Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
43 INT. KAMPUS KADET - KANTIN - DAY
Kadet dan Iwan duduk berdua di salah satu meja kantin. Dua porsi nasi ayam dan es teh manis baru saja tiba. Masih mengepulakan uap.
IWAN
Menurut lu dia matinya bisa dipercepat, nggak?
KADET
(menyeruput es teh manisnya)
Gue pernah kasih tahu lu kalau seseorang perahunya udah dihanyutkan, dia nggak bakal bisa mati sebelum hari kematiannya.
IWAN
Jadi kalau misalnya gue tabrak dia pake truk, truknya yang bakal ancur?
KADET
(mendesah)
Nggak gitu cara kerjanya. Intinya, dia bakal selamat, aman, sentosa sampai hari H.
Untuk sesaat keduanya hanyut dalam kegiatan mengisi perut. Kemudian begitu isi piring sudah separuh ludes, pembicaraan berlanjut.
IWAN
(mengunyah)
Menurut lu, dia matinya bakal gimana, ya?
Kadet tak langsung menjawab. Ia menarik secarik tisu dari kotak anyaman di atas meja, kemudian menyeka bibirnya.
KADET
Gue nggak tahu. Itu tergantung Ireng sama ... abang gue.
IWAN
Bokap lu dulu matinya gimana?
Kadet batuk, tersedak makanannya sendiri. Cepat-cepat ia meraih gelas es teh manis, kemudian menandaskan tiga per empat isinya.
IWAN (CONT’D)
Sori, nggak maksud bikin lu kaget.
KADET
Bokap gue jatuh dari genteng. Langsung ke atas pagar bambu.
IWAN
Apa emang selalu gitu? Si pelacur itu juga kecelakaan tunggal. Mobilnya masuk jurang Cadas Pangeran.
KADET
Gue nggak tahu.
CUT TO:
44 EXT. RUMAH RESSA - DEPAN PAGAR - DAY
Kadet duduk di atas motornya sembari memangku helm. Jemarinya mengetuk-ngetuk bagian atas helm.
Kemudian Ressa muncul dari dalam rumah. Berpakaian rapi dan menenteng sebuah map plastik.
RESSA
(berjalan mendekati Kadet)
Sori nunggu lama.
KADET
(tersenyum dan memberikan satu helm pada Ressa)
Nggak, kok. Yuk!
RESSA
(menerima helm)
Beneran kamu lagi nggak sibuk?
KADET
(masih tersenyum)
Selain ngerjain skripsi, aku ini pengangguran tulen.
CUT TO:
45 EXT. PEMAKAMAN UMUM - MAKAM SISKA - SAME TIME
Iwan berjalan di antara nisan demi nisan dengan sebuket karangan bunga tergenggam di tangan. Kepalanya menoleh ke sana-kemari, membaca nama demi nama. Hingga akhirnya ia tiba di makam Siska. Iwan berjongkok di samping makam itu.
IWAN
(tangannya membelai batu nisan)
Sayang. Kamu apa kabar di sana? Aku rindu.
Semilir angin menyapu helaian rambut Iwan dari keningnya.
IWAN (CONT’D)
Sebentar lagi yang bikin kamu pergi bakal pergi juga. Kamu bakal lebih tenang.
Iwan menyandarkan buket bunga yang ia bawa di batu nisan, kemudian berdiri dan segera beranjak dari sana.
CUT TO:
46 INT. PERUSAHAAN PENELITIAN RESSA - LOBI KANTOR - DAY
Kadet dan Ressa duduk bersebelahan di atas sofa. Dua botol air mineral di atas meja masih tersegel rapat, belum terjamah.
RESSA
Lokasi penelitian kamu di mana?
KADET
Dataku keuangan. Enggak perlu lokasi penelitian. Paling cari laporan keuangan yang cocok di internet.
RESSA
Enak, ya? Aku udah tiga kali ganti tempat penelitian.
KADET
Semoga yang ini cocok, ya.
Tak berselang lama, seorang laki-laki tambun (HRD) melangkah masuk ke ruangan tempat mereka menunggu.
HRD
(tersenyum lebar)
Maaf nunggu lama, ya? Gimana, gimana?
Ressa merogoh ke dalam tasnya, kemudian menarik sepucuk amplop cokelat besar bertali. Dari sana, ia mengeluarkan selembar surat pengantar serta satu gepok kuesioner.
RESSA
(menyerahkan surat pengantar)
Saya Ressa Amalia, Pak. Yang waktu itu pernah kirim e-mail buat minta izin penelitian.
HRD
(menerima surat pengantar)
Oh iya, iya. Saya inget. Yang mau neliti etos kerja itu, kan?
RESSA
(tersenyum canggung)
Iya, Pak.
HRD
Boleh saya lihat kuesionernya?
RESSA
(menyerahkan setumpuk kuesioner)
HRD
Cuma paling kita enggak bisa kasih datanya dalam waktu dekat. Soalnya lagi banyak proyek juga di sini.
RESSA
Kapan kira-kira bisa saya ambil datanya, Pak?
HRD
Sebulanan lagi lah, paling cepat.
Sekonyong-konyong Kadet tersedak minumannya sendiri.
RESSA
(nada cemas)
Kamu kenapa, Det?
KADET
(mengangkat tangan)
Enggak, enggak apa-apa. Maaf, maaf.
RESSA
Ya sudah, nggak apa-apa, Pak. Kalau gitu kita pamit dulu, ya.
Ressa dan Kadet berdiri kemudian beranjak meninggalkan lobi kantor.
CUT TO:
47 INT. INDEKOS IWAN - MIDNIGHT
Iwan membubuhkan satu tanda silang lagi pada kalender di atas tanggal hari ini.
CUT TO:
48 INT. PERPUSTAKAAN KOTA - AFTERNOON
Kadet dan Ressa membereskan lembaran kertas serta barang-barang lain ke dalam ransel. Jam dinding di perpustakaan menunjukkan sudah nyaris pukul setengah lima sore.
KADET
Makasih udah kasih pencerahan hari ini.
RESSA
Makasih juga kemarin udah mau nganter ke tempat penelitian aku.
KADET
(tersenyum getir)
RESSA
Kapan rencana daftar ujian sidang?
KADET
(menggendong ransel di satu bahu)
Belum tahu. Mau bimbingan sekali lagi. Tapi semoga aja bulan ini.
RESSA
(kelihatan ragu dan mengigit bibir bawah)
Nanti kalau kamu sidang, aku boleh dateng?
KADET
(ekspresi ragu)
Nanti kukabari, ya.
Kadet sudah tampak akan beranjak, namun ia melihat Ressa masih terpaku ragu.
KADET (CONT’D)
Kenapa?
RESSA
(dengan nada ragu)
Kamu habis ini ada acara?
KADET
(mengerutkan kening)
Enggak. Kenapa emang?
RESSA
Kalau aku traktir makan, mau?
KADET
(tertawa canggung)
Traktir makan? Kok tiba-tiba nanya gitu?
RESSA
(merapatkan bibir menahan senyum)
Hari ini aku 22 tahun.
Kadet diam sejenak, kemudian senyum lebar seketika rekah di wajah lelaki itu.
KADET
Kenapa kamu nggak bilang dari tadi? Tahu gitu sebelum ke sini aku beli kado dulu. Ngomong-ngomong selamat ulang tahun ya!
RESSA
(tersenyum)
Iya, makasih, Kadet. Kalau kadonya temenin aku makan, gimana?
KADET
(tersenyum)
Oke. Tapi tetep aku bakal kasih kado beneran buat kamu.
CUT TO:
49 INT. TEMPAT MAKAN - NIGHT
Kadet dan Ressa duduk berhadapan di meja nomor 11. Sebuah lentera kertas berpendar putih menggantung di atas mereka.
Usai menyerahkan pesanan pada pelayan, keduanya sempat dilanda sunyi sesaat.
KADET
Kamu orang Bandung asli?
RESSA
Bukan. Aku dari Bogor. Cuma sejak Bapak meninggal, habis lulus SMA aku pindah ke Bandung sama Ibu. Kamu?
KADET
(terdengar getir)
Aku dari Magelang. Waktu umurku dua belas tahun, bapakku meninggal. Terus aku dibawa ke Jakarta sama bibiku. Pas kuliah aku mutusin buat ngerantau ke Bandung.
RESSA
Ibu kamu?
KADET
(tersenyum getir)
Udah meninggal waktu aku masih kecil.
RESSA
(bicara dengan nada simpati)
Maaf, seharusnya aku nggak tanya begitu.
KADET
Nggak apa-apa.
RESSA
Dulu Magelangnya di mana?
KADET
Pernah dengar Alas Mandeg?
RESSA
(menggeleng)
KADET
Rumahku ada di desa dekat hutan. Namanya Alas Mandeg. Nggak terlalu banyak dikenal juga, sih.
RESSA
Kamu anak tunggal?
Kadet diam seketika. Kepalanya menoleh ke luar jendela.
KADET
(memandang langit berbintang)
Kakakku meninggal waktu umurku masih sepuluh tahun. Beberapa bulan setelah ibuku.
RESSA
(tangan terulur meraih tangan Kadet di atas meja)
Maaf, ya, Det. Aku turut prihatin.
Kadet menatap Ressa lekat-lekat. Kemudian tersenyum.
CUT TO:
50 INT. KAMPUS KADET - GEDUNG KAPRODI - RUANGAN PAK BROTO - DAY
Pak Broto membubuhkan tanda tangannya di muka skirpsi Kadet. Tepat di bawah logo universitas.
PAK BROTO
Daftar ujian sidang secepatnya. Kalau bisa bulan depan sudah sidang.
KADET
(semringah)
Baik. Makasih, Pak!
CUT TO: