Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PLUS MINUS
Suka
Favorit
Bagikan
4. Bagian 18-22
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

DISSOLVE TO:

18 EXT. SEKOLAH - GERBANG SEKOLAH – PAGI

Cast: Cahya, Rekan 1 (cowok), Rekan 2 (cewek), siswi 1, siswi 2, Budi


Cahya berdiri di depan gerbang sekolah menggunakan rompi hijau khas anggota organisasi PKS (patroli keamanan sekolah). Dua rekannya sesekali meniup peluit dengan tangan yang melambai mengatur murid-murid yang hendak masuk gerbang sambil memeriksa motor mereka.


REKAN 1 (COWOK)
Matiin mesin motornya!


Para siswa mematikan mesin motornya dan mendorong motor masing-masing dari pintu masuk gerbang ke parkiran.


REKAN 2 (CEWEK)
Eh itu kenapa spionnya dicopot? Berhenti di sana!


Rekan 2 menghampiri pesepeda motor tanpa spion kanan. Cahya melihat sekilas bagaimana rekannya menangani murid itu sebelum membantu satu siswi yang kesulitan mendorong motornya sendiri.


REKAN 1 (COWOK)
Parkirkan motor sesuai kelas dan jurusan masing-masing!


SISWI 1
Terima kasih.


Cahya mengangguk dan kembali ke gerbang. Berdiri tegak di sisi gerbang sambil memantau kerja rekannya dalam mendisiplinkan murid yang tidak tertib terutama masalah kendaraan. Karena dua rekannya sibuk sehingga tidak melihat ada satu motor yang lolos dari pengawasan, Cahya langsung turun tangan.


CAHYA

(Men-stop motor dengan tangan kanannya)

Walaupun bonceng teman, kamu harus tetap pakai helm. Bisa kasih alasan kenapa sekarang saya nggak lihat ada helm dikepalamu?


SISWI 2

(Menjawab takut-takut)

Tadi buru-buru jadi helmnya ketinggalan di rumah.


CAHYA

(Menghela napas)

Bisa kasih alasan yang lebih logis?


SISWI 2

(Terdiam beberapa saat sambil senggol-senggolan dengan murid yang memboncengkannya)

Anu...


REKAN 1 (COWOK)

(Menghampiri Cahya dengan buru-buru)

Di sana ada laki-laki pakai motor modifikasi yang melakukan lebih dari 1 pelanggaran. Orangnya ngeyel dan susah diatur. Bisa tolong kamu tangani?


Cahya menatap jauh sesuai arah telunjuk rekannya.


CAHYA
Kalau gitu kamu tangani dia, ya? Sudah kelihatan, kan jenis pelanggarannya? Bonceng teman tanpa pakai helm.


Rekannya mengangguk. Setelah itu, Cahya langsung menghampiri murid laki-laki yang duduk tengil di atas motor sambil sesekali menggemborkan motornya.


CAHYA

(Mengamati keseluruhan motor dan murid laki-laki itu)

Spion hanya satu, knalpot blombongan, motor dimodifikasi tidak sesuai standar, nggak pake helm. Empat pelanggaran dalam sehari.


BUDI

(Mendongak cepat)

Yaelah udah dari dulu kali kayak gini. Kenapa baru dimarahi hari ini?


CAHYA

(Terus menatap tegas mata Budi tanpa berpaling)

Besok spion harus sudah dua, knalpot harus standar, dan yang paling penting harus pake helm. Kalau nggak-


BUDI

(Membalas tatapan Cahya berani)

Spionku rusak waktu nabrak truk kemarin. Helmnya retak sama kacanya juga pecah. Nggak bisa langsung besok jadilah, kan harus beli ke kota dulu.


CAHYA
(Masih tidak beralih dari mata Budi)
Kamu pikir udah cukup pintar buat ngarang kebohongan kayak gitu?


BUDI

(Cengo)

Hah?


CAHYA
Kalau besok masih sama kayak hari ini, pilihannya cuma dua. Mau ke BK dulu atau langsung ditangani polisi.


BUDI

(Menatap Cahya marah)

Siapa yang bohong?!


Cahya mengeluarkan note kecil dan pulpen. Menulis di kertas paling depan.


CAHYA
Nama?


BUDI
Spionnya-


CAHYA

(Melihat Budi sekilas lalu kembali menunduk untuk menulis)

Nama?


BUDI

(Mendengus)

Budi


CAHYA
Kelas?


BUDI

(Mengernyit tak suka)

Sepuluh


CAHYA
Jurusan?


BUDI
Teknik mesin


Cahya mengangguk. Menyimpan pulpennya di saku seragam sementara note masih dipegangnya.


CAHYA
Ini..


CU: Memperlihatkan note yang diangkat oleh Cahya untuk memperlihatkan tulisan sesuai dengan jawaban Budi tadi.


CAHYA
Ini bisa saja sampai di meja BK. Kalau besok pagi belum diperbaiki, kamu akan langsung ditangani sama guru BK.


Budi

(Melotot tapi setelahnya melengoskan matanya malas)

Iya, iya.


Cahya menutup note itu dan memasukkannya ke saku kemeja seragamnya. Lalu dengan tangannya, dia mempersilakan Budi pergi.


CAHYA
Silakan matikan mesin motornya dan parkirkan di sebelah sana. Lalu kamu-


BUDI
Nomor teleponnya nggak sekalian?


Budi malah menyalakan mesin motornya yang awalnya sudah mati. Tidak mendorong motornya, tapi Budi menjalankan motor itu seperti biasa melewati gerbang tanpa peduli dengan tatapan heran dari orang-orang.


Sementara itu, Cahya hanya menengok tanpa menghentikan tindakan Budi.


CUT TO:


19. INT. SEKOLAH – RUANG KELAS – SIANG

Cast: Cahya, Ayu, Bu Guru


BU GURU
Hari ini kita akan lanjut ke materi selanjutnya, ya. Sebelum itu tolong kalian buat kelompok dulu. Satu kelompok ada dua orang. Ibu kasih waktu 3 menit.


Bu Guru lalu duduk sambil membuka buku paket yang tadi dibawanya. Murid-murid di kelas ribut mencari pasangan. Hanya Cahya yang tetap diam membaca materi tentang ‘macam-macam sistem penyimpanan arsip’ yang dia yakini akan jadi materi hari ini.


Sementara itu, Ayu yang duduk di seberang meja Cahya terlihat kebingungan menengok ke sekitarnya sambil bertanya-tanya apakah ada yang ingin satu kelompok dengannya, tapi mereka sudah dapat kelompok semua. Akhirnya setelah beberapa saat memandangi Cahya, Ayu memberanikan diri untuk mencolek lengan Cahya menggunakan pulpennya.


AYU
Cahya?


CAHYA
(Menoleh ke arah kanan tanpa menjawab)


AYU
Kamu udah dapat kelompok?


CAHYA

(Menengok ke sekitar lalu kembali menatap Ayu)

Belum


AYU

(tersenyum canggung)

Oh ya.. sama, aku juga belum.


Cahya mengangguk. Hal itu membuat Ayu sedikit kebingungan dengan sikap tenang Cahya. Ayu memeriksa jam di pergelangan tangannya yang tersisa 1 menit. Dia gugup karena belum dapat kelompok. Jadi, dengan lirih dia bertanya pada Cahya.


AYU
Aku boleh masuk kelompok kamu?


CAHYA
Boleh.


AYU
Beneran?


Cahya mengangguk. Ayu buru-buru membawa kursinya mendekat ke meja Cahya. Mereka tidak berbicara apapun lagi. Cahya kembali sibuk membaca sementara Ayu berusaha menahan senyum senangnya sambil sesekali melihat ke buku yang dibaca Cahya.


BU GURU
Sudah 3 menit, ya! Sekarang Ibu akan menjelaskan materinya dulu, yaitu tentang macam-macam sistem penyimpanan arsip. Kalian simak baik-baik. Jangan lupa untuk menulis apa yang menurut kalian penting untuk ditulis. 


Cahya membuka buku tulisnya dan memegang pulpennya sambil memperhatikan Bu Guru yang mulai menjelaskan sambil sesekali juga menulis di papan tulis. Ayu yang melihat itu mengikuti apa yang Cahya lakukan.


BU GURU
Ada 5 cara yang dapat digunakan untuk menyimpan arsip, yaitu dengan sistem subjek atau biasa disebut sistem pokok masalah, sistem tanggal, sistem abjad, sistem nomor atau numerical, dan sistem geografis. Nah..


DISSOLVE TO

20. INT. SEKOLAH – RUANG KELAS – SIANG

Cast: Cahya, Ayu, Bu Guru


IBU GURU
Ibu rasa untuk penjelasannya sudah cukup. Sekarang Ibu akan memberitahu apa tugas kalian.


Cahya mendengarkan Bu guru sambil sesekali menatap bingung tulisan yang ada di buku tulis dan buku paketnya.


BU GURU
Tugasnya cukup gampang. Silakan bersama teman sekelompok kalian susun arsip-arsip yang sudah disediakan di meja kalian menggunakan sistem penyimpanan sesuai dengan petunjuk di kertas paling depan. Ibu akan beri waktu satu jam pelajaran, jadi maksimalkan.


Cahya dan Ayu memeriksa setumpuk kertas itu bersama. 


INSERT: Tulisan “SISTEM POKOK MASALAH (Subjectical Filling System) di kertas paling atas.


Ayu mendesah pelan saat membacanya. Cahya pun sama.


CAHYA
Kamu udah paham?


Ayu menengok lalu menggeleng dengan raut bersalah.


AYU
Maaf ya kamu sekelompok sama aku. 


Cahya berkedip tak paham.


AYU
Karena aku nggak sepintar kamu, aku lambat buat memahami pelajaran, jadi kalau nanti aku juga lambat ngimbangin kamu... aku mohon pengertianmu


Cahya diam. Mereka saling pandang. Lalu, Cahya mengulurkan tangannya.


CAHYA
Aku Cahya


AYU

(terkekeh)

Iya, aku tahu.


CAHYA
Tapi aku nggak tahu namamu. Boleh kenalan?


AYU
Hah?


Cahya sedikit mengayunkan tangannya.


AYU

(Menerima uluran tangan Cahya)

Eh iya... namaku Ayu.


CAHYA
Kita sama-sama belum paham. Jadi, tenang aja. Aku punya cara buat ngatasin itu.


BU GURU
Nanti setelah istirahat, kalian akan mencoba menyimpan arsip yang udah kalian susun itu ke dalam filling cabinet.


Murid-murid saling berpandangan tak sabar. 


BU GURU
Sebelum itu, ada yang mau ditanyakan?


CAHYA

(Tunjuk tangan tanpa ragu)

Saya, bu.


BU GURU
Ya, apa?


CAHYA
Di buku ini dijelaskan kalau sistem pokok masalah itu berbeda dengan sistem penyimpanan yang lain, karena harus menggunakan daftar klasifikasi. Nah yang masih buat saya bingung itu kalau misalkan subjek di suratnya tidak ada di daftar klasifikasi, menyimpannya ke dalam laci bagaimana, bu?


BU GURU
Makanya kalau guru ngejelasin itu didengerin.


CAHYA
Maaf, bu, tapi untuk sistem subjek, Ibu tadi cuma menjelaskan pengertiannya saja. Untuk prosedurnya belum. Jadi, saya tidak bisa mengerjakan tugas ini kalau materinya saja saya belum paham.


Bu guru dan murid di kelas memusatkan perhatiannya kepada Cahya.


21. INT. RUMAH CAHYA - DAPUR – MALAM

Cast: Cahya, Ibu


Cahya makan sambil membaca kembali materi tentang “penyimpanan arsip sistem subjek” yang sudah dia tulis sesuai penjelasan dari bu guru tadi. Buku itu dia senderkan di botol minum. Cahya makan nasi dengan lauk ikan asin menggunakan tangan.


IBU
Makannya yang kenyang sekalian. Biar nanti malam tidurnya nyenyak sama belajarnya bisa fokus.


CAHYA

(Mengangguk)

Iya, tapi ini aku makan duluan beneran nggak papa, Bu?


IBU
Iya ndak papa. Bapak bisa saja pulang malam. Kalau nunggu, kamu bisa kelaperan dan kamu belajarnya bisa kemaleman.


Cahya mengangguk. Melanjutkan makan sambil membaca setelah Ibu pergi dari dapur. 


22. INT. RUMAH CAHYA – KAMAR – MALAM

Cast: Cahya


Cahya menutup bukunya. Membereskan buku tulisnya dari meja belajar lalu menggantinya dengan buku gelatik. Tangannya mengapit pulpen. 


CAHYA
Bismillah


Cahya mengambil napas panjang sebelum mulai menulis.


INSERT: Proses Cahya menulis surat di kertas folio bertuliskan:


Yogyakarta, 2 Desember 2022


Nomor: 01/U/22

Hal: Undangan


Kepada Yth. Bapak


CAHYA
Eh kalau udah pake Yth nggak boleh pake kepada, ding.


Cahya merobek kertas yang salah itu lalu menulisnya lagi ke kertas yang baru.


INSERT: Tulisan kepada tidak ada, hanya Yth


Setelah menyalinnya ke kertas baru, Cahya meremas kertas yang lama lalu menaruhnya di sisi meja yang menempel tembok. Lalu, lanjut menulis.


CAHYA

Oh iya. Dengan hormat, kan h-nya harus kecil ya?

(Cahya menghela napas)


Cahya merobek kertas berisi tulisan yang salah itu lalu menyalinnya ke kertas baru.


INSERT: Proses menulis kata Dengan hormat, di kertas


Setelah itu, Cahya meremas kertas berisi tulisan salah tadi dan menaruhnya di samping kertas pertama yang salah tadi. Lalu, Cahya melanjutkan menulis surat itu.


CAHYA
Astaga kenapa bisa salah terus, sih? Mau habis berapa kertas nanti?


Cahya merobek kertas yang salah itu lagi. Lalu menghirup napas dengan mata memejam. Setelah itu, Cahya mulai fokus menulis surat lagi sampai akhirnya selesai. Dia langsung menutup buku itu dan merenggangkan otot-otot tangannya.


CAHYA
Akhirnya selesai juga.


Cahya beranjak dari kursi belajarnya. Melepas kacamatanya, dia keluar kamar sambil mengucek mata kanannya.


Sampai di samping pintu masuk dapur yang kebetulan gordennya dibuka, Cahya tidak sengaja melihat Ibu sedang makan sendiri. Cahya tersenyum dengan niat awal ingin menemani ibunya selagi makan, karena Bapak tidak terlihat di sana. Tapi, saat Ibu mengangkat kepala ikan asin yang sengaja tidak Cahya makan tadi, seketika Cahya menghentikan langkah kakinya dan tanpa dia sadari matanya mulai berkaca-kaca. Dia memperhatikan bagaimana Ibu menikmati kepala ikan asin yang keras itu sambil menahan tangisnya. Tapi, satu air mata tetap berhasil menetes.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar