Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Rentang Kisah Paling Dalam
Suka
Favorit
Bagikan
9. 9, PENGAKUAN MAISAROH, sc. 67-74

67.    INT. RUANG SIDANG – SIANG  

PEMAIN: AJIDARMA, MAISAROH, BOWO, KEL. MAISAROH, LARASATI, AYU, PAMAN, VIGURAN, HAKIM

Ruang sidang. Pihak keluarga sudah berkumpul dan duduk dengan anteng. Ajidarma duduk di kursi sidang. Ia melihat Larasati dan Ayu. Hakim membacakan surat dakwaan dan bertanya pada Ajidarma. Maisaroh memberi kesaksian.

MAISAROH

Sore itu hampir senja, saya berjalan di perkebunan tembakau. Tiba-tiba saja ada seseorang manarik saya dengan paksa.

Semua undangan terlihat serius saat mendengarkan Maisaroh.

MAISARO

Seseorang menggerayangi tubuh saya.

Orang itu memperkosa saya dalam tak keberdayaan

(sambil menangis)

PEMBELA

Siapa orang itu?

Lama Maisaroh terdiam hingga mereka menungu jawaban.

MAISAROH

Apakah saya mendapat perlindungan jika saya mengatakan yang sebenarnya?

JAKSA

Ya.

MAISAROH

Orang itu adalah…

Terlihat Ajidarma tegang menunggu pengakuan Maisaroh.

MAISAROH

Bowo.

Semua terkejut mendengar penuturan Maisaroh. Kemudian mereka memandang ke arah laki-laki berkemeja kotak-kotak yang duduk bersama rombongan keluarga Maisroh. Laki-laki itu tampak gugup dan wajahnya berubah pias.

CUT TO

68.    EXT. HALAMAN BELAKANG-RUANG AJIDARMA – SORE  

PEMAIN: AJIDARMA, LARASATI

Setelah kebebasan Ajidarma, mereka duduk di halaman belakang. Ajidarma mengungkapkan apa tujuannya ke depan. Di atas mejah sudah ada teh hangat dan gorengan.

LARASATI

Apa rencanamu selanjutnya?

AJIDARMA

Aji akan menemui Salvinia, Bu.

LARASATI

Apa kamu akan membuat masalah lagi

di dalam keluarga kita?

AJIDARMA

Aji tidak membuat masalah, Bu.

Ini masalah cinta. Aji sangat mencintai Salvinia.

LARASATI

Buang rasa cintamu itu dengan Salvinia, Ji.

Masih banyak gadis lain di desa ini. Di kota sana juga ada gadis yang bisa kau jadikan calon menantu untuk ibu. Ibu tidak mau menyulut api pertikaian yang sudah lama padam. Kamu tahu hubungan keluarga kita dengan keluarga Salvinia?

Ajidarma menggeleng.

AJIDARMA

Ibu merahasiakan sesuatu?

LARASATI

Ibu tidak bermaksud merahasiakan cerita itu.

Waktu itu kamu masih terlalu muda untuk mengerti cerita itu. Kini kalian sudah lebih dewasa dan ibu akan menceritakannya.

Sesaat situasi hening. Larasat menerawang sambil memperhatikan pelataran kebun tembakau. Larasati  menarik nafas dengan berat.

LARASATI

Dulu… Ayah Salvinia ingin memperkosa ibu karena ibu menolak cintanya. Dan keluarga Baskoro menuduh keluarga kakekmu sebagai PKI.

Ibu tidak terima semua itu.

AJIDARMA

PKI?

LARASATI

Kakekmu bukan seorang PKI dan hanya rakyat biasa. Kakekmu akhirnya ditangkap dan tidak tahu kabarnya sampai sekarang. Ibu sangat kehilangan dan membenci keluarga Baskoro. Apakah kamu ingin mencintai anak dari seorang tukang fitnah? Yang memfitnah ayahmu?

Ajidarma menunduk dan diam.

DISSOLVE

69.    INT. KAMAR AJIDARMA – PAGI

PEMAIN: AJIDARMA

Ajidarma terbangun ketika menghirup aroma teh melati. Ajidarma membuka gorden dan disampirkan ke kiri. Cahaya matahari masuk hingga ia memicingkan mata. Kemudian ia keluar.

CUT TO

70.    INT. DAPUR-RUMAH AJIDARMA – PAGI  

PEMAIN: AJIDARMA, LARASATI, AYU

Ajidarma melihat Larasti sedang menuang air di teko. Larasati sudah rapijali.

LARASATI

Kalau kamu mau sarapan, ibu sudah siapkan.

AJIDARMA

Ya, Bu.

LARASATI

Ibu pergi dulu.

Ayu masuk ke dapur.

AYU

Mas Aji antar Ayu ke kampus yuk. Cepetan, udah terlambat nih.

AJIDARMA

Iya-iya. Cerewet. Mas Aji cuci muka dulu.

CUT TO

71.    EXT. JALANAN – PAGI   

PEMAIN: AJIDARMA, AYU

Sepeda motor Ajidarma melaju di jalan hitam. Ajidarma menanyakan kabar Salvinia.

AJIDARMA

Bagaimana kabar Salvinia?

AYU

Salvinia baik-baik aja. Tapi jadi banyak diam dan murung.

AJIDARMA

Kenapa?

AYU

Kepo ya… mau tau aja apa mau tau banget?

AJIDARMA

Mau tau banget.

AYU

Kalau mau tau banget di dekat kampus Ayu ada, Mas.

Murah kok gak pake mahal.

Ajidarma bingung dengan kata-kata Ayu.

AJIDARMA

Maksudnya?

AYU

Nanti sepulang dari kampus, Mas Aji jemput Ayu.

Biar tau kabar Salvinia.

Motor Ajidarma pun terus melaju menuju kampus.

DISSOLVE

72.    EXT. AREAL KAMPUS – SIANG   

PEMAIN: AJIDARMA, AYU

Ajidarma menjemput Ayu di kampus. Tak berapa lama Ayu pun keluar dan menghampiri Ajidarma di parkiran. Ayu langsung naik saja di boncengan belakang.

AJIDARMA

Kita kemana?

AYU

Ke tahu banget.

Ajidarma  mengerutkan kening.

AJIDARMA

Dimana itu?

AYU

Mau tau aja apa mau tau banget?

Tuh di depan sana.

Ajidarma melajukan motornya ke sebuah café. Ramai anak kuliahan di sana. Ayu pun bertemu dengan teman-temannya dan haha hihi.

CUT TO

73.    EXT/INT. TERAS DEPAN-RUMAH AJIDARMA – SORE  

PEMAIN: AJIDARMA, LARASATI

Ajidarma melamun, kemudian Larasati keluar dari dalam rumah. Ia menghampiri Ajidarma. 

LARASATI

Apa yang sedang kamu lamunkan?

Ajidarma menoleh mengamati Larasati.

AJIDARMA

Apakah ibu merahasiakan sesuatu dari cerita kakek?

LARASATI

Ibu tidak merahasiakan apa pun darimu, Ji.

Apa maksudmu?

AJIDARMA

Aji mencintai Salvinia, Bu. Dan Aji ingin melamarnya.

LARASATI

Ji?! Sudah berapa kali ibu bilang kepadamu.

Cari gadis lain yang pantas menjadi menantu ibu!

AJIDARMA

Kurang pantas apa Salvinia di mata ibu?

LARASATI

Dia anak seorang penghianat. Dia juga anak pemerkosa!

AJIDARMA

Kakek juga seorang penghianat dan pemerkosa, Bu.

Plaaakk! Sebuah tamparan mendarat di pipi Ajidarma.

LARASATI

Jangan sekali-kali memfitnah kakekmu!

Larasati marah dan berlalu masuk ke dalam rumah.

CUT TO

74.    INT. RUANG TAMU-RUMAH AJIDARMA – SORE  

PEMAIN: AJIDARMA, LARASATI

Ajidarma masuk ke ruang tamu dan mendengar isak tangis Larsatai. Ajidarma bersimpuh di kaki Larasati dan meminta maaf atas perkataannya. Larasati  sesenggukan lalu menahan tangis.

LARASATI

Bertahun-tahun ibu memendam cerita itu.

Dan kamu mengingatkan rasa sakit hati ibu yang sangat mendalam.

AJIDARMA

Apa cerita itu benar, Bu?

FADE OUT 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar