126. (MAJALENGKA) INT. POM BENSIN — DAY
Gya melajukan kendaraan ke salah satu tempat pengisian bahan bakar. Sayang, ternyata malah terlihat papan pengumuman kalau bensin habis.
CU: tulisan BENSIN HABIS
Di sisi paling dekat dengan bagian luar, tampak sebuah truk tangki berhenti, sepertinya tengah melakukan pengisian.
Gya tampak celingukan mencari tempat.
GYA
Kita nunggu Fitra di situ aja kali, ya? (menunjuk arah dekat pintu keluar) Isi bensinnya cari tempat lain aja. Masih cukup, kok.
Christie tidak menyahut. Mobil pun parkir di salah satu sudut dekat pintu keluar pom bensin.
CUT TO
127. (MAJALENGKA) INT. POM BENSIN — DAY
Gya dan Christie tampak menunggu di dalam mobil. Lalu keduanya terlibat pembicaraan.
GYA
Chris, dari tadi kamu belum jawab pertanyaanku.
CHRISTIE
Yang mana?
GYA
Posisimu di isu mutasi ini. (menoleh ke belakang)
Christie tampak melihat keluar.
GYA
Kamu dari tadi cuma bilang kalo suara pegawai terpecah. Ada yang setuju dan ada yang tidak. Tapi kamu sendiri belum bilang di mana posisimu.
CHRISTIE
Aku menjalankan tugas….
GYA
(memotong) Iya. (PAUSE) Tapi sikapmu sendiri bagaimana?
CHRISTIE
Menurutmu?
Gya mengangkat bahu.
CHRISTIE
Gy, aku ini kepala kepegawaian. Rancangan organisasi baru, jelas aku yang bertanggung jawab. Tentu saja bukan atas kemauanku, karena aku hanya menjalankan perintah.
GYA
Pak Ferdi?
CHRISTIE
Yang jelas, aku di bawah Sekretaris Direktorat Jenderal.
GYA
Oke.
CUT TO
128. (MAJALENGKA) EXT. KIOS AYAM GORENG — DAY
Fitra menyusuri sepanjang jalan mencari warung makanan yang bisa dibawa dengan praktis. Dan matanya tertumbuk pada sebuah kios ayam goreng tepung. Ia pun menghampirinya. Seorang pelayan laki-laki muda tampak menyambutnya.
PELAYAN (LAKI-LAKI, 21 TAHUN)
Selamat datang.
FITRA
Paket nasi ayam, aya?
PELAYAN
Aya…. Yang paha, sayap, atau dada?
FITRA
Dada wae, A. Tilu.
PELAYAN
Siap. (dengan cekatan membungkuskan nasi dan ayam ke dalam 3 kotak) Semuanya 27.000, Teh.
FITRA
(mengeluarkan uang, memberikannya, dan menerima bungkusan makanannya) Haturnuhun, A.
PELAYAN
Sawangsulna, Teh.
Fitra keluar dari kios ayam goreng dan matanya kembali menyapu sekeliling. Kali ini pandangannya tertumbuk pada sebuah minimarket waralaba.
CU: minimarket
CUT TO
129. (MAJALENGKA) INT. POM BENSIN — DAY
Di dalam mobil, Gya masih menanti jawaban Christie.
CHRISTIE
Seperti yang tadi aku bilang, inisiatornya adalah Pak Ferdi. Dia itu, kan, basic-nya hukum. Dan menurutnya, organisasi selama ini kurang efektif dan perlu dirombak karena tidak ada penindakan terhadap peruntukan-peruntukan yang tidak sesuai perencanaan.
GYA
Oh. (mengangguk) Makanya kemudian kalian membuat draf organisasi baru dengan memecah dua fungsi?
CHRISTIE
(mengangguk) Iya. Itu memang perintah dadakan. Tapi semua pejabat eselon 2, termasuk Pak Sesditjen, setuju. Pak Dirjen waktu itu juga setuju.
GYA
Apa pertimbangannya?
CHRISTIE
(mengangkat bahu) Entah. Mungkin karena menjelang pemilu. Dan karena di pemilu ini presiden pasti ganti, ada rencana untuk sekalian saja mengajukan nomenklatur baru untuk kabinet yang baru.
GYA
Tapi ternyata rancangan nomenklaturnya malah dilempar ke kementerian lain?
CHRISTIE
(menggeleng-geleng) Aku nggak tahu siapa yang main. Yang jelas, menjelang pengumuman kabinet baru, isu pemisahannya santer banget. Lalu tiba-tiba muncul kementerian baru yang khusus menangani perencanaan wilayah pada saat pelantikan menteri. Dan sejak itu, semuanya kacau balau.
GYA
Yang aku nggak habis pikir adalah, kenapa orang-orang di tempatmu langsung berasumsi ditjen bubar dan pindah kementerian….
CHRISTIE
(memotong) Nah, itu dia!
CUT TO
130. (MAJALENGKA) INT. POM BENSIN — DAY
ESTABLISH suasana pom bensin, tampak kendaraan-kendaraan keluar melewati sedan putih yang masih terparkir.
Gya dan Christie masih terlibat pembicaraan serius di mobil sambil menunggu Fitra.
GYA
(mengerutkan dahi) Itu dia apanya?
CHRISTIE
Itu dia, Gy! Mana ada PNS tanpa induk! Secara de jure, Ditjen Perencanaan Wilayah masih berada di bawah Kementerian Infrastruktur. Kalaupun ditjen bubar, pegawai dikembalikan dulu ke Sekretariat Jenderal. Nggak ada yang namanya otomatis pindah kementerian.
GYA
Berarti Fitra bener, dong? Mana ada tusi melekat di orang?
CHRISTIE
(menghela napas) Harus aku akui kalo dia ada benarnya.
GYA
Lalu?
CHRISTIE
Masalahnya, kalo semua orang berpikir seperti Fitra, pembentukan organisasi bisa gagal. Karena sebagian besar pegawai faktanya tidak mau dipindah. Siapa yang mau menjalankan organisasi?
CUT TO
131. (MAJALENGKA) INT. POM BENSIN — DAY
Gya memandang ke depan. Tampak beberapa kendaraan keluar dari pom bensin.
GYA
Kok aneh, sih? Memangnya kementerian itu cuma untuk menampung ex. Ditjen Perencanaan Wilayah di kementerian kita? Bukannya itu katanya untuk menampung seluruh fungsi perencanaan di kementerian lain juga? Lagian, kalaupun kurang pegawai, bikin aja rekrutmen CPNS.
CHRISTIE
Harusnya! (menghela napas dan menyandarkan punggung) Harusnya, kementerian itu menampung seluruh fungsi perencanaan dari semua instansi. Tapi faktanya, yang paling ribut justru orang-orang perencanaan wilayah di kementerian kita.
Christie memandang keluar. Tampak beberapa kendaraan meninggalkan tempat pengisian begitu saja. Sepertinya mereka pun tidak tahu kalau bahan bakar sedang dalam proses pengisian.
CHRISTIE (CONT’D)
Alasan orang-orang itu ngotot melontarkan wacana mutasi adalah karena kekhawatiran keberlanjutan kerjaan. (PAUSE) Karena yang paling mengerti pekerjaan perencanaan wilayah adalah mereka.
GYA
Mereka? (mengernyit) Bentar … bentar … kok aku jadi mencium bau-bau … kepentingan tertentu?
CUT TO
132. (MAJALENGKA) INT. POM BENSIN — DAY
Truk tangki masih berada di tempatnya.
Christie melirik Gya dengan senyum sinis.
GYA (CONT’D)
Kenapa kesannya kayak … merekalah pemilik pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan perencanaan wilayah?
CHRISTIE
Aku tanya ke kamu, deh. (menarik napas) BAPPENAS masih ada, kan?
GYA
(memelotot) Wow. Iya, ya? (mengangkat tangan) Lobi tingkat tinggi itu, sih. Bukan levelku.
Christie tertawa.
GYA
Lalu bagaimana dengan kamu sendiri?
CHRISTIE
(menatap keluar, kemudian kembali menatap Gya) Suka nggak suka, aku punya andil besar juga dalam pemisahan organisasi, Gy. (kembali menghela napas) Sikapku udah nggak penting lagi. Karena sekarang tugasku adalah mengawal reorganisasi sampai tiba di tujuan. (kembali menghela napas) Meski aku juga nggak tahu ending-nya bakal gimana.
CUT TO