Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
DISOLVE TO
MONTAGE
11. Cahya mengenakan baju seragamnya, mengucir rambutnya menjadi satu ikatan, memasukkan beberapa buku tulis ke dalam tas dan keluar kamar dengan menenteng tas ransel.
12. Mengisi air ke dalam botol kemudian dimasukkan ke dalam tas. Ibu datang dan memberikan bekal makanan yang Cahya masukkan juga ke dalam tas.
13. Cahya mengenakan sepatu di depan pintu. Mencium tangan Bapak dan Ibu yang berdiri di depan rumah. Lalu mengenakan helm dan pergi ke sekolah dengan sepeda motor matic yang Bapak belikan saat dia kelas 9 SMP secara second.
14 INT. SEKOLAH – RUANG OTKP – PAGI
Cast: Cahya, Bu Guru, Ayu, murid
Cahya menaruh tasnya di samping bawah kursinya. Kemudian mengambil kertas hvs di meja guru. Cahya duduk paling depan bagian tengah menghadap mesin ketik manual yang terletak di atas mejanya.
(Masuk kelas dan menutup pintu)
Oke. Kalau gitu sudah bisa kita mulai, ya?
(Berdiri di tengah kelas)
(Saling tengok kanan-kiri dengan wajah tegang dan pucat pasi)
Bu Guru kembali ke meja guru. Membuka buku kegiatan pembelajaran dan memeriksa pertemuan sebelumnya.
Semua murid buru-buru mengambil barang itu dari dalam tas masing-masing. Ada yang membawa eye mask, slayer, jilbab, dan selendang. Cahya sendiri membawa kacu pramuka.
(menghampiri Ayu yang duduk di meja depan pojok)
(Menunduk)
(Menggeleng)
Bu guru menatapnya, lalu berjalan menjauhi meja itu. Berhenti di tengah.
Tak kasih tahu ya! Saya menyuruh kalian membawa penutup mata itu nggak harus yang seperti ini.
(Mengangkat eye mask milik salah satu murid)
Bu guru mengembalikan eye mask itu dan berganti mengambil slayer, jilbab, selendang milik murid yang duduk di barisan depan. Lalu mengangkatnya.
Kalian bisa memanfaatkan barang-barang seperti ini. Atau kalau kalian benar-benar tidak punya salah satunya, kalian juga bisa membawa kacu pramuka. Saya yakin tidak ada yang tidak punya barang satu ini.
(Bu Guru menunjuk kacu pramuka di meja Cahya)
Ibu guru meletakkan semua barang itu di meja Cahya, lalu pergi ke meja guru. Cahya langsung mengembalikan barang-barang itu ke pemiliknya masing-masing. Lanjut memasang kertas hvs dan kertas karbonnya ke papan kertas.
Cahya menengok kanan-kiri canggung.
(Berjalan ke belakang kelas sambil membawa sebuah kertas)
Semua murid semakin buru-buru, kecuali Cahya yang sudah selesai. Ayu terlihat panik dan melihat ke sekeliling. Sebelum akhirnya memberanikan diri untuk mengangkat tangan kanannya.
Bu guru menoleh, tapi tidak menjawab.
Cahya menoleh dimana Ayu duduk di seberang mejanya. Kasihan melihat Ayu hanya menunduk. Dia ingin membantu, tapi dia hanya membawa satu penutup mata.
Cahya mengalihkan pandangannya ke bu guru. Cepat-cepat mengambil kacu pramuka miliknya dan mengikatnya di bagian mata.
Cahya menaruh jari tangannya di keyboard mesin tik. Merabanya sampai berhenti di huruf yang tepat.
CU: Jari-jari Cahya berada di atas keyboard mesin tik. Kedua ibu jari ada di spasi, telunjuk kiri di f, jari tengah kiri di d, jari manis kiri di s, kelingking kiri di a, telunjuk kanan di j, jari tengah kanan di k, jari manis kanan di l, dan kelingking kanan di :
Cahya duduk tegak. Kepalanya lurus memperhatikan depan. Kakinya lurus menapak di lantai.
CU: Kertas hvs Cahya yang semula kosong langsung terisi tulisan sesuai dengan yang bu guru katakan.
15. EXT. JALAN PULANG – SIANG
Cast: Cahya, Bapak
Motor yang dikendarai Cahya melaju sedang. Cahya fokus pada jalan yang dilaluinya.
INSERT: Pemandangan sawah yang membentang di sisi kiri jalan dan gunung di sisi kanan jalan.
Cahya tiba-tiba mengernyit kemudian melihat ke spion. Sadar sudah melewati Bapak yang berjalan di sisi kiri jalan yang dilaluinya tadi. Cahya memencet sen kiri dan berhenti di pinggir jalan.
(Menoleh ke belakang)
(Menyipitkan mata)
CAHYA? KAMU UDAH PULANG, NDUK?
(Mengangguk)
(Sampai di samping Cahya yang masih duduk di motor)
(Mengangguk. Menurunkan pijakan kaki di motornya)
Cahya mengambil alih karung yang dibawa Bapak kemudian ditaruh di bagian depan motornya (pijakan kaki). Setelah Bapak duduk, Cahya bertanya.
Cahya menyalakan mesin motornya dan melaju sedang menuju rumahnya.
16. INT. RUMAH CAHYA – DAPUR – MALAM
Cast: Cahya, Ibu, Bapak
Cahya menyingkap gorden yang menjadi pemisah ruang tamu dan dapur. Dia melihat ibu yang memunggunginya sedang menggoreng tempe. Cahya berjalan menghampiri ibu.
Cahya sudah berdiri di samping ibu yang saat itu beralih menambahkan garam ke dalam kuali kecil berisi sup bayam.
Cahya diam sebentar. Lalu mengambil tiga piring dan tiga sendok untuk ditata di atas meja makan. Setelah itu, dia mengambil tempe goreng dari serok untuk ditata di piring yang kemudian juga ditaruh di meja makan. Bersamaan dengan itu, sup bayam ibu matang.
Ibu menoleh sebelum menyingkap gorden.
CUT TO:
17. INT. RUMAH CAHYA – DAPUR – MALAM
Cast: Cahya, Bapak, Ibu
Cahya, Ibu, dan Bapak fokus makan dengan sesekali Cahya minum. Setelah menghabiskan makanannya, Bapak mengambil satu tempe untuk dimakan sambil menunggu Cahya dan Ibu selesai.
(Menyuapkan makanan terakhir)
(Berhenti sejenak saat menuangkan air ke gelasnya sambil tersenyum malu)
Cahya dan Bapak saling tatap, kemudian tertawa.
Kali ini, Ibu yang sudah akan meminum air putih jadi diurungkan. Gelasnya bahkan kembali ditaruh di meja. Ibu menatap Cahya datar.
Cahya dan Bapak seketika diam.
(Melirik Ibu dan Cahya bergantian)
Cahya mengangguk antusias. Menyingkirkan piring dan gelasnya ke sebelah kanan. Tangannya ditaruh di atas meja. Dengan wajah berseri-seri Cahya mulai cerita.
Ayah dan Ibu tersenyum bangga. Membiarkan Cahya terus bercerita.
Cahya mengakhiri ceritanya dengan senyuman lebar. Bapak tersenyum bangga. Ibu yang akan mengambil roti di lemari dapur menyempatkan diri untuk mengusap puncak kepala Cahya.
(Tertawa)
(Ikut tertawa)
Ibu datang membawa sebuah kotak. Kotak itu lalu ditaruh di atas meja dan dibuka.
Cahya berhenti tertawa dan menarik kursinya mendekat ke Ibu. Cahya melongokkan kepalanya untuk mencaritahu apa yang ada di dalam kotak itu.
Ini roti, nduk. Kamu nggak ngerti po?
Cahya tidak menggubris, tapi segera mengambil pisau khusus yang terselip di samping kardus lalu memotong roti itu.
Bapak tampak mengingat-ingat.
Bapak mengangguk-angguk. Menerima irisan roti yang diberikan oleh Cahya. Ibu juga.