Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perjalanan Dinas (Bagian 1: Bandung-Cirebon)
Suka
Favorit
Bagikan
9. BANDUNG - 8

59. (BANDUNG) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


Mobil bergerak ke arah timur menyusuri sepanjang Jalan Riau yang dipenuhi berbagai factory outlet dan kafe-kafe. Kemudian, setelah melewati beberapa lampu lalu lintas, mobil mulai memasuki Jalan Laswi.

Gya tampak memperhatikan jalan dengan saksama ketika mobil akan melewati perlintasan rel kereta api. 


CU: sebuah papan peringatan tepat sebelum rel kereta api, bertuliskan kewajiban untuk mendahulukan kereta api dan menengok kiri-kanan terlebih dahulu sebelum menyeberangi rel


Gya tampak menoleh ke kiri dan kanan, menunggu mobil di depannya benar-benar sudah menyeberang, baru kemudian melajukan mobilnya.

Mobil kembali melaju di tengah ramainya kendaraan, hingga kemudian bertemu persimpangan.

Gya menyalakan lampu sign kiri, dan mobil memasuki Jalan Gatot Subroto, melaju ke arah timur hingga melewati Trans Studio Mall.


FITRA
(menepuk pundak Gya) Pelan-pelan, Mbak. Bengkelnya nggak jauh lagi. (menunjuk sebuah papan nama bengkel)


CU: papan bertuliskan “Bengkel Spesialis Mobil Eropa”


CUT TO


60. (BANDUNG) EXT. BENGKEL — DAY


Dari dalam bengkel, seorang pria paruh baya segera bergegas menuju gerbang, kemudian menghentikan mobil-mobil dari arah kanan. Tak lama, mobil sedan putih dengan moncong berlambang singa masuk ke bengkel. Setelah berhenti, para penumpangnya keluar.

Fitra berjalan mendekati seorang pria bertubuh gempal berkulit terang yang tengah berbicara dengan seorang pria berjaket kulit dengan tubuh lebih ramping (40 tahun). Pria tersebut, Pak Saepul (laki-laki, 45 tahun), melambaikan tangannya kepada Fitra. Pria yang tengah berbicara dengannya pun ikut membalik badan. Tampak kulitnya yang lebih gelap dari Pak Saepul dan kumis tipis di atas bibirnya.

Fitra tersenyum dan memberikan kode dengan agar Pak Saepul menyelesaikan urusannya dulu.


PAK SAEPUL
Kalau ada apa-apa, telepon saya saja. (menyerahkan sebuah bungkusan kotak) Ini murah soalnya copotan dari Singapura. Cuma 2,5 juta. Kalo ECU baru yang ori, itu bisa sampai 10 juta.

PRIA BERJAKET
Tapi ini bagus, kan? (mengamati bungkusan kotak di tangannya)

PAK SAEPUL
Dijamin! Kan ada garansi. Makanya, kalo ada apa-apa telepon saya aja. Saya kasih garansi 6 bulan ini. Kalau ada masalah, bisa dikembalikan. Nanti saya ganti dengan yang baru.

PRIA BERJAKET
(mengamati bungkusan kotak) Iya, deh. Saya bawa dulu kalau begitu. Nuhun, ya, Pak.


Pria berjaket itu membalik badan, dan tanpa sengaja beradu tatapan dengan Fitra. Ia tampak mengamati Gya dan Christie juga yang berdiri di belakang Fitra.

Fitra tersenyum kepada pria itu. Pria itu juga balas tersenyum.


PRIA BERJAKET
Duluan. (tersenyum)

FITRA
Mangga.


CUT TO


61. (BANDUNG) EXT. BENGKEL — DAY


Fitra mendekati Pak Saepul.


PAK SAEPUL
Eh, Teh Fitra. Ada apa? Mobilnya nggak apa-apa, kan?

FITRA
Enggak. Enak banget malah. Cuma, ini ada masalah sedikit. Seatbelt-nya macet.

PAK SAEPUL
Oh, ya?


CUT TO


62. (BANDUNG) EXT. BENGKEL — DAY


Pak Saepul tampak memeriksa seatbelt di mobil Fitra bersama seorang mekanik.


MEKANIK (LAKI-LAKI, 24 TAHUN)
(mencoba menarik sabuk pengaman di kursi penumpang) Wah, iya. Macet ini.

FITRA
Kenapa itu?

MEKANIK
Ini sistem mekaniknya. Harus dibongkar dulu. 

Fitra menoleh menatap Christie dan Gya. Keduanya mengangkat bahu.


FITRA
Lama, nggak?

MEKANIK
Lumayan, Teh.


Fitra kembali menoleh menatap Christie. Tampak wajah Christie yang seperti lemas.


CHRISTIE
Ya udah. Mau gimana lagi?

FITRA
(menoleh ke Pak Saepul) Kalo bisa semuanya diperiksa aja, Pak. Termasuk di kursi pengemudinya. Takutnya juga bermasalah.

PAK SAEPUL
Iya. Nanti saya suruh anak-anak ngerjain. Memang, sih, cuma seatbelt. Tapi kalo kena razia, bisa gawat. Lagi musim razia di sini.

FITRA
(nyengir) Saya mau benerin ini juga gara-gara habis kena razia, Pak.

PAK SAEPUL
(terbelalak) Oh, ya? Kena berapa?

FITRA
Nggak didenda, kok. (melirik sekilas Christie) Cuma disuruh olahraga sedikit. (tertawa)


Pak Saepul ikut tertawa juga.


FITRA
Pak, ini kira-kira berapa lama? Kami kayaknya nunggu di luar aja, ya?

PAK SAEPUL
Oh, iya. Nggak apa-apa. Nanti kalau udah beres, saya telpon. Nomornya masih yang dulu, kan?


Fitra mengangguk.


DISSOLVE TO


63. (BANDUNG) EXT./INT. MAL — DAY


ESTABLISH suasana Jalan Gatot Subroto yang tampak ramai dengan berbagai kendaraan. Hari semakin terang. Beberapa angkutan umum tampak berhenti untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Beberapa pedagang kaki lima memenuhi trotoar yang sudah sempit sehingga pejalan kaki yang lewat harus menyingkir ke badan jalan dulu.

ESTABLISH Mal Trans Studio masih tampak sepi. Beberapa karyawan yang tempat duduk kafenya memakan sisi luar tampak sedang beres-beres. 

Christie memasuki mal melalui pintu metal detector setelah menaruh tasnya di ban berjalan. Gya tidak membawa tas, jadi ia hanya menaruh ponselnya di ban berjalan yang berada di samping pintu metal detector.

Fitra yang paling belakang. Ketika melewati pintu metal detector, tiba-tiba alarm berbunyi keras.


SFX: bunyi alarm metal detector


SFX: BRUG! (suara benda jatuh)


Christie dan Gya sontak menoleh. Kemudian, terlihat Fitra sedang berdiri dengan mengangkat kedua tangannya dengan wajah gugup. Di kaki Fitra tampak sebuah buku jatuh.


PETUGAS MAL (LAKI-LAKI, 24 TAHUN)
Masuk aja, Teh.


Seolah tersadar, Fitra menurunkan kedua tangannya.


PETUGAS MAL
Handphone, kan?


Fitra dengan gugup mengeluarkan handphone dari sakunya. Dan malah jatuh saking gugupnya.


PETUGAS MAL
Nggak apa-apa, Teh. Masuk aja.


Fitra menoleh ke petugas tersebut, lalu tersenyum. Ia segera mengambil handphone dan buku yang jatuh, lalu masuk menghampiri Christie dan Gya yang sedari tadi melihatnya.


CUT TO



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar