Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
116 EXT. ALAS MANDEG - TEPI SUNGAI - DAY
Ressa membuka mata. Kondisinya kacau. Wajah perempuan itu penuh luka gores. Kepalanya pusing saat ia bergerak. Tak butuh waktu lama baginya untuk menyadari kalau ia tengah berada di tepian sungai yang tenang.
Begitu duduk, Ressa menyadari ada dua sosok terbaring di tepian sungai tak jauh darinya. Sambil memegang kepala, Ressa beranjak mendekat.
RESSA
Kadet?
Sosok pertama yang dilihatnya adalah Kadet. Lelaki itu terbujur kaku dengan wajah pucat pasi. Kedua matanya tertutup tenang. Tak ada tanda-tanda ia bernapas.
Di samping Kadet, Iwan juga terbujur kaku dengan wajah bersimbah darah.
RESSA (CONT’D)
(pecah ke dalam tangis dan roboh, terduduk di samping jasad Kadet)
KADET!!
(mengguncang-guncang tubuh Kadet)
Kadet! Bangun!!
(terus menangis dan mengguncang-guncang)
Bangun, Kadet!!
FADE OUT.
FADE IN:
117 EXT. KAMPUS KADET - DEPAN GEDUNG SERBA GUNA - DAY (SATU BULAN KEMUDIAN)
Suasana wisuda terasa begitu kentara. Kampus itu dipadati oleh banyak kalangan. Para wisudawan bertoga, para orang tua, penjual bunga, serta masih banyak lagi.
Karangan bunga ucapan selamat terpampang di beberapa sudut. Spanduk-spanduk dengan foto para wisudawan menggantungi gedung-gedung.
Ressa menyelinap di antara kerumunan, mengangkat bunga yang dibawanya tinggi-tinggi supaya tidak rusak.
RESSA
(menyelinap di sela-sela kerumunan)
Permisi. Maaf. Permisi, mau lewat.
Ressa tiba di satu spanduk besar yang menjuntai hingga menyentuh tanah. Foto Kadet dan Iwan terpampang di sana. Bukannya ucapan selamat, pada spanduk itu tertera ucapan bela sungkawa.
Ressa tersenyum sedih, kemudian ia meletakkan bunga yang dibawanya di antara bunga-bunga lain yang sudah lebih dulu ditaruh di kaki spanduk.
PAMAN KADET (O.C.)
Kamu temannya Kadet?
Ressa menoleh, mendapati paman Kadet berdiri di sana, mengenakan jas. Map ijazah dipegang di satu tangannya.
RESSA
(malu-malu)
Iya, Om. Om pamannya Kadet?
PAMAN KADET
(tersenyum sedih)
Iya. Tadi Om yang wakilin bawa ijazahnya.
(beat)
Kamu kenapa nggak wisuda juga?
RESSA
Saya bukan mahasiswi kampus ini, Om.
PAMAN KADET
(tertawa)
Oh, kirain.
(beat)
Kamu buru-buru, nggak?
RESSA
(beat)
Nggak, Om. Kenapa?
PAMAN KADET
Kita ngobrol-ngobrol sebentar, mau? Sama bibinya Kadet juga.
RESSA
(tersenyum)
Boleh, Om.
PAMAN KADET
(tersenyum)
Yuk.
Keduanya berjalan menjauhi spanduk. Semakin lama, keduanya semakin tertelan kerumunan, hingga akhirnya tak terlihat lagi.
FADE TO BLACK.
TAMAT