Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
19 INT. KAFE – SORE HARI
Devi memberikan segelas air untuk Rea. Sekarang ini, Rea sedang duduk bersandar dengan tatapan kosong.
DEVI
Gue prefer lo pulang aja, deh, Re.
Rea menggeleng lemas.
REA
Gue masih─
DEVI
Miskin.
Rea menatap Devi yang kini menatapnya.
DEVI (CONT’D)
Gue tahu lo masih jauh dari kata kaya. Muka lo aja udah patut dapet penghargaan sebagai gelandangan. Jadi lo harusnya tahu orang melarat kayak kita nggak boleh sakit. Duit berobat itu mahal, oke? Gue nggak mau lo jadi sakit cuma gara-gara putus cinta. Gue lebih nggak mau lo minjem duit ke gue karena gue juga sama miskinnya kayak lo. Jadi─
REA
Dev …
DEVI
Lebih baik lo pulang sekarang. Istirahat, tidur, makan, atau bahkan nangis sampe mata lo bengkak. Besok baru kerja lagi. Oke?
Rea tertawa kecil. Devi ikut tersenyum.
DEVI
Mau gue panggilin taksi? Gue yang bayar ongkosnya.
20 EXT. DEPAN KAFE – SORE HARI
Rival Bara Ibrahim (28) memakirkan mobilnya di depan kafe. Bersamaan dengan Devi yang sedang melambaikan tangan kepada Rea di sebelah taksi yang dipesan Devi.
DEVI
Hati-hati!
Rea masuk ke dalam taksi sedangkan Kamal keluar dari mobil. Devi yang berbalik badan mendapati Rival yang sedang menatapnya.
DEVI
(Kaget) Haduh, si Bapak! Bikin saya kaget!
RIVAL
(Tertawa kecil) Kafenya masih buka 'kan?
Devi mengangguk.
DEVI
Selama saya sama temen saya masih miskin, kafe ini buka 24 jam.
RIVAL
Ha? Maaf?
Devi mengibaskan tangannya sambil tertawa.
DEVI
Ah, bercanda!
Rival ikut tertawa kikuk.
21 INT. DI DALAM TAKSI – PERJALANAN PULANG
Rea menatap jalanan luar. Ia memeriksa ponselnya, ada pesan masuk dari ibunya.
IBU REA (PESAN MASUK)
Nduk … udah maem?
Rea tersenyum kecil. Ia menekan tombol telepon dan menelepon ibunya.
REA
Halo? Ibu?
22 INT. DAPUR RUMAH IBU REA – SOLO
Ibu Rea sedang menguleg sambel, ponselnya diapit di telinga.
IBU REA
Kamu iki lho! Nggak pernah telepon kalau bukan Ibu yang nelepon, sekalinya nelepon kok ya, ngepas Ibu lagi nguleg sambel. Ada apa?
Rea terdengar tertawa kecil.
REA
Ibu bikin sambel apa?
IBU REA
Sambel teri (mencuci tangannya dulu lalu duduk di kursi dapur). Tadi pagi beli teri di pasar, Ayahmu minta dibuatin sambel teri, plus sawi rebus.
23 INT. DI DALAM TAKSI
REA
Emm … enak tuh!
IBU REA
Kamu udah maem, Nduk?
REA
Udah. Tadi makan sama daging dibakar! Uhh … enak pol!
Ibu Rea terdengar mencibir.
IBU REA
Ditraktir sopo kamu?
REA
Kok Ibu kayak nggak percaya aku makan di restoran enak sama Kia?
IBU REA
Mana mungkin! Duitmu buat beli sampo aja nggak cukup.
Rea tertawa kecil. Lalu terdiam cukup lama.
REA
Tadi makan sama keluarganya Kamal.
IBU REA
Ha? Terus piye? Lancar? Pakai baju bagus to kamu? Nggak malu-maluin Ibu to?
REA
Enggalah! (Rea menatap ke luar jendela) Cuma … keluarganya Kamal kayaknya nggak suka aku, deh, Bu.
IBU REA
Loh, kenopo?
Rea menghela napas panjang. Air matanya mulai mengumpul di pelupuk mata.
REA
Bibit, bebet, bobot Rea sama Kamal 'kan udah beda, Bu. Aku harus sadar diri. Orang kecil kayak kita, bisa apa 'kan?
24 INT. DAPUR RUMAH IBU REA – SOLO
Ibu Rea terdiam.
REA
Tapi, nggak papa, Bu. Nanti juga─
IBU REA
Putus aja, Re.
25 INT. DI DALAM TAKSI
REA
Ha?
IBU REA
Putus wae, Nduk. Kalau memang jodoh nanti lak ketemu lagi.
REA
Ha? Bu, ini itu bukan masalah gede.
26 INT. DAPUR RUMAH IBU REA – SOLO
IBU REA
Bukan masalah gede gimana to? Yo udah jelas ini masalah paling gede! Kamu diinjak-injak harga dirinya kok masih mau ngemis cinta sama Kamal ki lho, Re, Re!
IBU REA (CONT’D)
Dengerin Ibu.
27 INT. DI DALAM MOBIL
Rea sudah bersiap untuk mematikan teleponnya.
REA
Aku lanjut nanti teleponnya, Bu.
IBU REA
Rea! Dengerin Ibu dulu!
Ia urung mematikan telepon.
REA
Bu, aku sama Kamal itu lima tahun, lho.
28 INT. DAPUR RUMAH IBU REA - SOLO
IBU REA
Lima tahun dan baru dikenalkan sekarang? Itu tanda kalo pacarmu itu udah tahu bakal begini, Re. Dengerin, kamu boleh cinta sama orang, tapi jangan sampai jadi bodoh. Kita boleh miskin, nggak punya apa-apa, tapi jangan mau diinjak-injak harga dirinya!
IBU REA (CONT’D)
Bibit, bebet, bobot itu bukan status yang dipunya manusia dari mereka lahir, tapi status yang dicapai manusia waktu mereka sudah dewasa. Itu gunanya Ibu sama Ayah nyekolahin kamu mahal-mahal. Bibit, bebet, bobot Ibu itu nggak seberapa, Re.
29 INT. DI DALAM TAKSI
IBU REA (CONT’D)
Biar Ibu yang ngerasain diinjak-injak harga dirinya. Anak-anak Ibu, jangan.
Rea menitikkan air mata. Ia lalu menghapusnya dengan kasar.
REA
Bu …
IBU REA
Nggak perlu dipikir. Sekarang memang sakit, tapi kalau bertahan, sakitnya bakal awet, kebawa sampai besok-besok.
Rea menutup mulutnya dengan tangan. Nafasnya naik turun karena menahan tangis. Ia lalu mematikan teleponnya.