Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PLUS MINUS
Suka
Favorit
Bagikan
8. Bagian 33-39
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

33. EXT. SEKOLAH – LAPANGAN UPACARA – PAGI

Cast: Cahya, Budi


Lapangan upacara sudah dipenuhi oleh para siswa serta guru-guru yang berbaris rapi. Pembaca UUD 1945 dan doa, pengibar bendera, serta paduan suara juga berbaris di tempatnya masing-masing.


Cahya melihat lapangan dengan dahi mengerut. Dia yang berdiri di barisan paling depan lalu mundur perlahan dan keluar dari barisan kelasnya. Berjalan menuju barisan paduan suara dan bertanya pada cewek yang berdiri di barisan pojok belakang.


CAHYA
Temenmu yang ngajuin diri jadi pemimpin upacara kemarin mana?


CEWEK PADUAN SUARA

(Menoleh cepat)

Nggak tahu, tuh, si Budi. Daritadi juga belum kelihatan masuk kelas.


Cahya diam. Tengok kanan-kiri mencari keberadaan Budi, tapi tetap tidak terlihat. Meraih tangan cewek yang ditanyainya tadi untuk melihat jam.


CAHYA
Tinggal 3 menit lagi upacaranya dimulai.


Cahya menggigit ujung kuku jempolnya. Matanya jelalatan hingga akhirnya terfokus pada Joko yang berdiri di barisan paduan suara paling depan. Cahya menghembuskan napas lalu buru-buru menghampiri Joko.


CAHYA
Joko!


Joko yang sedang mengobrol dengan teman sampingnya langsung menoleh.


CAHYA
Temenmu yang mau gantiin kemarin belum kelihatan. Jadi kamu ya yang tetap jadi pemimpin upacara hari ini.


JOKO

(Melotot kaget)

Loh ya nggak bisa no. Kemarin udah lihat, kan kalau aku nggak bisa?


CAHYA
Bisa nggak bisa. Soalnya ini waktunya udah mepet banget.


JOKO
Nggak! Nggak! Nggak mau aku! Ditunggu ajalah. Mungkin Budi baru di jalan.


CAHYA
Aduh nggak bisa! Udah nggak ada sisa waktu. Iya kalau temenmu emang berangkat.. lah kalau nggak, gimana?


JOKO
Pasti berangkat. Budi kalau udah ngomong nggak pernah ngehindar soalnya.


Cahya berdecak. Sekarang menarik tangan cowok yang tadi ngobrol sama Joko untuk melihat jam yang hanya tersisa 1 menit lagi. Tanpa memedulikan teman Joko yang terkejut.


CAHYA
Joko, buruan! Tinggal 1 menit lagi, loh.


JOKO
Tunggu Budi aja.


Cahya semakin resah bahkan marah atas kondisi itu.


CAHYA
Yaudah terserah kamu! Kalau temenmu nggak berangkat dan upacarnya gagal juga yang bakal kena, kan kelasmu. Jangan salahin Osis.


Karena suara Cahya agak keras, siswa yang ada di kelas Budi dan Joko yang di barisan paduan suara jadi hampir semuanya menoleh ke Cahya.


Cahya lalu pergi dari sana dengan dongkol.


GURU PIKET
Mohon perhatian untuk seluruh warga sekolah, upacara akan segera dilaksanakan. Silakan menempati barisan masing-masing dan mohon mengikuti upacara dengan khidmat. Terima kasih.


Cahya kembali ke barisannya. Dia terus melihat ke arah pintu masuk dengan cemas dan penuh harap. Sampai di detik-detik akan dimulainya upacara, muncul Budi masih dengan tasnya tapi sudah memakai dasi dan topi upacara. Cahya menghela napas lega.


INTERCUT TO:


Budi berjalan agak cepat dan menaruh tasnya di kursi depan kelas yang dia lewati. Lalu berdiri di tempat pemimpin upacara. Dia melihat barisan peserta upacara dari ujung sampai berhenti di barisan tengah sejajar tiang bendera. Cahya yang dicarinya dan Budi tersenyum setelah menemukannya.


INTERCUT TO:


Cahya melihat Budi yang sudah berdiri tegap dengan tatapan lurus ke depan. Cahya memejamkan matanya sejenak dan berdoa.


CAHYA
Ya Tuhan.. Berilah kelancaran pada mereka yang bertugas di upacara ini. Terlebih pada pemimpin upacara itu, Ya Tuhan. Semoga dia bisa bersungguh-sungguh dan berhasil sampai akhir. Aamiinnn.


INTERCUT TO:


MONTAGE:

34. Budi berjalan ke tengah lapangan dengan gagah.

35. Budi berteriak “siap gerak!” dengan lantang.

36. Budi berteriak “Kepada Pembina upacara, hormat gerak!”

37. Cahya terdiam kagum melihat Budi yang sukses menjadi pemimpin upacara.

38. Setelah upacara dibubarkan, Budi melihat Cahya lagi. Cahya yang saat itu memang sedang melihat Budi jadi tertangap basah, tapi tidak mengalihkan pandangan. Mereka saling tatap dengan raut datar.


39. EXT. SEKOLAH – LAPANG – PAGI

Cast: Cahya, guru piket, Budi


Para siswa sudah berhamburan akan meninggalkan lapangan, tapi perhatian mereka tersita oleh guru piket yang naik ke podium.


GURU PIKET
Sedikit pengumuman. Dimohon untuk seluruh siswa laki-laki untuk tetap di lapangan dan tidak kembali ke kelas terlebih dahulu karena akan pendisiplinan terkait dengan potongan rambut. Sementara untuk siswi perempuan dipersilakan untuk kembali ke kelas masing-masing karena pemeriksaan akan dilakukan di kelas. Terima kasih.


Cahya reflek menoleh ke Budi yang sedang berjalan ke barisan yang dibuat di tengah lapangan itu. Saat itu, Budi membuka topinya yang membuat Cahya cukup terkejut. Sebab rambut Budi sudah dipotong rapih dan terbilang pendek dengan potongan 121.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar