Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
51 INT. KAMPUS KADET - KANTIN - MOMENTS LATER
Dikawani secangkir kopi dan sebatang rokok, Iwan duduk di meja nomor 9. Asap dari tembakau yang terbakar membubung tinggi memenuhi udara.
Dari kejauhan ia melihat kemunculan Kadet yang tampak menenteng gulungan kertas. Semakin dekat, Iwan menyadari sahabatnya itu sedang bahagia.
IWAN
Ada yang lagi seneng, nih.
Kadet menjatuhkan gulungan kertas yang sedari tadi ia bawa-bawa. Dengan jelas Iwan melihat tanda tangan Pak Broto, berikut tulisan acc.
IWAN (CONT’D)
Waahhh! Makan-makan nih!
KADET
Pesen aja.
IWAN
Mantap, Bung!
Iwan beranjak, meninggalkan Kadet seorang diri di meja nomor 9. Cepat-cepat Kadet mengeluarkan ponsel dari saku celananya, kemudian mengetik SMS pada Ressa.
KADET (TEXT)
Coba tebak!
Tak sampai satu menit, SMS balasan dari Ressa masuk.
RESSA (TEXT)
Apa?
KADET (TEXT)
Skripsiku acc. Tinggal daftar ujian sidang.
RESSA (TEXT)
Selamaaat! Semoga aku juga cepet nyusul.
Tapi masih harus nunggu sebulanan lagi buat ambil data.
Kedua ibu jari Kadet mengambang di atas papan ketik ponsel. Kemudian ia mengetikkan balasan.
KADET (TEXT)
Semangat! :)
Iwan kembali dari memesan makanan sembari mengisap rokoknya.
IWAN
Cie, senyum-senyum gitu liat HP-nya. Gebetan baru, ya?
Senyum Kadet kontan lenyap. Cepat-cepat ia memasukkan kembali ponselnya ke saku celana.
KADET
Apaan sih.
IWAN
Santai kali, Det. Kagak bakal gue tikung.
KADET
Lu pesenin buat gue juga, nggak?
IWAN
Pasti dong. Kita harus nikmatin traktiran ini bareng-bareng.
Dua porsi makan siang tiba. Barang sesaat, keduanya hanyut dalam santap siang tanpa bicara. Kemudian ...
IWAN (CONT’D)
Sebulan lagi, nih.
KADET
(mengerutkan kening)
Apaan?
IWAN
(mencondongkan tubuh ke arah Kadet dan berbisik)
Perahu kertas.
Kontan tubuh Kadet menegang. Ekspresinya mengeras. Sebaliknya, begitu menarik diri kembali, Iwan memamerkan senyum kepuasan.
CUT TO:
52 EXT. PASAR MALAM - NIGHT
Ressa duduk di jok belakang motor Kadet. Kedu matanya dibebat secarik bandana. Senyum lebar tak henti-henti hadir di wajahnya.
RESSA
Udah sampai belum?
KADET
Sebentar lagi.
Motor itu kemudian menepi dan berhenti.
KADET (CONT’D)
Jangan dulu buka penutup matanya.
RESSA
(tertawa)
Jangan bilang kamu mau buang aku ke sungai.
Ekspresi Kadet sontak mengeras. Namun kemudian ia menghirup napas dalam-dalam dan turun dari motornya.
Ia membantu Ressa turun. Bersama-sama mereka berjalan sebentar, kemudian Kadet berdiri di belakang Ressa. Jemarinya sigap mengurai simpul bandana di belakang kepala Ressa.
Kain itu lepas. Pandangan Ressa sedikit kabur. Namun tak berselang lama, pandangannya kembali fokus. Tepat di hadapan mereka, adalah sebuah pasar malam yang ramai dan bercahaya.
KADET
Selamat ulang tahun.
RESSA
(tertawa)
Kamu kasih aku pasar malam?
KADET
(tertawa)
Untuk malam ini aja, ya.
CUT TO:
53 BEGIN MONTAGE - PASAR MALAM - MOMENTS LATER
- Kadet dan Ressa tertawa sambil melemparkan bola-bola kasti untuk meruntuhkan tumpukan kaleng. Kadet berhasil meruntuhkan salah satunya dan mendapatkan boneka gajah kecil.
- Keduanya membeli satu permen kapas besar dan memakannya bersama. Saling mencomot permen kapas itu sambil jalan dan tertawa.
- Kadet mengantre di loket karcis wahana kora-kora. Kemudian setelah mendapat tiket, mereka naik wahana tersebut. Kedunya tampak berteriak-teriak bahagia. Sekali waktu Ressa membenamkan wajahnya ke pundak Kadet karena takut.
- Kadet dan Ressa duduk berhadapan di dalam salah satu sangkar bianglala. Kemudian ketika sangkar mereka berada di puncak tertinggi, kita bisa melihat siluet keduanya di tengah malam yang bertaburan cahaya.
END MONTAGE
FADE OUT:
FADE IN:
54 EXT. PASAR MALAM - MOMENTS LATER
Kadet dan Ressa duduk berdua di depan jajaran kedai makanan. Cangkir plastik berisi cokelat panas tergenggam di masing-masing tangan.
RESSA
Makasih udah ajak aku ke sini, Det.
KADET
(tersenyum pada Ressa)
Sama-sama.
RESSA
Nanti habis kamu beres sidang, aku juga mau ajak kamu ke suatu tempat. Kamu mau?
KADET
Ke mana?
RESSA
(tersenyum)
Untuk sesaat keduanya tak lagi bicara. Hanya menyesap cangkir masing-masing sembari menikmati sejuknya embusan angin malam.
RESSA (CONT’D)
Det, makasih, ya.
KADET
Makasih terus dari tadi.
RESSA
Makasih karena kamu nggak ikutan menganggap aku pembunuh ... kayak Iwan.
KADET
(raut wajah tegas)
Kamu bukan pembunuh.
Ressa menyandarkan kepalanya di bahu Kadet.
DISSOLVE TO:
55 INT. RUMAH RESSA - KAMAR RESSA - MOMENTS LATER
Ressa berbaring di atas tempat tidurnya, meratapi langit-langit kamar. Dalam pelukannya, adalah boneka gajah kecil pemberian Kadet di pasar malam tadi. Senyum lebar rekah di wajah perempuan itu.
DISSOLVE TO:
56 INT. INDEKOS KADET - SAME TIME
Kadet berbaring di atas selapis kasur. Kedua lengannya bersilang di belakang kepala, dijadikan sebagai bantal. Ia memandangi langit-langit sambil tersenyum.
Kemudian ia tidur.
FADE OUT:
FADE IN:
57 EXT. ALAM MIMPI - ALAS MANDEG - DAY
Kadet berdiri di jalan setapak. Kedua sisi jalan kecil itu dipagari pepohonan rapat. Cahaya matahari menembus lewat sela-sela ranting, membentuk pola dedaunan di atas tanah.
Tak ada siapa pun di sana. Kadet berputar di tempat, melihat sekitar. Namun begitu pandangannya kembali ke tempat semula, ia melihat Karsa kecil sudah ada di sana. Terbungkus jas hujan dan sepatu bot merah.
KARSA
(menyeringai)
Halo, Kadet.
Kadet tidak menyahut. Ia terpaku di tempat. Namun ketika Karsa berbalik dan mulai berjalan pergi, Kadet mengikutinya.
Tidak peduli seberapa cepat Kadet berusaha melangkah, Karsa tetap berjalan jauh di depannya. Hingga tibalah mereka di tepian sungai. Karsa berdiri memunggungi.
KADET
Nggak ada perahu kertas yang mau aku hanyutkan.
KARSA
(memunggungi)
Perahu kamu sudah hanyut.
RESSA (O.C.)
Kadet!
Kadet menoleh ke sisi lain sungai. Di sana, Ressa berdiri dalam sebuah perahu kertas seukuran perahu betulan. Perahu itu hanyut terbawa arus. Begitu juga dengan Ressa.
KADET
(berlari hendak menyeberang sungai)
Ressa!
Namun ketika ia tiba di tepian, di samping Karsa, kedua kakinya tiba-tiba tak bisa bergerak. Ia hanya bisa meratapi Ressa dengan air muka panik.
KADET (CONT’D)
(kepada Karsa)
Apa yang kamu lakuin?! Lepasin aku!
KARSA
Aku nggak ngelakuin apa-apa. Ini semua perbuatan kamu.
Di aliran sungai, Ressa sama paniknya. Ia berpegangan pada pinggiran perahu yang semakin hanyut terbawa arus. Kemudian seperti tanpa peringatan, dari dalam sungai Ireng melompat keluar. Menerkam Ressa di atas perahu, kemudian keduanya jatuh dan lenyap di telan air.
CUT TO:
58 INT. INDEKOS KADET - MIDNIGHT
Kadet tersentak bangun dan langsung bangkit ke posisi duduk. Tubuhnya basah kuyup dilumat keringat. Napasnya terengah-engah. Air mukanya dilanda kepanikan.
Setelah cukup tenang, Kadet berdiri dan berjalan untuk mengambil botol air minum. Diteguknya isi botol itu hingga tandas.
Kadet melepas kaus ooblong yang ia pakai tidur, kemudian kembali berbaring di atas kasur dengan napas masih terengah-engah.
CUT TO:
59 INT. KAMPUS KADET - KANTIN - DAY
Kadet duduk sendirian di meja nomor 9. Melamun. Kedua sikunya bertumpu pada meja, sementara jemari tangan terjalin di bawah dagu. Es teh manis di hadapannya sama sekali belum disentuh sejak tadi.
Tiba-tiba Iwan datang.
IWAN
(menggebrak meja)
Woy! Ngelamun aja! Mikirin si doi, ya?
KADET
(menghela napas)
Iwan menyambar es teh manis Kadet dan meneguknya sampai setengah gelas.
IWAN
Gimana? Kapan sidang?
KADET
Lusa.
IWAN
Yah, lu mah salah pilih tanggal. Lusa gue full kelas. Kagak bisa nyambut-nyambut, dong?
KADET
(tersenyum getir)
Doain aja skripsi gue nggak diapa-apain.
IWAN
Jam berapa kelarnya? Tar gue cabut satu matkul deh.
KADET
Nggak usah. Lu mau nelor satu semester lagi di sini?
IWAN
Yaelah, satu matkul doang nggak bakal ngefek. Ya udah, malemnya aja kita keluar, gimana?
KADET
Oke.
CUT TO:
60 INT. PERPUSTAKAAN KOTA - DAY
Kadet dan Ressa duduk saling berhadapan dalam posisi sila. Sebuah laptop terbuka di antara mereka dengan layar menghadap Kadet.
KADET
Sekian presentasi dari saya. Terima kasih. Gimana?
RESSA
Kamu masih kelihatan menghafal.
KADET
Aku memang hafalin.
RESSA
(tersenyum)
Tapi nggak harus kayak anak SD
ngafalin pidato.
(mengulurkan tangan)
Sini skripsi kamu.
Kadet menyerahkan skripsinya pada Ressa. Begitu Ressa melihat halamannya, hampir semua tulisan digarisi highlighter kuning. Hal itu membuat Ressa tersenyum.
KADET
Apa? Semuanya penting.
Ressa mengambil pulpen, kemudian mulai menggarisbawahi beberapa kalimat dalam skripsi itu.
RESSA
(menyerahkan kembali skripsi pada Kadet)
Nih. Kamu hafalkan yang udah aku garis-garisin.
KADET
(menerima skripsi)
Gimana kamu tahu itu semua yang pentingnya?
RESSA
Coba aja.
Kadet mulai membaca baris demi baris kalimat yang sudah digarisbawahi Ressa. Kemudian ia mulai berlatih presentasi lagi.
KADET
Terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen penguji yang sudah hadir ...
MATCH CUT TO:
61 INT. KAMPUS KADET - GEDUNG PERKULIAHAN - RUANG SIDANG - DAY
Kadet mengenakan jas almamater, berdiri di depan dua dosen penguji (laki-laki dan perempuan).
KADET
... begitulah, karena saya menggunakan indikator scatterplot untuk uji heteroskedastisitas, maka kita bisa lihat bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam data yang saya olah karena penyebaran titik-titiknya tidak membentuk suatu pola tertentu. Terima kasih.
Kedua dosen penguji saling bertukar pandang, kemudian mencatat sesuatu dalam lembar tugas mereka.
DOSEN LAKI-LAKI
Oke, Kadet. Kalau dari saya cukup segitu aja, mungkin dari Ibu Marisa ada yang mau ditambahkan?
DOSEN PEREMPUAN
(membaca skripsi Kadet)
Kalau dari saya, sih, ini kamu kesimpulannya terlalu panjang. Coba diringkas lagi. Cukup dua atau tiga paragraf aja paling banyak.
DOSEN LAKI-LAKI
Terima kasih, Kadet. Silakan kembali ke ruang peserta dan tunggu yudisiumnya, ya.
KADET
Terima kasih, Pak, Bu.
Kadet membereskan barang-barangnya yang berserakan di atas meja, kemudian memasukannya ke dalam ransel.
Usai menyalami kedua dosen, ia melangkah keluar ruangan.
CUT TO: