Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
DISSOLVE TO:
18 EXT. SEKOLAH - GERBANG SEKOLAH – PAGI
Cast: Cahya, Rekan 1 (cowok), Rekan 2 (cewek), siswi 1, siswi 2, Budi
Cahya berdiri di depan gerbang sekolah menggunakan rompi hijau khas anggota organisasi PKS (patroli keamanan sekolah). Dua rekannya sesekali meniup peluit dengan tangan yang melambai mengatur murid-murid yang hendak masuk gerbang sambil memeriksa motor mereka.
Para siswa mematikan mesin motornya dan mendorong motor masing-masing dari pintu masuk gerbang ke parkiran.
Rekan 2 menghampiri pesepeda motor tanpa spion kanan. Cahya melihat sekilas bagaimana rekannya menangani murid itu sebelum membantu satu siswi yang kesulitan mendorong motornya sendiri.
Cahya mengangguk dan kembali ke gerbang. Berdiri tegak di sisi gerbang sambil memantau kerja rekannya dalam mendisiplinkan murid yang tidak tertib terutama masalah kendaraan. Karena dua rekannya sibuk sehingga tidak melihat ada satu motor yang lolos dari pengawasan, Cahya langsung turun tangan.
(Men-stop motor dengan tangan kanannya)
(Menjawab takut-takut)
(Menghela napas)
(Terdiam beberapa saat sambil senggol-senggolan dengan murid yang memboncengkannya)
(Menghampiri Cahya dengan buru-buru)
Cahya menatap jauh sesuai arah telunjuk rekannya.
Rekannya mengangguk. Setelah itu, Cahya langsung menghampiri murid laki-laki yang duduk tengil di atas motor sambil sesekali menggemborkan motornya.
(Mengamati keseluruhan motor dan murid laki-laki itu)
(Mendongak cepat)
(Terus menatap tegas mata Budi tanpa berpaling)
(Membalas tatapan Cahya berani)
(Cengo)
(Menatap Cahya marah)
Cahya mengeluarkan note kecil dan pulpen. Menulis di kertas paling depan.
(Melihat Budi sekilas lalu kembali menunduk untuk menulis)
(Mendengus)
(Mengernyit tak suka)
Cahya mengangguk. Menyimpan pulpennya di saku seragam sementara note masih dipegangnya.
CU: Memperlihatkan note yang diangkat oleh Cahya untuk memperlihatkan tulisan sesuai dengan jawaban Budi tadi.
(Melotot tapi setelahnya melengoskan matanya malas)
Cahya menutup note itu dan memasukkannya ke saku kemeja seragamnya. Lalu dengan tangannya, dia mempersilakan Budi pergi.
Budi malah menyalakan mesin motornya yang awalnya sudah mati. Tidak mendorong motornya, tapi Budi menjalankan motor itu seperti biasa melewati gerbang tanpa peduli dengan tatapan heran dari orang-orang.
Sementara itu, Cahya hanya menengok tanpa menghentikan tindakan Budi.
CUT TO:
19. INT. SEKOLAH – RUANG KELAS – SIANG
Cast: Cahya, Ayu, Bu Guru
Bu Guru lalu duduk sambil membuka buku paket yang tadi dibawanya. Murid-murid di kelas ribut mencari pasangan. Hanya Cahya yang tetap diam membaca materi tentang ‘macam-macam sistem penyimpanan arsip’ yang dia yakini akan jadi materi hari ini.
Sementara itu, Ayu yang duduk di seberang meja Cahya terlihat kebingungan menengok ke sekitarnya sambil bertanya-tanya apakah ada yang ingin satu kelompok dengannya, tapi mereka sudah dapat kelompok semua. Akhirnya setelah beberapa saat memandangi Cahya, Ayu memberanikan diri untuk mencolek lengan Cahya menggunakan pulpennya.
(Menengok ke sekitar lalu kembali menatap Ayu)
(tersenyum canggung)
Cahya mengangguk. Hal itu membuat Ayu sedikit kebingungan dengan sikap tenang Cahya. Ayu memeriksa jam di pergelangan tangannya yang tersisa 1 menit. Dia gugup karena belum dapat kelompok. Jadi, dengan lirih dia bertanya pada Cahya.
Cahya mengangguk. Ayu buru-buru membawa kursinya mendekat ke meja Cahya. Mereka tidak berbicara apapun lagi. Cahya kembali sibuk membaca sementara Ayu berusaha menahan senyum senangnya sambil sesekali melihat ke buku yang dibaca Cahya.
Cahya membuka buku tulisnya dan memegang pulpennya sambil memperhatikan Bu Guru yang mulai menjelaskan sambil sesekali juga menulis di papan tulis. Ayu yang melihat itu mengikuti apa yang Cahya lakukan.
DISSOLVE TO
20. INT. SEKOLAH – RUANG KELAS – SIANG
Cast: Cahya, Ayu, Bu Guru
Cahya mendengarkan Bu guru sambil sesekali menatap bingung tulisan yang ada di buku tulis dan buku paketnya.
Cahya dan Ayu memeriksa setumpuk kertas itu bersama.
INSERT: Tulisan “SISTEM POKOK MASALAH (Subjectical Filling System) di kertas paling atas.
Ayu mendesah pelan saat membacanya. Cahya pun sama.
Ayu menengok lalu menggeleng dengan raut bersalah.
Cahya berkedip tak paham.
Cahya diam. Mereka saling pandang. Lalu, Cahya mengulurkan tangannya.
(terkekeh)
Cahya sedikit mengayunkan tangannya.
(Menerima uluran tangan Cahya)
Murid-murid saling berpandangan tak sabar.
(Tunjuk tangan tanpa ragu)
Bu guru dan murid di kelas memusatkan perhatiannya kepada Cahya.
21. INT. RUMAH CAHYA - DAPUR – MALAM
Cast: Cahya, Ibu
Cahya makan sambil membaca kembali materi tentang “penyimpanan arsip sistem subjek” yang sudah dia tulis sesuai penjelasan dari bu guru tadi. Buku itu dia senderkan di botol minum. Cahya makan nasi dengan lauk ikan asin menggunakan tangan.
(Mengangguk)
Cahya mengangguk. Melanjutkan makan sambil membaca setelah Ibu pergi dari dapur.
22. INT. RUMAH CAHYA – KAMAR – MALAM
Cast: Cahya
Cahya menutup bukunya. Membereskan buku tulisnya dari meja belajar lalu menggantinya dengan buku gelatik. Tangannya mengapit pulpen.
Cahya mengambil napas panjang sebelum mulai menulis.
INSERT: Proses Cahya menulis surat di kertas folio bertuliskan:
Yogyakarta, 2 Desember 2022
Nomor: 01/U/22
Hal: Undangan
Kepada Yth. Bapak
Cahya merobek kertas yang salah itu lalu menulisnya lagi ke kertas yang baru.
INSERT: Tulisan kepada tidak ada, hanya Yth
Setelah menyalinnya ke kertas baru, Cahya meremas kertas yang lama lalu menaruhnya di sisi meja yang menempel tembok. Lalu, lanjut menulis.
Oh iya. Dengan hormat, kan h-nya harus kecil ya?
Cahya merobek kertas berisi tulisan yang salah itu lalu menyalinnya ke kertas baru.
INSERT: Proses menulis kata Dengan hormat, di kertas
Setelah itu, Cahya meremas kertas berisi tulisan salah tadi dan menaruhnya di samping kertas pertama yang salah tadi. Lalu, Cahya melanjutkan menulis surat itu.
Cahya merobek kertas yang salah itu lagi. Lalu menghirup napas dengan mata memejam. Setelah itu, Cahya mulai fokus menulis surat lagi sampai akhirnya selesai. Dia langsung menutup buku itu dan merenggangkan otot-otot tangannya.
Cahya beranjak dari kursi belajarnya. Melepas kacamatanya, dia keluar kamar sambil mengucek mata kanannya.
Sampai di samping pintu masuk dapur yang kebetulan gordennya dibuka, Cahya tidak sengaja melihat Ibu sedang makan sendiri. Cahya tersenyum dengan niat awal ingin menemani ibunya selagi makan, karena Bapak tidak terlihat di sana. Tapi, saat Ibu mengangkat kepala ikan asin yang sengaja tidak Cahya makan tadi, seketika Cahya menghentikan langkah kakinya dan tanpa dia sadari matanya mulai berkaca-kaca. Dia memperhatikan bagaimana Ibu menikmati kepala ikan asin yang keras itu sambil menahan tangisnya. Tapi, satu air mata tetap berhasil menetes.