Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
33. EXT. SEKOLAH – LAPANGAN UPACARA – PAGI
Cast: Cahya, Budi
Lapangan upacara sudah dipenuhi oleh para siswa serta guru-guru yang berbaris rapi. Pembaca UUD 1945 dan doa, pengibar bendera, serta paduan suara juga berbaris di tempatnya masing-masing.
Cahya melihat lapangan dengan dahi mengerut. Dia yang berdiri di barisan paling depan lalu mundur perlahan dan keluar dari barisan kelasnya. Berjalan menuju barisan paduan suara dan bertanya pada cewek yang berdiri di barisan pojok belakang.
(Menoleh cepat)
Cahya diam. Tengok kanan-kiri mencari keberadaan Budi, tapi tetap tidak terlihat. Meraih tangan cewek yang ditanyainya tadi untuk melihat jam.
Cahya menggigit ujung kuku jempolnya. Matanya jelalatan hingga akhirnya terfokus pada Joko yang berdiri di barisan paduan suara paling depan. Cahya menghembuskan napas lalu buru-buru menghampiri Joko.
Joko yang sedang mengobrol dengan teman sampingnya langsung menoleh.
(Melotot kaget)
Cahya berdecak. Sekarang menarik tangan cowok yang tadi ngobrol sama Joko untuk melihat jam yang hanya tersisa 1 menit lagi. Tanpa memedulikan teman Joko yang terkejut.
Cahya semakin resah bahkan marah atas kondisi itu.
Karena suara Cahya agak keras, siswa yang ada di kelas Budi dan Joko yang di barisan paduan suara jadi hampir semuanya menoleh ke Cahya.
Cahya lalu pergi dari sana dengan dongkol.
Cahya kembali ke barisannya. Dia terus melihat ke arah pintu masuk dengan cemas dan penuh harap. Sampai di detik-detik akan dimulainya upacara, muncul Budi masih dengan tasnya tapi sudah memakai dasi dan topi upacara. Cahya menghela napas lega.
INTERCUT TO:
Budi berjalan agak cepat dan menaruh tasnya di kursi depan kelas yang dia lewati. Lalu berdiri di tempat pemimpin upacara. Dia melihat barisan peserta upacara dari ujung sampai berhenti di barisan tengah sejajar tiang bendera. Cahya yang dicarinya dan Budi tersenyum setelah menemukannya.
INTERCUT TO:
Cahya melihat Budi yang sudah berdiri tegap dengan tatapan lurus ke depan. Cahya memejamkan matanya sejenak dan berdoa.
INTERCUT TO:
MONTAGE:
34. Budi berjalan ke tengah lapangan dengan gagah.
35. Budi berteriak “siap gerak!” dengan lantang.
36. Budi berteriak “Kepada Pembina upacara, hormat gerak!”
37. Cahya terdiam kagum melihat Budi yang sukses menjadi pemimpin upacara.
38. Setelah upacara dibubarkan, Budi melihat Cahya lagi. Cahya yang saat itu memang sedang melihat Budi jadi tertangap basah, tapi tidak mengalihkan pandangan. Mereka saling tatap dengan raut datar.
39. EXT. SEKOLAH – LAPANG – PAGI
Cast: Cahya, guru piket, Budi
Para siswa sudah berhamburan akan meninggalkan lapangan, tapi perhatian mereka tersita oleh guru piket yang naik ke podium.
Cahya reflek menoleh ke Budi yang sedang berjalan ke barisan yang dibuat di tengah lapangan itu. Saat itu, Budi membuka topinya yang membuat Cahya cukup terkejut. Sebab rambut Budi sudah dipotong rapih dan terbilang pendek dengan potongan 121.