Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
40. EXT. SEKOLAH – TEMPAT PARKIR – SORE
Cast: Budi, Joko, Cahya
Budi tos dengan Joko yang sudah duduk di motornya.
Budi tersenyum congkak.
Budi berlalu pergi menuju motornya dan menaikinya. Budi lalu mengambil helmnya yang sebelumnya ditaruh di spion motor untuk disimpan di gantungan motor bagian depan. Saat akan menghidupkan motor, tiba-tiba Cahya menegur sambil terus berjalan lewat depannya.
Sekarang aturannya kalau pake motor udah nggak diharuskan pake helm tapi diganti topi ya?
(Mengangguk-angguk dengan tatapan lurus ke depan)
Budi termangu, kepala dan matanya mengikuti langkah Cahya sampai cewek itu keluar gerbang mengendarai motornya. Setelah itu, Budi tertawa sendiri sambil melepas topinya dan disimpan di dalam tas, kemudian mengenakan helmnya.
41. EXT. JALAN RAYA – SORE
Cast: Budi, Cahya, Ari, Joko
Terlihat Budi mengendarai motornya dengan kecepatan di atas 60 km/jam. Matanya melirik Cahya yang sedang menuntun motor. Budi menengok ke belakang dengan posisi masih mengendarai motornya. Lalu Budi memelankan laju motornya hingga Cahya sejajar dengannya.
Motornya kenapa, tuh? Kehabisan bensin ya? Atau mogok?
Cahya hanya menengok sebentar dan terus mendorong motornya.
Butuh bantuan nggak, nih?
Budi menatap Cahya yang menjauh kemudian mengangkat bahu acuh.
Budi menambah kecepatan motornya sambil melihat Cahya melalui spionnya. Pikirnya Cahya akan melihat kepergiannya dan akhirnya meminta tolong padanya, tapi ternyata tidak. Cahya terus menuntun motornya tanpa mendongak sedikitpun padanya.
Budi menepikan motornya. Mencegat motor Cahya dengan memegang setangnya. Cahya terpaksa berhenti dan menatap Budi garang.
(Celingak-celinguk)
(Menaikkan satu alis)
(Menghela napas)
Cahya diam sejenak. Budi sudah mengambil alih posisi Cahya, tapi saat Budi sudah akan mendorong motornya, Cahya menahan.
Nggak perlu repot-repot bantu aku. Soalnya kalau nanti kamu repot cari motormu yang hilang karena kamu tinggal di situ, aku nggak ada niat buat bantu. Jadi, udah ya.
(Menyingkirkan Budi dari stang motornya)
(Tersenyum tengil)
Budi melihat arah belakang membuat Cahya ikut menoleh. Budi melambaikan tangan kanannya dan menghentikan dua cowok yang berboncengan, Joko dan Ari.
Joko dan Ari plonga-plongo. Apalagi saat Budi berlalu menjauhi mereka sebelum mendengar jawaban.
(Memeriksa kantong jaket dan seragamnya)
Cahya yang mendengar percakapan Budi dan melihat Budi kembali menatapnya tanpa berkata apapun.
Budi mulai berjalan diikuti Cahya yang berpindah ke sebelah kanan.
Awalnya ikhlas lahir batin, tapi karena aku orangnya gampang tersinggung, jadi sekarang nggak rela tenagaku kebuang sia-sia.
(Menatap Cahya sekejap dan kembali menghadap depan)
Cahya reflek berhenti. Menatap Budi garang. Budi ikut berhenti dan menoleh.
Cahya memposisikan diri di belakang motor lalu mendorongnya. Budi tertawa jahil tanpa suara sambil melihat depan.
(Menepuk jok motor keras)
Cahya menyipitkan matanya saat menatap punggung Budi sambil menahan kesal.
CUT TO:
Joko menaiki motor Budi. Saat mesin sudah dinyalakan dan saat akan men-gas, tiba-tiba Joko mengerem. Ari sampai bingung.
Joko melihat bagian speedometer, lalu berpindah melihat Ari.
CUT TO:
42. EXT. JALAN RAYA – SORE
Cast: Budi, Cahya
Terlihat Budi dan Cahya masih mendorong motor. Banyak motor dan mobil yang melewati mereka.
Cahya diam.
Cahya masih diam.
Cahya mulai mengkerutkan dahinya.
(Berhenti melangkah seraya menoleh)
(Melotot)
(Terkekeh)
Cahya melirik sinis.
Budi menurut. Selama beberapa saat mereka berjalan sambil mendorong motor itu, kemudian Cahya yang nampak berpikir mulai bicara.
Budi tersenyum kecil.
(Mengangguk pelan)
Budi berhenti. Begitu juga Cahya. Budi menatap Cahya sambil berpikir.
Gini..
(Men-standard-kan motor dan menghadap penuh ke arah Cahya)
(Dahi mengkerut)
Budi cengo.
Budi termenung melihat Cahya. Cahya tersenyum tidak habis pikir.
Budi mengedip cepat.
43. EXT. JALAN RAYA – SORE
Cast: Cahya, Budi, Bapak
Budi hanya diam menuntun motor Cahya. Dia memikirkan hasil perdebatan mereka. Sementara itu, Cahya melihat Bapak sedang mengambil topi capingnya.
Budi berjenggit kaget. Dia bahkan menatap tidak percaya melihat Cahya tersenyum lebar melambaikan tangan. Bapak tersenyum dan menghampiri Cahya sambil mengenakan topinya.
Bapak melihat motor dan sadar ada Budi memperhatikan. Bapak tersenyum pada Budi dan Budi membalasnya.
Ini temannya baik banget mau bantu dorong.
(Tersenyum pada Cahya dan Budi bergantian)
(Mengulurkan tangan kanan)
Bapak menjabat tangan Budi sambil memandang Budi cukup lama. Cahya merasa aneh dengan sikap bapak.
Bapak hanya tersenyum. Lalu menghadap Cahya.
Bapak tersenyum lagi pada Budi lalu pergi buru-buru dari sana. Bapak bahkan sempat menyempatkan melihat ke belakang sekali lagi sebelum hilang di tikungan.
(Terkekeh)
Cahya melihat Budi sekejap lalu kembali melihat Bapak. Dia merasa aneh dengan sikap Bapak. Tapi lebih merasa aneh saat sadar satu hal setelah dia memegang bagian belakang motornya lagi.
Budi berhenti tertawa. Dia melihat Cahya begitu juga dengan Cahya. Mereka saling pandang, bingung.
44. TALKING HEAD CAHYA