaaauh lebih berguna dari ayahmu.
Terima kasih banyak!
Mark berlalu begitu saja, meninggalkan Gilang dengan rasa takjub.
DISSOLVE TO:
12. EXT. PUNCAK ULU KASOK – SIANG
Motor berhenti di Puncak Ulu Kasok. Gilang segera menghampiri Rano yang sedang bernyanyi bersama keempat hippie.
GILANG
Yah...
Rano terlihat sangat menikmati momennya, ia tidak ingin berdebat.
RANO
Sshhh...
GILANG
Ayah keterlaluan, ya!
RANO
Sshhh...
GILANG
Nanti kita mau nyampe jam berapa?
RANO
Sshh...
Nanti kita cari penginapan aja di Duri.
Gimana kalau sekarang kamu tenang, duduk dulu,
lalu kenalan sama teman-teman ayah...
Gilang menjabat tangan mereka satu per satu. Terlihat senyum Gilang yang dipaksakan.
Gilang duduk di sebelah Julia. Rano bersama teman-teman barunya lanjut bernyanyi.
JULIA
(berbisik)
Gilang, kamu beruntung banget punya ayah seperti Rano.
Gilang melirik Julia. Julia menatap Gilang cukup lama. Posisi wajah mereka sangat dekat. Gilang tersadar akan tatapan itu. Tatapan ketertarikan. Rano menyaksikan itu. Gilang segera beranjak dari duduknya.
GILANG
Em... permisi, saya mau nyari... minuman dulu.
Gilang meninggalkan lokasi.
CUT TO:
13. EXT. JALAN ULU KASOK
Montir telah selesai memperbaiki mobil. Ia terlihat sedang mengemasi barang-barangnya. Ia menoleh ke arah Gilang pergi, namun jalanan masih terlihat kosong. Montir tersebut memutuskan untuk mengisap sebatang rokok sembari menunggu Gilang, lalu bersantai di kap depan mobil.
Matanya tidak sengaja melirik swafoto Rano bersama Olaf dan Julia. Ia menyeringai geli.
CUT TO: