Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
60. INT. RUMAH SAMAN-MALAM
PEMAIN: SAMAN, TEJA (28 TAHUN), ABDULLA, BEBERAPA VIGURAN.
Suara gaduh dan teriakan membahana malam itu. Seorang laki-laki berkulit sawo matang meronta saat ditarik paksa oleh beberapa laki-laki kulit putih. Ia sangat terkejut dan tak bisa menghindar. Ia tidak tahu apa-apa, tiba-tiba saja mereka menariknya dari rumah dengan paksa. Ia tidak melakukan apa-apa pun, tapi seorang laki-laki bernama Teja menuduhnya telah memperkosa adiknya. Laki-laki yang dituduhnya itu adalah Saman. Laki-laki bertubuh jangkung berambut ikal.
SAMAN
Kalian mau apa?!
TEJA
Kau sudah memperkosa adikku!
SAMA
Aku tidak melakukannya! Demi Gusti Allah!
Saman terus meronta. Seseorang merangkul lehernya dan satu orang lagi menahan tangannya. Saman tidak bisa bergerak leluasa.
TEJA
Kau tidak usah munafik, Saman! Mereka melihatmu membawa Surti di perkebunan! Apa kau ingin mengelak?!
SAMAN
Fitnah! Itu tidak benar! Aku tidak berbuat apa-apa dengan adikmu! Surti! Katakan pada mereka bukan aku pelakunya!
Tiba-tiba Abdullah datang mencampuri urusan mereka. Abdullah, laki-laki yang bersekutu dengan Belanda. Dia memang suka mengadu domba. Abdullah semakin menyulut api kemarahan Teja. Ia mengaku-ngaku juga melihat Saman dan Surti di perkebunan tembakau.
ABDULLAH
Aku juga melihatmu, Saman! Kau memadu kasih dengan Surti di perkebunan itu.
SAMAN
Fitnah! Kau jangan memfitnah aku, Abdullah! Kalian semua memfitnahku!
Teja dan beberapa orang membawa Saman.
SAMAN
Aku tidak bersalah!!!
DISSOLVE
61. INT. RUMAH SURTI - PAGI
PEMAIN: SAMAN, SURTI (20 TAHUN), ABDULLAH, TEJA, TUAN KADI, BEBERAPA VIGURAN
Saman duduk terpaku dengan pikiran melamun. Di sampingnya duduk Surti mengenakan kebayak putih lengkap dengan wiron dari kain panjang. Dia sudah berdandan rapi dan memoles wajahnya dengan bedak dan gincu (lipstick) merah menyala. Di depannya ada beberapa laki-laki dan orang lain. Di sana juga ada tuan kadi. Saman dinikahkan dengan Surti, karena tuduhan pemerkosaan. Surti sudah mengandung selama sebulan.
Saman hanya terdiam. Abdullah yang duduk di sudut ruangan tersenyum sinis menandakan kemenangannya. Pernikahan itu berjalan biasa saja. Saman tidak menunjukan sikap bahagianya.
CUT TO
62. INT. KAMAR SURTI - RUMAH SURTI – SIANG
PEMAIN: SAMAN, SURTI
Saman tak memperdulikan Surti. Ia berdiri di sisi jendela kamar. Saman tidak mencintai perempuan itu.
SAMA
Kau menghancurkan masa depanku. Katakan siapa yang memperkosmu?!
Surti hanya terdiam dan menunduk. Sedangkan Saman berdiri di sisi jendela menatap halaman depan.
SURTI
Aku mencintaimu, mas Saman. Aku rela berkorban untukmu.
SAMAN
Berkorban untukku? Dan kau menjebloskan aku dalam pernikahan ini?!
Pernikahan ini tidak kuinginkan, Surti. Aku tidak mencintaimu dan aku hanya mencintai Melur.
SURTI
Apa aku salah mencintaimu?
SAMAN
Salah! Kau salah mencintaiku karena aku hanya milik Melur!
Surti menghela berat, lalu menoleh menatap Saman yang wajahnya sudah memerah. Saman sangat marah.
SURTI
Maafkan aku, Mas…
SAMAN
Katakan siapa yang memperkosamu?!
Surti kembali terdiam dan menunduk. Ia meremat-remat bajunya dan menggigit bibirnya.
SAMAN
Aku akan pergi meninggalkanmu, jika kau tidak mau berterus terang denganku!
Saman beranjak, tapi Surti menahannya.
SURTI
Jangan pergi, Mas. Jangan tinggalkan aku.
Surti menangis sesenggukan dan menceritakan yang sebenarnya.
Malam itu sudah sangat sunyi, ketika seorang laki-laki pulang dalam keadaan mabuk. Seperti biasa, setiap gajian mereka mengadakan sebuah perta rakyat. Bukan hanya tarian ronggeng, mereka juga berjudi dan mabuk-mabukkan bersama orang kulit putih. Tak jarang mereka melampiaskan nafsu ke gadis-gadis pendatang di sana.
Surti yang masi tertidur pulas pun terkejut ketika seseorang menindihnya. Ia berteriak minta tolong dan meronta. Namun tenaganya tak sebanding tenaga laki-laki bejat itu. Ia pun terkulai tak berdaya. Laki-laki yang meniduri dia adalah Teja. Kakak lelakinya sendiri.
SAMAN
Biadap!
SURTI
Jangan tinggalkan aku, Mas. Aku sangat mencintaimu.
(sambil terisak.)
SAMAN
Aku akan balas dendam ke Teja!
SURTI
Jangan bunuh dia, Mas. Dia kakakku.
Saman menarik nafasnya dalam-dalam.
DISSOLVE BACK TO SC. 59
63. INT. KANTOR POLISI-PAGI
PEMAIN: AJIDARMA, POLISI 1
Ajidarma terbangun ketika pintu sel digedor. Ajidarma bangkit dari tidur. Ia membuka mata.
POLISI 1
Ada yang menjengukmu.
Ajidarma beranjak dan keluar dari sel
CUT TO
64. INT. RUANG JENGUK – PAGI
PEMAIN: AJIDARMA, MAISAROH
Ajidarma menatap Maisaroh yang duduk di depannya. Ia sangat membenci perempuan itu.
AJIDARMA
Untuk apa kau kemari?
MAISAROH
Saroh bawakan sarapan, Mas.
AJIDARMA
Tidak usah repot-repot kau membawakan aku makanan.
Ibuku akan datang membawakan makanan. Sekarang katakan apa maumu?
Nada suara Ajidarma tidak bersahabat.
MAISAROH
Maafkan Saroh, Mas…
Saroh melakukan ini karena Saroh mencintai mas Ajidarma.
Ajidarma terlihat jengah.
AJIDARMA
Tapi aku tidak mencintaimu, Saroh!
Aku tidak menyentuhmu dan aku tidak memperkosamu!
Dari mana kau bisa menuduhku memperkosamu!
Ini hanya akal-akalanmu saja kan?!
Pikirkan atas perbuatanmu.
Kau telah mencoreng nama baik ibuku dan keluargaku.
Dan ingat, aku tidak akan memaafkanmu!
Apa lagi untuk menikah denganmu!
(sedikit emosi)
MAISAROH
Mas… Saroh sangat mencintai mas Aji
AJIDARMA
Tapi tidak begini caranya, Saroh!
Aku nggak ikhlas sampai mati! Lebih baik kau mengaku saja siapa yang memperkosamu! Aku akan menuntut balik atas tuduhanmu!
MAISARO
Mas, jangan….
AJIDARMA
Katakan siapa yang memperkosamu
atau kau akan dipenjara karena munuduh orang tanpa bukti!
Lama Maisaro terdiam dan menuduk, kemudian mendongak menatap Ajidarma. Matanya terlihat berkaca-kaca ketika ingin mengatakan pengakuan itu.
MAISAROH
Saroh akan mengatakannya di pengadilan besok, Mas.
Maisaroh menunduk dan menggigit bibirnya sambil menangis.
CUT TO
65. INT. RUANG JENGUK – SIANG
PEMAIN: AJIDARMA, LARASATI, AYU
Larasati duduk diam sambil menatap Ajidarma yang sudah babak belur. Larasati teramat sedih melihat keadaan Ajidarma.
LARASATI
Akui saja perbuatanmu itu, Ji.
AJIDARMA
Aji tidak melakukannya, Bu. Aji berani bersumpah dan ini hanya akal-akalan Maisaroh saja.
Dia ngebet mau nikah sama Aji.
LARASATI
Lantas mengapa ia bersikeras mengatakan kalau kamu yang memperkosanya?
MAISARO
Aji tidak tahu apa yang ada di benak Maisaroh, Bu.
Percaya Aji, Bu. Aji tidak melakukannya.
LARASATI
Ibu percaya. Mereka orang-orang yang irih dengan kita.
AJIDARMA
Keluarkan Aji darisini, Bu.
LARSATI
Ibu tidak bisa mengeluarkanmu begitu saja.
Tunggu persidangan besok.
AYU
Mas Aji baik-baik aja kan?
AJIDARMA
Mas Aji baik-baik aja kok. Percaya sama mas Aji, Yu.
Mas Aji nggak melakukan perbuatan itu.
AYU
Ayu percaya, Mas. Makanya dari awal Ayu sudah wanti-wanti. Mereka keluarga yang nggak beres. Apalagi Maisaroh. Dia gadis jahat.
AJIDARMA
Huussstt. Jangan sembrono kalau ngomong. Pantang.
AYU
Memang gadis itu suka bikin masalah, Mas. Ayu juga sebel melihatnya.
AJIDARMA
Bagaimana kabar Salvinia?
AYU
Sudah dua hari ini Ayu nggak ketemu sama Salvinia, Mas. Jadi nggak tahu kabarnya.
AJIDARMA
Mmm…
CUT TO
66. INT. SEL – MALAM
PEMAIN: AJIDARMA
Ajidarma duduk terpaku dan melamun.
FADE OUT.