Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perjalanan Dinas (Bagian 1: Bandung-Cirebon)
Suka
Favorit
Bagikan
8. BANDUNG - 7

51. (BANDUNG) EXT. TAMAN MUSIK — DAY


Suasana Taman Musik di Jalan Sumbawa tampak semakin ramai. Banyak warga yang berkerumun. Para polisi berseragam membaur dengan warga yang berpakaian bebas.

Di salah satu sudut, tampak Fitra tengah berdiri berhadapan dengan seorang polisi. Polisi tersebut tampak memeriksa STNK dan SIM. Sedangkan Fitra hanya berdiri diam dengan kepala sedikit menunduk dan kedua tangan di belakang.


POLISI (LAKI-LAKI, 30 TAHUN)
Adhya Fitra…. (melirik Fitra sebentar, kemudian kembali membaca SIM dan STNK di tangan)

FITRA
(menunduk) Betul, Pak. 

POLISI
Kenapa itu seatbelt-nya?


Fitra diam saja.


POLISI
Anda tidak tahu kalau seatbelt-nya rusak?

FITRA
Tidak, Pak. (menunduk)

POLISI
Tapi Anda tahu, kan, kalau sabuk pengaman itu wajib?

FITRA
Tahu, Pak.

POLISI
Anda sadar kalau Anda sudah membahayakan teman Anda?


CUT TO


52. (BANDUNG) INT. TAMAN MUSIK — DAY


Christie gelisah sambil melihat keluar jendela mobil. Tampak orang-orang berkerumun di Taman Musik. Mata Christie berusaha menjelajah mencari Fitra. Namun, Fitra tidak terlihat.


CHRISTIE
(mencabut kunci mobil dan memberikannya ke Gya) Aku mau cari Fitra. (lalu keluar)

GYA
(terkejut) Loh? Chris? Tunggu dulu. (keluar juga, lalu mengunci pintu mobil menggunakan remote)


CUT TO


53. (BANDUNG) EXT. TAMAN MUSIK — DAY


Fitra masih berdiri berhadap-hadapan dengan polisi yang menilangnya.


POLISI
Anda sungguh teledor sekali.

FITRA
Maaf, Pak. Setelah ini akan saya perbaiki.


Polisi itu diam sambil memperhatikan Fitra yang sedari tadi tidak bergerak. Masih tetap berdiri dengan kedua tangan di belakang.


FITRA
Kalau Bapak mau bantu saya memperbaikinya … saya senang, loh. (mencoba bercanda)

POLISI
(memasang raut wajah galak) Kamu pikir saya ini apa? Saya ini polisi, bukan mekanik. Jangan sembarangan kamu!

FITRA
(menunduk semakin dalam) Maafkan saya, Pak.

CHRISTIE
(tiba-tiba sudah di samping Fitra) Pak, mohon lepaskan teman saya. Saya yang salah karena tidak langsung mengecek sabuk pengaman. 


Fitra menoleh. Tampak Christie datang bersama Gya. 


CUT TO


54. (BANDUNG) EXT. TAMAN MUSIK — DAY


Christie berdiri di samping Fitra.


CHRISTIE
Saya akan bayar dendanya. Ini kesalahan saya, Pak. (menunduk)


Polisi menatap Christie, kemudian Fitra. Ia tampak menimang-nimang. 


POLISI
Sebenarnya kami juga tidak berniat menilang karena razia kali ini lebih bertujuan untuk sosialisasi.


Christie dan Fitra saling berpandangan, tidak mengerti.


POLISI
Kecuali untuk pelanggaran yang memang membutuhkan penindakan. Kalau cuma seatbelt, cukup peringatan saja. (tegas)

CHRISTIE
(tersenyum) Syukurlah.

POLISI
Jangan khawatir. Saya akan mengembalikan SIM dan STNK teman Anda. (mengacungkan SIM dan STNK ke Fitra)

FITRA
Terima kasih, Pak.

POLISI
Hanya saja. (menoleh ke Christie) Saya harus memastikan bahwa pelanggaran ini tidak terjadi lagi. (matanya menatap tajam Christie) Push up 10 kali!


Christie melongo.


CUT TO


55. (BANDUNG) EXT. TAMAN MUSIK — DAY


Christie melongo mendengar polisi menyuruhnya melakukan push up.


POLISI
Ayo! Lakukan push up sebanyak 10 kali. Itu adalah hukuman untuk Anda sebagai bentuk pembinaan dari kami.

CHRISTIE
Di … sini … Pak? (gugup)


Christie melihat sekeliling. Tampak suasana taman yang semakin lama semakin ramai. Ternyata orang-orang yang berada di taman bukan hanya para pelanggar lalu lintas, melainkan juga orang-orang yang sedang lewat, kemudian mampir untuk menonton para pelanggar yang dihukum.

Tampak beberapa pelanggar tengah dihukum secara fisik. Ada yang disuruh push up. Ada yang disuruh squat jump. Ada juga yang diminta berdiri sambil hormat bendera yang dipasang di tengah taman.


POLISI
Atau Anda ingin dihukum apa? Baiklah, karena Anda sudah mengakui kesalahan Anda dengan jujur, saya berikan hadiah kepada Anda untuk memilih hukuman sendiri.


Christie tampak kebingungan. Ia menoleh menatap Gya yang berdiri di belakangnya. Gya pun menggeleng dengan tatapan bingung.


POLISI
Ayo, Mbak. Biar cepat selesai.


Fitra tiba-tiba bergerak dan mengambil posisi plank, bersiap untuk push up.


POLISI
(terkejut) Kamu ngapain?

FITRA
Siap salah, Pak! Siap melaksanakan hukuman.


CUT TO


56. (BANDUNG) EXT. TAMAN MUSIK — DAY


Christie lagi-lagi bengong melihat ulah Fitra.


POLISI
Mbak, yang saya ingin hukum itu teman Anda. Bukan Anda.

FITRA
(masih dengan posisi plank) Saya juga salah, Pak. Karena saya tidak mengecek sabuk pengaman sebelum berangkat. Saya sudah hampir membahayakan teman saya. Jadi, saya juga harus dihukum.


Christie menatap Fitra. Raut wajahnya menyiratkan rasa kagum, juga tidak enak, sekaligus malu.


POLISI
(menghela napas, menggeleng-geleng) Ya sudah. (menoleh ke Christie) Ayo. Buruan, Mbak. Kasihan itu temennya nanti keburu capek duluan.


Christie menunduk. Akhirnya ia ikut mengambil posisi seperti Fitra. 

Beberapa pengunjung taman dan pejalan kaki tampak menghentikan langkah. Mereka menatap Fitra dan Christie yang tengah bersiap melakukan push up. Beberapa tampak kasak-kusuk. Terdengar suara tawa tertahan juga.


POLISI
Kalian berdua lakukan ikuti hitungan saya. Mulai! Satu!


Dan orang-orang yang menonton pun ikut menghitung sambil bersorak-sorai dan tertawa.

Fade out.


CUT TO


57. (BANDUNG) INT./EXT. JALAN RAYA — DAY


Mobil melaju di tengah keramaian lalu lintas. Kali ini yang menyetir adalah Gya. Sedangkan Christie dan Fitra duduk di belakang dengan Christie di sisi kiri dan Fitra di sisi kanan.

Gya melirik kaca spion di atasnya. Tampak dari kaca spion, Christie dan Fitra saling diam.


GYA
Eh, yang tadi seru juga, ya? (terkikik, berusaha mencairkan suasana)

CHRISTIE
Kenapa? Kamu ikutan ngerekam, ya?

GYA
Nggak. (terkikik) Tapi beneran seru, lho. Lumayan buat kenangan ke anak-cucu. (tertawa)

CHRISTIE
Malu-maluin.


Mobil terus melaju. Mengikuti jalan satu arah ke arah barat laut. Padatnya kendaraan berpadu dengan rimbunan pepohonan dan rumah-rumah tua bergaya Belanda.


FITRA
Lumayan pagi-pagi udah olahraga.


Christie menoleh. Dilihatnya Fitra tengah memandang keluar sambil menahan senyum. Christie mendadak merasa bersalah.


CHRISTIE
Fit….


Fitra menoleh.


CHRISTIE
(tersenyum) Maaf, ya. Gara-gara saya kamu jadi ikut dihukum.

FITRA
Oh…. (tersenyum) Nggak apa-apa. Itu juga salah saya, Bu. (kembali tersenyum)


CUT TO


58. (BANDUNG) INT. JALAN RAYA — DAY


Mobil hampir tiba di persimpangan dengan sebuah jalan besar. Tampak mobil berada di tengah antrean kendaraan yang berhenti karena lampu merah.


FITRA
(menepuk pundak Gya) Mbak, itu nanti ke arah kanan aja, ya. Ikutin jalannya. Itu nanti menuju ke arah Trans Studio Mall.

GYA
Trans Studio? (menoleh ke belakang sekilas, kemudian menghadap lagi ke depan) Ngapain?

FITRA
Ke bengkel dulu. Bengkelnya di seberang TSM. Dulu saya dapat mobilnya dari sana juga.

CHRISTIE
(menoleh, raut wajah tidak setuju) Lama, nggak?

FITRA
(mengangkat bahu) Tapi nggak mungkin kita ke Yogya kayak gini, kan? Kalo nanti kena tilang lagi gimana?

GYA
Ya udah. Kita ke bengkel dulu aja. Kalo cuma benerin seatbelt sih harusnya nggak lama.


DISSOLVE TO



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar