Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1 INT. RUANG KELUARGA – SORE HARI
Rea Andin Anjani (26) sedang menulis cerita anak-anak di laptop. Ponselnya ditaruh di sebelah botol air minum sembari bertelepon dengan ibunya yang tinggal di Solo.
IBU REA
Kalau nulis terus kayak begitu, kamu iki kapan jadi kaya?
IBU REA (CONT’D)
Ibu wis nggak kuat kerja di pabrik lagi, Re.
Rea berhenti mengetik, ia lalu mengambil botol air mineral, kemudian meminumnya sampai habis.
REA
Iya, Bu. Aku ngerti.
Rea lalu menyandarkan tubuhnya di kursi, menghembuskan napas, dan menutup matanya sebentar.
2 INT. KAMAR MANDI
Kia Anggia Arundati (17), adik Rea, sedang mengguyurkan air ke kepalanya sembari bersenandung kecil, lalu bersiap menuangkan sampo. Namun, samponya ternyata habis.
KIA
Ash!(Menggerutu sampai memperlihatkan gigi)
KIA (CONT’D)
(Berteriak) Kakaaak! Samponya habis!
Rea menatap pintu kamar mandi sebentar.
REA
(berteriak dari ruang tamu)
Botolnya diisi air dulu!
KIA
(berteriak)
Ini udah diisi tetap nggak ada busanya!
REA
(berteriak dari ruang tamu)
Ya udah, botolnya dibagi dua! Digunting!
Kia tiba-tiba keluar dari kamar mandi dengan raut kesal dan menatap punggung Rea yang ada di ruang tamu. Tubuhnya dililit handuk dan kepalanya basah.
KIA
Gara-gara Kakak nih, kemarin lupa beli sampo, sekarang mau keramas aja susah! (Sambil mengambil gunting di atas kulkas dekat kamar mandi)
3 INT. RUANG KELUARGA RUMAH IBU REA – SOLO – SORE HARI
Ibu Rea sedang menjahit baju di mesin jahit. Teleponnya diletakkan di atas meja mesin jahit.
IBU REA
Kia itu yang teriak?
REA
(Berteriak kepada Kia) Bawel banget sih! Besok Kakak beliin lima botol sekaligus!
IBU REA
Rea?
REA
Iya, Kia. Lagi mandi, samponya habis terus ribut.
Ibu Rea membetulkan letak kacamatanya. Ia menghela napas sebentar.
IBU REA
Nah, itu tuh! Harusnya bikin kamu jadi mikir, kalau kamu itu hidup sama adikmu. Kalau hidup sendiri, susah sendiri, nggak papa. Kalau hidup sama orang lain, ya jangan ngajak-ngajak hidup susah!
4 INT. RUANG TAMU RUMAH REA
Rea masih fokus untuk mengetik cerita di laptop.
REA
Aku juga lagi usaha cari kerjaan, Bu.
IBU REA
Dari kemarin bilangnya mau cari kerja, kerja, kerja. Cari terus, dapatnya kapan to? Ibu 'kan udah sering ngomong sampe pegel, kamu pulang ke Solo. Kerjaan di sini juga banyak, rumah Uti dijual buat tambah-tambah. Kita ini penghasilan nggak ada, tapi utang numpuk terus. Bocah kok angel banget dikasih tahu!
Rea berhenti menulis.
REA
Satu-satunya peninggalan Uti 'kan cuma rumah ini. Ibu ngertiin keadaan aku juga, dong. Doain anaknya lagi kerja, moga-moga dapet kerja yang enak! Malah ngomel-ngomel melulu!
IBU REA
Lah-lah, malah marah-marah ke Ibu! Kamu itu lho Re, Re, nggak paham kondisi Ibu sama Ayah di sini! Ingat Ani kamu? Anaknya Bu Mira RT empat itu.
REA
Bu…
IBU REA
Dengerin dulu!
Rea menghembuskan napas sembari memutar bola mata. Kia keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambut.
IBU REA
Si Ani itu minggu depan mau kawin. Ibu denger-denger, maharnya seratus juta! Seratus juta, Re! Setelah nikah langsung dapet rumah dua tingkat. Orang sini itu nggak ada yang nggak ngomongin. Semuanya heboh!
REA
Ya, jelaslah heboh, orang hamil duluan. Ibu mau aku nikah gara-gara 'topcer' dulu? Lagian Ibu ini kenapa hobi banget ngebandingin aku sama anak orang? Aku 'kan nggak pernah bandingin Ibu sama ibu-ibu yang lain!
5 INT. RUANG TAMU RUMAH IBU REA – SOLO
Ibu Rea memeriksa jahitan bajunya.
