Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
23. EXT. PERSIMPANGAN DESA–MALAM
PEMAIN: AJIDARMA, SALVINIA
Ajidarma mengantar Salvinia sampai di persimpangan batas desa. Salvinia pun turun dan pergi setelah melambaikan tangan. Ajidarma kemudian menyalakan motornya dan melaju meninggalkan persimpangan.
CUT TO
24. EXT. BEBERAPA METER DARI PERSIMPANGAN DESA–MALAM
PEMAIN: AJIDARMA, 3 ORANG LAKI-LAKI
Ajidarma menghentikan motornya ketika dihadang dua motor tepat di depannya. Ketiga laki-laki itu turun dari motor. Tatapan mereka sangat tajam dan sinis.
LAKI-LAKI 1
Siapa kau, berani sekali mengantar Salvinia?!
AJIDARMA
Memangnya kenapa?
Dua orang laki-laki yang usianya hampir sebaya dengan Ajidarma. Yang satu berkulit lebih gelap dan sedikit berisi. Dia mendekati Ajidarma.
Sebuah pukulan mendarat di wajah Ajidarma. Ajidarma limbung dan sepeda motornya oleng. Ajidarma ambruk ketika salah seorang dari mereka memukul pundaknya dengan kayu. Ajidarma tersungkur di rerumputan.
DISSOLVE TO
25. INT. KAMAR AJIDARMA – PAGI
PEMAIN: AJIDARMA, LARASATI, SALVINIA, AYU
Ajidarma terbaring di tempat tidur. Ia mulai siuman dan melihat Larasati yang merawatnya. Ajidarma merasa pundaknya sangat sakit.
LARASATI
Ibu kan sudah bilang jangan main ke desa sebelah.
Tiba-tiba Salvinia masuk ke kamar Ajidarma dan menanyakan keadaanya.
SALVINIA
Mas Aji? Mas Aji baik-baik aja kan?
Salvinia menghampiri Ajidarma sambil mengelus lengannya.
AJIDARMA
Iya. Mas baik-baik aja kok.
SALVINIA
Maafin Salvinia ya, Mas. Salvinia tidak tahu siapa orang itu.
AJIDARMA
Maaf untuk apa? Kamu gak salah kok. Mas baik-baik aja.
Tiba-tiba saja Larasati menekan hidung Ajidarma yang bekas bogeman. Ajidarma memekik kesakitan.
AJIDARMA
Aduhhhh…
Larasati senyum-senyum kecil melihat tingkah Ajidarma yang sedikit manja.
SALVINIA
Tuh kan… masih sakit.
Ajidarma meringis sambil menahan sakit. Situasi hening sejenak dan Larasati keluar dari kamar. Salvinia menyentuh kening Ajidarma begitu lembut. Ajidarma terlihat menikmati sentuhan itu, lalu memegang jemari tangan Salvinia.
AJIDARMA
Vin… Kamu sudah punya pacar?
Salvinia terlihat malu-malu sambil tersenyum tipis.
SALVINIA
Mmmm… belum, Mas. Emangnya kenapa?
AJIDARMA
Gak apa-apa. Mas cuma tanya. Mau jadi pacar mas enggak?
SALVINIA
Mmm….
( menunduk dan tersenyum.)
AJIDARMA
Mas suka kamu.
Salvinia tertunduk malu, lalu berlari keluar dari kamar sambil tersenyum-senyum.
INTER CUT
Ayu tiba-tiba masuk ke kamar Ajidarma dan membawakan semangkuk bubur.
AYU
Eh hem…
Ayu berdehem sambil meletakkan semangkuk bubur di meja kecil.
AYU
Duhh… yang lagi jatuh cinta.
Kayaknya bakal ditraktir makan nih, atau nonton.
AJIDARMA
Huussst
CUT TO
26. INT. RUANG TAMU – PAGI
PEMAIN: AJIDARMA, SALVINIA
Ajidarma duduk di ruang tamu. Di samping duduk Salvinia yang membaca sebuah novel. Ajidarma memberanikan diri menanya jawaban Salvinia tadi.
AJIDARMA
Bagaimana?
SALVINIA
Apanya?
AJIDARMA
Tentang ucapan mas tadi.
Salvinia tampak malu-malu.
SALVINIA
Iya, Mas. Salvinia mau.
AJIDARMA
Yes.. Yes..
Auuu…
Ajidarma memekik kecil ketika merasa sakit di pundaknya.
SALVINIA
Kenapa, Mas?
AJIDARMA
Gak apa-apa.
Ajidarma cengar-cengir antara menahan sakit dan berusaha tertawa
CUT TO
27. EXT. PERKEBUNAN TEMBAKAU – PAGI
PEMAIN: PARA PEKERJA
Terlihat para pekerja di perkebunan itu sibuk dengan tugasnya masing-masing. Ada yang memanen daun tembakau. Ada yang membersikan rumput dan ada yang mengangkut tembakau.
CUT TO
28. INT. KAMAR AJIDARMA – PAGI
PEMAIN: AJIDARMA
Ajidarma mengetik di laptopnya. Beberapa shoot.
O.S.AJIDARMA
Perkebunan itu menjadi satu-satunya sumber rezeki bagi masyarakat di sekitar. Para pekerja masih banyak berasal dari pulau jawa. Mereka begitu antusia bekerja di perkebunan tembakau, walau sebagian pekerjanya banyak yang buta huruf.
Aku tidak tahu ada kejadian apa dulu di perkebunan itu. Cerita Nek Melur membawaku kemabli ke masa lalu. Tragis apa yang dihadapi nek Melur.
DISSOLVE TO
29. EXT. PERKEBUNAN TEMBAKAU – PAGI
PEMAIN: AJIDARMA, MAISAROH (23 TAHUN)
Ajidarma berjalan di areal perkebunan. Tiba-tiba ada seseorang yang menegurnya.
MAISAROH
Mas Ajidarma…
Refleks Ajidarma menoleh melihat siempunya suara. Maisaroh tersenyum sambil melambaikan tangannya. Gadis dengan postur tidak terlalu tinggi, wajahnya biasa-biasa saja. Berkulit sawo matang mengenakan hijab yang dililit ke leher.
MAISAROH
Aku Maisaroh, Mas. Adiknya Sawal
Maisaroh terlihat salah tingkah. Maisaroh langsung saja mengamit jermari tangan Ajidarma dan menciumnya. Refleks Ajidarma menghempaskan tangannya dengan lembut.
Ajidarma sedikit lupa dengannya. Dahi Ajidarma berkerut berusaha mengingat siapa gadis itu.
AJIDARMA
Astaga aku lupa.
MAISAROH
Kapan datang, Mas?
AJIDARMA
Kemarin. Sawal di mana?
Maisaroh menunduk dengan ekspresi sedih.
MAISAROH
Mas Sawal sudah meninggal, Mas.
Dua tahun yang lalu karena kecelakaan.
Ajidarma terkejut.
AJIDARMA
Maaf, mas gak tahu beritanya.
MAISAROH
Mas Sawal kecelakaan dan meninggal di tempat.
Saroh jadi sedih, Mas…
Maisaroh menghapus air matanya.
MAISAROH
Mas Aji mau kemana?
AJIDARMA
Hhh. Mau ke bangsal. Mau melihat-lihat perkebunan.
MAISAROH
Saroh temeni ya, Mas. Kebetulan Saroh gak ada kegiatan.
Ya itung-itung bisa jalan sama mas Aji.
AJIDARMA
Jalan sama aku?
(bergumam sendiri)
Hm, gak usah. Mas sendiri aja.
MAISAROH
Gak papa kok, Mas. Saroh juga gak ada kerjaan. Yuk.
Maisaroh mengamit lengan Ajidarma. Terlihat Ajidarma risih digandeng Maisaroh. Ajidarma berusaha melepaskan tangannya dengan perlahan, tapi Maisaroh malah menggandeng Ajidarma. Ajidarma kembali berusaha melepas tangan Maisaroh dan pura-pura membetulkan lipatan baju lengan panjangnya.
MAISAROH
Sejak kepergian mas Aji, desa kita jadi sepi. Banyak yang merantau ke kota. Tidak seperti dulu lagi. Dulu rasanya bahagia sekali punya temen yang banyak. Tapi sekarang, selain sudah pada berumah tangga juga banyak yang merantau dan tidak kembali lagi.
AJIDARMA
Oh…
Ajidarma manggut-manggut.
AJIDARMA
Kita pulang saja, Saroh. Sudah sore.
MAISAROH
Mm.. tapi Saroh masih ingin berlama-lama sama mas Aji..
(merengek manja)
AJIDARMA
Nggak enak dilihat orang.
Mas Aji masih banyak pekerjaan.
Mas mau pulang.
Maisaroh manyun dan memberenggut. Ajidarma berjalan kembali ke rumah.
CUT TO
30. INT. RUANG TAMU – SIANG
PEMAIN: AJIDARMA, LARASATI
Ajidarma masuk ke dalam rumah. Ia bergidik membayangkan Maisaroh yang mengamit lengannya.
AJIDARMA
Sial, aku digandeng Maisaroh.
Mudah-mudahan gak ada yang lihat
(bergumam)
Larasati keluar dari kamar dan melihat Ajidarma yang seperti habis ketemu setan.
LARASARI
Kamu dari mana aja, Ji. Ibu cariin dari tadi.
AJIDARMA
Dari perkebunan, Bu.
LARASATI
Trus kenapa wajahmu seperti itu?
Kayak baru ketemu kuntilanak.
AJIDARMA
Mmm.. Gak apa-apa kok, Bu.
(nyengir)
CUT TO
31. EXT/INT. RUMAH SEDERHANA – SORE
PEMAIN: AJIDARMA, ABDULLAH (90 TAHUNAN)
Ajidarma ke rumah sederhana milik Darto. Ajidarma membawa bungkusan dari rumah. Ia melihat laki-laki tua itu di teras rumahnya. Ajidarma ingin mendengarkan cerita laki-laki tua itu.
AJIDARMA
Assalamualaikum...
ABDULLAH
Waalaikumsalam....
AJIDARMA
Kek, gimana kabarnya?
ABDULLAH
Baik. Kamu siapa?
AJIDARMA
Ajidarma, Kek. Kakek sudah makan? Ini saya bawain makanan. Jangan sungkan-sungkan, Kek. Dimakan ya.
Ajidarma meletakan bungkusan itu di atas meja kayu dan memperhatikan teras rumah yang sudah rusak. Darto membuka bukusan itu. Ajidarma kemudian bertanya tentang perjuangannya di perkebunan tembakau.
AJIDARMA
Bagimana perkebunan tembakau, Kek?
ABDULLAH
Dulu sebagian tanah perkebunan itu punya saya.
Tahun 1933, sebagian pekerja di perkebunan tembakau datang dari pulau jawa.
Banyak gadis-gadis remaja yang diiming-iming akan diberi kesenangan dan gaji tinggi. Kenyataanya mereka dijadikan buruh dan banyak yang dijadikan wanita penghibur.
DISSLOVE
MONTAGE
- Kedatangan para pekerja.
- Pekerja di perkebunan
- Gadis-gadis remaja menjadi perempuan penghibur.
DISSOLVE BACK TO SC. 31
32. EXT/INT. RUMAH SEDERHANA – SORE
PEMAIN: AJIDARMA, ABDULLAH (90 TAHUNAN)
Ajidarma begitu serius mendengarkan cerita Abdullah.
ABDULLAH
Sudahlah… Saya tidak mau mengingat cerita itu.
Ajidarma kembali mengamati wajah Abdullah yang sudah keriput. Abdullah juga terlibat pembakaran rumah warga.
CUT TO
33. EXT. HALAMAN DEPAN-RUMAH AJIDARMA – MALAM
PEMAIN: AJIDARMA, AYU
Ajidarma tiba di halaman depan rumah. Ia melihat lampu menyala di ruang tamu. Ajidarma hendak masuk tapi Ayu lebih dulu keluar. Kemudian Ayu menarik lengan Ajidarma keluar halaman. Ajidarma tamapk pensaran.
AJIDARMA
Ada apa?
AYU
Mas Aji ada hubungan apa dengan Maisaroh?
Ajidarma mengerut kan dahi.
AJIDARMA
Maisroh?
(Bergumam)
Mas gak ada hubungan apa-apa sama dia.
Emang kenapa?
AYU
Trus, kenapa dia datang kemari?
AJIDARMA
Datang kemari? Mau ngapain?
AYU
Haloo, yang tanya Ayu bukan mas Aji.
AJIDARMA
Ya nggak tahu lah. Mungkin cuma berkunjung.
AYU
Berkunjung kok bawa rantang dan bawa makanan.
Maksudnya apa coba? Dia itu mau coba-coba pedekate lagi ama mas Aji.
Ajidarma menarik nafas dalam-dalam berusaha menenangkan suasana.
AJIDARMA
Sudahlah. Gak baik suujon. Biar mas jumpai dulu dia.
AYU
Awas ya kalau ada hubungan apa-apa dengan Maisaroh.
Ayu mengancam. Ajidarma pun masuk menjumpai Maisaroh.
CUT TO