Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Rentang Kisah Paling Dalam
Suka
Favorit
Bagikan
8. 8, AJIDARMA DI PENJARA, sc. 60-66

60.    INT. RUMAH SAMAN-MALAM

PEMAIN: SAMAN, TEJA (28 TAHUN), ABDULLA, BEBERAPA VIGURAN.

Suara gaduh dan teriakan membahana malam itu. Seorang laki-laki berkulit sawo matang meronta saat ditarik paksa oleh beberapa laki-laki kulit putih. Ia sangat terkejut dan tak bisa menghindar. Ia tidak tahu apa-apa, tiba-tiba saja mereka menariknya dari rumah dengan paksa. Ia tidak melakukan apa-apa pun, tapi seorang laki-laki bernama Teja menuduhnya telah memperkosa adiknya. Laki-laki yang dituduhnya itu adalah Saman. Laki-laki bertubuh jangkung berambut ikal.

SAMAN

Kalian mau apa?!

TEJA

Kau sudah memperkosa adikku!

SAMA

Aku tidak melakukannya! Demi Gusti Allah!

Saman terus meronta. Seseorang merangkul lehernya dan satu orang lagi menahan tangannya. Saman tidak bisa bergerak leluasa.

TEJA

Kau tidak usah munafik, Saman! Mereka melihatmu membawa Surti di perkebunan! Apa kau ingin mengelak?!

SAMAN

Fitnah! Itu tidak benar! Aku tidak berbuat apa-apa dengan adikmu! Surti! Katakan pada mereka bukan aku pelakunya!

Tiba-tiba Abdullah datang mencampuri urusan mereka. Abdullah, laki-laki yang bersekutu dengan Belanda.  Dia memang suka mengadu domba. Abdullah semakin menyulut api kemarahan Teja. Ia mengaku-ngaku juga melihat Saman dan Surti di perkebunan tembakau.

ABDULLAH

Aku juga melihatmu, Saman! Kau memadu kasih dengan Surti di perkebunan itu.

SAMAN

Fitnah! Kau jangan memfitnah aku, Abdullah! Kalian semua memfitnahku!

Teja dan beberapa orang membawa Saman.

SAMAN

Aku tidak bersalah!!!

DISSOLVE

61.    INT. RUMAH SURTI - PAGI  

PEMAIN: SAMAN, SURTI (20 TAHUN), ABDULLAH, TEJA, TUAN KADI, BEBERAPA VIGURAN

Saman duduk terpaku dengan pikiran melamun. Di sampingnya duduk Surti mengenakan kebayak putih lengkap dengan wiron dari kain panjang. Dia sudah berdandan rapi dan memoles wajahnya dengan bedak dan gincu (lipstick) merah menyala. Di depannya ada beberapa laki-laki dan orang lain. Di sana juga ada tuan kadi. Saman dinikahkan dengan Surti, karena tuduhan pemerkosaan. Surti sudah mengandung selama sebulan.

Saman hanya terdiam. Abdullah yang duduk di sudut ruangan tersenyum sinis menandakan kemenangannya. Pernikahan itu berjalan biasa saja. Saman tidak menunjukan sikap bahagianya.

CUT TO

62.    INT. KAMAR SURTI - RUMAH SURTI – SIANG  

PEMAIN: SAMAN, SURTI 

Saman tak memperdulikan Surti. Ia berdiri di sisi jendela kamar. Saman tidak mencintai perempuan itu.

SAMA

Kau menghancurkan masa depanku. Katakan siapa yang memperkosmu?!

Surti hanya terdiam dan menunduk. Sedangkan Saman berdiri di sisi jendela menatap halaman depan.

SURTI

Aku mencintaimu, mas Saman. Aku rela berkorban untukmu.

SAMAN

Berkorban untukku? Dan kau menjebloskan aku dalam pernikahan ini?!

Pernikahan ini tidak kuinginkan, Surti. Aku tidak mencintaimu dan aku hanya mencintai Melur.

SURTI

Apa aku salah mencintaimu?

SAMAN

Salah! Kau salah mencintaiku karena aku hanya milik Melur!

Surti menghela berat, lalu menoleh menatap Saman yang wajahnya sudah memerah. Saman sangat marah.

SURTI

Maafkan aku, Mas…

SAMAN

Katakan siapa yang memperkosamu?!

Surti kembali terdiam dan menunduk. Ia meremat-remat bajunya dan menggigit bibirnya.

SAMAN

Aku akan pergi meninggalkanmu, jika kau tidak mau berterus terang denganku!

Saman beranjak, tapi Surti menahannya.

SURTI

Jangan pergi, Mas. Jangan tinggalkan aku.

Surti menangis sesenggukan dan menceritakan yang sebenarnya.

Malam itu sudah sangat sunyi, ketika seorang laki-laki pulang dalam keadaan mabuk. Seperti biasa, setiap gajian mereka mengadakan sebuah perta rakyat. Bukan hanya tarian ronggeng, mereka juga berjudi dan mabuk-mabukkan bersama orang kulit putih. Tak jarang mereka melampiaskan nafsu ke gadis-gadis pendatang di sana.

Surti yang masi tertidur pulas pun terkejut ketika seseorang menindihnya. Ia berteriak minta tolong dan meronta. Namun tenaganya tak sebanding tenaga laki-laki bejat itu. Ia pun terkulai tak berdaya. Laki-laki yang meniduri dia adalah Teja. Kakak lelakinya sendiri.

SAMAN

Biadap!

SURTI

Jangan tinggalkan aku, Mas. Aku sangat mencintaimu.

(sambil terisak.)

SAMAN

Aku akan balas dendam ke Teja!

SURTI

Jangan bunuh dia, Mas. Dia kakakku.

Saman menarik nafasnya dalam-dalam.

DISSOLVE BACK TO SC. 59

63.    INT. KANTOR POLISI-PAGI

PEMAIN: AJIDARMA, POLISI 1

Ajidarma terbangun ketika pintu sel digedor. Ajidarma bangkit dari tidur. Ia membuka mata.

POLISI 1

Ada yang menjengukmu.

Ajidarma beranjak dan keluar dari sel

CUT TO

64.    INT. RUANG JENGUK – PAGI  

PEMAIN: AJIDARMA, MAISAROH

Ajidarma menatap Maisaroh yang duduk di depannya. Ia sangat membenci perempuan itu.

AJIDARMA

Untuk apa kau kemari?

MAISAROH

Saroh bawakan sarapan, Mas.

AJIDARMA

Tidak usah repot-repot kau membawakan aku makanan.

Ibuku akan datang membawakan makanan. Sekarang katakan apa maumu?

Nada suara Ajidarma tidak bersahabat.

MAISAROH

Maafkan Saroh, Mas…

Saroh melakukan ini karena Saroh mencintai mas Ajidarma.

Ajidarma terlihat jengah.

AJIDARMA

Tapi aku tidak mencintaimu, Saroh!

Aku tidak menyentuhmu dan aku tidak memperkosamu!

Dari mana kau bisa menuduhku memperkosamu!

Ini hanya akal-akalanmu saja kan?!

Pikirkan atas perbuatanmu.

Kau telah mencoreng nama baik ibuku dan keluargaku.

Dan ingat, aku tidak akan memaafkanmu!

Apa lagi untuk menikah denganmu!

(sedikit emosi)

MAISAROH

Mas… Saroh sangat mencintai mas Aji

AJIDARMA

Tapi tidak begini caranya, Saroh!

Aku nggak ikhlas sampai mati! Lebih baik kau mengaku saja siapa yang memperkosamu! Aku akan menuntut balik atas tuduhanmu!

MAISARO

Mas, jangan….

AJIDARMA

Katakan siapa yang memperkosamu

atau kau akan dipenjara karena munuduh orang tanpa bukti!

Lama Maisaro terdiam dan menuduk, kemudian mendongak menatap Ajidarma.  Matanya terlihat berkaca-kaca ketika ingin mengatakan pengakuan itu.

MAISAROH

Saroh akan mengatakannya di pengadilan besok, Mas.

Maisaroh menunduk dan menggigit bibirnya sambil menangis.

CUT TO

65.    INT. RUANG JENGUK – SIANG  

PEMAIN: AJIDARMA, LARASATI, AYU

Larasati duduk diam sambil menatap Ajidarma yang sudah babak belur. Larasati teramat sedih melihat keadaan Ajidarma.

LARASATI

Akui saja perbuatanmu itu, Ji.

AJIDARMA

Aji tidak melakukannya, Bu. Aji berani bersumpah dan ini hanya akal-akalan Maisaroh saja.

Dia ngebet mau nikah sama Aji.

LARASATI

Lantas mengapa ia bersikeras mengatakan kalau kamu yang memperkosanya?

MAISARO

Aji tidak tahu apa yang ada di benak Maisaroh, Bu.

Percaya Aji, Bu. Aji tidak melakukannya.

LARASATI

Ibu percaya. Mereka orang-orang yang irih dengan kita.

AJIDARMA

Keluarkan Aji darisini, Bu.

LARSATI

 Ibu tidak bisa mengeluarkanmu begitu saja.

Tunggu persidangan besok.

AYU

Mas Aji baik-baik aja kan?

AJIDARMA

Mas Aji baik-baik aja kok. Percaya sama mas Aji, Yu.

Mas Aji nggak melakukan perbuatan itu.

AYU

Ayu percaya, Mas. Makanya dari awal Ayu sudah wanti-wanti. Mereka keluarga yang nggak beres. Apalagi Maisaroh. Dia gadis jahat.

AJIDARMA

Huussstt. Jangan sembrono kalau ngomong. Pantang.

AYU

Memang gadis itu suka bikin masalah, Mas. Ayu juga sebel melihatnya.

AJIDARMA

Bagaimana kabar Salvinia?

AYU

Sudah dua hari ini Ayu nggak ketemu sama Salvinia, Mas. Jadi nggak tahu kabarnya.

AJIDARMA

Mmm…

CUT TO

66.    INT. SEL – MALAM   

PEMAIN: AJIDARMA

Ajidarma duduk terpaku dan melamun.

FADE OUT.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar