Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
53 INT. PERUSAAN KAMAL – SIANG HARI
Inggit dan Lala berjalan di depan karyawan. Mereka langsung menganggukkan kepala kepada Inggit dan tersenyum. Para karyawan juga menatap Lala dengan kagum karena pesona dan kecantikannya. Kedua wanita itu berjalan ke arah meja sekretaris Kamal bernama Luhara.
INGGIT
Saya janji meeting sama Pak Kamal hari ini. Orangnya ada Luh?
LUHARA
Em … anu, Bu Inggit, Pak Kamal tadi baru ke sini, cuma katanya ada urusan yang lebih penting.
Lala di belakang berdecak. Ia maju selangkah.
LALA
Urusan sama siapa?
LUHARA
(Tergagap) Itu … itu … em, maksud saya, perempuan─
LALA
Ash! Udah-udah, cukup. (melambaikan tangan) Lupain aja! Yang penting, sekarang lo─maksudnya, kamu telepon Kamal, suruh ke sini cepet karena gue─saya udah tolak satu iklan brand besar cuma buat ketemu sama dia!
LUHARA
I … iya, Bu. (Mengambil gagang telepon)
LALA
Bilang sekalian, jangan buat calon istrinya nunggu lama.
Inggit dan para karyawan sontak menoleh kaget kepada Lala. Sedang perempuan itu tersenyum menyeringai.
54 EXT. GERBANG SEKOLAH KIA – MENJELANG SORE
Rea berdiri di depan gerbang sekolah Kia.
FX: suara penjual bakso mengetukkan sendok pada mangkuk.
Rea mengelap keringat di dahi.
FX: suara bel sekolah.
TEMAN KIA 1
Tapi lo bantuin gue ngerjain kimia, ya?
KIA
(Tertawa sambil merangkul temannya) Asal traktirannya lancar, joki tugas tetap berjalan.
Rea menatap kepada Kia yang berjalan. Kia menoleh.
TEMAN KIA 2
Kakak lo tuh, Ki.
TEMAN KIA 3
Tumben dijemput. Biasanya pulang malem juga nggak dicariin.
Rea tersenyum. Kia menoleh pada teman-temannya.
KIA
Eh, gue cabut duluan, ya! (Melambaikan tangan pada teman-temannya.)
TEMAN KIA 1
Jangan lupa kimia!
Kia mengerling dan mengacungkan jempol.
KIA
Siap, Tuan Putriiii!
Rea menatap Kia.
REA
(Tersenyum) Joki tugas?
KIA
Lumayan bayarannya.
Rea lalu menyebrang. Ia menggandeng tangan Kia.
KIA (CONT’D)
(Menyebrangi jalan) Udah selesai kerja?
Rea menggeleng.
KIA
Kenapa jemput? Nggak dimarahin Kak Devi?
Rea menggeleng lagi.
REA
(Berhenti dan menatap Kia) Kamu tenang aja. Habis ini Kakak bakal kasih kamu uang yang banyak, bakal lebih kerja keras lagi. Kamu nggak perlu khawatir mau kuliah di mana. Kakak janji─
KIA
Nggak perlu.
Kia tersenyum.
KIA (CONT’D)
Kakak udah terlalu sering janji, udah terlalu capek kerja. Apa pun hasilnya nanti, bisa kuliah atau enggak, bisa kerja di tempat bagus atau enggak, anggap aja itu bonus. Yang penting Kakak udah usaha keras. Sekarang, saatnya buat Kakak menikmati hidup, kerja seadanya juga nggak papa, yang penting ikhlas, yang penting seneng. Hidup itu 'kan bukan cuma untuk dapet penghargaan dari orang. Kalau ngejer pengakuan mah, nggak ada habisnya. Inget lho, reinkernasi itu cuma ada di film-film. Selagi masih dikasih waktu, digunain baik-baik. Mati itu selamanya tetap jadi rahasia.
Rea tersentak dan tersenyum. Ia mengangguk dan menggandeng tangan adiknya.
REA
Kamu mulai puitis. (Berjalan) Ki …
KIA
Hmm?
REA
Kakak putus sama Kamal.
KIA
Hah? (Terkejut, berhenti)
REA
Dan hari ini juga Kakak bakal lebih mencintai diri sendiri daripada orang lain.
KIA
Hah?
REA
Kita cuma punya dua tangan. Untuk nutup mulut jahat semua orang, (melihat ke arah tangan) tangan ini nggak bakal cukup. (Menatap Kia) Karena itu Kakak milih buat nutup telinga, dan menulikan pendengaran soal orang-orang yang bakal ngejatuhin mental dan semangat. Kayak kata kamu, kita harus menikmati hidup. Masalah nggak datang untuk semua orang, kita harus syukuri itu. Walaupun susah, tapi kalau dipikir, mengeluh juga butuh tenaga ekstra. Iya 'kan?
KIA
(Membuka mulut kagum dan menepuk lengan Rea) Wah!
REA
Aw! Yha! (Memegangi lengannya yang dipukul)
KIA
Kakak tahu, orang paling keren di dunia ini adalah Kak Rea! Aku juga nggak setuju-setuju banget Kakak pacaran sama dia.
REA
(Mengerutkan kening) Emm? Kenapa?
KIA
Lihat aja tuh hidungnya, ew! Terlalu mancung! Mukanya nggak simetris.
Rea tertawa.
KIA (CONT’D)
Jadi pelosotan bisa kali, ya?
REA
(Tertawa) Heh, jangan body shaming!
Kia dan Rea tertawa. Rea menatap Kia dari samping dan menggandengnya erat.
55 INT. KAMAR REA – SORE HARI
Rea membuka pintu kamarnya, menghidupkan lampu, merebahkan badannya ke kasur, menatap langit kamar.
Ia membuka ponselnya, melihat galeri. Rea melihat foto dan videonya dengan Kamal. Ia berhenti sebentar di salah satu video, lalu menontonnya.
Video Kamal dan Rea ketika memperingati jadian mereka tahun lalu.
56 INT. FLASHBACK VIDEO – DI TAMAN DEPAN DANAU – SIANG HARI
Kamal memandu Rea berjalan yang matanya ditutup kain.
REA
(Berjalan pelan) Kamu mau bawa aku ke mana sih?
KAMAL
Udah tenang aja oke? Percaya sama aku.
Kamal mendudukkan Rea di sebuah karpet yang sudah tersedia. Ada beberapa makanan juga di sana.
KAMAL (CONT’D)
Hati-hati.
REA
(Meraba-raba) Udah sampai ini?
Kamal membuka ikatan mata Rea. Rea mengerjap silau. Ia lalu menutup mulut dan tersenyum karena terkejut.
KAMAL
Aku yang nyiapin semuanya. Suka?
Rea menoleh ke Kamal.
REA
Wah.
KAMAL
(Mengernyit) Wah? Cuma 'wah'?
Rea berdiri dan berjalan ke arah danau. Kamal menatapnya heran.
KAMAL
Re?
REA
I LOVE YOU KAMAAAAL! (Berteriak ke arah danau)
Kamal membulatkan mata dan tersenyum. Rea berbalik dan langsung memeluk Kamal.
REA (CONT’D)
Nggak ada yang lebih aku suka di dunia ini kecuali kamu.
57 INT. SEKARANG - KAMAR REA
Rea tersentak dengan video itu. Ia sontak tersenyum dan menekan tombol pause. Matanya sudah berkaca-kaca.
Rea kembali menonton videonya.
58 INT. FLASHBACK – TAMAN DEKAT DANAU
Kamal mengepalkan tangan ke atas dan menatap kamera yang ditaruh di dekat roti dan tersenyum.
Rea menyudahi pelukannya.
KAMAL
Aku sayang kamu, selalu, selamanya.
REA
Selamanya itu panjang, Mal.
Kamal membetulkan rambut Rea.
KAMAL
Kalau gitu, sepanjang itu aku sayang kamu.
Rea tersenyum. Ia mencium pipi Kamal.
KAMAL (CONT’D)
(Terkejut) Re … jangan mincing deh …
Rea tertawa kecil dan berlari menjauh. Kamal berlari mengejarnya.
REA
Kamu nggak bisa kejar aku!
KAMAL
Re …
REA
Aaa!
Kamal berhasil menangkap Rea. Ia mencium pipi Rea dengan gemas.
KAMAL
I LOVE YOU MORE, REAAAA!
Rea dan Kamal berpelukan sambil tertawa.
59 INT. SEKARANG – KAMAR REA
Rea meneteskan air mata. Ia menyisir rambut dengan kedua tangan dan menangis sesenggukan. Beberapa menit kemudian, ia kembali menatap ponselnya. Menghapus seluruh foto dan videonya bersama Kamal.
REA
Iya … (Menghembuskan napas panjang) Udah berakhir. Udah berakhir … (kembali menangis) Kamu melakukan ini buat kebaikan Kamal, Rea. (Merebahkan diri di kasur dan menutup mata dengan tangan sambil menangis)