IBU REA
Lho, ya, siapa yang ngebandingin? Dengerin Ibu, ya, Re, Ibu ini bicara begini supaya kamu itu nggak pacaran terus, nggak ngeluyur terus! Umur uwis 26 kok, perawan tua, nikah nggak mau, pengangguran, uang nggak ada. Yang susah itu bukan kamu tok, Ibu juga!
REA
Bu, Kamal itu pengusaha! Dia sibuk kerja, aku sibuk nyari kerja. Lagian Ibu nih aneh, deh, umur dua enam itu nggak tua-tua amat, Bu. Lihat tuh, Luna Maya, Sophia Latjuba! Yang penting sukses dulu.
IBU REA
Sukses matamu! Wong kamu wae sampai sekarang masih miskin begitu! Lulusan sarjana, cumlaude, kok kerjanya cuma jadi penulis bayaran 400 ribu. Terus Ayah sama Ibu nguliahin kamu mahal-mahal itu ilmunya kamu serap ke mana, to, Nduk?
6 INT. RUANG TAMU RUMAH REA
Rea kembali berhenti mengetik. Ia menatap teleponnya.
IBU REA (CONT’D)
Pokoke, Ibu nggak mau tahu, kalau sampai akhir tahun kamu masih gini-gini aja, mau nggak mau, kamu jual rumah Uti! Kamu balik ke Solo. Kia bakal Ibu urusin pindahan sekolahe.
Kia keluar dari kamar dan duduk di ruang tamu sambil membawa buku pelajaran. Mukanya kesal karena mendengar ucapan ibunya di telepon.
KIA
Ibu kok gitu sih?! Aku 'kan kelas dua belas! Masa mau pindah gitu aja?
IBU REA
Ya, makane bilang sama Kakakmu itu, cari kerja yang bener! Ilmunya dipake! Dari dulu bilangnya penulis majalah anak, mana hasilnya? Mana? Malu Ibu iki, Re! Ditanya anaknya kapan balik ke Solo, kapan nikah sama pacarnya sik katanya sugih itu!
REA
(Berbisik kecil) Ya nggak usah dengerin omongan tetangga. Gitu aja ribet.
IBU REA (CONT’D)
Rea? Iki masih nyambung teleponnya? Kok meneng?
REA
Hmm.
IBU REA
Yowis, bentar lagi magrib, Ibu mau siap-siap ke masjid. Kalian berdua nggak usah boros-boros. Makan seadanya nggak papa, yang penting hemat. Kia fokus sekolah, kamu fokus kerja. Ayah biar Ibu yang urus.
Telepon ditutup. Rea mematikan laptopnya. Ia lalu bangkit dari tempat duduk, menuju dapur. Kia membuka buku, belajar. Kia diam-diam menatap kakaknya dengan raut wajah kasihan.
7 INT. DAPUR – SORE HARI
Rea memeriksa isi kulkas yang ternyata hanya ada satu telur. Ia lalu menatap adiknya yang sedang membaca buku di ruang tamu.
REA
Kita makan mi lagi mau nggak kamu?
KIA
Emang ada pilihan lain? Udah deh, kata Ibu 'kan makan seadanya nggak papa. Lagian mi enak, kenapa banyak yang bilang nggak sehat coba?
Rea tersenyum sedih mendengar jawaban adiknya, lalu mengambil mi instan dan menyiapkan bahan-bahannya.
8 INT. RUANG TAMU
Ada pesan masuk dari Kamal di ponselnya Rea. Kia melirik sebentar.
KIA
Kak, ada SMS!
REA
(suara dari dapur) Siapa?
Kia memeriksa sebentar. Lalu tersenyum jahil.
KIA
Kak Kamal nih!
Rea langsung berlari dari dapur sambil membawa panci. Ia langsung mengambil ponselnya dari tangan Kia.
KAMAL (PESAN SINGKAT)
Minggu depan ada waktu? Aku mau ngajak kamu makan sama orang tuaku.
Rea tersenyum, ia langsung menatap adiknya.
REA
AAAAAA!
Rea jingkrak-jingkrak di tempat sambil menciumi ponselnya.
KIA
Kenapa?
REA
Rahasiaaaa! (sambil menjulurkan lidah)
KIA
Dih. Dasar aneh! (mengerucutkan bibir)
REA (PESAN SINGKAT)
Aku harus pakai baju kayak apa?
Rea kembali menatap adiknya dengan wajah berseri. Kia berusaha mengintip. Rea langsung mendelik.
REA
Tugas adik belajar saja. Ini masalah orang dewasa.
KIA
Hmm, tugas kakak seharusnya kerja, bukannya pacaran terus!
Rea memasang wajah sebal dan tangannya yang mengepal terangkat. Kia menyengir kecil dengan dua jemari membentuk tanda ‘peace’.